Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH DISCOVERY LEARNING 3

KEBUDAYAAN MASYARAKAT JAWA DAN SUNDA MENGENAI IBU


HAMIL YANG MENGONSUMSI PISANG DEMPET
MODUL TRANSCULTURAL NURSING

Disusun oleh:

Kelompok 1 PSIK A 2018


Venna Yaasmiin Aadilah (11181040000004)

Zahra Fadhila (11181040000008)


Risma Ananda Puspita (11181040000013)

Aulia Syarifah (11181040000015)

Asmanah (11181040000018)

Nurul Azmi Azlina Apandi (11181040000020)

Nurlola Rahmatillah (11181040000038)

Nisrina Mardhiyani (11181040000039)

Rayhani Mudirkah Vashaa (11181040000040)

Zuraida Husna Nasution (11181040000042)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

DESEMBER/2019
A. Kebudayaan Mengonsumsi Pisang Dempet Bagi Ibu hamil

Pada masyarakat Jawa dan Sunda sering beranggapan bahwa ibu hamil
tidak boleh makan buah yang dempet. Salah satu contohnya yaitu pisang, sebab
dikhawatirkan anak yang lahir akan cacat. Anggapan itu selalu berkembang di
dalam masyarakat Jawa dan Sunda serta di jadikan tradisi secara turun temurun.
Masyarakat Jawa dan Sunda sangat tidak menganjurkan mengonsumsi pisang
dempet bagi orang yang sedang hamil. Biasanya larangan ini tidak hanya berlaku
bagi ibu hamil saja tetapi juga untuk para suami yang istrinya sedang
mengandung untuk tidak memakan buah pisang yang dempet tersebut. Jika hal
tersebut di langgar takutnya nanti anak mereka bisa terlahir dengan tidak
sempurna dan mengalami kekurangan baik aspek fisik dan aspek lainnya.

B. Fakta Mengenai Kembar Siam

1. Kembar Siam

Kembar siam ( conjoined twins atau kembar dempet) telah dikenal sejak
zaman Mesir Kuno. Namun, kasus pertama yang terdokumentasikan dengan
baik menurut Bondeson (1992) dalam Biddenden Maids adalah si kembar
Mary dan Eliza Chulkhurst ,yang lahir tahun 1100 di Kent, England, dan

1
bertahan hingga usia 34 tahun. Operasi pemisahan bayi kembar siam,
Elizabeth dan Catheryn Mayerin, pertama kali sukses dilakukan oleh
Johannes Fatio pada tahun 1689.

Istilah kembar siam populer sejak tahun 1811 dengan lahirnya si kembar
siam Chang dan Eng Bunker di Siam (sekarang Thailand)

2. Epidemiologi

Kembar siam merupakan kelainan kongenital (bawaan) yang kompleks


dan sangat jarang dijumpai. Prevalensi kembar siam di dunia dilaporkan sekitar
1 dari 20.000 hingga 165.000 kelahiran hidup. Di Indonesia, angka kejadiannya
1 dari 200000 kelahiran hidup. Kejadian pada wanita 3 kali lebih banyak
daripada pria. Namun, kembar siam yang bertahan hidup setelah lahir
mayoritas pria.

WHO menyatakan 40%- 60% kembar siam mampu bertahan hidup tanpa
operasi dan 20%-25% hidup setelah operasi dan terapi. Faktanya, Donnie
Galyon dan Ronnie Galyon adalah kembar siam berasal dari Ohio, AS, yang
mampu bertahan hingga berumur 59 tahun.

3. Penyebab

Ada banyak teori tentang penyebab kembar siam. Withci (1934)


berpendapat penuaan ovum menyebabkan kembar siam. Dragstedt (1957)
berhipotesis faktor lingkungan, seperti kekurangan suplai darah dan infeksi,
berpotensi menyebabkan kembar siam. Peterson (1960) menyatakan ada
kelainan pada primitive streak atau derajat kedekatan diantara dua aksis pada
lempeng embrionik tunggal yang sedang berkembang. Zimmerman (1967)
mengajukan teori fission, yaitu pembelahan lempeng embrionik yang tidak
lengkap dari sel telur tunggal yang telah dibuahi di antara hari ke-15 dan ke-17
kehamilan berperan penting dalam terjadinya kembar siam.

