Oleh:
Ridhotullah Istaz Maulana Suprapto
172010101068
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Jenis Kelamin
Kebiasaan Merokok
Durasi kerja
Riwayat penyakit
Penggunaan APD
Keterangan :
N : Jumlah sampel minimal yang diperlukan
P1 : Proporsi kejadian gangguan kapasitas vital paru pada kelompok yang
memiliki riwayat penyakit.
P2 : Proporsi kejadian gangguan kapasitas vital paru pada kelompok yang
tidak memiliki riwayat penyakit.
P : Rata-rata proporsi ((P1+P2)/2))
Z1-α/2 : Derajat kemaknaan α pada dua sisi (two tail) yaitu sebesar 5%=1,96
Z1-β : Kekuatan uji 1-β yaitu sebesar 80%=0,8
Adapun hasil proporsi variabel penelitian sebelumya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan sampel di atas, didapatkan bahwa variabel
dengan perhitungan total sampel tertinggi yaitu riwayat penyakit sebesar 38 orang.
Untuk menghindari drop out atau missing jawaban dari responden maka sampel
yang diambil sebanyak 42 orang.
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Independen
Kapasitas Vital Hasil pengukuran ventilasi Pengukuran Sprirometer Persen (%) Ratio
Variabel Depeden
Umur Usia penambang yang terhitung Pengisian Kuesioner dan Tahun Ratio
penelitian. wawancara
peneliti dengan
wawancara
tahun.
wawancara
3.6 Pengumpulan Data
Data yang daimbil adalah data primer, yang diambil oleh peneliti
sendiri dan dibantu oleh rekan dan laboran Universitas Jember. Data primer
diperoleh langsung dari responden, melalui :
1. Uji Fungsi Paru
Metode yang dilakukan dengan megukur paru-paru penambang
belerang menggunakan alat spirometer Autospiro Minato AS-505. Pengukuran
dilakukan oleh peneliti didampingi laboran di Laboratorium Fisiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Jember.
Adapun cara pengukuran fungsi paru penambang tembakau, sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat spirometer, dan harus dilakukan kalibrasi sebelum
pemeriksaan.
b. Sample harus dalam keadaan sehat, tidak terkena penyakit seperti
infeksi saluran nafas bagian atas, dan berhati-hati pada penderita
asma karena dapat memicu serangan asma.
c. Setelah itu masukkan data yaitu suhu, kelembaban udara dan tekanan
udara sekitar. Kemudian masukkan data responden yaitu umur, tinggi
badan, berat badan untuk mengetahui nilai prediksi.
d. Pemberian petunjuk dan mendemonstrasikan manuver pada
penambang belerang, yaitu pernapasan melalui mulut, tanpa ada
udara lewat hidung dan celah bibir yang mengatup mouth piece tube.
e. Penambang belerang dalam posisi berdiri, lakukan pernapasan biasa,
tiga kali berturut-turut, saat mengeluarkan napas pada pernapasan
biasa yang ketiga, semua udara yang ada didorong keluar dari paru-
paru dengan perlahan tanpa tekanan, ssetelah itu langsung menghisap
udara dengan cepat dan kuat sebanyak mungkin ke dalam paru-paru,
dan kemudian dengan cepat dan sekuat-kuatnya udara dihembuskan
melalui mouth piece tube.
f. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali untuk mengetahui
FVC dan FEV1.
g. Hasil masing-masing pengambilan data dapat dilihat pada print out.
2. Umur
Peniliti memperoleh umur penambang belerang dengan wawancara
kepada penambang belerang menggunakan instrumen berupa kuesioner.
3. Masa Kerja
Peniliti mendapatkan data masa kerja dengan wawancara kepada
penambang dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner.
4. Kebiasaan Merokok
Peniliti mendapatkan data kebiasaan merokok dengan wawancara
kepada penambang dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner.
Kemudian dikategorikan menjadi perokok ringan, sedang, dan berat sesuai
dengan jumlah yang dikonsumi per harinya (Bustan, 2007).
a. Ringan : Merokok kurang dari 10 batang per hari.
b. Sedang : Merokok 10-20 batang per hari.
c. Berat : Merokok lebih dari 20 batang per hari.
6. Riwayat Penyakit
Untuk data riwayat penyakit sebelumnya, peniliti memperoleh dengan
kuesioner kepada penambang.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang digunakan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat menggunakan uji statistik untuk menguji hipotesis penelitian.
Analisis bivariat menggunakan uji t-test independent dan korelasi Pearson.
Untuk pengujian t-test independent dan korelasi Pearson jika Pvalue ≤ 0,05
maka perhitungan secara statistik menunjukan bahwa adanya hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Kemudian tabulasi silang
dilakukan pada semua variabel yang akan dianalisis. Adapun analisis uji t-test
independent ini antara variabel kapasitas vital paru dengan variabel kebiasaan
merokok dan riwayat penyakit, serta analisis uji korelasi Pearson antara
variabel kapasitas vital paru dengan variabel paparan kadar debu total, umur,
masa kerja, dan durasi jam kerja pada penambang belerang di Kawah Ijen
Kabupaten Banyuwangi 2019.
3.10 Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
CJ, Reynolds & et all. 2017. Chronic Obstructive Pulmonary Disease in Welsh
Slate Miners.Occup Med Volume 1 (halaman 20-25). London
GS, Skloot. 2017. The Effects of Aging on Lung Structure and Function. Clin
Geriatry Med. Volumme 33 No. 4. USA
Guyton, Arthur C. 2013. Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC
Junaedi. 2016. Pengaruh Paparan Asap Belerang Terhadap Faal Paru Pekerja
Tambang di Kawah Ijen Banyuwangi (Skripsi). Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
MT, Dransfield & et all. 2017. Acute Exacerbations and Lung Function Loss in
Smokers with and without Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Am J
Respir Crit Care Med. Volume 1. Alabama.
Mufti, M. Iqbal Hanif. 2017. Faktor individu, Faktor Pekerjaan dan Gejala
Penyakit Paru Obstruktif (PPOK) pada Pekerja Bagian Pemurnian
Belerang (Studi Pertambangan PT. Candi Ngrimbi di Gunung Ijen).
Jember: Universitas Jember
N. Gonzalez & et all. 2017. Spirometri in a Population of Coal Miners in
Paipa, Colombia. Biomedica. Spanish