Anda di halaman 1dari 18

Tugas Pengantar Bisnis

MANAJEMEN DALAM BISNIS

PT.Hadji Kalla

Oleh:

Amelya Andaresta Oktaviani

NIM:3511904

PROGRAM DILUAR DOMISILI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaaan sebagai salah satu lembaga perekonomian dituntut secara
aktif di dalam pelaksanaan pembangunan. Melalui aktivitas ekonomi,
perusahaan dapat memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat yang beraneka ragam, baik kebutuhan akan pelayanan jasa maupun
kebutuhan akan produk/barang. Bagi perusahaan yang menghasilkan produk,
tak pelak lagi produk tersebut memegang peranan penting jika dikaitkan dengan
tujuan perusahaan.
Pada dasarnya perusahaan mengarahkan tujuannya untuk memperoleh
keuntungan yang optimal dan menjalankan operasi perusahaan secara kontinyu.
Untuk memperoleh keuntungan dari setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan,
maka perusahaan melakukan berbagai usaha dan strategi segmentasi pasar.
Usaha yang dilakukan perusahaan antara lain menekan biaya produk dan biaya
pemasaran, memproduksi produk-produk yang banyak diminati konsumen,
meningkatkan mutu produk, menjual produk dengan harga yang terjangkau,
pemberian pelayanan yang baik, dan sebagainya. Sedangkan strategi
segmentasi pasar yang dilakukan adalah strategi pasar regional dan strategi
pasar nasional.
Strategi segmentasi pasar ini adalah salah satu dari beberapa kegiatan
manajemen yang mempunyai peranan yang sangat penting sebab merupakan
penunjang langsung terhadap kegiatan perusahaan untuk memperoleh laba
yang optimal dari hasil penjualan yang maksimal dan dengan biaya tertentu.
Strategi segmentasi pasar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan omzet penjualan.
Dalam rangka mencapai penjualan yang maksimal, maka produk yang
ditawarkan kepada konsumen harus dapat memenuhi kebutuhan dan selera
konsumen dengan memperhatikan tingkat ekonomi masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pengelolaan PT.HADJI KALLA?
2. Apakah strategi yang dilakukan pihak PT.HADJU KALLA dalam pengelolaan
bisnis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan PT. HADJI KALLA.
2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan/dilakukan pihak PT. HADJI KALLA
dalam pengelolaan bisnis.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pengelolaan PT,Hadji Kalla

Pada tahun 1973 menjadikan perusahan ini sebagai dealer PT. Toyota
Astra Motor (TAM) dan mengkhususkan diri pada penjualan kendaraan bermotor.
Sedangakan daerah pemasarannya meliputi daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Sesuai dengan perkembangan perusahaan pada tanggal 18 Agustus


1975, diadakan perubahaan tujuan perusahaan (pasal 12), susunan pemegang
saham (pasal 20), dan anggaran dasar perseroan dengan demikian kegiatan-
kegiatan perusahaan bertambah luas menjadi:
1. Melakukan usaha-usaha di bidang perdagangan umum, terutama berdagang
hasil bumi, hasil hutan, hasil laut dan industri, secara lokal, dan antar pulau
serta ekspor impor.
2. Melakukan usaha-usaha di bidang leveransir umum, dealer, distributor,
komisaris, dan keangenan.
3. Melakukan usaha-usaha di bidang pengangkutan darat, laut, dan usaha
pembengkelan (service station).
4. Melakukan usaha-usaha pertambangan.
5. Melakukan usaha industri percetakan dan penjilidan
6. Melakukan usaha travel biro, perhotelan, pariwisata dan menjadi agen
perwakilan dari perusahaan penerbangan dalan dan luar negeri.
7. Melakukan usaha-usaha eksploitasi hutan, pengolahan kayu, pertanian,
perkebunan, perikanan darat/laut.
8. Melakukan usaha biro konsultasi bangunan, tehnik dan elektro.
9. Melakukan biro konsultasi dan pelaksanaan proyek-proyek pemerintah mau
pun swasta dan melakukan usaha pemborongan bangunan, jalan irigasi,
bendungan, saluran air, pintu air dermaga, lapangan terbang, pekerjaan
tehnik dan elektro.
10. Dan beberapa usaha lainnya yang tidak dilarang dan dapat menguntungkan
perusahaan dalam pengertian yang seluas-luasnya.

Pada bulan September 1982, perusahaan menjalani perubahan modal


anggaran dasar, susunan organisasi dan perubahan pucuk pimpinan. Perubahan
ini merupakan pelebaran dari sayap perusahaan melalui beberapa anak
perusahaan. Sedangkan PT. Hadji Kalla mengkonsentrasikan kegiatannya di
bidang ke-agenan dan dealer. PT. Hadji Kalla untuk memasarkan beberapa jenis
barang dagangan seperti:

 Kendaraan merek Toyota dan suku cadangnya.


