Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Nilai Religius Menurut Steeman dalam Sjarkawi, nilai
adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai
tindakan seseorang.1 Nilai menjadi pengarah, pengendali dan penentu
perilaku seseorang. Akan tetapi pada kata religi juga bisa dimaknai dengan
agama. Dapat dimaknai bahwa agama bersifat mengikat, yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan-nya.2 Dengan demikian nilai religius
merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia berupa sikap dan perilaku
yang mencerminkan tentang keagamaan yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.3
Selain itu, Islam telah memberi perhatian besar terhdadap fase
perkembangan ini dengan perhatian sesuai dengan realitas pertumbuhan
remaja puber itu. Ia telah menjadi pemuda yang bertanggung jawab atas
seluruh perilaku yang ia lakukan.dan ketika itu ia mulai dibebani seluruh
masalah-masalah akidah, ibadah dan hukum-hukum syara’.
Selain itu, berbicara soal agama, dalam perspektif Islam, perlu diingat
bahwa ketentuan Allah merupakan hal yang juga mempengaruhi proses
perkembangan dan pertumbuhan manusia. Dengan demikian, dalam Islam,
factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan meliputi factor hereditas,
fakor lingkungan dan factor ketetapan Allah swt.
Organisasi IPNU-IPPNU berorientasi kepada pelajar, yang mana
makna pelajar di persempit lagi ada batasan umur mulai 13–23 tahun.
Dalam perjalanannya organisasi IPNU-IPPNU selalu menetapkan titik
kuat pada pengembangan kualitas keagamaan dan kebangsaan. Organisasi
ini juga bergerak dalam bidang keagamaan yang cukup familiar di kalangan

1
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 29.
2
Yusran Asmuni, Dirasah Islamiah 1 (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1997), 2.
3
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif (Jakarta: Kencana, 2011), 128-151.
remaja, memiliki tujuan ataupun visi dan misinya juga jelas. Organisasi
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama (IPPNU) adalah organisasi yang dapat menjadi wadah seorang
remaja dalam mengembangkan sikap religiusnya. Dengan motto “ Belajar,
Berjuang, dan Bertaqwa”
Dengan memilih Ranting Pagak Kecamatan Ngadiluwih sebagai
tempat penelitian yang tepat dikarenakan adanya organisasi IPNU-
IPPNU yang sudah cukup konsisten kurang lebih sejak tujuh belas tahun
yang lalu. IPNU-IPPNU Ranting Pagak terlihat aktif dimasyarakat. Hal ini
tampak dari beberapa kegiatan yang ada di masyarakat, seperti dalam acara
yang diadakan desa, acara hajat dari tokoh tokoh NU dan Muslimat di
sekitar, para anggota IPNU-IPPNU Ranting Pagak turut serta dalam
membantu mensukseskan acara-acara tersebut. Kemudin yang lebih luar
biasa lagi IPNU-IPPNU Ranting Pagak memiliki acara rutinan setiap
minggunya, seperti diba’an, pembacaan sholawat, serta juga memiliki acara
tahunan yang cukup besar yaitu dalam rangka Hari Besar Islam dan dalam
rangka Perigatan Tahun Baru Hijriah dengan mengadakan pengajian akbar
yang melibatkan banyak pihak dan dari tahun ke tahunnya berjalan cukup
lancar dan sukses.
Dengan demikian organisasi IPNU-IPPNU sangat berpengaruh dalam
meningkatkan nilai-nilai spiritual, social, dan emosional bagi pelajar atau
remaja di Ranting Pagak. Sehingga diharapkan dengan adanya organisasi
ini dapat mengajak pelajar untuk belajar dan mencari pengalaman
dengan di himpun organisasi IPNU-IPPNU. Oleh karena itu dari hasil
paparan di atas peneliti mengambil permasalahan untuk dikaji dan di
teliti dengan judul “Implementasi Nilai Religius Melalui Organisasi IPNU
(Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) IPPNU (Ikatan Putri Nahdlatul Ulama)
Ranting Dusun Pagak Desa Banggle Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten
Kediri”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan
masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses penanaman nilai-nilai religius pada remaja melalui
organisasi IPNU-IPPNU Ranting Pagak?
2. Bagaimana evaluasi penerapan nilai religius pada remaja melalui
organisasi IPNU-IPPNU Ranting Pagak?

