Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

KULIAH LAPANGAN
PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL, Tbk

Disusun Oleh

1. Arrossy Fannymia K.P (121150095)


2. Idlham Kholid (121150096)
3. Nur Endah Filaili (121150097)
4. Muhammad Fikri D.D (121150098)
5. Teddyanto Satrio Wibowo (121150099)
6. Diyah Ayu Sari (121150100)

Dosen Pembimbing
Ir. Bambang Sugiarto, M.T

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017

i
LEMBAR PENGESAHAN
KULIAH LAPANGAN
PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL, Tbk

Disusun Oleh

1. Arrossy Fannymia K.P (121150095)


2. Idlham Kholid (121150096)
3. Nur Endah Filaili (121150097)
4. Muhammad Fikri D.D (121150098)
5. Teddyanto Satrio Wibowo (121150099)
6. Diyah Ayu Sari (121150100)

Dosen Pembimbing
Ir. Bambang Sugiarto, M.T

Yogyakarta, Mei 2017


Disetujui Oleh

Ir. Bambang Sugiarto, M.T

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
INTISARI ........................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ..................................................................................... 2
I.2. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II. PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN
II.1. Pembekalan ......................................................................................... 3
II.2. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 3
II.3. Pelaksanaan Kuliah Lapangan ............................................................. 12
II.4. Uraian Proses ....................................................................................... 13
BAB III. PEMBAHASAN ................................................................................. 19
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24
LAMPIRAN ....................................................................................................... 25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Letak Topografi Chandra Asri Petrochemical ................................. 1


Gambar 2. Pabrik Olefins ................................................................................... 4
Gambar 3. Pabrik Polyethylene ........................................................................... 5
Gambar 4. Pabrik Polypropylene ....................................................................... 5
Gambar 5. Pabrik Styrene Monomer .................................................................. 6
Gambar 6. Pabrik Butadiene .............................................................................. 7
Gambar 7. Jetty .................................................................................................. 7
Gambar 8. Fasilitas pendukung .......................................................................... 8
Gambar 9. Diagram Alir Hot Section ................................................................. 13
Gambar 10. Diagram Alir Cold Section ............................................................. 14

iii
INTISARI

Kuliah lapangan merupakan bagian dari kurikulum wajib yang harus


ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studi di Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Program ini dapat
dilakukan di berbagai pabrik yang telah mendapat persetujuan dari pihak kampus,
salah satunya adalah PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk (CAP). Dengan
mengikuti kuliah lapangan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
mahasiswa tentang proses pembuatan produk yang ada dalam PT. Chandra Asri
Petrochemical, Tbk (CAP) dan mengetahui mekanisme dalam mengoprasikan
suatu sarana produksi.
PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk (CAP) terletak di Jl. Raya Anyer Km:
123 Ciwandan, Cilegon, provinsi Banten. CAP merupakan perusahaan petrokimia
terbesar dan terintegrasi di Indonesia yang mengoperasikan satu satunya Naptha
Cracker berukuran skala dunia di Indonesia. PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
beroperasi sebagai produser getah polipropilena yang digunakan dalam pembuatan
berbagai macam produk konsumer, termasuk pengemasan makanan, alas karpet,
dan peralatan rumah tangga plastik. CAP mulai beroperasi secara komersial di
tahun 1993. TPIA terutama terlibat dalam produksi resin homopolimer, random
kopolimer dan kopolimer blok yang digunakan pada berbagai benang, injection
molding dan produk film plastik, dan juga pada aplikasi rekayasa khusus.
PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk sendiri memiliki tiga pabrik utama,
yaitu Pabrik Olefins, Pabrik Polyethylene, dan Pabrik Ethylene. Sebagai perusahaan
yang mempunyai visi Perusahaan Petrokimia Terkemuka dan Pilihan di Indonesia,
maka PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk (CAP) pun mempunyai misi: Terus
berkembang dan mengukuhkan posisi kepemimpinan Perusahaan melalui integrasi,
pengembangan sumber daya manusia dan kemitraan terpilih, secara berkelanjutan
yang akan berkontribusi terhadap pertumbuhan Indonesia.
Kata Kunci :petrokimia, plastik, polipropilena

iv
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk didirikan oleh Bapak Prajogo Pangestu
pada tahun 1990. Proyek pabrik petrokimia dimulai tanggal 11 Maret 1991. Proyek
sempat dihentikan oleh Pemerintah karena krisis devisa pada tanggal 10 Oktober
1991 dan dilanjutkan kembali tanggal 1 April 1993. Pembangunan pabrik selesai
tanggal 28 Januari 1995.
Akta pendirian perusahaan dibuat oleh notaris Benny Kristianto, SH nomor
52 tanggal 6 Maret 1990 dan terakhir perubahan akta dibuat oleh notaris Sutjipto,
SH nomor 166 tanggal 15 Agustus 2008. Nomor Surat Izin Usaha Industri :
373/T/INDUSTRI/1995 dan izin perluasan nomor : 182/T/INDUSTRI/2009
dikeluarkan oleh BKPM. Nomor NPWP : 01.339.979.5-052.000 dengan modal
awal Rp 667.060.000.000.
Pemegang saham terakhir : Glazer and Putnam Investment Limited : 30 %
Marigold Resources, Pte Ltd : 7,24%, PT Barito Pacific, Tbk : 62,76% dan jumlah
aset sekarang US$ 1.220.000.000 sejak Chandra Asri Petrochemical (CAP)
memulai produksinya pada tahun 1995, Chandra Asri Petrochemical mengalami
kemajuan yang sangat pesat dalam industri plastik nasional.
Chandra Asri Petrochemical terletak di Jl. Raya Anyer Km: 123 Ciwandan,
Cilegon, provinsi Banten.

