Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENYIMAK
“SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH MENYIMAK”

Disusun Oleh :

1. Nur Karimah
2. Muhammad Asazili
3. Nur Astika
4. Abdurrahman Haeri

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI : BAHASA INDONESIA
TAHUN 2013

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan
dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Menyimak ini. Sholawat
dan salam tidak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memperkenalkan dan mengajarkan kepada kita tentang nikmat Iman dan Islam.

Tidak lupa pula kami haturkan ucapan terima kasih sebanyak-sebanyaknya kepada ibu
Dosen serta teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada kami, sehingga kami bisa
dan mampu mengetahui hal-hal yang belum pernah kami ketahui dan menjadi sesuatu yang
sangat bermakna dan berarti bagi kami.

Kami sadar, bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kritik maupun saran dari teman-teman yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penambahan dilain waktu dan dilain
kesempatan.

Demikian uraian singkat dari kami, semoga dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 2

BAB II: ISI ......................................................................................................................... 3

A. Pengertian Menyimak ............................................................................................ 3


B. Suasana-suasana dalam Menyimak ........................................................................ 4
C. Upaya Menyimak Tepat Guna ............................................................................... 5
D. Perilaku Menyimak ................................................................................................ 6
E. Meningkatkan Perilaku Menyimak ........................................................................ 7

BAB III: PENUTUP .......................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ...................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan
menyimak. Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas,
mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa
sengaja atau secara kebetulan saja.

Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan
senagaja tetapi belum ada unsur pemahaman.

Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan


dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalti ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28).

1
iv
B. Identifikasi Masalah
Suasana dalam menyimak dtiartikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa
menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Suasana tersebut sangatlah
berpengaruh dan menentukan kefektifan menyimak. Beberapa hal yan pantas
diperhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak, antara lain:
1. Ruangan
Ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa menyimak harus menunjang. Ruangan
yan menunjang adalah ruangan yang memenuhi persyaratan akustik, ventilasi,
penerangan, penataan tempat duduk pendengar, tempat pembicara, warna ruangan,
luas ruangan dan sebagainya.
2. Waktu
Waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan
sebaiknya pada saat yang tepat misalnya pagi-pagi, saat-saat pendengar masih segar,
rileks,dan sebagainya.
3. Tenang
Suasana dan lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak
mengganggu konsentrasi, suasana yang baik antar kelompok pendengar sangat
menunjang keefektifan menyimak.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam peristiwa menyimak haruslah yang mudah
dioperasikan, baik produksi suasananya dan berguna dalam melancarkan kegiatan
menyimak.

Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat,
suasana tenteram, nyaman, dan menyenangkan serta dilengkapi dengan peralatan yang
fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif.

2v
BAB II
ISI
A. Pengertian Menyimak
Dalam kehidupan sehari-hari, kata menyimak sering dipergunakan bukan untuk panca
indera telinga saja bahkan dipakai pula indera mata dan hati. Dalam bab ini secara
terperinci akan dijelaskan bahasan dan pengertian menyimak, berikut ini akan diuraikan
beberapa pendapat dari beberapa pakar mengenai batasan pembahasan pengertian
menyimak adapun diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Russel & Russel, 1959; Anderson, 1972
Menyatakan bahwa menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman
dan perhatian serta apresiasi.

2. Harimurti K. 1981
Menyimak adalah mendengarkan, memperhatikan, mengikuti, menurut,
mengindahkan, dan memperdulikan.
3. W.J.S. Poerwadorminto
Menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan apa yang diucapkan atau dibaca
orang, meninjau ataupun memeriksa).
4. Djago Tarigan
Menyimak mencakup mendengarkan dan disertai usaha pemahaman, dan adanya
unsur kesengajaan dan penuh perhatian dan minat.
5. Guntur Tarigan
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh melalui ujaran atau bahasa lisan.

Dengan memperhatikan uraikan beberapa pendapat dari beberapa pakar, kita dapat
menyimpulkan batasan pembahasan pengertian menyimak yaitu:
Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan non
bahasa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interprestasi untuk memperoleh
informasi, sekaligus menangkap isi atau pesan, serta mampu memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan oleh manusia dan atau sumber lainnya.