C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan nilai-nilai religius dalam organisasi IPNU-IPPNU
Ranting Dusun Pagak Desa Banggle Kecamatan Ngadiluwih
Kabupaten Kediri.
2. Mendeskripsikan bagaimana proses penanaman nilai-nilai religius
melalui organisasi IPNU-IPPNU Ranting Dusun Pagak Desa Banggle
Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat:
1. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan yang berharga bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
2. Memberikan gambaran umum ataupun informasi mengenai penanaman
nilai religius dalam organisasi IPNU-IPNU Ranting Pagak.
3. Untuk menambah khazanah keilmuan bagi pembaca dan jurusan PAI
IAIN Kediri

E. Telaah Pustaka
Skripsi yang ditulis oleh Muhimmatun Khasanah Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta dengan judul “Pembentukan Karakter Religius Siswa dalam
Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Pada Kelas VII G SMP N 1 Imogiri
Yogyakarta” tahun 2016. Skripsi Muhimmatun Khasanah ini mirip dengan
penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu sama-sama memaparkan
tentang karakter religius. Akan tetapi Muhimmatun ini memilih pendidikan
karakter religius yang dilakukan melalui lembaga pendidikan di sekolah,
khusunya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Sedangkan penulis lebih tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
karakter religius di dalam organisasi Islam di bawah payung Nahdlatul
Ulama (NU), yaitu IPNU IPPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).
Skripsi yang ditulis Ahmad Sadam Husein Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga
Yogyakarta tahun 2013, yang berjudul “Pembinaan Karakter Religius dan
Disiplin Melalui Kegiatan Keagamaan di SMPN 2 Kalasan Sleman
Yogykakarta)” menyatakan bahwa pembinaan karakter religius dan disiplin
yang dilakukan di SMP N 2 Kalasan tersebut adalah dilaksanakan dengan
perencanaan yang matang, dan bekerja sama dengan seluruh stake holder
sekolah, penambahan jam pelajaran PAI untuk praktik, pembiasaan
kedisiplinan ibadah siswa, reward and punishment, peraturan yang tegas,
serta penanaman keteladanan kepada siswa oleh semua guru yang ada dalam
sekolah tersebut. Adapun hasil dari upaya pembinaan karakter religius dan
disiplin melalui kegiatan keagamaan di SMP 2 Kalasan yaitu meningkatkan
kebiasaan beribadah siswa, kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa lebih
baik dari sebelumnya.
Skripsi ini juga hamper sama dengan yang akan dilakukan oleh
penulis. Akan tetapi Ahmad Sadam Husein melibatkan dua karakter dalam
focus penelitiannya yaitu karakter religius dan disiplin, sedangkan penulis
hanya fokus kepada karakter religius. Selain itu, Ahmad juga melaksanakan
penelitian di lembaga pendidikan formal, yaitu sekolah, sedangkan penulis
lebih tertarik kepada pendidikan non formal, yaitu melalui sebuah
organisasi yang bergerak dalam bidang keagamaan yakni IPNU IPPNU.
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri


Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU)
1. Konsep Organisasi IPNU-IPPNU
a. Pengertian IPNU-IPPNU
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar
nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah organisasi yang bersifat
keterpelajaran, pengkaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan
keagamaan yang berfungsi sebagai wadah perjuangan pelajar
Nahdlatul Ulama dalam pendidikan, keterpelajaran untuk
mempersiapkan kader-kader penerus NU yang mampu
melaksanakan dan mengembangkan Islam Ahlussunnah wal
jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai
nahdliyah. Selain itu juga sebagai wadah pelajar untuk
memperkokoh ukhuwah Nahdliyah, Islamiyah, Insaniyah dan
Wathoniyah.4
Dalam reverensi lain dikatakan, Ikatan Pelajar nahdlatul
Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
(IPPNU) adalah organisasi sosial masyarakat yang bergerak di
bidang pelajar, santri dan pemuda dan harapanya berada di
sekolah, pesantren serta masyarakat.
b. Hakekat IPNU-IPPNU
IPNU-IPPNU adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk
mensosialisasikan komitmen nilai-nilai keIslaman, kebangsaan,
keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran dalam upaya penggalian
dan pembinaan kemampuan yang dimiliki sumber daya anggota,
yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran

