Anda di halaman 1dari 4

Nama :Denta Wisnu Pradipta

NIM :196020302011002

Komentar

Paradigma Integratif

Dari makalah penyaji disandingkan dengan silabus, penyaji kurang menyajikan paradigma spiritual.
Dan Contoh penelitian terkait paradigma spiritual maupun integratif, dari contoh ini diharapkan kita
dapat mendapatkan gambaran terkait data penelitian serta cara mengolah data tersebut.

Berikut adalah artikel terkait ilmu spiritual

Prinsip-prinsip dari penelitian spiritual

Berikut adalah prinsip-prinsip dari penelitian spiritual. Kami telah menjelaskan masing-masing dari
prinsip tersebut secara terperinci di bawah ini:

1. Tidak dapat menggunakan pengukuran dan alat-alat analisa konvensional

2. Dilakukan melalui indra keenam atau persepsi ekstrasensori (ESP)

3. Dimensi spiritual sama sistematis dan logis nya dengan dunia fisik

4. Pengetahuan diperoleh dalam suatu format ‘sudah jadi’ dari Pikiran dan Akal Budi (Intelek) Alam
Semesta

5. Penelitian spiritual tidak tergantung pada waktu dan tempat

6. Harus berada di bawah bimbingan seorang pembimbing spiritual yang telah maju

2.1 Tidak dapat menggunakan pengukuran dan alat-alat analisa konvensional

Ketika seseorang ingin meneliti dimensi-spiritual/ halus, seseorang tidak dapat menggunakan
pengukuran dan alat analisa konvensional. Sama seperti kita tidak dapat menggunakan meteran untuk
mengukur kecerdasan seseorang, maka kita tidak dapat menggunakan metode fisik, psikologis atau
intelektual untuk memahami atau menyelidiki alam spiritual. Hal ini dikarenakan alasan sederhana
bahwa menurut definisinya, dimensi spiritual adalah hal yang berada di luar pemahaman panca indera,
pikiran dan intelek.

2.2 Dilakukan melalui indra keenam atau persepsi ekstrasensori (ESP)

Penelitian spiritual hanya dapat dilakukan dengan cara menggunakan indra keenam (ESP) yang
mendalam.

Kita sudah terbiasa dengan memperoleh pengetahuan melalui media organ tubuh panca indera (mata,
telinga, hidung, kulit dan lidah), pikiran dan akal budi/ intelek. Ini adalah paradigma/ pola pikir kita
dalam melakukan penelitian pada ilmu pengetahuan modern. Namun, hanya sekitar 2% dari dimensi
spiritual dapat dipahami oleh media organ panca indra (mata, telinga, hidung, kulit dan lidah), pikiran
dan intelek. 98% dari pengetahuan dapat dirasakan hanya melalui organ indra-halus kita. Idnra-halus
kita umumnya dikenal sebagai indra keenam atau ESP. Penelitian spiritual hanya dapat dilakukan
dengan bantuan indra keenam yang mendalam (ESP). Untuk mengalami dunia yang mencakup
segalanya dari ilmu pengetahuan Spiritualitas, maka kita harus mengembangkan organ panca indra
halus, pikiran-halus dan kecerdasan-halus kita.

Apa yang bukan merupakan penelitian spiritual:

Hal-hal berikut ini akan memberi anda gambaran untuk apa yang bukan merupakan penelitian
spiritual:

Mencoba untuk memverifikasi keaslian dari artefak keagamaan dengan menggunakan teknologi
penanggalan karbon.

Memastikan melalui metodologi-metodologi penelitian ilmu pengetahuan modern tentang keterkaitan


antara praktik keagamaan dan beberapa perubahan sosiologis atau psikologis.

Mencoba untuk memverifikasi apakah sebuah tempat itu dihuni hantu/ angker melalui peralatan
teknologi yang canggih.

Dalam semua kasus di atas, seseorang mencoba untuk mengukur dan memahami alam spiritual
dengan ilmu pengetahuan modern. Hal ini dikenal sebagai penelitian dan bukan penelitian spiritual.
Kemampuan untuk mengukur dan memahami alam spiritual dengan ilmu pengetahuan modern
sangatlah terbatas sehingga hal tersebut menodai ketepatan atau keefektifan analisanya.

2.3 Dimensi spiritual sama sistematis dan logis nya dengan dunia fisik

Ketika ilmu pengetahuan modern, misalnya menyelidiki penyebab dari sakit Kuning, ia datang
pada kesimpulan bahwa salah satu penyebabnya adalah infeksi. Mereka kemudian menyelediki lebih
lanjut dan menemukan bahwa infeksi ini disebabkan oleh virus Hepatitis. Selanjutnya mereka
menemukan bahwa terdapat berbagai jenis virus Hepatitis seperti Hepatitis A, Hepatitis B dll. Dengan
cara ini, analisa yang lebih halus/ mendalam dari penyebab penyakit dan masalahnya sedang
diselidiki. Tetapi, penyebab-penyebab yang lebih dalam atau terdalam hanya dapat diketahui dengan
bantuan ilmu pengetahuan Spiritualitas, yaitu penelitian spiritual.