3vi
B. Suasana-suasana dalam Menyimak
Banyak sekali situasi dalam kehidupan ini yang menuntut untuk bertahan kalau kita
tidak mau menemui kegagalan, kekalahan, dan kehancuran. Suasana-suasana dalam
menyimak terdiri dua, yaitu menyimak defensive dan menyimak sportif. Berikut penulis
akan menguraikannya :
1. Menyimak Defensif
Menyimak defensif atau bertahan biasanya dimanipulasikan dalam pesan-pesan
lisan yang mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat, antara lain
pesan-pesan bersifat:
1. Evaluatif
Hal ini biasanya terjadi pada seorang penyimak saksama yang telah mendengar
dengan jelas dari ujaran seorang pembicara, yang secara sadar memancing
penilaian khusus.
2. Mengawasi
Pesan-pesan disampaikan oleh sang pembicara adakalanya membuat para
penyimak bersiap-siap untuk mengontrol benar-tidaknya ujaran itu.
3. Strategis
Para penyimak akan siap memasang siasat atau pertahanan yang strategis.
4. Netral
Pesan yang disampaikan pembicara, merangsang penyimak untuk berpikir secara
netral.
5. Superior
Menganggap diri sendiri lebih unggul dari orang lain.
6. Pastidan Tentu
Pembicara mengemukakan sesuatu yang pasti, yang sudah tertentu.
2. Suasana Suportif
Kalau suasana komunikasi defensif kerap kali ditimbulkan oleh pesan-pesan
manipulatif dari pihak pembicara, maka suasana komunikasi suportif atau suasana
komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjang justru timbul dari Keenam butir
perangsang atau pemancing komunikasi suportif adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi
Apabila sang pembicara dalam ujarannya mengimplikasikan pemberian atau
deskripsi yang lebih banyak.
2. Orientasi permasalahan
Ujaran atau pembicaraan yang berorientasi pada berbagai permasalahan dapat
menjadi suasana menyimak suportif.
3. Spontanitas
Pembicara dapat memanfaatkan ‘spontanitas’ dalam ujaran atau ucapannya jelas
akan membuat para menyimak lebih mudah mencerna isi pesan.
4. Empati
Ketegasan merupakan unsur penting yang harus dimanfaatkan pembicara dalam
menyampaikan pesan.

vii
4
5. Ekualitas
Unsur lain dalam ujaran yang dapat menjelmakan suasana suportif adalah
ekualitas atau persamaan (hak).
6. Provisionalisme
Ketepatan, ketentuan, walaupun bersifat sementara merupakan salah satu unsur
pembentuk suasan suportif.

C. Upaya Menyimak Tepat Guna


Ciri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan kepada orang lain. Artinya, bila
seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau tidak, maka penilai memeriksa
karakteristik penyimak yang dinilainya. Patokan penilaian adalah ciri penyimak yang
sudah dibicarakan.
Ada kalanya seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat gambaran
kemampuan menyimaknya. Tentang hal itu dia tidak ingin dicampuri atau diketahui orang
lain.
Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui “Checking up on my listening”,yang
disadur secara bebas menjadi juga daya simak diri.
Berikut upaya agar kita dapat meningkatkan diri kita menjadi yang lebih tepat guna.
1. Kembangkanlah suatu kemauan atau kesudian menyimak
Tanpa kemauan tidak ada pekerjaan yang akan beres apalagi mendatangkan hasil
yang memuaskan.
2. Menyimaklah lebih lama
Bila ada orang memberi ceramah, sebaiknya kita menengarkan dari awal sampai akhir
dengan suatu keikhlasan, sebab dari dalamnya dapat kita temukan beberapa ide yang
berharga.
3. Menyimaklah lebih sering
Keberhasilan orang menyimak, selain ditentukan oleh lamanya, juga ditentukan oleh
kekerapannya, keseringannya.
4. Menyimaklah dengan penuh respek
Adanya kesediaan dan kesudian untuk menyimak, berarti adanya keyakinan bahwa
pembicara mempunyai kelebihan topic itu.
5. Menyimak dengan umpan balik
Dalam kegiatan menyimak sadar atau tidak, sebenarnya kita ingin membandingkan
pengetahuan sang pembicara dengan pembicara lainnya, bahkan dengan pengetahuan
kita sendiri.
6. Menyimaklah tanpa penilaian atau keputusan yang prematur
Adakalanya sebelum berlangsungnya kegiatan menyimak, seseorang telah terlebih
dahulu menilai atau membuat keputusan terhadap pembicara beserta materi yang akan
dikemukakannya.
7. Menyimaklah dengan tenang dan tenggang hati
Kegelisahan dan prasangka dalam kegiatan memang tidak baik. Begitu pula dengan
menyimak.

5
viii
8. Menyimaklah secara analisis
Pada saat menyimak perlu pula kita menganalisis butir-butir tertentu dari materi
ujaran sang penyimak itu.
9. Menyimaklah tanpa keadaan membela diri
Membela diri untuk mempertahankan kebenaran, barulah terpuji.
10. Menyimaklah dengan prasangka dan sterotip yang minim
Manusia tidak bisa bebas dari prasangka dan sifat meniru-niru. Tetapi prasangka dan
sterotip ini bisa kita kurangi, kita tekan sehingga menjadi minim.
11. Simaklah tanda-tanda non vercal dan carilah hal-hal yang tidak konsekuen
Gaya, gerak-gerik, mimic, ekspresi wajah sang pembicara pada saat penampilannya
dapat pula membantu penyimak memahami butir-butir ujarannya.