4
Rofik Kamilun, et. all., Buku Saku IPNU-IPPNU Provinsi Jawa Tengah, (Semarang: Adi Offset,
2011), hal. 31
Islam ahlusunnah wal jamaah dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.5
Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran panggilan dan
pembinaan (target kelompok) IPNU adalah setiap palajar
bangsa, siswa, mahasiswa dan satri yang syarat keanggotaannya
ketentuan dalam PD/PRT.
c. Fungsi IPNU-IPPNU
IPNU-IPPNU memiliki fungsi yang sangat penting, fungsi
IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut:
1) Wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader aqidah.
2) Wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader ilmu.
3) Wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader
organisasi.
d. Posisi IPNU-IPPNU
1) Internal dalam lingkungan NU
IPNU sebagai perangkat dan badan otonom NU
secara kelembagaan memiliki kedudukan yang sama dan
sederajat dengan badan-badan otonom lainnya. Yaityu
memiliki tugas utama melaksanakan kebijakan NU
khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat
tertentu. Masing-masing badanb yang erdiri sendiri itu hanya
dapat dibedakan dengan melihat kelompok yang jadi sasaran
dan bidang garapnya masing-masing.
2) Eksternal di luar lingkungan NU
IPNU-IPPNU adalah bagian internal dari generasi
muda Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup bangsa dan negara republik Indonesia

5
Ricky Rahmanto dan Muhammad Turhan Yani, Jurnal Kajian Moral dan KewarganegaraanVolume
03 Nomor 03 (Pemahaman Kader PKPT IPNU-IPPNU Universitas negeri Surabaya tentang
Wawasan Kebangsaan), (Surabaya: 2015), hal. 1371-1372
dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-
cita perjuangan NU serta cita-cita bangsa Indonesia.
e. Orientasi IPNU-IPPNU
Orientasi IPNU-IPPNU berpijak pada kesemestaan
organisasi dan anggotanya untuk senantiasa menempatlkan
gerakannya papa ranah keterpelajaran dan kaidah: belajar,
berjuang dan bertaqwa yang bercorak dasar dengan wawasan
kebangssn, keIslaman, keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran.
1) Wawasan kebangsaan
Wawasan kebangsaan ialah wawasan yang dijiwai
oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan, yang mengakui keberagaman masyarakat,
budaya yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan,
hakekat yang bermartabat manusia, yang memiliki tekad dan
kepedulian nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip
keadilan, persamaan dan demokrasi.
2) Wawasan keIslaman
Wawasan keIslaman adalah wawasan yang
menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumnber nilai
dalam menunaikan segala tindakan dan kerja-kerja
peradaban. Ajaran Islam sebagai ajaran yang merahmati
seluruh alam, mempunyai sifat memperbaiki dan
mnyempurnakan seluruh nilai-nilai kemanusiaan. Oleh
karena itu IPNU-IPPNU dalam bermasyarakat bersikap
tawashul dan i’tidal, menjunjung tinggi prinsip keadailan
dan kejujuran di tengah-tengah kehidupan masyarakat,
bersikap membangun dan menghindari sifat tadharuf
(ekstrem melaksanakan kehendak dengan melakukan
kekuatan dan kedzaliman), tasamuh, toleran terhadap
perbedaan pendapat baik dalam masalah keagamaan,
kemasyarakatan, maupun kebudayaan. Tawazun, seimbang
dan menjalin hubungan antara manusia dan tuhannya, serta
manusi dan lingkungannya. Amar ma’ruf nahi munkar,
memiliki kecederungan untuk melaksanakan perbaikan,
serta mencegah terjadinya kerusakan harkat kemanusiaan
dan kerusakan lingkungan, mandiri, bebas, gerbuka,
bertanggung jawab dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
3) Wawasan keilmuan
Wawasan keilmuan adalah wawasan yang
menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk
mencerdaskan anggotan dan kader. Sehingga ilmu
pengetahuan memungknkan anggoita untuk mewujudakan
dirinya sebagai manusia seutuhnya dan tidak menjadi beban
sosial lingkungan. Dengan ilmu pengetahuan, akan
memungkinkan mencetak kader mandiri, memiliki harga
diri, dan kepercayaan diri sendiri dan dasar kesadarn yang
wajar akan kemampuan dirinya dalam masyarakat sebagai
anggota msyarakat yang berguna.
4) Wawasan kekaderan
Wawasan kekaderan ialah wawasan yang
menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina
anggota agar menjadi kader yang memiliki komitmen
terhadap ideologi dan cita-cita perjuangan organisasai,
bertanggung jawab dalam mengembangkan dann
membentuk organisasi, juga diharapkan juga dapat
membentuk pribadi yang menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam ala ahlusunnah wal jamaah, memiliki wawasan
kebangsaan yang luas dan utuh, memiliki komitmen
terhadap ilmu pengetahuan, serta memiliki kemampuan
mengembangkan organisasi, kepemimpinan, kemandirian
dan populis.
f. Orientasi aksi
Berdasarkan landasan-landasan di atas, IPNU-IPPNU dan
para kadernya menunaikan aksi sebagai mandat sejarah dengan
berorientasi pada semangat trilogi gerakan yaitu belajar,
berjuang dan bertaqwa.
1) Belajar
IPNU-IPPNU merupakan wadah bagi semua kader dan
anggota untuk belajar dan melakukan proses pembelajaran
secara berkesinambungan. Dimensi belajar merupakan salah
satu perwujudan proses kaderisasi.
2) Berjuang
IPNU-IPPNU merupakan medan juang bagi semua
kader dan anggota untuk mendedikasikan diri ikhtiyar
perwujudan kemaslahatan umat manusia. Perjuangan yang
dilakukan adalah perwujudan mandat sosial yang
diembannya.
3) Bertaqwa
Sebagai organisasi kader yang berbasis pada komitmen
keagamaan, semua gerak dan langkahnya diorientasikan
sebagai ibadah. Semua dilakukan dengan kerangka taqwa
kepada Allah swt.6
g. Tujuan IPNU-IPPNU
Dalam mengaktualisasikan aqidah dan asas, IPNU-IPPNU
mempunyai empat sifat dan fungsi organisasi. Keempat sifat
IPNUIPPNU tersebut adalah keterpelajaran, kekeluargaan,
kemasyarakatan dan keagamaan. Adapun fungsi adanya IPNU-
IPPNU adalah pertama, sebagai wadah berhimpun pelajar NU
untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai Nahdliyah.
Kedua, sebagai wadah komunikasi pelajar NU untuk

