Uji Resistensi Tanaman
Uji Resistensi Tanaman
Disusun oleh :
DOSEN PENGAJAR:
Dr.Ir. Nina Maryana, M.Si.
Dra. Dewi Sartiami, M.Si.
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 ekor wereng cokelat
(Nilavarpata lugens, HEM: Diaspididae) instar 4, tanah, air untuk menyiram, dan
padi dari berbagai varietas yaitu IR 64, TN 1, dan varietas membrano. Selain itu
digunakan juga berbagai alat yaitu aspirator untuk menangkap/ menghisap
wereng, wadah tempat menanam, dan kurungan.
Pada percobaan kali ini, digunakan tiga varietas padi sebagai bahan uji
resistensi tanaman. Dari pengamatan diperoleh bahwa tanaman padi varietas
membramo merupakan varietas yang paling resisten terhadap wereng. Hal ini
terlihat dari data yang menunjukkan bahwa wereng yang dibiakkan pada varietas
membramo tidak dapat tumbuh dengan baik dimana pada minggu kedua, tanaman
tetap sehat dan satu ekor wereng mati. Pada minggu ke tiga, satu ekor wereng
lagi mati dan tanaman tetap sehat. Dalam hal ini, dapat diamati bahwa padi
verietas membramo memiliki resistensi terhadap wereng coklat (Nilavarpata
lugens). Mekanisme resistensinya adalah antibiosis, karena tanaman
mengeluarkan zat antibiotik yang bersifat toksik terhadap wereng dan
menyebabkan kematian pada wereng itu sendiri.
Varietas yang ke dua adalah IR-64 yang memiliki tingkat resistensi cukup
baik atau toleran terhadap wereng coklat, dimana tanaman tidak mengalami
kerusakan yang parah. Hal ini terlihat dari data pengamatan yang menunjukkan
tanaman masih tetap hidup pada minggu ke tiga. Namun tanaman padi varietas ini
tidak mampu menekan fisiologi wereng, hal ini terlihat dari data yang
menunjukkan wereng tetap dapat berkembang biak.
Varietas ketiga adalah TN1, varietas ini dapat dikatakan rentan terhadap
wereng coklat (Nilavarpata lugens). Hal tersebut dapat teramati mulai dari
minggu pertama, dimana tnaman langsung menunjukkan gejala hopper burn atau
terbakar. Oleh karena itu pada minggu ke dua semua spesies wereng mati karena
tidak mendapatkan sumber makanan.
KESIMPULAN