Gambar 1. Letak Topografi Chandra Asri Petrochemical

1
I.1. LATAR BELAKANG
Kuliah lapangan merupakan bagian dari kurikulum wajib yang harus
ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studi di Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Program ini dapat
dilakukan di berbagai pabrik yang telah mendapat persetujuan dari pihak kampus,
salah satunya adalah PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk. Dengan mengikuti
kuliah lapangan ini diharapkan mampu lebih banyak mengetahui kondisi di
lingkungan pabrik serta tidak hanya terpaku dalam teori yang dipelajari di kampus.
Kuliah lapangan ini dilaksanakan dengan tour keliling pabrik dan melihat alat-alat
industri, sehingga mampu untuk mendorong mahasiswa untuk berpikir secara logis
dan termotivasi untuk belajar lebih keras. Kuliah lapangan dilaksanakan sebagai
proses pembelajaran outdoor yang membantu untuk memberikan suasana baru
dalam pembelajaran di dunia perkuliahan.
Chandra Asri Petrochemical adalah produsen petrokimia utama Indonesia
dengan pabrik yang terintegrasi memanfaatkan teknologi dan fasilitas pendukung
canggih berkelas dunia. CAP mengoperasikan satu-satunya Naphtha Cracker di
Indonesia yang memproduksi Olefins dan Poliolefins berkualitas tinggi, dan
merupakan produsen domestik tunggal Styrene Monomer dan Butadiene.

I.2. TUJUAN
1. Meningkatkan wawasan tentang pengetahuan yang ada dalam pabrik PT.
Chandra Asri Petrochemical, Tbk
2. Mengetahui kegunaan alat-alat produksi dan proses pembuatan produk yang
dihasilkan oleh PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk.
3. Mempelajari keterkaitan antara proses pembuatan suatu produk dengan
bidang ilmu teknik kimia

2
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

II.1. PEMBEKALAN

Waktu : Rabu, 12 April 2017


Tempat : Kampus UPN “Veteran” Yogyakarta, Jl. SWK 104
(Lingkar Utara) Condong Catur, Yogyakarta 55283
Pemateri : Ir. Bambang Sugiarto, M.T, Ir. Sri Sukadarti ,MT, dan
Team KarikaTour
Manfaat pembekalan :
Pembekalan merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan KL atau Kuliah
Lapangan. Pembekalan bertujuan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa
sebagai peserta bagaimana pelaksanaan KL sejak awal pelaksanaan sampai akhir
pelaksanaan serta hal–hal penting lainnya yang harus dikerjakan oleh peserta.
Pembekalan ini juga memberikan pengetahuan sepintas atau sekilas tentang industri
yang akan dikunjungi, sehingga peserta KL bisa mempelajari lebih lanjut dan
menanyakannya pada industri tersebut. Pembekalan juga untuk menghindari
kebingungan peserta yang mungkin akan terjadi ketika pelaksanaan KL.

II.2. TINJAUAN PUSTAKA

II.2.A. Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan pada PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
adalah:
1. Nafta
Dibeli dari Arab
Bentuk : Cair
Titik didih : 26.7 - 148.9 °C (80.1 - 300.0
°F)
Sifat : Karsinogenik yang sangat
mudah terbakar dan mudah
menguap.

3
2. Nitrogen

Dibeli dari PT. Air Liquid (Alindo) dan PT.


Praxi Air
Bentuk : Gas
Titik lebur : -210.00 ° C (-346.00 ° F)
Titik didih : -195.795 ° C (-320.431 ° F)
Sifat : diamagnetik yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

II.2.B. Fasilitas
Fasilitas yang dibangun untuk produksi dari PT. Chandra Asri Petrochemical,
Tbk:
1. Pabrik Olefins

Gambar 2. Pabrik Olefins

Pabrik Olefins Perseroan dilisensi oleh Teknologi Lummus dan KBR yang
berkelas dunia.
Naphtha Cracker Perseroan menggunakan Nafta sebagai bahan baku utama
dan dapat menggunakan bahan baku alternatif seperti LPG dan Kondensat untuk
menghasilkan Ethylene, Propylene, Py-Gas dan Mixed C4 dengan kapasitas
produksi tahunan secara berurutan adalah 860KTA, 470KTA, 400KTA, dan
315KTA.

4
2. Pabrik Polyethylene

Gambar 3. Pabrik PolyEthylene

Pabrik Polyethylene Perseroan dengan kapasitas sebesar 336KTA


menggunakan dua teknologi kelas dunia. Satu train produksi PE dengan kapasitas
200KTA dilisensi oleh Univation Technologies, perusahaan patungan antara
ExxonMobil Chemical Company dan The Dow Chemical Company, (awalnya
dilisensi oleh Union Carbide Corporation, UNIPOL) dan mampu menghasilkan
resin linear-low dan high density Polyethylene.
Train produksi PE kedua memiliki kapasitas sebesar 136 KTA dan
dilisensikan oleh Showa Denko KK yang menggunakan teknologi bimodal high
density Polyethylene Jepang.