Spencer (2000) mengemukakan teori fusion , yaitu pada peleburan kedua


dari dua lempeng embrionik monopolar yang secara alami terpisah. Lebih
lanjut menjelaskan bahwa kulit yang utuh takkan menyatu dengan kulit yang

2
utuh, serta dua lempeng embrionik dapat bersatu hanya pada lokasi tempat
ectoderm secara normal tiada; telah siap untuk menyatu atau untuk membelah.

Ada pakar yang berasumsi kembar siam terjadi pada kembar monozigot
(satu telur dibuahi sperma, lalu membelah menjadi dua) yang masa
pembelahan sel telur nya melebihi 13 hari. Sementara itu, ahli lain
menyebutkan bahwa kembar siam terbentuk karena ketidak sempurnaan proses
pemisahan embrioblast dari zigot tunggal selama trimester pertama kehamilan
yang menghasilkan 2 janin atau lebih yang menyatu atau dempet. Hipotesis
yang menarik penggunaan obat penyubur seperti clomiphene sitrat untuk
mempercepat ovulasi, griseofulvin sebelum konsepsi, dan asam valproat
diduga pencetus kembar siam. Inaktivasi kromosom x terkait erat dengan
peningkatan nya si kembar siam wanita.

Dari berbagai pendapat tersebut, postulat yang paling banyak diterima


adalah kembar siam beradal dari pembelahan embrio tunggal. Meskipun
demikian, penyebab pastinya belum diketahui.

4. Deteksi Dini

Diagnosis kembar siam biasanya dipastikan dokter selama periode ntenatal


(masa pembuahan, terbentuknya janin, hingga persalinan). Selain itu, diagnosis
prenatal (sebelum persalinan) juga bermanfaat, sebab dapat merencanakan
waktu, tempat, dan cara persalinan.

Berbagai peralatan canggih yang dapat dipakai dokter untuk deteksi dini
dan evaluasi kebersihan misalnya ultrasound scan, USG 4 dimensi, fetal
ekokardiogram, MRI 3 dimensi, angiography.

5. Evaluasi

Identifikasi dini penting dilakukan untuk mengetahui langkah selanjutnya.


Kelainan jantung yang terdeteksi Dini dan dapat dievaluasi dengan EKG atrial
MRI tiga dimensi tentunya memerlukan penanganan tim dokter spesialis dari
multidisiplin ilmu, misalnya spesialis jantung, anak, bedah anak, gizi, dan
sebagainya. Evaluasi dengan rontgen plus kontras diperlukan untuk

3
mengetahui adakah perlengketan atau penyatuan usus, hati, limpa, kandung
empedu, atau pankreas.

Evaluasi yang komprehensif, holistik, dan paripurna, meliputi prenatal


(sebelum lahir) dan postnatal (sesudah lahir), penting dilakukan oleh tim medis
yang ditunjang fasilitas lengkap.

6. Solusi

Umumnya bayi kembar siam perlu operasi. Waktu ideal adalah usia 8-12
bulan. Tentunya hal ini tidak berlaku apabila ternyata ada komplikasi atau
situasi gawat darurat yang memerlukan operasi secepatnya.

Komplikasi persalinan dilakukan kembar siam dapat diatasi dengan elektif


caesarean section yang memerlukan dokter untuk mengetahui 38 minggu
kehamilan (masa kehamilan). Hal lain yang perlu dipertimbangkan oleh
kalangan medis dan masyarakat adalah aspek agama, budaya, etika, dan moral.
Tingginya angka mortalitas (kematian) kasus kembar siam di Indonesia,
misalnya di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2009 yang mencapai 75%,
menyebabkan pemerintah, kalangan medis dan paramedis, serta masyarakat
harus bekerja sama lintas sektoral guna meningkatkan harapan hidup bayi
kembar siam, dengan cara menyediakan sarana dan prasarana, meningkatkan
kompetensi, edukasi, sosialisasi, deteksi dini, dan tetap memperhatikan norma-
norma hukum, moral, dan budaya.