6
W Eka Wahyudi dan Mufarrihul Hazin, Pedoman Kaderisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
(Jakarta: Pimpinan Pusat IPNU, 2018), hal. 59-64
menggalang ukhuwah Islamiyyah. Ketiga, sebagai wadah
aktualisasi pelajar NU dalam pelaksanaan dan pengembangan
syari’at Islam. Terakhir keempat, pelajar NU sebagai wadah
kaderisasi NU untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Semuanya itu, diharapkan sesuai dengan tujuan keberadaan
dari IPNU-IPPNU. Di mana mempunyai tujuan “terbentuknya
putraputri bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT., berilmu,
berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung
jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut
faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945-sebelum amandemen Undang-
Undang Dasar 1945.7
B. Nilai-Nilai Religius
Nilai religius adalah nilai yang bersumber dari keyakinan ke-
Tuhanan yang ada pada diri seseorang.8 Dengan demikian nilai religius ialah
sesuatu yang berguna dan dilakukan oleh manusia, berupa sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya
dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai pokok dalam ajaran Islam yang harus ditanamkan dan
dikembangkan pada anak sejak usia dini antara lain:9
1. Iman
Secara harfiah, iman berasal dari bahasa arab amana (‫ )أمن‬, yang
mengandung arti faith (kepercayaan) dan belief (keyakinan). Iman juga
berarti kepercayaan (yang berkenaan dengan agama), yakin percaya
kepada Allah, keteguhan hati dan keteguhan batin.10
2. Ibadah
Kata Ibadah berasal dari bahasa Arab ‘abada’ yang berarti patuh,
tunduk, menghambakan diri, dan amal yang diridhoi Allah. Dalam

7
PD/PRT, Materi Kongres XIII, (Jakarta: PP Nasional, 2000), hal. 16-17
8
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, 31
9
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif (Jakarta: Kencana, 2011), 128-151.
10
Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Moderen (Jakarta: Pustaka Amani, tt), 130
bahasa Inggris ibadah diartikan worship (ibadah, sembahyang),
adoration (pemujaan, penyembahan), veneration (pemujaan),
devotionalservice (pelayanan kesetiaan), devineservice (pengabdian
kepada Tuhan) dan religious observances (ketaatan dan ibadah yang
bersifat keagamaan).
3. Akhlak
Kata akhlak diartikan budi pekerti; tingkah laku; perangai. Akhlak
adalah hal yang melekat dalam jiwa, yang darinya timbul perbuatan-
perbuatan yang mudah tanpa dipikirkan dan diteliti oleh manusia.
Apabila tingkah laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik
dan terpuji oleh akal dan syara’, maka tingkah laku itu dinamakan
akhlak yang baik. Sebaliknya, bila perbuatan-perbuatan yang buruk,
maka tingkah laku itu dinamakan akhlak yang buruk.11
Jadi nilai religius yang diterapkan dalam organisasi IPNU-IPPNU di
desa pagak sudah sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama islam
sebagaimna yang sudah dijelaskan diatas yakni yang mencakup iman,
ibadah dan akhlak.

