1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang kesehatan jiwa Nomor 18 Tahun 2014 Bab 1 Ayat 1
Kesehatan Jiwa adalah kondisi seorang individu dapat berkembang secara
fisik,mental,spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuannya sendiri,dapat mengatasi tekanan,dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan kontribusi untuk kelompoknya.
Menurut WHO dalam Hartanti(2018) berpendapat bahwa pada umum nya
gangguan mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan gangguan depresi
di perkirakan 4,4% daripopulasi global menderita gangguan depresi,dan 3,6%
dari gangguan kecemasan.jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18%
antara tahun 2005 dan 2015.Depresi merupakan penyebab kecacatan di seluruh
dunia lebih dari 80% penyakit ini di alami orang-orang yang tinggal di negara
yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut riset kesehatan dasar menyimpulkan bahwa prevelensi gangguan
mental emosional yang menunjukkan gejala depresi dan kecemasan sebanyak 6%
atau sekitar 14 juta orang,usia 15 tahun keatas dari penduduk di
Indonesia.sedangkan prevelensi gangguan jiwa berat,seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.
(Riskesdas,2013).Berdasarkan prevalensi yang di dapatkan Riskesdas 2018 di
temukan peningkatan proporsi gangguan jiwa jika di bandingkan dengan
riskesdas 2013 yaitu 1,7% menjadi 7% kemenkes(2018).
Dalam keperawatan jiwa salah satu diagnose keperawatan yang ada adalah
resiko perilaku kekerasan yang biasanya terjadi pada pasien dengan diagnose
skizofrenia. Tidak hanya resiko perilaku kekerasan yang muncul pada pasien
skizofrenia, terdapat gangguan lain yang biasanya muncul seperti halusinasi,
isolasi social, harga diri rendah, dan deficit perawatan diri. Tetapi biasanya
pasien gangguan jiwa dibawa kerumah sakit jiwa karena keluhan marah-marah,
melempar barang, dan memukul orang lain yang ada disekitarnya. Menurut stuart
3
B. RUMUSAN MASALAH
“BagaimanaPenerapanProsedurPenyaluranEnergiDenganTeknikPukulBantal
PadaPasienResikoPerilakuKekerasan? ”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untukmemahamipenerapanprosedurpenyaluranenergidenganteknikpukulbant
alpadapasienresikoperilakukekerasan
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran tentang konsep penyaluran energi pukul bantal
b. Memberikangambaran tentang konsepdasarresikoperilakukekerasan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Pasien
Penyaluran Energi Pukul Bantal diharapkan pasien dapat
mengontrolemosi,menjadi lebih positif, dan yang terpenting adalahpasein
dapat lebihtenang.
2. Masyarakat
manfaat yang
didapatkanyaitumasyarakatmemahamidanmembudayakanapaituprosedurpen
yaluran energy pukulbantal, caramelakukanpenyaluran energy
pukulbantaldanindikasidalammelakukanprosedurpenyaluran energy
pukulbantal.
3. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Dapat menambah dan memperkaya ilmu keperawatan dan menambah
informasi untuk perkembangan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan
jiwa dalam memberikan prosedurpenyaluran energi pukul bantal
padapasienresikoperilakukekerasan.
5
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Pada BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab
II Tinjauan Pustaka, terdiri dari: Konseppenyaluran energy pukulbantal,
Konsepresikoperilakukekerasan , dan Penelitian Terkait . Bab III Metodologi
Penelitian, terdiri dari: Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen
Pengumpulan Data, Metoda Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis Data,
Etika Penelitian. Dan terakhir Daftar Pustaka
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
marahnya. Secara umum, mekanisme koping yang sering digunakan, antara lain
mekanisme pertahanan ego, seperti displancement, sublimasi, proyeksi, depresi,
denial, dan reaksi formasi (sutejo, 2017).
5. Sumber Koping Pasien Dengan Perilaku Kekerasan
menurut yosep (2009), sumber koping dibagi menjadi 4 yaitu : Personal Ability
(kemampuan untuk mencari informasi), Social Support (dukungan dari keluarga
maupun masyarakat), Material Assets (penghasilan), Positive Belief (keyakinan).