 Alat/mesin pertanian merek kubota.
 Bahan-bahan pelumar dan handling aspal dari pertamina

Drs. H. M. Yusuf Kalla bertindak sebagai Direktur Utama yang


membawahi semua unit usaha yang dimiliki oleh Hadji Kalla Group dan semua
anak perusahaannya tersebut dalam lindungan PT. Hadji Kalla sejak tahun 1990
PT Hadji Kalla memiliki konsentrasi utama pada kegiatan bidang
keagenan dan dealer. PT Hadji Kalla memasarkan beberapa jenis dagangan
seperti :

 Kendaraan merek Toyota dan suku cadangnya.


 Alat/mesin pertanian merek kubota.
 Bahan-bahan pelumar dan handling aspal dari pertamina

Sedangkan untuk bisnis prosesnya dari PT. Hadji Kalla di bagi ke dalam
setiap divisi – divisi kerja yang ada, setiap divisi memiliki perannya masing dalam
mendukung proses bisnis dari perusahaan dan setiap divisi memiliki bagian –
bagian masing.

Divisi – divisi yang ada pada PT. Hadji Kalla terdiri 5 buah yaitu :

1. Divisi Toyota terdiri dari tiga bagian masing-masing:


 Toyota sales
 Toyota service
 Toyota parts (suku cadang).
2. Divisi keuangan terdiri atas bagian:
 Bagian keuangan
 Pembukuan dan akuntansi
 Pengawasan dan analisa.
3. Divisi perdagangan umum dan alat-alat pertanian dan kontruksi
meliputi:
 Perdagangan umum
 Alat-alat pertanian dan kontruksi
 Ekspor/impor.
4. Divisi administrasi umum dan personalia terdiri dari:
 Administrasi
 Personalia
 Rumah tangga.
5. Divisi kredit meliputi:
 Pengolahan piutang perusahaan
 Penagihan.

Divisi Toyota membawahi Toyota sales, service, spare part serta


coordinator cabang dan perwakilan sebagai bagian dari divisi Toyota, Toyota
service dengan maksud dan tujuan:
 Memberikan perawatan professional dan pelayanan perbaikan
untuk keselamatan dan kenyamanan pelanggan sejak mereka
membeli kendaraan barunya hingga pembelian berikutnya.
 Memastikan keuntungan yang stabil pada bengkelnya melalui
penjualan, perbaikan dan perawatan, suku cadang, aksesoris, dan
minyak pelumas.
 Memperoleh informasi paling actual mengenai masalah proyek dan
tekhnik melalui perbaikan dan perawatan serta memberikan saran
kepada distributor.
B. Strategi Pengelolaan PT.Hadji Kalla

Strategi segmentasi pasar ini adalah salah satu dari beberapa kegiatan
manajemen yang mempunyai peranan yang sangat penting sebab merupakan
penunjang langsung terhadap kegiatan perusahaan untuk memperoleh laba
yang optimal dari hasil penjualan yang maksimal dan dengan biaya tertentu.
Strategi segmentasi pasar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan omzet penjualan.

Dalam rangka mencapai penjualan yang maksimal, maka produk yang


ditawarkan kepada konsumen harus dapat memenuhi kebutuhan dan selera
konsumen dengan memperhatikan tingkat ekonomi masyarakat.

Suatu perusahaan yang sukses sangat ditentukan oleh kemampuan


mereka beroperasi dalam lingkungan bisnis global yang mengalami perubahan
cepat dan tidak dapat diprediksi dengan memfokuskan pada pengembangan
sumber daya manusia yang berbasis pengetahuan