(Anurogo, 2016)

C. Pisang Penting untuk Ibu Hamil

Mengkonsumsi pisang sangat dianjurkan untuk ibu hamil. Pasalnya,


pisang mengandung asam folat yang penting bagi kesempurnaan janin,
pembentukan sel-sel baru, dan pencegahan terjadi cacat bawaan pada bayi.

Selain Sebagai senyawa penting bagi ibu hamil, asam folat berperan
sebagai pencegah penyakit jantung. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2008
menyatakan bahwa pemberian asam folat yang dikombinasikan dengan vitamin

4
B6 dan vitamin B12 dapat membantu menurunkan kadar homosistein tubuh.
Semakin rendah kadar homosistein tubuh, semakin rendah pula resiko penyakit
jantung. Homosistein berperan dalam peningkatan stress oksidatif, kerusakan
pembuluh darah, dan pemicu timbulnya plak. Karena itu, rendahnya kadar
homosistein tubuh dapat menurunkan resiko penyakit jantung.

(Puspaningtyas, 2013)

Selain itu, pisang dapat mengurangi morning sickness pada ibu hamil dan
menjaga kadar gula darah tetap stabil pada ibu hamil. Untuk lebih menunjang
pertumbuhan janin yang sehat, diperlukan juga mengkonsumsi kacang-kacangan
untuk mendapatkan manfaat kacang hijau dan manfaat kacang merah.

(Suryana, 2018)

Pisang ambon memiliki banyak kandungan gizi seperti karbohidrat,


vitamin dan mineral. Pisang ambon kaya mineral seperti kalium, magnesium,
fosfor, besi dan kalsium. Pisang ambon juga mengandung vitamin yaitu vitamin
C, B kompleks, B6 dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam
kelancaran fungsi otak (Effendi, 2009).Lebih lengkapnya lagi, dalam 100 gram
pisang ambon terdapat 99 Kalori (kal), 1,2 Protein (gram), 0,2 Lemak (gram),
25,80 Karbohidrat (gram), 146 Vitamin A (SI), 3 Vitamin C (mg) dan 72% air
(Direktorat Gizi, 1997).Dari pendapat-pendapat para ahli mengenai pisang ambon,
maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kandungan-kandungan gizi yang
terdapat di dalam pisang ambon cukup baik bagi kesehatan ibu hamil. Hal itu juga
akan berpengaruh untuk kesehatan manusia secara normal, karena pisang ambon
sendiri memiliki nilai gizi yang cukup untuk pemenuhan sebagian dari kebutuhan
tubuh. Tingginya jumlah ibu hamil dengan hipertensi, sehingga sangat perlu untuk
dilakukan upaya pengobatan non farmakologis dan tidak memberikan efek
samping pada ibu hamil dan janinnya seperti pemberian buah pisang ambon

(Porouw dan Yulianingsih, 2019)

5
DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, Dito. 2016. The Art Of Medicine: Seni Mendeteksi, Mengobati, dan
Menyembuhkan 88 Penyakit dan Gangguan Kesehatan. Jakarta: Gramedia
Porouw, Hasnawatty Surya dan Endah Yulianingsih. 2019. Pisang Ambon Dan
Hipertensi Ibu Hamil Ambon Banana And Pregnant Hipertension. 1(2):
62-63
Puspaningtyas, Desty Ervira. 2013. The Miracle of Fruits. Jakarta : AgroMedia
Pustaka
Suryana, Dayat. 2018. Manfaat Buah. Bogor : Dayat Suryana Book

Anda mungkin juga menyukai