3. Pabrik Polypropylene

Gambar 4. Pabrik Polypropylene

5
Pabrik Polypropylene Perseroan terdiri dari tiga train dengan kapasitas
sebesar 480KTA dilisensikan oleh W. R. Grace & Co. (awalnya dilisensi oleh
Union Carbide Corporation, UNIPOL) dan mampu menghasilkan berbagai resin
Polypropylene termasuk Homopolymer, Random Copolymer dan Impact (Block)
Copolymer.

4. Pabrik Styrene Monomer

Gambar 5. Pabrik Styrene Monomer

SMI mengoperasikan pabrik yang terdiri dari dua train dengan kapasitas
340KTA yang menggunakan Tekonologi Mobil-Badger dan Teknologi Lummus.
SMI terletak secara strategis untuk memenuhi permintaan dari industri hilir lokal
dan regional.
SMI juga telah mengakuisisi kepemilikan mayoritas PT Redeco Petrolin
Utama (RPU) di 2012.
RPU didirikan pada tahun 1980 dan bergerak sebagai perantara terminal
tangki penyimpanan massal dan jasa manajemen jetty untuk produk kimia. RPU
juga menangani produk minyak olahan untuk perusahaan minyak lokal dan
internasional.

6
5. Pabrik Butadiene

Gambar 6. Pabrik Butadiene

PBI mengoperasikan pabrik berkapasitas 100KTA yang dilisensi oleh


Teknologi Lummus/BASF. Pabrik ini menggunakan Mixed C4 yang dihasilkan oleh
Naptha Cracker Perseroan untuk memproduksi Butadiene dan Raffinate-1
berkualitas tinggi.
Butadiene merupakan bahan baku penting untuk menghasilkan karet sintetis
yang merupakan salah satu bahan baku untuk produksi ban.

6. Jetty

Gambar 7. Jetty

Kami mengoperasikan tiga jetty. Jetty A dengan kapasitas untuk melabuhkan


kapal bermuatan 80.000DWT untuk Nafta, LP Propylene, dan Py-Gas. Jetty B
dengan kapasitas untuk melabuhkan kapal bermuatan 6.000DWT untuk HP
Propylene, LPG, serta Nafta. Jetty C dengan kapasitas untuk melabuhkan kapal

7
bermuatan 10.000DWT untuk Ethylene, Py-Gas, Raffinate-1, Butadiene, Nafta, dan
PFO.

7. Fasilitas Pendukung

Gambar 8. Fasilitas Pendukung

Dalam mendukung operasi bisnis kami, kami memiliki on-site warehouses di


sebelah pabrik PE & PP, dan satellite warehouses di Surabaya dan Solo.
Utilitas pendukung lainnya adalah generator turbin gas, generator turbin uap,
boiler, fasilitas pengolahan air, sistem air pendingin, sistem pemadam kebakaran,
tangki penyimpanan bahan baku dan produk.

II.2.C. Produk

Produk dari PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk:

1. Ethylene
Ethylene adalah bentuk paling sederhana dari Olefins yang mengandung
ikatan rangkap dua antara atom karbon. Rumus kimia untuk Ethylene adalah C2H4.
Ethylene adalah kimia organik yang paling banyak digunakan di dunia.
Metode pengiriman dengan Jetty C. Produk turunannya berupa Linear Low
Density Polyethylene (LLDPE), High Density Polyethylene (HDPE), Styrene
Monomer (SM).

8
2. Propylene
Propylene adalah bentuk paling sederhana kedua dari Olefins dengan rumus
kimia C3H6. Propylene banyak digunakan untuk memproduksi Polypropylene,
polimer serbaguna yang digunakan untuk pengaplikasian kemasan.
Metode pengiriman dengan pipeline atau vessel. Produk turunannya berupa
Polypropylene (PP).

3. Pyrolysis Gasoline (Py-Gas)


Py-Gas adalah produk turunan dari Naphtha steam cracking. Py-Gas kaya
akan hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa organik C6-C8 yang lebih berat. Py-Gas
dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan komponen bernilai tinggi seperti
Benzene, Toluene dan Xylene. Selain itu, Py-Gas juga digunakan sebagai gasoline
blending untuk meningkatkan oktan.
Metode pengiriman dengan vessel. Produk turunannya berupa Benzene,
Toluene, Mixed Xylene.

4. Mixed C4
Mixed C4 merupakan salah satu produk dari steam cracking process. Mixed
C4 adalah bahan baku untuk pabrik Butadiena yang merupakan komponen penting
dalam pembuatan karet sintetis.
Metode pengiriman dengan pipeline atau vessel. Produk turunannya berupa
Butadiene.

5. Pyrolysis Fuel Oil (PFO)


PFO merupakan produk bawah dari Naphtha steam cracking. PFO adalah
cairan yang berisi campuran hidrokarbon aromatik yang lebih berat (C10 & ke atas).
PFO dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai bahan baku
untuk produksi Carbon Black.
Metode pengiriman dengan land transport. Produk turunannya berupa
Carbon Black.

