Kompetensi Inti :
Kompetensi Dasar :
BIOLOGI
KIMIA -Tanaman Kopi
-Mengandung KOPI -Sistem pencernaan
Kafein Luwak
-Gangguan pada
sistem pencernaan
(asam lambung)
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui observasi siswa dapat menetahui serta menjelaskan zat adiktif yang terkandung di
dalam kopi dengan tepat.
Pendahuluan
Siapa sih yang tidak mengenal kopi? Tentunya hampir semua orang mengetahui minuman
berasa pahit tersebut. Dulu, kopi biasanya menjadi minuman wajib bagi para orang tua kita, kini
kopi juga sudah menjadi minuman favorit kaum muda. Jika pada zaman dulu hanya terdapat sedikit
jenis kopi yang diketahui, maka sekarang ini adalah masa nya para penikmat kopi mencicipi
berbagai macam jenis kopi, salah satu jenis kopi yang ada adalah kopi luwak, yang berasal dari
kotoran hewan luwak.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2009), alasan seseorang suka
mengkonsumsi kopi dikarenakan cita rasa yang khas, aroma, jenis kopi dan selera. Minuman kopi
secara alami mengandung banyak zat yang mampu memberikan rasa nikmat bagi peminumnya,
alasan lain dalam mengkonsumsi kopi adalah sebagai sarana pergaulan bersama teman agar
semakain akrab, dan menggugah inspirasi.
Minuman berwarna hitam pekat tersebut pada umumnya diyakini dapat menenagkan para
penikmatnya dari cita rasa dan aroma yang dimilikinya sehingga tak jarang ditemui banyak orang
yang sudah menjadi pecandu minuman kopi. Terdapat banyak sekali zat-zat yang ada didalam
kopi, zat-zat tersebut masing-masing memiliki dampaknya tersendiri.Tapi tahu kah anda zat apa Commented [u5]: Kalimat kurang efektif
yang terkandung didalam kopi sehingga dapat menenangkan pikiran? Atau yang dapat membuat
relaks atau bahkan yang dapat membuat para peminumnya menjadi ketagihan lalu menjadi
kecanduan kopi?. Oleh karena itu kita perlu mengetahui dan menggali lebih dalam lagi tentang Commented [u6]: Kurang tanda koma
minuman yang sedang tren masa kini agar kita menjadi tahu baik buruknya mengkonsumsi kopi.
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan
memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan
di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab (Rahardjo, 2012). Commented [u7]: Terus ini jadinya mau di Arab atau di
Afrika?
Tanaman kopi terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah dan biji yang tumbuh tegak,
bercabang dan bila dibiarkan dapat tumbuh mencapai tinggi 12 m serta memiliki daun berbentuk
bulat telur dengan ujung yang agak meruncing.Buah kopi berbentuk bulat seperti kelereng dengan Commented [u8]: Kurang spasi
diameter sekitar 1 cm yang merupakan bagian utama dari pohon ini, karena bagian inilah yang
dimanfaatkan sebagai bahan minuman. Saat masih muda, kulit kopi berwarna hijau kemudian
menjadi kuning dan setelah masak berwarna merah. Biji kopi merupakan bagian dalam dari buah
kopi yang berwarna coklat kehijauan. Lapisan luar biji kopi berupa kulit ari yang sangat tipis dan
bagian dalam berupa endospermae yang membentuk belahan tepat dibagian tengah buah, sehingga
buah tampak terbelah sama besar (Rahmat, 2014).
Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat di atas 700
m di atas permukaan laut (dpl). Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa yang bermutu pada Commented [u9]: Seharusnya di spasi
ketinggian di atas 1000 m dpl. Namun demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia
sampai saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700 sampai 900 m dpl. Mungkin hal ini
yang menyebabkan mengapa sebagian besar (sekitar 95%) jenis kopi di Indonesia saat ini adalah
kopi robusta.
Akan sayang sekali jika kopi yang Anda sesap berlalu begitu saja tanpa Anda ketahui apa jenisnya.