11
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 30.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pendekatan
kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti
secara statistik atau cara kuantutatif. Penelitian kualitatif menghasilkan
data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang
diamati. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, dan pemikiran manusia secara individu maupun kelompok.12
Studi kasus merupakan penelitian tentang suatu “kesatuan sistem”.
Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terkait oleh tempat, waktu, atau ikatan
tertentu. Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk
menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman
dari kasus tersebut.
Studi kasus dapat terdiri atas satu unit atau lebih dari satu unit,
tetapi merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu
sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan dan
sebagainya.13
Dipilihnya studi kasus sebagai rancangan penelitian karena
peneliti beranggapan bahwa penelitian ini akan lebih mudah dijawab
dengan studi kasus, dengan alasan:

1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai


hubungan variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan
dan pemahaman mengenai nilai religius

12
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metode Penelitian Kualitatif (Malang: Ar-Ruzz media,
2014), 13.
13
Ibid., 62.
2. Studi kasus dapat memberikan kesempatan untuk memperoleh
wawancara mengenai konsep- konsep dasar perilaku manusia,
dengan melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan
karakteristik dan hubungan-hubungan yang mungkin tidak diduga
sebelumnya
3. Studi kasus dapat menjalankan data-data dengan temuan yang
sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan
bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam
rangka pengembangan ilmu-ilmu keagamaan.

Berdasarkan alasan-alasan yang ada dalam jenis penelitian studi


kasus tersebut, maka sesuai dengan fenomena dalam konteks yang
dimaksud dalam fokus penelitian dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan secara mendalam dan deskripsi yang utuh.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Pagak Desa Banggle


Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Berada di kawasan yang
padat dan berdampingan dengan rumah-rumah penduduk.
Di Dusun Pagak Desa Banggle Kecamatan Ngadiluwih
Kabupaten Kediri, terdapat remaja lumayan banyak yakni kurang lebih
ada 75 remaja yang mengikuti organisasi IPNU IPPNU. Adapun
pemilihan lokasi didasarkan atas beberapa hal, yaitu:

1. Peneliti sudah mengetahui lokasi dan situasi Organisasi IPNU


IPPNU yang semakin baik dari tahun ke tahun.
2. Remaja yang mengikuti organisasi IPNU IPPNU tidak hanya
mereka yang berasal dari golongan menengah keatas, akan tetapi
dari semua golongan ekonomi dan sosial.
Oleh karna itu, maka permasalahan yang diajukan pada penelitian ini
diharapkan bisa diperoleh jawabanya jika dilakukan dilokasi tersebut.
C. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari


mana data-data dapat diperoleh.14 Berkaitan dengan hal itu pada bagian
ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data
tertulis, foto dan statistik. Sumber data itu menunjukkan asal informasi.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Sumber data primer


Sumber data primer adalah data-data yang langsung diterima
dari sumber utama, dalam hal ini adalah semua pihak yang terkait
dengan obyek yang dijadikan penelitian, terutama dari ketua
pengurus NU Ranting Pagak.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diperlukan guna
melengkapi data primer. Dalam hal ini meliputi literatur-literatur
yang berhubungan dengan obyek penelitian. Disamping itu data-data
sekunder ini juga diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di
organisasi IPNU IPPNU Dusun Pagak, data ini juga sangat
diperlukan oleh penulis, karena berguna untuk mengetahui
implementasi religius yang di terapkan melalui organisasi IPNU
IPPNU Ranting Pagak. Data yang akan diperoleh antara lain adalah
ketua IPNU IPPNU Ranting Pagak, anggota IPNU IPPNU Ranting
Pagak, dan lainnya. Dengan adanya kedua sumber tersebut,
diharapkan dapat mendeskripsikan tentang implementasi nilai
religius pada remaja melalui organisasi IPNU IPPNU.
D. Pengumpulan Data