6. Polyethylene
CAP memproduksi Polyethylene (PE) berkualitas tinggi yang dijual di bawah
merek dagang "Asrene®". PE dibuat melalui polimerisasi gas Etilena sebelum

9
pencampuran resin bubuk dengan berbagai bahan aditif untuk meningkatkan
performa dari produk akhir. Produk ini melalui pemantauan dan pengujian QA/QC
yang ketat sebelum dikemas dalam karung 25 kg untuk para pelanggan.
Lini produk “Asrene®” terdiri atas HDPE yang memiliki sifat kaku dan
LLDPE yang memiliki sifat fleksibel. Produk ini dapat diolah ke dalam berbagai
macam aplikasi seperti lembaran plastik, injection molding, blow molding, pipa dan
benang.
Polyethylene terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Linear Low Density Polyethylene (LLDPE)
Densitasnya bervariasi mulai dari 0.915 hingga 0.925 gr/cm3. Karena
berat molekulnya, LLDPE mempunyai sifat yang ulet, fleksibel, dan
transparansi yang baik. LLDPE umumnya digunakan untuk produk injeksi
dan lembaran plastik.
b. High Density Polyethylene (HDPE)
Densitasnya sama atau lebih besar dari 0.941 gr/cm3. Berdasarkan
cabang dari rantai utamanya, HDPE mempunyai kekuatan tarik yang sangat
baik. HDPE umumnya digunakan untuk aplikasi lembaran plastik, blow
molding, injeksi, pipa dan benang.
Selain itu, CAP juga mengembangkan dan memproduksi resin Film
HDPE yang mudah terurai (degradable) yaitu Asrene® SF5008E – plastik
ramah lingkungan – dengan merek dagang GRENE®.
Resin GRENE® dapat diolah menjadi bahan plastik yang akan terurai
dengan waktu yang lebih singkat daripada plastik biasa. GRENE®
membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk terurai sepenuhnya sedangkan
plastik konvensional memerlukan waktu 1,000 tahun untuk terurai. GRENE®
menawarkan waktu penguraian yang lebih singkat demi kelangsungan hidup
bumi.
Tidak ada perbedaan dalam hal kekuatan dan aplikasi lainnya antara
GRENE® dan plastik konvensional. GRENE® tidak mengandung logam
berat atau bahan beracun, serta aman untuk kontak langsung dengan
makanan. Produk ini digunakan untuk berbagai macam aplikasi kemasan
plastik seperti tas belanja, tas kompos, tas pembuangan, plastik gulungan, dan

10
lain-lain. Selain itu, GRENE® memungkinkan, tidak hanya pada aspek
lingkungan, tetapi juga ekologi, ekonomi dan aspek sosial untuk memiliki
standar hidup yang lebih baik.

7. Polipropilena
CAP memproduksi Polipropilena (PP) berkualitas tinggi, yang dijual di
bawah merek dagang “Trilene®”. PP dibuat melalui polimerisasi gas Propilena
sebelum pencampuran resin bubuk dengan berbagai bahan aditif untuk
meningkatkan performa dari produk akhir. Produk ini melalui pemantauan dan
pengujian QA/QC yang ketat sebelum dikemas dalam karung 25 kg untuk para
pelanggan.
Lini produk "Trilene®" terdiri dari Homopolimer yang memiliki sifat kaku,
Random Kopolimer yang memiliki sifat lebih transparan dan Impact (Block)
Kopolimer yang memiliki sifat ketahanan terhadap benturan yang tinggi. Produk ini
dapat diolah ke dalam berbagai aplikasi, termasuk peralatan rumah tangga, kemasan
makanan, elektronik dan komponen otomotif.
Propilena terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Homopolimer
PP Homopolimer hanya terdiri atas Propilena, mempunyai kekakuan
dan sifat kilap yang sangat baik. Aplikasinya bervariasi dari kemasan
makanan (kaku dan fleksibel), peralatan rumah tangga, tas woven, dan lain-
lain
b. Random Kopolimer
PP Random Kopolimer terdiri atas Propilena dan sedikit Etilena.
Memiliki kebeningan dan fleksibilitas tinggi, dan umumnya digunakan untuk
wadah-wadah bening, tutup botol flip-top, extrusion coating, dan lain-lain.
c. Impact Kopolimer
PP Impact Kopolimer terdiri atas Propilena, dan Etilena sebagai fasa
rubbery. Keunggulan material ini adalah dapat menahan beban kejut dan
mampu diaplikasikan pada suhu ekstrim (-30 oC), dan dapat digunakan
sebagai ember plastik, palet, produk elektronik dan otomotif.

11
8. Styrene Monomer
Styrene Monomer adalah hidrokarbon aromatik yang berasal dari minyak
bumi dan produk turunan gas alam. Styrene Monomer paling sering diproduksi oleh
catalytic dehydrogenation Ethyl Benzene, yang terbentuk dari reaksi Ethylene dan
Benzene. Penggunaan utama dari Styrene Monomer adalah untuk membuat polimer
berbasis Styrene dan juga dalam industri karet sintetis, dengan penggunaan
mayoritas dalam memproduksi Polystyrene.

9. Butadiene
Butadiene, C4H6 - juga dikenal sebagai 1,3- Butadiene, adalah conjugated
diene yang sederhana. Butadiene sebagian besar diperoleh dengan menggunakan
proses distilasi ekstraktif dari Crude C4. Kebanyakan Butadiene dipolimerisasi
untuk produk Styrene Butadiene Rubber (SBR) yang digunakan dalam pembuatan
ban mobil, selain penggunaannya dalam memproduksi perekat, sealants, pelapis
dan produk karet seperti sol sepatu.

10. Raffinate-1
Raffinate-1 adalah produk sampingan dari proses distilasi ekstraktif Crude
C4. Crude C4 mengandung sekitar 55-60% Raffinate-1, sedangkan komponen
lainnya adalah Butadiene. Raffinate-1 terdiri dari Isobutylene, Butene-1, Butene-2
dan sejumlah kecil Butanes serta senyawa lainnya. Isobutylene adalah bahan baku
utama dalam pembuatan Methyl Tertiary Butyl Ether (MTBE) dan Di-isobutylene
(DIB).