11
BAB III
METODOLOGI
A. DESAIN PENILITIAN
Studikasus yang
digunakanmerupakanstudikasuskualitatif.Penelitiankualitatifadalahjenispenelitian yang
temu-temuannyatidakdiperolehmelaluiprosedurstatistikataubentukhitunganlainnya
(Sugiarto, 2015).
Dalamstudikasusinipenulisakanmenggambarkanbagaimanapenerapanprosedurpenyaluran
energy denganteknikpukulbantaldengandesainstudikasusdeskriptif. (Sukmadinata, 2011).
B. FOKUS STUDI
Studikasusiniberfokuspadapenerapanprosedurpenyaluran energy
pukulbantalpadapasiendenganresikoperilakukekerasan.
danpenelitijugainginmengetahuihal-
haldarirespondenapakahprosedurtersebutdilakukansecarabenardansesuaiatautidak.
Pada lembar observasi berisi SOP mengenai langkah-langkah melakukan terapi
spiritual.
F. Analisa Data
Analisa data yang
digunakandandisajikansecaradeskritifberupapemaparansecarakualitatif,
penyajiandengannarasi, ungkapansecara verbal.
G. ETIKA PENELITIAN
Etikapenelitianadalahsuatupedomanetika yang berlakuuntuksetiapkegiatanpenelitian
yang melibatkanantarapeneliti, pihak yang diteliti (subjekpenelitian) danmasyarakat yang
akanmemperolehdampakhasilpenelitiantersebut (Notoatmodjo, 2010) meliputi:
1. Beneficience
Bebasdaribahayapenelitianharusdilaksanakantanpamengakibatkanpenderitaankepa
dasubjek, khususnyajikamenggunakantindakankhusus, bebasdarieksplotasi,
partisipasisubjekdalampenelitianharusdihindaridarikeadaan yang
tidakmenguntungkan.Subjekpenelitianperludiyakinibahwainformasi yang
diberikankepadapenelititidakakandigunakanuntukmelawanataumerugikanresponden.
Pasiendiberikanpenjelasanbahwaprosedurterapi spiritualtidakmembahayakanpasien.
2. Veracity
Memberikaninformasidenganjujurmengenairencanastudikasusyaitupenerapanpros
edurterapi
spiritualpadapasiengangguankecemasan.Pasiendiberikanpenjelasansebelumdilakukan
penelitian, yang
apabilasudahdimengertiditindaklanjutidenganpenandatanganandiataskertas.
3. Nonmaleficience
Menyampaikankepadarespondendankeluargabahwastudikasusinitidakmenimbulkanda
mpak negative bagiresponden.
13
4. Confidentiality
Selalumenjagakerahasiaanmengenaiidentitasmaupuninformasi yang
diberikankepadapeneliti.Dalamstudikasusinipenulismenerapkanetika yang
digunakandalampenelitianyaitumemastikanrespondenterbebasdaribahaya,
menghargaimartabatpasiendanberlakuadilantararespondendanparasubjek.Semuadatadi
kumpultentangdirisubjekakandisimpandanterjagakerahasiannyaolehpeneliti.
5. Otonomi
Setiaprespondenberhakpenuhuntukmenyetujuiataumenolakuntukmenjadiresponde
n.Responden yang
telahmenyetujuidanbersediamenjadirespondendiikutsertakandalampenelitian.Selainp
asien,
keluargapasienjugamendapatpenjelasantentangrencanadantujuanpenelitiandanmenan
datangani informed consent. Bagipasien yang tidakmemilikikeluargamaka informed
consent diberikandanditandatanganiolehkepalaruangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Wardaningsih, Irawati, Romdzati, Waliyanti. (2017). Buku Modul Keperawatan Jiwa Blok
17.Universitas muhammadiyah Yogyakarta.
Wijayanningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperaatan Jiwa (Edisi 1).
Jakarta: CV. Trans Info Media
Yusuf, Ah, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta :Salemba Medika
Hastuti, R. Y. (2014). Efektifitas Teknik Memukul Bantal Terhadap Perubahan Status Emosi :
Marah Klien Skizofrenia. Triage jurnal ilmu keperawatan, 8(1), 1-7. Diakses, dari
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/triage/article/view/184/182