Anda di halaman 1dari 9

MODUL KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Laporan Kasus Praklinik Komplementer


PENGARUH BEKAM TERHADAP SINUSITIS
Semester VII Tahun Ajaran 2019/2020

Dosen Pengampu :
NS. Mardiyanti, M.Kep
Semester 7 TA. 2019/2020

Disusun oleh:
Rizkiyah Ayu Wulandari
11161040000025
PSIK A 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
NOVEMBER / 2019
FORMAT LAPORAN KASUS

A. RESUME PASIEN

Nn. R usia 25 tahun datang ke klinik bekam assabil dengan keluhan


sinusitis sejak usia 12 tahun, baru pertama kali bekam di Assabil. Dan beliau
pernah berobat di PTM Palembang dan Rs. Palembang serta PTM Petejo tapi tidak
kunjung sembuh. Gejala sinusitis dirasakan setiap pagi hari berupa nyeri kepala,
dan keluar secret dari hidung. Dan biasanya beliau minum jahe dan menggunakan
minyak kayu putih untuk meringankan rasanya nyeri dan pileknya. Faktor pencetus
lainnya adalah udara dingin, debu, dan asap. Terdapat ronchi +/+,TTV (TD :
110/80 mmHg ; N : 88x/menit ; RR : 24 x/menit.). Beliau tidak memiliki riwayat
penyakit terdahulu dan beliau juga tidak ada riwayat di operasi ataupun dan
sinusitis baru beliau yang mengalami.

B. PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
o Inisial klien : Nn. R
o Usia : 25 tahun
o Jenis kelamin : Perempuan
o Alamat : Petojo binatu raya no. 16
o Suku/bangsa : Jakarta Pusat
o Status pernikahan : Belum Menikah
o Agama : Islam
o Pekerjaan : Pegawai swasta
o Diagnosa Medik : Sinusitis
o Jenis terapi komplementer : Bekam dan minum herbal (jahe)
o Lama pemakaian terapi : Baru pertama kali
o Terapi medik lainnya : Obat-obatan sinusitis

II. KELUHAN UTAMA :

 Nn.R mengeluh sering pilek setiap pagi, dan mengalami nyeri pada area sekitar
pipi, sakit kepala, pensiuman terganggu.
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang :

 Sinusitis Maksilaris

o Waktu kejadian, kapan? Jam berapa ? :

 Kapan saja tapi lebih seringnya pukul : 05.00-08.00 WIB

o Bagaimana awal munculnya (tiba-tiba/berangsur-angsur) :

 Tiba-tiba

o Keadaan penyakit (membaik/parah/menetap) :

 Menetap

o Factor pencetus (trauma/infeksi) :

 Udara dingi, debu, dan asap rokok

o Tanggal kejadian :

 Sejak tahun 2006

B. Riwayat Kesehatan Dahulu


o Pernah dirawat: tidak/ya (kapan, dimana dan sakit apa) :

 Tidak Pernah

C. Riwayat Operasi: Tidak Pernah


o Tidak/pernah (kapan, dimana, jenis operasi) :

 Tidak Pernah

D. Riwayat Pengobatan :

 Di PTM Palembang, dan Rs. Palembang, serta di PTM Petejo

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


o Cemas/kooperatif/tidak kooperatif :

 Nn.R cukup kooperatif mampu menjawab pertanyaan dengan baik.

V. RIWAYAT SPIRITUAL

 Riwayat spiritual Nn. R baik, mampu mengikui sholat 5 waktu, dan mengaji
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
o Kesadaran : composmentis
o BB/TB : TB : 150/ BB : 49 (IMT 21,7 = BB Ideal)
o TTV : Nadi : 110/80 mmHg
RR : 24x / menit
Nadi : 88x / menit
B. Sistem pernafasan :

 Ronchi +/+

C. Sistem pencernaan :

 Bising usus normal 25 kali permenit

D. Sistem saraf :
 Nervus 1 Olfaktorius (-)
E. Sistem muskuloskeletal :
 Normal 5555/5555.
F. Sistem integument :

 Normal , tidak ada laserasi , tidak ada hematom, tidak ada pendarahan.

VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI


A. Nutrisi :

 Baik, tidak memiliki pantangan makanan dan tidak ada riwayat alergi makanan.
Makan sehari kadang 2 kali dan kadang 3 kali .

B. Cairan :

 Baik, 2ltr sehari

C. Eliminasi :

 BAK : baik, normal 3 – 5 kali sehari


 BAB : normal , 1 kali sehari

D. Istirahat tidur :

 6 jam (10 malem samapi 4)


E. Personal hygiene :

 Baik , mandi 2 – 3 kali sehari


VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen, pemeriksaan darah, hasil iridology, titik-titik bekam dll.

 Dilakukan titik bekam :


1) KHL UN 2-3 (Hemodinamik)
2) AK 3-4(Kolestrol)
3) ZA 8-9 (Jantung, respirasi) 16-17 (Ginjal), 22-23 (lumbal, ekstremitas)
 Tidak terdapat hasil iridology karena pasien baru dan pada hari pemeriksaan
tidak ada jadwal konsultasi sehingga kegiatan iridology tidak ada

Tanggal Pengkajian : 16 November 2019

Nama mahasiswa : Rizkiyah Ayu Wulandari

C. Analisa Data

Data Subjektif Data Objektif

 Pilek setiap pagi  Hidung terlihat membesar


 Nyeri pada sekitar pipi
 Ronchi +/+
1. P : sinusitis
2. Q: seperti tertusuk  TTV :
3. R : disekitar pipi o Nadi : 110/80 mmHg
4. S : 7/10
o RR : 24x/ menit
5. T : Kapan saja
o Nadi : 88 / menit
 Sinus tidak kunjung sembuh

D. Diagnosa Keperawatan
Data Masalah Etiologi
DO : Bersihan jalan napas Hipersekresi jalan
tidak efektif nafas
 Hidung tersumbat secret
 Ronchi +/+
DS :
 Pasien mengatakan terdapat
ingus (secret)
 Sinus tidak kunjung sembuh
DO : Nyeri kronid Agen pencedera
fisiologis
 Nyeri pada sekitar pipi
P : sinusitis
Q: seperti tertusuk
R : disekitar pipi
S : 7/10
T : Kapan saja

Prioritas diagnosa :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Hipersekresi jalan napas
2. Nyeri kronis b.d Agen pencedera fisiologis