II.3. PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN


Pada pelaksanaan Kuliah Lapangan ini kelompok kami mengunjungi
beberapa pabrik yang ada di Cilegon, Banten. Pabrik yang dikunjungi adalah PT.
Latinusa, PT. Lotte Titan Chemical dan PT. Candra Asri Petrochemical, Tbk. Pada
kesempatan kali ini kami mendapatkan kesempatan untuk membahas PT. Candra
Asri Petrochemical, Tbk yang bertempat di Ciwandan, Cilegon, Banten. Kunjungan
pabrik ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 April 2017 yang diikuti oleh seluruh
peserta yang berada di bus 3 dan bus 4. Kegiatan ketika berada di tempat yaitu
sambutan dari PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk dan perkenalan beberapa
orang dari PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk yang merupakan alumni dari UPN

12
“Veteran” Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi tentang proses
pabrik ini berjalan dan produk-produk yang dihasilkan yang dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab.

II.4. URAIAN PROSES

II.4.A. Proses Cracking Naptha


Proses Cracking Naptha terbagi menjadi dua daerah operasi, yaitu:

1. Hot Section

Gambar 9. Diagram alir Hot Section

Umpan (Light Naphta, Heavy Naphta, C3-LPG, H-NGL) dalam fasa cair dan
bersuhu ± 60°C masuk ke cracking heater yang terdiri dari 8 buah furnace. Umpan
kemudian dipecah menjadi campuran gas hidrokarbon (C1-C4), hydrogen dan air
dengan suhu berkisar 820-835°C. Selanjutnya produk dari cracking heater ini
dimasukkan ke Transfer Line Exchanger (TLE) untuk didinginkan hingga suhu
385°C. dari TLE, gas didinginkan lebih lanjut di dalam quench fitting secara kontak
langsung dengan oil hingga suhu berkisar 185-190°C. Arus-arus dari setiap quench
fitting digabung dan diumpankan ke Gasoline Fractionator (GF). Dari GF ini
diperoleh hasil bawah berupa Pyrolisis Fuel Oil (PFO) dan Pyrolisis Gas Oil (PGO)
yang selanjutnya dipisahkan dan dijual atau dimanfaatkan sendiri. Sedangkan hasil
atas berupa uap campuran Gasoline dan material ringan lainnya. Uap hasil atas
quench water diumpankan ke Charge Gas Compressor (CGC) sedangkan hasil
bawahnya yaitu gasoline yang terkondensasi dan telah terpisahkan dari
pecyrculating quench water, lalu dikembalikan ke GF sebagai refluk.

13
2. Cold Section

Gambar 10. Diagram alir Cold Section


Proses cold section dimulai dari CGC, yang berfungsi untuk menaikan
tekanan charge gas hasil atas quench water. Charge gas dari CGC diumpankan ke
dalam cold box untuk didinginkan dan diumpankan untuk memisahkan H2 dan
komponen yang lebih berat. Hasil atas chiller yang berupa campuran uap H2 dan
CH4 dipisahkan didalam H2-CH4 separator. Sementara itu hasil bawah chiller yang
berupa cairan diumpankan ke dalam demethanizer untuk memisahkan metana dari
komponen yang lebih berat. Produk atas demethanizer berupa metana dan
diumpankan sebagai fuel gas dan juga sebagai refrigerant untuk mendinginkan
charge gas sampai suhu -135,2°C di dalam chilling train. Produk bawahnya yang
berupa C2 dan hidrokarbon yang lebih berat diumpankan kedalam demethanizer.
Produk atas demethanizer berupa campuran C2 dan selanjutnya diumpankan ke
asitilen converter, sedangkan hasil bawahnya berupa C3 dan komponen yang lebih
berat diumpankan ke depropanizer-1 untuk memisahkan komponen-komponen C3
dari komponen lebih berat. Hasil atas depropanizer-1, diumpankan ke
depropanizer-2, hasil atas depropanizer-2 setelah diembunkan, lalu direcycle ke
depropanizer-1 sedangkan hasil bawahnya diumpankan ke debuthanizer.
Selanjutnya dari Propadiene Coverter diumpankan ke Propylene Fractionator-2
untuk memisahkan Propylene dari propana. Hasil bawah Propylene Fractionator-
2 dimasukkan ke Propylene Fractionator-1 dan hasil atas Propylene Fractionator-
1 dikembalikan ke Propylene Fractionator-2, sedangkan hasil bawahnya direcycle
ke furnace. Produk Propylene dikeluarkan dari tray 9 Propylene Fractionator-2

14
dan selanjutnya dikirim ke tanki penyimpanan. Hasil bawah Depropanizer-2
diumpankan ke Debuthanizer untuk memisahkan komponen-komponen C4 dari
komponen-komponen yang lebih berat. Hasil atas Debuthanizer yang merupakan
campuran dari C4 dikirim ke tanki penyimpanan C4C5 untuk selanjutnya direcycle
ke furnace, kemudian ke reactor. Sedangkan hasil bawahnya yang berupa gasoline
dikirim ke unit hidrogenasi Pyrolisis Gasoline. Unit ini berfungsi untuk
menghidrogenasi komponen-komponen di olefin pada Raw Pyrolisis Gasoline
untuk mencegah terjadinya polimerisasi. Gasoline dari unit ini diumpankan ke
Depenthanizer untuk memisahkan komponen-komponen C5 dari komponen-
komponen yang lebih berat. Hasil atas Depenthanizer dikirim ke reactor C4C5
untuk kemudian direcycle ke furnace, sedangkan hasil bawah dikirim ke BTX tower
untuk memisahkan C4C5 dari komponen lebih berat. C4C5 sebagai hasil atas BTX
tower dikirim ke tanki penyimpanan sebagai Pyrolisis Gasoline.