Sebagai Manajemen SDM kita juga harus mengetahui tata cara


mengelola perusahaan , peluang untuk medapatkan keuntungan dari
pengelolaan perusahaan ,dan mengetahui bagaimana cara kontribusi dengan
tujuan untuk mensejahterakan rakyat, dengan kita mengetahui pengetahuan
mengenai MSDM perusahaan, peruusahaan yang dijalani akan berjalan dengan
lancer.
Kalla Group bermula dari sewaktu Haji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla
menjalankan usaha di bidang tekstil di kota Watampone, Sulawesi Selatan.
Sukses di kota terbesar kedua di Sulawesi Selatan, Haji Kalla merambah
berdagang ke Makassar pada 18 Oktober 1952 Bisnisnya terus berkembang,
lima tahun kemudian merambah bisnis transportasi dan membeli mobil truk
internasional untuk mengangkut hasil bumi dari Bone ke Makassar. Selain itu,
mengoperasikan mobil penumpang jenis station wagon yang melayani trayek
Makassar-Bone, dan diberi nama Cahaya Bone. Selanjutnya memberanikan diri
mendirikan NV (Namlozee Venonchap) Hadji Kalla Trading Company, yang fokus
menekuni bidang perdagangan dan logistik. Haji Kalla menyerahkan tongkat
kepemimpinan bisnisnya kepada Jusuf Kalla pada 1967, dan didirikanlah
perusahaan kontraktor konstruksi Bumi Karsa. Pada 1969, memasuki bisnis
otomotif dengan menjadi importir mobil merek Toyota. Mula-mula mengimpor
mobil Toyota dengan semi knocked down, kemudian mobil dirakit di Makassar.
Kemudian NV. Hadji Kalla menjadi agen traktor mini merek Kubota untuk
keperluan pertanian. Pada 1980 NV. Hadji Kalla melebarkan sayap bisnis
otomotif melalui PT. Makassar Raya Motor, menjadi dealer mobil Daihatsu dan
dealer truk Nissan Diesel. Seiring dengan program mobil nasional maka
perusahaan ikut menjadi dealer Timor dan kemudian menjadi KIA. Di era 1990-
an perusahaan merambah ke bidang perdagangan, ada PT Bumi Sarana Utama
yang bergerak sebagai dealer aspal curah, yang banyak mengerjakan proyek
infrastruktur jalan dan bandara. Ekspansi tidak berhenti di sana. Di bidang
properti, didirikan PT. Baruga Asrinusa Development, yang mengembangkan
berbagai kawasan perumahan elit dengan berbagai fasilitas seperti perkantoran,
malruko, pusat niaga, turisme agro, tempat rekreasi, sarana pendidikan, dan
sarana keagamaan. Bukan hanya rumah mewah, rumah tipe kecil pun
dikembangkan untuk membantu masyarakat menjangkau perumahan yang layak
huni.

Ada juga PT. Kalla Inti Karsa (KIK) yang menjangkau pengembangan
pasar tradisional, sampai membangun Mal Ratu Indah, pusat perbelanjaan
terbesar dan termegah di kawasan Indonesia Timur serta mengoperasikan Hotel
Sahid Makassar. Saat Jusuf Kalla diminta menjadi Menteri Perdagangan dan
Perindustrian pada 1999, maka tampuk kepemimpinan dilimpahkan kepada
Fatimah Kalla. NV. Hadji Kalla telah berkembang menjadi perusahaan berskala
nasional dan mempunyai misi untuk menjangkau kesuksesan di pasar global dan
bertransformasi menjadi Kalla Group. Kini bisnisnya terus menggurita dari mulai
sektor perdagangan otomotif konstruksi, properti, transportasi darat, laut dan
udara, juga merambah ke sektor energi, dan perdagangan karbon, pembiayaan
& logistik. Ekspansi yang luar biasa ini merupakan hasil dari kerja keras penuh
ketekunan selama bertahun-tahun, dengan mengatasi berbagai kesulitan dan
krisis ekonomi di negeri ini dilandasi keyakinan bahwa bekerja merupakan
ibadah. Sebagai perusahaan swasta berskala nasional,

Kalla Group memiliki semangat kedaerahan dan kebangsaan yang tidak


perlu diragukan lagi. Kalla Group adalah salah satu perusahaan terbesar di
kawasan timur Indonesia. Menjejaki tahun-tahun ke depan Kalla Group semakin
optimis dan sangat antusias untuk terus melanjutkan pengembangan usaha dan
menyediakan berbagai layanan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan pembangunan bangsa.

Dalam hal strategi pengelolaan perusahaan, PT.Hadji Kalla pasti tidak


jauh dari peran manajemen. PT. Hadji Kalla tentu saja mempunyai trategi
manajemen yang baik dan benar.

1. Peran Manajemen dalam Pengelolaan PT.Hadji Kalla

Manajemen dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu sebagai


proses penyelenggaraan kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai
kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk
memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan
orang lain. Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning (perencanaan),
organizing(pengorganisasian), motivating(pemberian motivasi) dan
controlling(pengendalian. Mengingat kondisi perkembangan globalisasi saat ini
yang menuntut adanya kreativitas dan persaingan antar perusahaan, organisasi
maupun individu. Sehingga motivating menjadi hal yang penting dalam usaha
menggerakkan setiap individu agar mau memberikan yang terbaik dari dirinya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Penjelasan fungsi manajemen lebih lanjut sebagai berikut.