E. Rencana Keperawatan

Diagnosa SLKI SIKI


Keperaw
atan
Bersihan Setelah dilakukan 1. Manajemen Jalan Nafas
jalan 1x24 jam diharapkan a. Observasi
napas Bersihan Jalan Napas 1) Monitor pola nafas (Frekuensi,
tidak membaik dengan KH kedalaman, usaha nafas)
efektif b.d : 2) Monitor bunyi nafas tambahan (ronkhi)
Hipersekr 3) Monitor sputum (cukup banyak, putih
a. Produksi sputum
esi jalan kental)
menurun
napas b. Terapeutik
b. Frekuensi dan
1) Pertahankan kepatenan jalan nafas
pola napas
2) Posisikan fowler
membaik
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan penghisapan lender kurang
dari 15 detik
5) Keluarkan sumbatan
6) Berikan oksigen, jika perlu
c. Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2L/hari
2) Ajarkan Tarik nafas dalam dan batuk
efektif
d. Kolaborasi
1) Pemberian bronkodilator, ekpektoran,
mukolitik, jika perlu
Nyeri Setelah dilakukan 1. Manajemen Nyeri
kronis b.d 1x24 jam diharapkan a. Observasi :
Agen pasien dapat kontrol 1) Identifikasi nyeri secara komprehensif
pencedera nyeri, dengan KH : (PQRST)
fisiologis 2) Identifikasi respon nyeri non verbal,
a. Melaporkan nyeri
identifikasi factor yang memperberat
terkontrol
dan meringakan nyeri
b.Kemampuan 3) Monitor keberhasilan terapi
mengenali onset komplementer
nyeri b. Terapeutik
1) Tentukan titik pembekaman
c.Kemampuan 2) Tentukan jenis bekam yang akan
mengenali dilakukan (basah, kering)
penyebab nyeri 3) Baringkan pasien senyaman mungkin
d.Kemampuan 4) Buka pakaian pada area yang akan
menggunakan dilakukan pembekaman
teknik non- 5) Pasang sarung tangan dan alat pelindung
farmakologis diri lainnya
6) Desinfeksi area yang akan dibekam
dengan kapas alkohol atau kassa
7) Olesi kulit dengan minyak herbal untuk
meningkatkan peredaran darah
8) Lakukan pengekopan dengan tarikan
secukupnya
9) Lakukan penyayatan pada area yang telah
dilakukan bekam kering
10) Lakukan pengekopan kembali setelah
dilakukan sayatan
11) Lakukan pembekaman tidak lebih dari 5
menit untuk menghindari hipoksia
jaringan
12) Buka kop dan bersihkan darah yang
tetampung
13) Bersihkan area yang telah dilakukan
pembekaman
14) Hindari pembekaman pada area mata,
hidung, mulut, areola mamae, kelamin,
dekat pembuluh darah besar, varises, dan
jaringan luka
15) Lakukan sterilisasi pada alat-alat yang
telah digunakan
c. Edukasi
1) Anjurkan tidak mandi 2-3 jam pasca
pembekaman dan jelaskan hal yang lain
yang harus dihindari pasca bekam
F. Implementasi
Diagnosa Hari/ Tanggal Implementasi
Dx.1 Sabtu/16 Nov 1. Melakukan TTV (TD : 110/80; N: 88x/menit;
2019 RR : 24 x/menit)
Pukul : 11.00 2. Mengidentifikasi adanya sputum
3. Mengedukasi kemampuan nafas dalam dan
batuk efektif
4. Memberikan edukasi tidak memaksa
mengeluarkan secret dari hidung
5. Mengatur posisi fowler
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur nafas dalam
batuk efektif
a. Menarik napas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik
kemudian keluarkan dari mulut
b. Mengulangi tarik napas dalam hingga 3
kali, anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas dalam yang
ke-3
7. Menganjurkan untuk tetap minum jahe
8. Menganjurkan minum air hangat dan
menganjurkan njurkan asupan cairan 2L/hari

Dx.2 Sabtu/16 Nov 1. Mengidentifikasi nyeri


2019
P : sinusitis
Pukul : 11.45
Q: seperti tertusuk
R : disekitar pipi
S : 7/10
T : Kapan saja
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(suhu ruangan, kebisingan)
3.Menjelaskan tujuan dan prosedur terapi bekam.
4. Mengobservasi tindakan bekam kering dan bekam
basah
5. Mengevaluasi klien setelah tindakan bekam.
4. Mengedukasi teknik non-farmakologis (distraksi
mendengarkan murrotal, berdzikir, Tarik nafas
dalam)
G. Evaluasi

S : Pasien mengatakan sudah mengerti cara cari nafas dalam dan batuk efektif serta
akan menpraktekkan dzikir atau mendengarkan murrotal ketika nyeri dan pasien
juga mengatakan setelah di bekam badanya terasa lebih enakan, ringan, nafasnya
lebih lega
O : Pasien dapat mengulangi materi yang diedukasi, dan setelah di bekam tidak
gelisah, terlihat lebih rileks dan nyaman

A : Masalah teratasi sebagian

P : Klien mempraktekkan nafas dalam dan batuk efektif, serta mendengarkan murrotal
atau dzikir dengan nafas dalam ketika nyeri, dan datang kembali untuk bekam

Anda mungkin juga menyukai