II.4.B. Proses Linear Low Density Polyethylene (LLDPE)


Proses Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) terbagi menjadi:

1. Proses pemurnian bahan baku


Polimerisasi yang menggunakan fasa gas sangat peka terhadap adanya
pengotor (impuritis) yang terkandung di dalam bahan baku yang masuk ke reaktor.
Pengotor ini akan meracuni katalis, disamping itu juga dapat mengganggu proses
secara keseluruhan. Oleh karena itu pengotor tersebut harus dihilangkan dari bahan
baku sebelum masuk reaktor. Proses pemurnian bahan baku, terdiri dari :
a. Purifikasi Ethylene, pengotor yang dihilangkan berupa oksigen, air, dan
sebagian kecil alkohol.
b. Purifikasi nitrogen, pemurnian nitrogen dilakukan untuk menghilangkan
pengotor berupa oksigen dan H2O.
c. Purifikasi Comonomer, pengotor comonomer berupa gas O2, CO2, CO dan
H2O.
2. Proses reaksi
Sistem reaksi pada LLDPE terdiri dari sebuah Fluidized Bed Reactor, Cycle
Gas Compressor, Cycle Gas Cooler Catalyst Feeder dan Product Discharge
System.

15
a. Fluidized Bed Reactor
Reactor berupa tumpukan seed (bibit) resin Polyethylene, Ethylene,
Hidrogen, Nitrogen, dan Comonomer dimasukkan dalam reaktor melalui
bagian bawah reaktor dari Cycle Gas Cooler, Ethylene, Hidrogen, dan
Nitrogen dimasukkan ke dalam pipa Cycle Gas yang terletak sebelum Cycle
Gas Cooler. Sedangkan katalis masuk ke reaktor melalui Catalyst Feeder
yang terletak di samping reaktor.
b. Catalyst Feeder
Katalis dimasukkan secara terus-menerus/berlanjut ke dalam reactor
dengan menggunakan Catalyst Feeder berupa Catalyst Iinjection Tube.
Medium pembawa katalis ini adalah Deoigenasi-nitrogen bertekanan tinggi.
c. Cycle Gas Compressor
Alat ini digunakan untuk mensirkulasikan gas-gas pada sistem reaksi.
Jenis kompresor yang digunakan adalah kompresor sentrifugal.
d. Cycle Gas Cooler
Alat ini digunakan untuk mentransfer panas reaksi yang dihasilkan dari
reaksi polimerisasi. Medium pendingin yang digunakan adalah Cooling
Water dengan arah aliran Cycle Gas.
e. Product Discharge System
Pada reaktor dilakukan kontrol level berdasarkan beda tekanan,
sehingga setiap terjadi resin Polyethylene baru maka terjadi pengeluaran
produk dari reaktor.

3. Proses Recovery
Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan kembali gas-gas reaktan
(Ethylene dan hirogen), gas inert (nitrogen) dan cairan monomer. Gas yang terpisah
akan digunakan untuk Conveying Product Blow Tank, sedangkan cairan
comonomer akan dimasukkan kedalam sistem reaksi.

16
4. Proses Finishing
Proses ini terbagi menjadi 5, yaitu:
a. Proses Degassing
Product Purge Bin terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas berfungsi
menghilangkan gas hidrokarbon dan bagian bawah berfungsi untuk
menghidrolisis residu TEAL dalam resin.
b. Additive
Untuk meng-upgrade sifa-sifat dari Pelet Polyethylene, maka resin
Polyethylene diberi zat additive, baik berupa padat maupun cair.
c. Pelleting
Lelehan polyethylene dari Continous Mixer dialirkan dari Melt Pump
menuju Pelleter Chamber. Untuk menghasilkan Pelet Polyethylene, lelehan
tersebut didinginkan dengan Pelleting Cooling Water (PCW) bersuhu 70 °C,
dengan dipotong dengan menggunakan pisau.
d. Bagging
Polyethylene dialirkan ke bagging silo dengan medium udara,
selanjutnya dikemas.

II.4.C. Proses High Density Polyethylene (HDPE)


Showa Denko (SDK) proses menggunakan isobutana sebagai diluent tempat
berlangsungnya reaksi polimerisasi. Di HDPE ini digunakan dua buah reaktor loop
berbentuk pipa yang dihubungkan secara seri. Ethylene, hidrogen, dan comonomer
dalam isobutana disirkulasikan di dalam reaktor tersebut, kemudian Slurry Catalyst
(katalis dalam n-heksana) diinjeksikan sehingga terjadi reaksi polimerisasi yang
berlangsung pada tekanan sedang dan suhu tetap, dengan panas reaksi ditransfer
keluar oleh pendingin yang mengalir dalam jaket reaktor.
Reaktor Showa Denko (SDK) Plant dapat dioperasikan dalam tiga mode,
yaitu:

1. Model Diluent
Mode ini digunakan pada start-up atau pergantian grade, yang disirkulasikan
hanya diluent.

17
2. Model Monomodal
Pada operasi monomodal, umpan reaktor-1 hanya berupa diluent saja
sehingga tidak terjadi reaksi polimerisasi di reaktor-1.