Padahal, keanekaragaman karakter dan cita rasanya sangat menarik untuk dikulik.
Menurut Aak (1980), terdapat empat jenis kopi yang telah dibudidayakan, yakni: Commented [u10]: Disi terdapat 4, tetapi dibawah ada 6
jenis
1. Kopi Arabika
Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850
m dari permukaan laut. Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan
berproduksi pada ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut. Namun kopi ini memiliki
tingkat aroma dan rasa yang kuat. Kopi arabika merupakan jenis kopi tradisional dengan
cita rasa terbaik. Kopi jenis ini berasal dari Ethiopia. Ciri-ciri kopi jenis arabika adalah
sebagai berikut:
a) Aromanya wangi dan sedap seperti perpaduan antara bunga dan buah,
d) Memiliki rasa asam dan sangat pahit (Haryono dan Kurniati, 2013).
2. Kopi Liberika
Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat
kelembapan yang tinggi dan panas.Kopi liberika penyebarannya sangat cepat. Kopi ini
memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat
rendemennya rendah. Karakteristik biji kopi liberika hampir sama dengan jenis arabika.
Pasalnya, liberika merupakan pengembangan dari jenis arabika. Kelebihannya, jenis
liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi
jenis arabika (Panggabean, 2011).
Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama robusta dipergunakan untuk
tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari
Afrika, dari pantai barat sampai Uganda.Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi
produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi arabika dan liberika. Kandungan kafein
dalam kopi robusta lebih tinggi jika dibandingkan dengan kopi arabika. Ciri-ciri kopi
robusta adalah sebagai berikut:
5. Kopi Aceh
Kopi yang berasal dari daerah Tanah Gayo Aceh tengah ini menjadi salah satu jenis
kopi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat maupun yang diekspor ke luar negeri.
Kopi Gayo memiliki ciri unik dengan kekhasan aroma yang berbeda dengan kopi-kopi lain
di Indonesia. Kopi Gayo menghasilkan sebagian besar jenis kopi Arabika terbaik. Cita rasa
kopi Gayo sendiri terasa lebih pahit dengan tingkat keasaman rendah. Aromanya yang
sangat tajam menjadikan jenis kopi ini disukai. Meskipun rasanya pahit, kopi Gayo
memberi aroma gurih pada setiap tegukan (Yuliandri, 2015).
6. Kopi Sidikalang
Kopi Sumatera adalah salah satu kopi paling terkenal di dunia. Kopi Sumatera yang
terkenal berasal dari Sumatera Utara dengan kopi Sidikalang. Kopi Sumatera memiliki cita
rasa yang berat. Beberapa ahli kopi mengatakan kopi Sumatera memiliki cita rasa unik
karena dengan karakteristik dengan aroma rempah. Kopi Sumatera memiliki tekstur halus
dan berbau tajam. Inilah yang menyebabkan kopi Sumatera menjadi salah satu kopi paling
laris. Kopi Sumatera diproses dalam dua cara yaitu proses semi-washed dan dry-processed.
Ditanam di ketinggian dan kontur tanah ideal menjadikan kopi Sumatera berkualitas
terbaik bahkan di mata dunia (Yuliandri, 2015).
1. Kopi Bubuk
Pengolahan kopi bubuk hanya ada tiga tahapan yaitu: penyangraian (roasting),
penggilingan (grinding) dan pengemasan. Penyangraian sangat menentukan warna dan cita Commented [u13]: Semua bahasa asing di garis bawahi
rasa produk kopi yang akan dikonsumsi sedangkan penggilingan yaitu menghaluskan
partikel kopi sehingga dihasilkan kopi coarse (bubuk kasar), medium (bubuk sedang), fine
(bubuk halus), very fine (bubuk amat halus). Pilihan kasar halusnya bubuk kopi berkaitan
dengan cara menyeduh kopi yang digemari oleh masyarakat (Ridwansyah, 2002). Kopi
bubuk yang langsung diseduh dengan air panas akan meninggalkan ampas di dasar cangkir.
