Anda di halaman 1dari 3

JENIS OLAHAN TEBU

Tanaman tebu di Indonesia banyak ditanam oleh para petani kecil baik dari usaha sendiri
maupun dari usaha kerjasama dengan pabrik gula, atau pabrik gula yang menyewa lahan
pertanian penduduk dan sekaligus mengupah tenaganya dalam usaha mengembangkan tanaman
tebu bagi keperluan memenuhi bahan baku bagi pabriknya (Kartasapoetra, 1988). Tebu
(Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Produk utama
dari pabrik gula adalah gula putih. Namun ada produk yang merupakan produk samping dari
pengolahan tebu menjadi gula. Berikut ini merupakan jenis dari pengolahan tebu menjadi sebuah
produk, antara lain :

 Gula
Seperti yang diketahui secara umum, bahwa tanaman tebu umumnya dipasarkan
dalam bentuk gula Kristal curah. Gula merupakan komoditi penting bagi masyarakat
Indonesia bahkan bagi masyarakat dunia. Manfaat gula sebagai sumber kalori bagi
masyarakat selain dari beras, jagung dan umbi-umbian menjadikan gula sebagai salah
satu bahan makanan pokok. Kebutuhan akan gula dari setiap negara tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan pokok, tetapi juga karena gula merupakan bahan pemanis utama
yang digunakan sebagai bahan baku pada industri makanan dan minuman. Menurut
Sudana dkk (2000) dalam Ditjen Perkebunan (2013) secara historis, industri gula
merupakan salah satu industri perkebunan tertua dan terpenting di Indonesia. Pada tahun
1930-1940-an Indonesia pernah menjadi salah satu produsen dan eksportir gula pasir
terbesar kedua di dunia setelah Kuba. Namun dengan menurunnya produksi gula nasional
(gambar 1), Indonesia menjadi negara pengimpor gula terbesar nomor dua setelah Uni
Eropa setara dengan Amerika Serikat (tabel 1).
 Tetes tebu (molase)
Merupakan salah satu hasil samping pabrik gula tebu yang masih mempunyai
nilai ekonomi yang cukup disebabkan kandungan gulanya yang tinggi sekitar 52 persen
(Baikow, 1982),  sehingga memungkinkan dijadikan bahan baku berbagai industri.
Industri yang memanfaatkan tetes diantaranya adalah industri yang menghasilkan produk
distilasi seperti rum, a1kohol, industri fermentasi seperti monosodium glutamat, Llisin,
asam sitrat, vinegar, protein sel tunggal, aseton-butanol, gum xanthan dan sebagainya. 
 Dimanfaatkan Menjadi Minuman Ringan

          Tebu dapat dijadikan minuman ringan atau jus dengan proses ekstraksi jus atau sari
tebu. Caranya dengan menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan
ampas tebu dengan cairannya. Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler. Jus yang
dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat
berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam
gula. Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat residu,
dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula. Dan juga kotoran seperti pasir
dan batu-batu kecil dari lahan yang disebut sebagai “abu”.  Dikarenakan hasil ekstrasi ini
belum jernih, diharuskan untuk penyaringan agar kotoran hilang dan siap untuk diminum.

 Dimanfaatkan Sebagai Pakan Ternak

        Ampas tebu merupakan Iimbah pabrik gula yang banyak ditemukan di Daerah
Istimewa Yogyakarta dan sangat mengganggu apabila tidak dimanfaatkan. Saat ini belum
banyak peternak menggunakan ampas tebu tersebut untuk bahan pakan ternak, hal ini
mungkin karena ampas tebu mentiliki serat kasar dengan kandungan lignin sangat tinggi
(19,7%) dengan kadar protein kasar rendah (28%). Namun limbah ini sangat potensi
sebagai bahan pakan ternak. Melalui fermentasi menggunakan probiotik, kualitas dan
tingkat kecernaan ampas tebu akan diperbaiki sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pakan. Tahapan fermentasi ampas tebu sama dengan fermentasi jerami. Namun, perlu
ditambahkan beberapa bahan untuk melengkapi kebutuhan mineral yang diperlukan
dalam bahan pakan tersebut.

 Dimanfaatkan Sebagai Pupuk Kompos


       Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Agronomi dan 
Hortikultura, Institut Pertanian Bogor menyebutkan bahwa kompos bagase (kompos yang
dibuat dari ampas tebu) yang diaplikasikan pada tanaman tebu (Saccharum
officinarum L) meningkatkan penyerapan nitrogen secara signifikan setelah tiga bulan
pengaplikasian dibandingkan dengan yang tanpa kompos, namun tidak ada peningkatan
yang berarti terhadap penyerapan fosfor, kalium, dan sulfur. Penggunaan kompos bagase
dengan pupuk anorganik secara bersamaan tidak meningkatkan laju pertumbuhan, tinggi,
dan diameter dari batang, namun diperkirakan dapat meningkatkan rendemen gula dalam
tebu.
Dapus :
Baikow, S 1982 Teknologi Pangan. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.
BPS, 2012. Produksi Tanaman Perkebunan. Badan Pusat Statistik (http://bps.go.id). Diakses
pada 2 Juni 2013.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. “Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Data Komoditas
Perkebunan (PDKP)”. Jakarta : Direktorat Jenderal Perkebunan.
Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropika Bina
Aksara. Jakarta. 418 hlm.

Anda mungkin juga menyukai