Kelompok 8 - Laporan Praktikum Faali Dan Termoregulasi PDF
Kelompok 8 - Laporan Praktikum Faali Dan Termoregulasi PDF
FISIOLOGI TERNAK
“Status Faali Domba, Status Faali Manusia dan Termoregulasi dan
Sirkulasi Darah Pada Katak”
Oleh :
Kelompok 8
Kelas F
Rifqy 200110180277
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Faali merupakan sifat otomatis atau kodrati mengenai kerja atau gerak atau
batas yang optimal bagi status faalinya. Perubahan status faali domba dapat
berubah dri normal menjadi tidak normal dikeranakan aktivitas seperti makan
dan berjalan. Hal tersebut dapat membuat status faali domba tidak stabil.
Status faali domba dapat dilihat dri frekuensi pernapasan, frekuensi denyut
merupakan suatu upaya untuk memelihara suhu badan pada tingkat yang
melepaskan panas tubuh. Proses tersebut terjadi karena pada umumnya ternak
1
tidak mempunyai cukup kelenjar keringat untuk membuang panas melalui
dalam tubuh, sehingga bila suhu udara meningkat, suhu tubuh juga sedikit
meningkat. Kondisi ini akan mendapat respon dari organ-organ yang mengatur
suhu tubuh. Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam sel yang saling
berinteraksi. Sel adalah satuan dasar bagi struktur dan fungsi tubuh manusia.
hidupnya sendiri, misalnya memperoleh O2 dan zat-zat gizi, yang digunakan sel
biasanya merupakan elaborasi dari fungsi-fungsi dasar sel di atas. Sel-sel tubuh
2
c. jaringan epitel yang melapisi dan membungkus berbagai permukaan dan
bagian tubuh.
struktur yang terdiri dari beberapa jaringan primer yang berfungsi bersama
dalam lingkungan cairan internal yang membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel
tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan luar, kelangsungan hidup sel
zat-zat gizi harus terus menerus diganti sesuai kecepatan penggunaannya oleh sel.
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis,
yaitu:
d. pH,
3
f. suhu, serta
Dengan demikian, homeostasis penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan
perubahan, dan
b. kontrol ekstrinsik, yaitu respons suatu organ yang dicetuskan oleh faktor-
prinsip umpan balik negatif, yaitu suatu perubahan pada sebuah variabel yang
diatur mencetuskan respons yang mendorong variabel itu berlawanan arah dengan
patofisiologi terjadi jika satu atau lebih sistem tubuh gagah berfungsi secara
benar, sehingga lingkungan internal yang optimal tidak lagi dapat dipertahankan.
4
tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan suhu organ tubuh bagian luar
diakibatkan oleh adanya panas yang diproduksi, panas yang diperoleh dan
panas yang dilepaskan bagian tersebut. Hewan seperti ini disebut juga hewan
adalah katak.
aktif bila suhu lingkungan panas dan akan pasif (berdiam di suatu tempat) bila
suhu lingkungan rendah. Hal yang menyebabkan hewan tersebut tidak dapat
menghasilkan panas yang cukup untuk tubuhnya karena darah dari hewan
poikiloterm ini biasanya bercampur antara darah bersih dan darah kotor. Ini
(Duke’s, 1995).
Katak merupakan salah satu hewan berdarah dingin yang tergolong dalam
dilakukan, untuk mengetahui perubahan suhu tubuh katak dengan dan tanpa
katak dari katak yang tanpa perlakuan, katak dalam keadaan dingin, dan katak
panas yang sempurna, sehingga jika suhu sekeliling naik, maka suhu tubuh
akan naik (tergantung pada pengaruh lingkungan). Suhu organ dalam berbeda
5
dengan suhu organ luar tubuh.
6
BAB II
HASIL PENGAMATAN
PENGAMATAN
No. Kondisi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Suhu Ket.
Pernafasan Denyut Nadi Denyut Tubuh
(x/mnt) (x/mnt) Jantung (⁰C)
(x/mnt)
1. 40 1. 52 1. 75
1. Tenang 2. 45 2. 58 2. 70 -
(Awal)
3. 44 3. 55 3. 54 38, 7
Rata-rata 43 55 66
Kerja Fisik 390 130 165 40,5
2. Setelah 35 55 170 39 -
Kerja Fisik
(Berenang)
Usia: 19 tahun
7
PENGUKURAN SUHU
PENGAMATAN
No. Kondisi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Suhu Ket.
Pernafasan Denyut Nadi Denyut Tubuh
(x/mnt) (x/mnt) Jantung (⁰C)
(x/mnt)
20 74 89 36,4
1. Tenang 19 75 75 -
(Awal)
19 65 64
Rata-rata 19 71 76
Kerja 120 213 215 36,7
Fisik
2. -
Setelah 86 190 190 37
Kerja
Fisik
8
BAB III
PEMBAHASAN
Frekuensi Pernafasan
rata frekuensi pernapasan saat domba dalam keadaan tenang ialah sekitar 43
praktikum tidak jauh dari literature, perbedaan ini data disebabkan beberapa
faktor, seperti suhu dan tingkat kestressan domba ketika diperiksa frekuensi
pernapasannya.