Kopi bubuk mempunyai kandungan kafein sebesar 115 mg per 10 gram kopi (± 1-2 sendok
makan) dalam 150 ml air (Dollemore D. dan Mark Giuliucci, 2001).
2. Kopi Instan
Kopi instan dibuat dari ekstrak kopi dari proses penyangraian. Kopi sangrai yang
masih melalui tahapan: ekstraksi, drying (pengeringan) dan pengemasan. Kopi yang telah
digiling, diekstrak dengan menggunakan tekanan tertentu dan alat pengekstrak. Ekstraksi
bertujuan untuk memisahkan kopi dari ampasnya. Kopi instan mempunyai kandungan
kafein sebesar 69-98 mg per sachet kopi dalam 150 ml air (Dollemore D. dan Mark
Giuliucci, 2001).
Cara Pengolahan Kopi Instan: Commented [u14]: Belum terdapat kata pengantar untuk
pendahuluannya
1. Pengolahan Buah/Biji Kopi Primer
Pada prinsipnya pengolahan buah kopi primer terdiri dari dua cara pengolahan
yaitu: pengolahan basah dan pengolahan kering.
1) Pemanenan
Pada pengolahan kopi cara basah pemanenan dilakukan secara selektif hanya pada
buah yang masak saja.
4) Fermentasi Proses
Fermentasi bertujuan untuk membantu melepaskan/menghilangkan lapisan lendir
yang masih tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pengupasan.
Fermetasi dapat dilakukan dengan cara basah dan cara kering (Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia, 2008).
b. Penghalusan/Penggilingan (Miling)
c. Pengemasan
Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan aroma dan cita rasa
kopi bubuk selama di distribusikan ke konsumen dan selama dijual di toko, di pasar
tradisional dan swalayan. Jika tidak dikemas secara baik, kesegaran, aroma dan
cita rasa kopi bubuk akan berkurang secara signifikan setelah satu atau dua minggu.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keawetan kopi bubuk selama dikemas
adalah kondisi penyimpanan (suhu lingkungan), tingkat sangrai, kadar air kopi
bubuk, kehalusan bubuk dan kandungan oksigen di dalamkemasan.
Biji kopi berkualitas ini akan dipetik khusus untuk yang berwarna merah
saja dan benar-benar segar, yang selanjutnya akan di sortir untuk memisahkan buah
kopi yang busuk dengan cara melakukan perendaman, biji kopi yang baik akan
tenggelam di dalam air, sementara yang busuk akan mengapung.
2. Pemberian Pakan
Buah kopi merah yang telah disortir dengan cara perendaman selanjutnya
dibagikan kedalam wadah untuk diberikan kepada musang / luwak, dalam hal ini.
Dalam Proses ini, musang / Luwak sangat berperan penting dimana indra
penciuman akan digunakan dalam mensortir buah kopi dengan tingkat kematangan
sempurna yang mana musang / luwak ini menyukai rasa manis dari buah kopi yang
benar-benar matang. Biji kopi yang benar-benar tertelan selanjutnya mengalami
proses fermentasi didalam lambung musang yang selanjutnya akan dikeluarkan
kembali bersama dengan kotoran (kopi luwak).
Kendati demikian, ada batasan umum yang perlu dipatuhi dalam meminum
kopi. Batas aman konsumsi kopi bagi orang dewasa adalah sekitar 3 hingga 4
cangkir setiap harinya. Jumlah ini merupakan kisaran dari batasan kadar kafein
harian sebesar 300-400 miligram. Konsumsi kafein yang berlebihan dapat
mendatangkan berbagai dampak negatif bagi tubuh, seperti insomnia, inkontinensia
urine, meningkatnya tekanan darah, gangguan menstruasi, dan risiko asam urat.
Bahkan, kelebihan kafein dalam jangka panjang dapat memunculkan
sejumlah permasalahan kesehatan serius seperti masalah lambung, terganggunya
sistem kardiovaskular, kerusakan tulang, gangguan daya ingat, dan meningkatkan
kadar hormon kortisol dalam tubuh.