1. Planning (perencanaan)

Planning (perencanaan) menurut Usman (2011: 66) merupakan proses


pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-
cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan
yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil
pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Aktivitas dalam planning diuraikan Louis A. Allen dalam Siswanto


(2009:45), antara lain:

a) Forecasting (prakiraan) sebagai usaha yang sistematis untuk


meramalkan waktu yang akan datang dengan penarikan
kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
b) Establishing objective (penetapan tujuan) merupakan aktivitas
untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
pekerjaan.
c) Programming (pemrograman) yaitu aktivitas yang dilakukan
dengan maksud menetapkan langkah-langkah mencapai tujuan,
unit dan anggota yang bertanggung jawab serta urutan pengaturan
waktu setiap langkah.
d) Scheduling (penjadwalan) merupakan penetapan atau penunjukan
waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai
macam pekerjaan.
e) Budgeting (penganggaran) yaitu aktivitas membuat pernyataan
tentang sumber daya keuangan yang disediakan untuk kegiatan
dan waktu tertentu.
f) Developing procedure (pengembangan prosedur) prosedur yaitu
aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode pelaksanaan
suatu pekerjaan.
g) Establising and interpreting policies (penetapan dan interpretasi
kebijakan) yaitu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat
berdasarkan kondisi pekerjaan manajer dan bawahannya.

2. Organizing (pengorganisasian)

Siswanto (2009:75) mendeskripsikan organizing seabagai pembagian


kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan,
penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif di antara mereka, dan
pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka
bekerja secara efisien.

Sedangkan Handoko (2003) mendefinisikan pengorganisasian sebagai 1)


penetuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi; 2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang
akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan; 3) penugasan tanggung
jawab tertentu; 4) pendelegasian wewewnang yang diperlukan kepada individu-
individu untuk melaksanakan tugasnya. Ditambahkan pula oleh Handoko
pengorganisasian berkaitan dengan pengaturan kerja bersama sumber daya
keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi.

Usman (2011:148-215) kemudian membagi definisi organisasi ke dalam


tujuh pengertian, yaitu:

1. Organisasi sebagai proses kerja sama

2. Organisasi sebagai sistem sosial

3. Organisasi sebagai struktur (struktur organisasi)


4. Organisasi sebagai kultur (kultur organisasi)

5. Organisasi sebagai suatu wadah

6. Organisasi sebagai iklim

7. Organisasi sebagai pembelajaran

3. Motivating (Pemberian Motivasi)

Motivating didefinisikan sebagai pengarahan atau penyaluran perilaku


manusia-manusia kearah tujuan-tujuan. Dengan rincian kegiatan,

1) berhubungan dengan staf dan menjelaskan tujuan kepada


bawahaan;
2) membagikan ukuran pelaksanaan (performance standards);
3) melatih dan membimbing bawahan untuk memenuhi ukuran
pelaksanaan itu;
4) memberi bawahan upah berdasarkan pelaksanaan;
5) memuji dan menegur dengan jujur;
6) mengadakan lingkungan yang memberikan dorongan dengan
meneruskan keadaan yang berubah-ubah serta tuntutannya;
7) mengubah dan menyesuaikan cara-cara memotivasi sehubungan
dengan hasil kepengawasan dan kondisi yang berubah;
8) berhubungan selalu selama proses pemotivasian (Terry & Roe,
2005: 10).

Pemberian motivasi pada bawahan sangat penting untuk meningkatkan


kinerja bawahan sebab kinerja tergantung dari motivasi, kemampuan, dan
lingkungannya. Rumusnya adalah Kinerja (K) = fungsi dari motivasi (m),
kemampuan (k), dan lingkungan (l) atau K=f(m,k,l) (Usman, 2011:250).

Adapun bentuk motivasi menurut Siswanto (2009: 124) dapat berupa


kompensasi bentuk uang, pengarahan dan pengendalian, penetapan pola kerja
yang efektif, dan kebajikan.
4. Controlling (Pengendalian)

Dalam hal in controlling didefinisikan sebagai pengendalian. Pengendalian


adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan
sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi,
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan,
menetukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi yang sedang digunakan
sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran
perusahaan (Siswanto, 2009: 140).

Penjelasan lain diberikan Usman (2011:503) yang mengemukan


pengendalian sebagai proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana
atas pencapaian tujuan yang telah dutetapkan untuk tindakan korektif guna
penyempurnaan lebih lanjut. Dimana fungsi pengendalian mengendalikan
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian itu sendiri.