Untuk menentukan data yang dipergunakan, maka dibutuhkan


adanya teknik penggumpulan data agar bukti-bukti dan fakta-fakta yang

14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), 129.
diperoleh berfungsi sebagai data obyektif dan tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan sebenarnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga
macam teknik penggumpulan data, yaitu:

1. Metode Observasi
Metode pengamatan (observasi) merupakan sebuah teknik
penggumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,
kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.15
Peneliti menggunakan metode ini untuk mengamati secara
langsung di lapangan, terutama data tentang kondisi fisik, letak
geografis, sarana dan prasarana, kegiatan yang dilakukan, dan yang
paling pokok adalah ketika pengimplementasian nilai religius pada
remaja melalui organisasi IPNU IPPNU.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Penggunaan metode ini penulis mengadakan komunikasi
wawancara langsung dengan responden yaitu pendidik sebagai
pihak yang memberikan keterangan. Penulis menggunakan metode
terpimpin yaitu dengan disiapkannya pertanyaan-pertanyaan yang
diselesaikan dengan data-data yang diperlukan untuk interview.
3. Metode Dokumentasi
Di samping metode observasi dan metode wawancara,
peneliti juga menggunakan metode dokumentasi. Data
dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh
dari observasi dan wawancara. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda- benda tertulis berupa

15
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metode Penelitian Kualitatif., 165.
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang
latar belakang IPNU IPPNU Ranting Pagak, dan segala bentuk
dokumen lainya yang dapat melengkapi informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.
4. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1986) menyatakan bahwa analisis
data kualitatif menggunakan kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah
teks yang diperluas atau yang dideskripsikan.16 Data tersebut mungkin telah
dikumpulkan dalam berbagai cara seperti observasi, wawancara, yang
kemudian diproses melalui pencatatan, dan pengaturan kembali.
Mengenai analisis data peneliti memulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber, setelah dibaca dan dipelajari maka
langkah selanjutnya peneliti mengadakan reduksi data dengan jalan
membuat abstraksi atau ringkasan inti. Redusi data merupakan bentuk
analisis untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
data yang tidak diperlukan dan mengorganisasikannya sehingga kesimpulan
ahir dapat dirumuskan, menyeleksi data secara ketat, membuat ringkasan
dan rangkuman ini merupakan kegiatan-kegiatan reduksi data. Dengan
demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya atau mencari
kembali data yang diperoleh bila diperlukan, reduksi data ini berlangsung
secara terus-menerus selama penelitian berlangsung.
Dalam kegiatan ini, peneliti merangkum dan memilih data yang
telah terkumpul, serta memfokuskan pada hal-hal pokok untuk dicari pola
atau tema yang berkaitan dengan implementasi religius pada remaja melalui
organisasi IPNU IPPNU. Setelah reduksi data selesai hal yang dilakukan
peneliti selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan

16
Ibid., 306.
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Penyajian data dilakukan
dengan cara menganalisis data hasil reduksi dalam bentuk naratif yang
memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Sajian
data selanjutnya kemudian ditafsirkan dan dievaluasi untuk merencanakan
tindakan selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, peneliti mendeskripsikan kembali data-data
yang telah direduksi mengenai persepsi implementasi nilai religius pada
remaja melalui organisasi IPNU IPPNU, bagaimana perencanaan dan
proses pengimplementasian, dan hasil dari penerapan nilai religius.
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan (verifikasi).
Penarikan kesimpilan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada
saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
jujur, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Setelah
data-data tersebut dipaparkan, kemudian penelitian melakukan tinjauan
ulang pada catatan-catatan lapangan serta tukar pikiran di antara teman
sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif, kemudian
peneliti membuat penarikan kesimpulan dari data yang telah diperoleh.
5. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data yang diperoleh di lapangan, maka


peneliti menggunakan tehnik pemeriksaan triangulasi data. Triangulasi
adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu
yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap suatu data.17

Dalam penelitian kualitatif, terdapat tiga macam triangulasi, yaitu:

a. Triangulasi sumber

17
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001),
hlm. 330
Dalam hal ini peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan informasi tentang implementasi nilai religius melalui
organisasi IPNU IPPNU yang ada. Penerapan metode ini dilakukan
dengan cara :
1). Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
2). Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi
3). Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi metode
Triangulasi metode dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data.
2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber dengan metode
yang sama.

