PENDAHULUAN
Hukum Islam merupakan suatu kesatuan hukum Allah SWT yang dibawa
merupakan agama yang sempurna, oleh sebab itu seluruh aspek kehidupan telah
diatur di dalamnya. Agama Islam tidak hanya mengatur tentang ibadah semata
tetapi agama Islam juga mengatur bagaimana cara manusia bermuamalah dan
lainnya. Di antara bentuk kerja sama yang mereka lakukan yaitu kerja sama dalam
kesepakatan di muka.1
saat pembagian hasilnya. Hal ini dikarenakan kedua belah pihak yang berakad
tidak menyebutkan rukun dan syarat secara rinci dalam melakukan transaksi
yang akan diterima oleh kedua belah pihak yang melakukan akad harus diperjelas
––––––––––––––
1
Sarah Nadia, “Potensi Pelanggaran Akad Mukhabarah pada Pengelolaan Kebun Coklat
Ditinjau Menurut Hukum Islam (Studi Kasus di Kemukiman Aron Kecamatan Glumpang Tiga)”
(Skripsi, STIS Al-Hilal Sigli, 2019), hal. 1.
1
2
saat hendak melakukan kerja sama. Begitu juga menyangkut tanaman yang akan
ditanami, tempo waktu, dan hal-hal lain yang mendukung terlaksananya kerja
dengan mencakup dua unsur produksi yaitu modal dan kerja dengan ketentuan-
mukhabarah tanah atau lahan merupakan unsur utama yang harus ada dan sangat
sama dalam sistem mukhabarah sudah sering dilakukan dan sudah menjadi salah
satu bentuk kerja sama yang dimaklumi oleh semua masyarakat. Hanya saja
banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa istilah fiqh untuk sistem bagi
––––––––––––––
2
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 158-
159.
3
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/download/236/227. Diakses
pada tanggal 3 Januari 2020, pukul 08.38 WIB.
3
dikelola dengan ketentuan bibit berasal dari penggarap dan pembagian hasil sesuai
didukung dengan perjanjian secara tertulis, tetapi hanya disampaikan dari mulut
ke mulut.4
tidak sesuai dengan harapan dan kesepakatan. Seperti adanya salah satu pihak
kemudian hari.
dan syarat dalam sistem mukhabarah, mereka tidak memahami bahwa banyak hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan kerja sama sistem mukhabarah. Kedua,
ketika salah satu pihak melanggar perjanjian tidak ada bukti yang dapat
namanya penentuan pembagian hasil dalam suatu bentuk kerja sama sangat
––––––––––––––
4
Hasil wawancara pertama penulis dengan salah satu pihak penggarap sawah dengan
sistem mukhabarah di Kemukiman Bambong, tgl 18 Desember 2019.
4
mukhabarah terletak pada kedua belah pihak yang melakukan akad. Pihak yang
pihak petani penggarap merasa tertolong dengan adanya lahan yang bisa ia kelola.
Sehingga keduanya bisa saling menguntungkan. Dan tidak ada lagi istilah lahan
tolong menolong dalam mukhabarah dapat dirasakan ketika semua syarat dan
tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan dalam kerja sama tersebut.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk
Bambong)”
––––––––––––––
5
Hendi Suhendi, Fiqh ..., hal. 158.
5
B. Rumusan Masalah
beberapa rumusan masalah yang akan penulis kaj dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
Kemukiman Bambong?
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
positif kepada masyarakat yang terlibat kerja sama bagi hasil dalam
hukum Islam.
D. Penjelasan Istilah
skripsi ini, penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul
penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang hendak penulis jelaskan adalah sebagai
berikut:
1. Penentuan
Penentuan berasal dari kata tentu yang berarti “sudah tentu, sudah
2. Pembagian Hasil
Pembagian hasil berasal dari dua suku kata yaitu pembagian dan
hasil. Pembagian berasal dari kata bagi yang berarti “pecahan dari sesuatu
adalah proses membagi keuntungan yang diperoleh dari usaha kerja sama
3. Sistem Mukhabarah
sama antara pemilik lahan dan petani penggarap dengan perjanjian bahwa
4. Hukum Islam
Hukum Islam terdiri dari dua kata yaitu hukum dan Islam. Hukum
––––––––––––––
8
Ibid, hal. 232.
9
Jeperson Hutaheaen, Konsep Sistem Informasi, ed. 1, cet. 1 (Yogyakarta: Deepublish,
2014), hal. 2.
10
Sarah Nadia, Potensi Pelanggaran Akad…, hal. 15.
11
Theo Huijbers, Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hal. 40.
8
melaksanakan ibadah haji bagi yang sudah mampu fisik maupun harta”.12
perintah Allah yang dicantumkan dalam rukun Islam, yakni tidak hanya
mengeluarkan zakat.
E. Metode Penelitian
dokumentasi.13
penelitian kualitatif secara umum dapat dibagi dua yaitu mendeskripsikan serta
a. Lokasi penelitian
khusus masyarakat yang melakukan kerja sama bagi hasil dalam sistem
mukhabarah.
b. Sumber data
data-data yang lengkap dan jelas yang dapat dijadikan rujukan dalam
1) Data primer
hal ini yang dijadikan data primer adalah hasil wawancara penulis
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diubah oleh pihak
––––––––––––––
15
Hussein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 42.
16
Ibid.
10
a. Observasi
b. Wawancara
––––––––––––––
17
Sarah Nadia, “Potensi Pelanggaran Akad…, hal. 10.
18
Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, PTK, dan Penelitian Pengembangan, cet. 1 (Bandung: Citapustaka Media, 2014), hal.
120.
19
Ibid, hal. 120-121.
20
Ibid.
11
proses tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dengan pihak informan,
sehingga jawaban dari informan ini akan dijadikan referensi utama oleh
Pemilik sawah 3 orang, dan Tokoh Agama 3 orang. Hal ini dilakukan
c. Telaah Dokumentasi
skripsi, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, penulis
mencari data dari buku-buku dan skripsi yang berkenaan dengan bagi
hasil dalam sistem mukhabarah, dan catatan yang penulis rangkum dari
hasil observasi.22
data.”23
––––––––––––––
21
Ibid, hal. 126.
22
Sarah Nadia, “Potensi Pelanggaran Akad…, hal. 12.
23
Ibid, hal.13.
12
b. Analisis Data
dipahami.25
––––––––––––––
24
Ibid.
25
Mamik, Metodologi Kualitatif, cet. 1, (Sidoarjo: Zilfatama Publisher, 2015), hal. 133-
134.
13
c. Pedoman Penulisan