OLEH :
17C10160
TAHUN 2019
RESUME KASUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pada tanggal 21 Desember 2019 pasien datag ke poli bedah RSUD Sanjiwani Gianyar untuk
melakukan control. Setelah pasien control dianjurkan untuk melakukan operasi amandel
(tonsilektomi), pasien dirujuk ke ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar. Pada tanggal 23
Desember 2019 pukul 17.00 WITA pasien datang ke ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar,
pasien diantar oleh anaknya. Pasien mengatakan bahwa pasien akan melakuka operasi amandel
(tonsilektomi). Pasien mengeluh sakit tenggorokan dan susah untuk menelan. Pasien tampak
cemas pada saat dilakukan pengkajian. Pasien selalu bertanya apakah operasi nanti akan tersa
sakit dan menimbulkan bekas luka pada leherya. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital suhu
36,70C, nadi 94x/menit, respirasi 20x/menit dan tekanan darah 110/70mmHg. Pasien
mendapatkan terapi :
Pada tanggal 24 Desember 2019 pukul 07.30 WITA pasien mengatakan bahwa dirinya puasa.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital suhu 36,60C, nadi 89x/menit, respirasi 20x/menit dan
tekanan darah 120/80mmHg. Pasien dipindahkan ke ruang operasi pukul 08.00 WITA. Pasien
sudah selesai operasi sekitar 45 menit, pasien dipindahkan keruangan pemulihan (Recovery)
pukul 08.45 WITA. Pasien belum sadar, pasien terpasang infus RL 20tts/menit dan gaudel.
Pasien masih tertidur dalam posisi supinasi dan dimonitoring TTV. Pada pukul 09.00 wita pasien
tampak bangun, namun pasien tampak masih mengantuk kemudia guedel dilepaskan . Pada
pukul 09.10 wita pasien sadar penuh dan mengatakan agak nyeri pada tenggorokannya. Pasien
dipindahkan ke ruangan perawatan yaitu ruang Bima pukul 09.20 Wita, setelah dipindahkan
pasien diperiksa tanda-tanda vital yaitu suhu 370C, respirasi 20x/menit, nadi 96x/menit dan
tekanan darah 110/70 mmHg.
Dari data diatas maka diagnose yang muncul yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik. Dengan intervensi observasi sklala nyeri pasien menggunakan PQRST.
Identifikasi pencetus nyeri pasien. Berikan Teknik releksasi nafas dalam dan distraksi dengan
mengajak berdiskusi mengenaihal yang disenangi pasien, edukasi pengetahuan pasien mengenai
penyebab nyeri, kolaborasi pemberian obat analgetik, bila diperlukan.