Dalam setiap sistem pengendalian terdapat empat elemen pokok antara


lain :

1) kondisi atau karakteristik yang dikendalikan;

2) instrumen atau metode sensor;

3) unit atau instrumen pengendalian; dan

4) kelompok atau mekanisme penggerak.

Sedangkan karakteristik pengendalian yang efektif meliputi akurat, tepat


waktu, objektif dan komprehensif, dipusatkan pada tempat pengendalian
strategis, secara ekonomi realistik, secara organisasi realistis, dikoordinasikan
dengan arus pekerjaan organisasi, fleksibel, preskriptif dan operasional, dan
diterima para anggota organisasi (Siswanto, 2009: 151-152).

2. Faktor Yang Mempengari organising


1. Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam
bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi, misi dan tujuan
yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para
anggota.
2. Tantangan
Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight
atauflight syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara
nalurimanusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi
tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak
kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk
mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru
merupakan motivator.

Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan


tantangan.Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu
tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan
suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah
satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas
memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika
terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil
dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai
mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan
malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan
menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.

3. Keakraban

Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu


sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para
anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk
mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan
merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung
serta dukungan antara sesama anggota team.

4. Tanggungjawab

Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu


tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu
otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan.
Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional
cenderung akan memilikimotivasi kerja yang tinggi.

5. Kesempatan Untuk Maju

Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat


mengembangkan diri,mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta
melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah
team setiap anggota merasabahwa team tersebut dapat memberikan
peluang bagi mereka untuk melakukanhal-hal tersebut di atas maka
akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting
mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah
bagi individu dalam meningkatkan harga diri.

6. Kepemimpinan

Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang


berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team.
Leader berperan dalam menciptakan kondisi kondusif bagi team untuk
bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga
dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti
yang disebutkan diatas.

3. Hubungan Antara Manajemen,Organisasi, Dan Pengelolaan PT.Hadji Kalla


1. Manajemen dan Organisasi

Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama


antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan
timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak
lain.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu


organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai
sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien
untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi
adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka
manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya
(consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.

2. Manajemen dan Tata Kerja

Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber –
sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan
dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan
tepat pula.

Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan
pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu
pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :

a. Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan


sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b. Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam
proses pencapaian tujuan.
c. Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang
tepat.

Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti
dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan
pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.

Tata Kerja:Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus


dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

3. Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja

Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut
adalah sebagai berikut :

a. Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui


kerjasama antar manusia.
b. Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi
pengelompokkan kerjasama.
c. Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama
tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara
efisien.

Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi


maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam suatu pengelolaan sebuah perusahaan tidaklah terlepas dari
organisasi. Organisasi dalam perusahaan merupakan hal penting dalam
mencapai perusahaan yang baik.Konsep manajemen yang secara spesifik
membahas suatu peralihan proses pelayanan berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang mencakup pelayanan lingkungan internal maupun eksternal.
Hal ini merupakan suatu konsekuensi dari kompetisi global, dimana semakin
tajamnya persaingan antara Negara dan organisasi untuk menghasilkan kinerja
dan kualitas produk dan jasa yang prima. Untuk itu organisasi bisnis dituntut
untuk memperbaiki kinerja para karyawan dan proses organisasi sehingga pada
gilirannya organisasi dapat menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
PT. Toyota Hadji Kalla adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang keagenan, dealer dan penjualan spare part khususnya kendaraan merek
Toyota. Dalam melaksanakan kegiatannya PT. Toyota Hadji Kalla sangat
bergantung pada kemampuan yang dimiliki khususnya sumber daya manusia
(karyawan), olehnya itu untuk melakukan pencapaian tujuan perusahaan.
B. Saran
1. Dalam meningkatkan volume penjualan mobil Toyota maka perlunya
perusahaan memperhatikan pelayanan, agar dapat meningkatkan
kepuasan bagi pelanggan.
2. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahan harus memperhatiakan factor
yang mempengaruhi permasalahan yang dihadapi manajemen
3. Di dalam persaingan bisnis, sebaiknya perusahaan perlu
mempertahankan kualitas produksi agar konsumen mendapatkan sesuatu
seperti yang diharapkan. Hal ini dilakukan karena konsumen merupakan
salah satu prioritas utama dalam suatu persaingan bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

http://znifer.blogspot.com/2014/11/manajemen-yang-sehat-pt-hadji-kalla-di.html?m=1
https://haadyaja.wordpress.com/2012/09/11/wisma_kalla1/
https://datamudisini.blogspot.com/2019/02/makalah-tentang-pt-haji-kalla.html

Anda mungkin juga menyukai