3. Mode Dimodal
Pada polimerisasi dimodal, reaksi dilakukan pada kedua reaktor secara seri,
dimulai dari reaktor pertama lalu dialirkan ke reaktor-2.
Produk dari reaktor-2 dikeluarkan ke tanki bertekanan rendah (Flash Tank)
sehingga diluent-nya akan menguap. Diluent diambil kembali dan direcycle
sedangkan polimer Polyethylene dikeringkan dan diumpankan ke Countinous
Mixer, dan selanjutnya ke Pelletizer untuk pembentukan Pellet Polyethylene.

18
BAB III
PEMBAHASAN

III.1. BAHAN BAKU


Produk dari Chandra Asri Petrochemical secara garis besar memiliki 2 produk
yaitu HDPE dan LLDPE. Bahan utamanya adalah nafta dan nitrogen. Bahan
tersebut memiliki berbagai kendala mulai dari sifat yang beracun dan mudah
terbakar serta proses transportasi kapal menuju jetty yang terhambat jika air laut
surut. Kendala lain juga muncul dari sifat bahan tersebut yang memiliki tingkat
toksisitas tinggi dan berbahaya untuk dihirup dan ditelan. Untuk mengatasi kendala
dari bahan-bahan ini diberlakukan beberapa larangan seperti tidak boleh merokok
di areal proses (bahkan sampai di gerbang masuk perusahaan), penggunaan
fullmask (masker yang menutup mulut, hidung dan mata yang memiliki adsorben
untuk organik gas dan debu) dilingkungan tertentu, penggunaan kaca mata dan
masker sederhana, pengecekan langsung ke lapangan dalam beberapa periode untuk
tindakan preventif, dan lain-lain. Tentunya penerapan prinsip dasar Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) sangat bermanfaat dalam mengatasi kendala-kendala
yang muncul dari berbagai sifat sifat bahan tersebut.

III.2. PRODUK
Untuk produk yang dihasilkan berupa biji plastik, produk biji plastik yang
tidak sesuai standar namun layak tetap dijual dengan mutu rendah dan harga yang
murah.

III.3. LIMBAH

III.3.A. Limbah Cair


Limbah cair yang dihasilkan di Pabrik Polypropylene bersumber dari
regenerasi air, hydrogen generation unit, boiler blowdown, backwash water dari
water demin unit, regeneration water dari demin unit, air hujan yang terkontaminasi
dan minyak pelumas bekas. Selain itu juga terdapat limbah air panas, sirkulasi
sistem air pendingin, limbah domestik (sanitasi), laboratorium, dan cleaning area.
PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk memiliki fasilitas pengolahan limbah cair
meliputi:

19
1. Neutralization Pit
Neutralization pit digunakan untuk mengolah air regenerasi unit
demineralisasi dan air buangan dari unit pembangkit hidrogen. Hasil pengolahan
unit ini menghasilkan limbah cair hasil olahan dengan pH berkisar antara 6-9 dan
COD (Chemical Oxygen Demand) <40 mg/l, pengolahan di neutralization pit
melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Pencampuran dan Pemeriksaan pH
Jika pH terukur berada dalam rentang 6-9 maka limbah cair langsung
dibuang, jika pH terukur berda di luar rentang tersebut maka dilakukan injeksi
bahan kimia dengan tujuan agar tercapainya parameter baku mutu limbah
yang dikeluarkan ke lingkungan.
b. Injeksi Bahan Kimia
Jika pH >11 maka dinjeksikan HCl selama 20 detik. Jika pH bernilai 9-
11 maka diinjeksikan HCl selama 10 detik. Jika pH bernilai 3-6 maka
diinjeksikan HCl selama 10 detik. Jika pH <3 maka dinjeksikan HCl selama
20 detik.
c. Pembuangan
Jika pH telah mencapai nilai yang ditentukan maka tahap ini dapat
dilakukan. Pencampuran dan nilai pH diukur terus menerus. Jika nilai pH
terukur berada di luar rentang maka pembuangan dihentikan dan proses
pemeriksaan pH dilakukan kembali.

2. Distribution Pound dan Oil Separation


Unit ini digunakan untuk menampung air hujan yang turun melewati daerah
terbuka pada 5 menit pertama. Air larian disalurkan ke distribution pond melalui
pipa saluran minyak, kemudian dialirkan ke oil separation oleh sebuah pompa.
Dalam oil separation, minyak dipisahkan dari air larian dan ditampung dalam drum
waste oil pit.

3. Final Check Water Point


Unit ini digunakan untuk memantau air buangan yang telah diolah lalu
dibuang ke laut dengan bantuan gaya gravitasi.

20
4. Septic Tank
Septic tank berfungsi untuk mengolah air buangan dari sanitasi gedung dan
sumber lain.

5. Pengelolahan Limbah Laboratoium


Limbah laboratorium berupa solar, mineral oil bekas uji mutu, xylene, asam,
basa, dan reagen lainnya yang telah digunakan. Limbah tersebut ditampung dan
kemudian dibakar melalui flare. Minyak pelumas yang telah terpakai untuk genset,
kompresor, pompa, dan mesin lain dikumpulkan dan dijual kepada pengepul
pelumas bekas. Pengelolaan minyak ini telah sesuai dengan standar international.