D. Perilaku Menyimak
Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan
sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina dan dikembangkan.
Melalui latihan Menyimak yang terarah dan berkesinambungan, potensi tadi dapat
berwujud menjadi kemampuan menyimak yang nyata. Tanpa pembinaan dan
pengembangan, potensi tersebut tetap berupa potensi tertutup. tidak timbul, atau mati.

Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya terbatas.


Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan daya ingatannya
terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup mendapat latihan menyimak,
dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang stabil, hanya dapat menangkap isi bahan
simakan 50%. Dalam dua bulan berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin
dalam dua bulan berikutnya sisanya sudah menghilang pula.

Berikut ini dua tipe perilaku dalam kegiatan menyimak.


a. Menyimak Faktual
Penguasaan yang mantap terhadap tekhnik-tekhnik menyimak factual ini justru
memudahkan sang penyimak untuk menangkap serta memahami fakta-fakta, konsep-
konsep, serta informasi yang disampaikan sang pembicara.
b. Menyimak Empatik
Menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap psokologis dan emosional
sang pembicara dan bagaimana sikap tersebut mempengaruhi ujarannya. Menyimak
empatik ini dapat disebut menyimak aktif atau menyimak pemahaman. Setiap pesan
berisi dua bagian, yaitu isi,dan perasaan atau sikap pembicara terhadap isi tersebut.

6
ix
E. Meningkatkan Perilaku Menyimak
Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui menyimak seseorang
memperoleh kemungkinan besar mendapatkan informasi. Para ahli berpendapat bahwa
sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh
melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut
terampil menyimak.

Dibawah ini kita kemukakan beberapa langkah khusus untuk meningkatkan


keterampilan menyimak.

1. Menerima keanehan sang pembicara.


Setiap orang mempunyai ciri khas, keanehan sendiri.
2. Memperbaiki sikap.
Suatu peringatan pada diri kita sendiri, peringatan yang bersifat internal.
3. Memperbaiki lingkungan.
Pilihlah tempat yang memungkinkan anda dapat menyimak lebih baik.
4. Jangan dulu memberikan pertimbangan.
Ada baiknya kita melatih diri untuk menahan jangan dulu memperlihatkan tindakan-
tindakan yang mengganggu kegiatan menyimak.
5. Meningkatkan pembuatan catatan.
Mencoba membuat celaan yang terlalu terperinci dan bertele-tele dapat mengganggu
proses menyimak.
6. Menyaring tujuan-tujuan menyimak yang spesifik.
Menetukan tujuan khusus dalam menyimak.
7. Memanfaatkan waktu secara bijaksana.
Perlu merencanakan penggunaan waktu secara diferensial.
8. Menyimak secara rasional.
Perlu merem atau mengurangi diri sendiri untuk bereaksi secara emosional.
9. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit.
Penyimak yang baik menerima dengan senang hati segala tantangan dari bahan-bahan
yang sulit yang diutarakan pembicara.

x7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan
non bahasa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interprestasi untuk
memperoleh informasi, sekaligus menangkap isi atau pesan , serta mampu memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh manusia dan atau sumber lainnya.

Banyak sekali situasi dalam kehidupan ini yang menuntut untuk bertahan kalau kita
tidak mau menemui kegagalan, kekalahan, dan kehancuran. Suasana-suasana dalam
menyimak terdiri dua, yaitu menyimak defensive dan menyimak sportif.

Upaya menyimak tepat guna terdiri dari kesudian menyimak, menyimak lebih lama,
menyimak lebih sering, menyimaklah dengan prasangka dan sterotip yang minim, dan
menyimak tanda-tanda non vercal dan carilah hal-hal yang tidak konsekuen.

Perilaku menyimak terdiri dari menyimak factual dan menyimak empatik. Adapun
upaya untuk meningkatkan perilaku menyimak adalah menerima keanehan sang
pembicara, memperbaiki sikap, jangan dulu memberikan pertimbangan, memanfaatkan
waktu secara bijaksana, dan berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit.

B. Saran
Penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
a. Menerapkan dan memahami suasana dalam menyimak
b. Menerapkan menyimak tepat guna dalam kehidupan sehari-hari
c. Melaksanakan perilaku menyimak dalam kegiatan menyimak agar kualitas menyimak
lebih baik.

xi
8
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa
Gibb; Jack R. 1961. “Defensive Communication” dalam The Journal of Communication, 11
(1961): 141-8
Logan; Lilian M. [et al]. 1972. Creative Communication: Teaching The Language Arts.
Toronto: Mc Graw. Hill Ryerson Ltd
Tarigan, Djago. 1986. Keterampilan Menyimak. Jakarta: Karunia
Simaremare, Rumasi. 2008. Keterampilan Menyimak. Medan: UNIMED

Sumber : http://catatansimungil.blogspot.com/2012/12/makalah-menyimak.html

xii
9

Anda mungkin juga menyukai