Melalui penelitian spiritual, kami telah menemukan bahwa akar penyebab dari suatu permasalahan
dapat berasal baik dari alam fisik, psikologis maupun spiritual. Hingga 80% dari permasalahan-
permasalahan dalam kehidupan kita memiliki akar penyebab di alam spiritual. Cukup sering ketika
kita melihat terjadinya sebuah tragedi, kita mendengar ungkapan, 'Ini adalah kehendak Tuhan'.
Namun, akar penyebab di balik tragedi seperti bencana alam atau kecelakaan pesawat terutama berada
dalam alam spiritual yang dalam ketidaktahuan, kita menghubungkannya sebagai 'kehendak Tuhan'.
Kami telah menguraikan alasan-alasan spiritual tersebut dalam artikel kami tentang 'akar penyebab
Spiritual dari kesulitan-kesulitan dalam hidup'.

2.4 Pengetahuan diperoleh dalam suatu format ‘sudah jadi’ dari Pikiran dan Akal Budi (Intelek) Alam
Semesta

Pengetahuan bahkan dari orang yang paling berpengetahuan luas pun tetap terbatas. Di sisi lain,
Tuhan YME Sang Mahatahu mengetahui segala sesuatu tentang segala hal. Inilah sebabnya mengapa
orang-orang dari setiap jalan hidup dan kebangsaan apapun, mendapatkan inspirasi setelah berdoa di
mana sebelumnya mengalami hambatan yang serius dalam berpikir atau dalam menganalisa sesuatu.
Banyak orang yang mengalami diselamatkan secara ajaib dari kecelakaan yang berbahaya atau fatal
setelah berdoa. Pikiran dan Akal Budi (Intelek) Alam Semesta merupakan pikiran dan intelek Tuhan
YME. Setelah seseorang mengembangkan indra keenam (ESP) nya melalui praktik spiritual hingga
melampaui titik tertentu, maka ia bisa mendapatkan akses yang tak terbatas ke dalam Pikiran dan
Akal Budi (Intelek) Alam Semesta.

Semua pengetahuan dari situs ini telah diperoleh atau diverifikasi dari Pikiran dan Akal Budi Semesta.

2.5 Penelitian spiritual tidak tergantung pada waktu dan tempat

Karena pengetahuan diperoleh dari Pikiran dan Akal Budi Semesta, maka seseorang tidak
diperlukan untuk bepergian ke tempat manapun untuk melakukan penelitian. Hal ini juga tidak
tergantung pada waktu dari peristiwa tersebut. Apakah suatu peristiwa tertentu terjadi berabad-abad
yang lalu atau akan terjadi di masa depan, sifat dari kejadian dan faktor-faktor yang berkontribusi
masih bisa dipastikan.
Untuk alasan ini lah kami telah dapat menerbitkan artikel seperti 'penelitian Spiritual pada kehidupan
spiritual dari Nostradamus'. Artikel tersebut memberikan informasi unik yang tidak terjadi di waktu
atau tempat sekarang ini.

2.6 Harus berada di bawah bimbingan seorang pembimbing spiritual yang telah maju

Yang mungkin terpenting dalam penelitian spiritual adalah setiap tim peneliti spiritual perlu dipimpin
oleh seseorang pada tingkat spiritual seorang Suci (Saint) atau seorang Guru.

Berdasarkan skala 0-100, jika menyatu dengan Tuhan YME (yang merupakan yang paling
utama pada setiap jalan spiritual) adalah 100%, maka sebagian besar orang di dunia saat ini berada di
tingkat pencapaian spiritual 20%-25%. Hanya ketika seseorang melalui praktik spiritual mencapai
tingkat spiritual di atas 70%, barulah Ia dapat disebut sebagai pembimbing spiritual atau seorang Suci
(Saint). Makhluk-makhluk yang telah maju (berevolusi) ini dapat mengakses Pikiran dan Akal Budi
Semesta dan benar-benar yakin bahwa mereka tidak sedang disesatkan oleh tubuh-halus atau entitas.
Dalam istilah sederhananya, mencapai tingkat spiritual seorang Suci atau Saint adalah seperti
mencapai tahap yang tinggi dalam pertumbuhan spiritual. Hal ini mirip dengan menjadi seorang
pemenang Nobel dalam bidang tertentu di kehidupan duniawi.

Anda mungkin juga menyukai