III.3.B. Limbah Padat


Limbah padat yang dihasilkan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polimer dan
nonpolimer. Limbah polimer yang dihasilkan dari proses produksi, berupa trash,
bongkahan, sweeping, dan dust. Limbah propilen dapat terbawa, oleh karena itu
dipasang solid water separator dan saringan air sehingga mencegah padatan
tersebut terhanyut ke laut dan dapat ditampung untuk dijual sebagai off product.
Limbah ini dibungkus menurut jenisnya lalu disimpan sementara untuk dijual.
Limbah nonpolimer yang dihasilkan dapat berupa kertas, plastic bag, drum
bekas katalis, drum bekas aditif, karton dan kardus bekas aditif. Karton dan bungkus
plastik bekas aditif tidak berbahaya, bisa dibuang di TPS. Bungkus plastik
dilakukan daur ulang dan ada sebagian yang dimanfaatkan untuk tempat sampah di
lokasi pabrik dan sebagian ada yang dimanfaatkan untuk tempat sampah dilokasi
pabrik dan sebagian lagi dijual. Drum bekas TEAI dikembalikan ke industri
pembuatannya untuk diisi ketika akan membeli TEAI lagi.

III.3.C. Limbah Gas


Limbah gas dihasilkan dari vent recovery unit, sistem reaksi, dan utilitas,
dikeluarkan secara continue dan intermittent. Kemudian dibakar di flare, sistem
flare mempunyai kapasitas sebanyak 1000 ton/hari. Flare selalu tetap dijaga agar
tetap beroperasi dengan memasang pilot burner dengan bahan baku propan dari unit
vent recovery system. Flare di Chandra Asri Petrochemical terdiri dari dua jenis
yaitu :

21
1. Flare bertekanan tinggi yang ditujukan untuk membakar gas keluar dari
setiap pabrik dalam komplek, fasilitas dan prasarana, serta yang lainnya
dihasilkan dari low pressure storage.
2. Flare bertekanan rendah yang ditujukan untuk membakar gas low pressure
storage.
Debu yang dihasilkan dari daerah proses yaitu butiran polypropylene dan
serbuk bahan aditif ditanggulangi dengan memasang dust collector pada sumber
pencemarannya.

III.4. KEBISINGAN
Gerakan peralatan pompa, kompresor, dan mesin-mesin produksi serta
pembakaran pada flare menyebabkan kebisingan. Untuk menghindari gangguan
pendengaran maka dipasang peredam suara pada sumbernya dan untuk semua
karyawan yang memasuki daerah kebisingan lebih dari 5 dB diwajibkan
menggunakan sumbat telinga (earplug).

22
BAB IV
PENUTUP

CAP adalah produsen petrokimia utama Indonesia dengan pabrik yang


terintegrasi memanfaatkan teknologi dan fasilitas pendukung canggih berkelas
dunia. CAP mengoperasikan satu-satunya Naphtha Cracker di Indonesia yang
memproduksi Olefins dan Polyolefins berkualitas tinggi, dan merupakan produsen
domestik tunggal Styrene Monomer dan Butadiene. Yang semua prosesnya
memiliki keterikatan dengan bidang ilmu teknik kimia.
Proses produksi pabrik olefins pada PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
terdiri dari hot section dan cold section. Pada proses ini dihasilkan produk berupa
Ethylene, Propylene, Py-Gas, Mixed C4 dan PFO. Sedangkan produk utama
dihasilkan dari pabrik Ethylene yang menghasilkan LLDPE dan HDPE.
Dengan adanya Kuliah Lapangan, mahasiswa menjadi mengerti bagaimana
pengaplikasian dari ilmu-ilmu teknik kimia yang telah dipelajari di kampus.
Mahasiswa memahami bagaimana mereka nanti bekerja dalam dunia industri.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ”PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk’’. Diakses dari


https://www.google.co.id/maps pada 30 April 2017
Anonim. ”PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk’’. Diakses dari
http://www.chandra-asri.com pada 30 April 2017
Anonim. ”Petroleum Naptha’’. Diakses dari https://en.wikipedia.org pada 30 April
2017
Anonim. ”Nitrogen’’. Diakses dari https://en.wikipedia.org pada 30 April 2017
Anonim. ”Chandra Asri Petrochemical for UPN’’. Diakses dari CAP for UPN.ppt
pada 30 April 2017
Anonim. ”Proses Produksi Pada PT. Chandra Asri’’. Diakses dari proses-produksi-
pada-chandra-asri.docx pada 30 April 2017
Sukadarti, Sri. ”PT Chandra Asri Tbk Cilegon’’. Diakses dari Chandra asri.ppt ada
30 April 2017

24
LAMPIRAN

1. Vincensius Prasetyo Adhi (121150087)


Pertanyaan : Salah satu produk samping dari cracking naptha adalah Py-Gas,
Apakah kegunaannya dan apa digunakan oleh pabrik atau dijual?
Jawaban : Py-Gas digunakan sebagai gasoline blending untuk meningkatkan
oktan. Py-Gas tidak digunakan oleh pabrik melainkan dijual ke
Pertamina.
2. Fakhurrahman Benny S (121150092)
Pertanyaan : Produk berupa Ethylene apakah hanya digunakan untuk memproduksi
LLDPE dan HDPE saja?
Jawaban : Tidak, sebagian produk Ethylene juga dijual, salah satunya ke PT.
Lotte Titan Chemical.

25

Anda mungkin juga menyukai