c. Triangulasi teori
Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan data dengan
membandingkan teori-teori yang dihasilkan para ahli dan hasil
penelitian ini dikonsultasikan lebih lanjut dengan subyek penelitian.18
Dalam teknik triangulasi teori ini, peneliti membandingkan hasil data
yang telah peneliti dapatkan di Organisasi IPNU IPPNU Ranting Dusun
Pagak dengan teori dari para ahli apakah sesuai dengan teori atau tidak.
Berkaitan dengan pengecekan keabsahan data, peneliti melihat dari
penggunaan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi serta
dokumentasi. Sehingga dalam pengecekan keabsahan data peneliti dapat
menggunakan ketiganya yaitu triangulasi dengan sumber, triangulasi
dengan teknik, dan triangulasi dengan teori. Agar data yang sudah di

18
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm.246.
dapat bisa di cek kembali melalui keabsahan data. Ketiganya akan di
gunakan berdasarkan kebutuhan dalam pengolahan data.
6. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ini, penulis mengunakan tiga tahap
penelitian yaitu: 1) tahap pra lapangan 2) tahap penelitian 3) tahap akhir
penelitian. Ketiga tahapan tersebut berlangsung secara sistematis, artinya
tidak bisa menggunakan tahap kedua sebelum tahap pertama dilakukan dan
begitu juga sebaliknya serta tidak dapat menggunakan tahap ketiga sebelum
tahap kedua dilakukan dan seterusnya.
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah (1) menyususn
rancangan penelitian, (2) memilih lokasi penelitian, (3) mengurus surat-
surat yang berkaitan dengan penelitian, (4) memilih dan menentukan
informasi, (5) konsiltasi dengan dosen pembimbing, (6) menyiapkan
berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data
penelitian. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi ke lokasi, yaitu
sekertariatan IPNU IPPNU Ranting Pagak, peneliti mulai menggali
informasi pada orang-orang yang terlibat dalam organisasi IPNU
IPPNU Ranting Pagak khususnya ketua IPNU IPPNU Ranting Pagak
yang dapat memberikan beberapa informasi penting tentang
implementasi nilai religius pada remaja mel;alui organisasi IPNU
IPPNU Ranting Pagak agar dapat terlaksana dengan baik.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan berbagai kegiatan penelitian yang
terkait dengan fokus penelitian. Beberapa kegiatan yang dilakukan
peneliti adalah (1) mengumpulakan data/informasi yang dibutuhkan
dengan mengguanakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi, (2) mengkaji dokumen berupa faktor-
faktor yang berkaitan dengan fokus penelitian, (3) observasi pada
subyek penelitian.
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap ini, peneliti mengawalinya dengan mengadakan
pengecekan data dengan para informan dan subjek penelitian serta
dokumen- dokumen yang ada untuk membuktikan keabsahan data yang
diperoleh. Selanjutnya, peneliti melakukan berbagai perbaikan data
yang terkait dengan bahasa, sistematika penulisan maupun
penyederhanaan data agar laporan penelitian ini komunikatif dan dapat
dipertangung jawabkan. Terakhir adalah penyusunan laporan yang
dilaksanakan setelah menganalisis data, mengambil kesimpulan, dan
dikonsultasikan pada dosen pembimbing guna memperoleh perbaikan
dan disetujui untuk diuji.
Daftar Pustaka

Ali, Muhammad. tt. Kamus Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta: Pustaka Amani.
Ali, Zainuddin. 2012. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Almansur, M. Djunaidi Ghony & Fauzan. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.
Malang: Ar-Ruzz media.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asmuni, Yusran. 1997. Dirasah Islamiah 1. Jakarta: Raja Grafindo persada.
Hazin, W Eka Wahyudi dan Mufarrihul. 2018. Pedoman Kaderisasi Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama. Jakarta: Pimpinan Pusat IPNU.
Kamilun, Rofik. 2011. Buku Saku IPNU-IPPNU Provinsi Jawa Tengah. Semarang:
Adi Offset.
Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Nata, Abuddin. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana.
PD/PRT. 2000. Materi Kongres XIII. Jakarta:: PP Nasional.
Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yani, Ricky Rahmanto dan Muhammad Turhan. 2015. "Pemahaman Kader PKPT
IPNU-IPPNU Universitas negeri Surabaya tentang Wawasan Kebangsaan."
Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 03 Nomor 03.

Anda mungkin juga menyukai