berjalan-jalan naik begitu drastic mencapai 390 kali /menit. Hasil ini jauh dari
batas normal, namun naiknya frekuensi pernapasan ini diakibatkan suhu tubuh
domba yang ikut naik, domba tidak memiliki cukup kelenjar keringat sehingga
Proses tersebut terjadi karena pada umumnya ternak tidak mempunyai cukup
9
Setelah domba melakukan aktivitas fisik, domba diberenangkan. Di
sangatlah jauh berbeda pada saat domba melakukan kerja fisik, dikarenakan
pada saat domba berenang, domba secara alamiah mengatut nafas nya agar
lebih teratur dan tidak tenggelam pada saat berenang, maka dari itu setelah
saat berenang.
domba dalam keadaan normal adalah berkisar 60-120 kali/menit. Hasil ini
darah di dalam tubuh domba. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeharsono,
akibat suhu lingkungan merupakan suatu upaya untuk memelihara suhu badan
10
pada tingkat yang normal. Selain peningkatan frekuensi pernapasan, terjadi
keadaan tenang tidak setres pada saat berenang, namun anggota tubuh domba
terus bergerak pada saat berenang. Sehingga jantung memompa darah lebih
cepat karena kondisi domba setelah melakukan kerja fisik lalu diberenangkan
denyut nadi saat dalam keadaan tenang adalah 55 kali/menit, hasil ini lebih
kecil apabila dibandingkan dengan literatur yang ada karena menurut Smith
(1998), kisaran normal frekuensi denyut nadi domba adalah 60 sampai 120
kali/menit. Hal ini mengartikan domba benar benar dalam kedaan tenang dan
sebesar 130 kali/menit. Denuyt nadi ini lebih besar sedikit dari literatur, hal ini
meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeharsono, dkk. (2010) yang
11
menyatakan bahwa peningkatan aktivitas pernapasan sebagai akibat suhu
lingkungan merupakan suatu upaya untuk memelihara suhu badan pada tingkat
frekuensi denyut nadi pada domba sebesar 55 kali/menit. Denyut nadi ini
menurun sangat sginifikan bahkan menjadi normal kembali, pada saat domba
berenang domba akan menjadi lebih tenang dan tubuhnya akan lebih rileks
beristirahat menekan hormon – hormone yang menimbulkan setres dan akan
memicu hormon – hormon yang dapat membuat domba menjadi tenang setelah
Suhu Tubuh
Berdasarkan hasi pengukuran suhu tubuh domba, hasil yang didapat dalam
keadaan tenang adalah 38,7°C saat kerja fisik adalah sebesar 40,5°C dan
kisaran normal temperature rektal pada domba adalah 38,5°C samapai 39°C.
hal ini menunjukan, saat keadaan teang suhu domba normal, namun setelah
beraktivitas suhu domba berada diatas normal, hal ini dapat disebabkan
beberapa faktor baik faktor eksternal maupun internal, untuk faktor eksternal
suhu saat dilakukan pengukuran suhu cukup panas dan matahari pun sangat
12
3.2 Status Faali Manusia
praktikum status faali aterhadap manusia dan ternak domba yang disebabkan
kelompok berdarah panas. Secara teknis praktikum faali manusia hampir sama
dengan praktikum faali domba, pada praktikum kali ini objek diberi kerja fisik
dimasukkan ke dalam mulut dan diapit diketiak. Pengaturan suhu tubuh erat
kaitannya dengan cairan tubuh dan metabolisme yang terdiri dari anabolisme
antara 36°C – 37 ˚C. Fungsi cairan tubuh adalah menjaga kondisi cairan tubuh
agar dalam keadaan konstan dan wajar hal ini disebut dengan homeostatis.
yang meningkat dari pada keadaan normal yaitu dari 36,4°C yang meningkat
menjadi 36,7°C. Hal ini disebabkan karena adanya perlakuan aktifitas berlebih
(lari) yang dapat meningkatkan suhu tubuh, detak jantung dan pernafasan.
Bukan hanya itu pengaruh dari lingkungan, rangsangan tertentu ikut berperan
13
dalam pernafasan. Saat melakukan aktifitas, tubuh melakukan metabolisme
untuk memenuhi energi kemudian cairan tubuh yang terdiri dari cairan internal
dan eksternal ikut berperan dalam menyeimbangkan suhu tubuh, namun pada
perlakuan adalah 300C. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan Dukes (1995)
bahwa suhu tubuh katak sesuai pada temperature normal taitu 27-300C.
Setelah suhu tubuh katak tanpa perlakuan dicatat, maka dilanjutkan dengan
melakukan pengukuran suhu katak di Garut. Prosedur yang dilakukan sama
dengan prosedur pada saat mengukur suhu katak pada keadaan normal yaitu
dengan cara memasukan katak ke dalam gelas ukur yang ukurnya sesuai
dengan besar katak. Setelah itu letakan katak dengan posisi kepala katak
menghadap ke atas, hal ini agar memudahkan pada saat memasukan
thermometer ke dalam mulut katak. Memasukan thermometer ke dalam mulut
katak selama 3 menit. Setelah 3 menit suhu tubuh katak pada saat berada di
14
Perubahan-perubahan suhu tubuh pada katak tersebut dikarenakan katak
merupakan hewan berdarah dingin atau poiokiloterm, yaitu suhu tubuh katak
Perbedaan suhu tubuh katak dengan suhu tubuh manusia karena perbedaan
pengelompokan golongan berdasarkan pengaruh suhu lingkungan terhadap
suhu hewan. Katak merupakan hewan berdarah panas atau golongan
poiokiloterm, sedangkan manusia merupakan hewan berdarah panas atau
lingkungan sekitar.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Pembagian Tugas
Pustaka.
17