•Jenis bahan baku berupa striming / tetelan (limbah produksi fillet ikan)
ALUR PROSES:
Sistem uji bahan baku: uji organoleptik, dengan cara mengambil sekepal daging ikan setengah dingin,
campurkan dengan garam, bentuk spt bakso, rebus.
a. turun ke bawah dan menempel di dasar dinding panci: bakso benyek, gel strength nol
c. turun sebentar kemudian mengapung, saat setengah matang diangkat tidak pecah: kualitas bagus
b. thawing ikan selama 2-3 jam, dengan suhu mulai dari 30-35°C hingga -2 sampai -4°C. apabila thawing
mencapai 4 jam maka ikan akan melembek, tekstur akan berubah menjadi benyek
5. Penggilingan menggunakan meat grinder, berfungsi untuk menghaluskam daging dan memutuskan
serat ikan
9. Pengukusan dengan panci besar selama 7-10 menit dengan suhu 110-130°c. Pengukusan ada 2 tahap
yakni
10. Pendinginan menggunakan blower, penirisan menggunakan meja para-para yang berlubang. Selama
15 menit dgn suhu 15°c
11. Pengemasan dengan plastik polyethylene uk. 15x15x0.8 cm, di sealer menggunakan hand sealer
12. Disimpan ke ruang penyimpanan sementara dengan lemari pembeku cepat. kapasitas 2 kuintal,
dengan suhu -25 sampai -30°c
13. Disimpan ke cold storage II (untuk produk jadi) suhu -18 sampai -24°C. Menerapkan sistem FIFO, First
In First Out
A: Karena pembuat surimi saat ini banyak yang curang, terlalu banyak ditambahkan STPP dan penyerap
air, sehingga saat surimi dicamlur dengan bahan yang lain akan benyek
A: Jadi, setelah selesai penjualan, kepala produksi akan mendata berapa produk yang terjual. Kemudian
kepala produksi yang akan menentukan jadwal produksi.
Standar di cold storage yakni terdapa jumlah minimum dan maksimum produk untuk bisa menentukan
jadwal produksi.
Misalkan, standar cols storage bakso min. 100, maks. 500. sehingga apabila produk terjual 200 dan
tersisa 300, maka besok akan memproduksi bakso sebanyak 200.