Anda di halaman 1dari 90

NEUROANATOMI FUNGSIONAL DAN FISIOLOGI

SISTEM MASTIKASI

Dosen Pembimbing: Dr. Rudi Hartanto, drg., M.S.

Monica Andreas 160321190001 Kharlina Syafitri 160321190005


Ansila D.N.I 160321190002 Cut Myra Angela 160321190006
Melly Sriwijayanti 160321190003 Jessica Gozal 160321190007
Christine Natalina M. 160321190004 Hervano Taufik 160321190008
Anatomi dan Fungsi dari Sistem
Neuromuskular

Struktur
Otot
neurologis
Nukleus sistem
tulang belakang
Neuron
Formasi reticular
Struktur
Reseptor sensorik
Neurologis
Talamus
Batang otak dan
otak
Hipotalamus

Struktur limbik

Korteks
NEURON
Unit struktur dasar pembentuk sistem saraf adalah neuron

Prosesus
Terdiri dari massa
protoplasma dari
protoplasma :
badan sel saraf :
badan sel saraf
dendrite dan axon

Axon (dari bahasa Yunani axon, yang berarti "poros" atau "aksis") adalah pusat inti yang
membentuk bagian penghantar penting dari neuron dan merupakan perluasan
sitoplasma dari sel saraf
Neuron mampu mentransfer impuls listrik dan kimia di sepanjang sumbunya →
memungkinkan informasi untuk masuk & keluar dari SSP

Menghantarkan impuls
Neuron afferent
saraf mendekati SSP

Menghantarkan impuls
Neuron Neuron efferent
kearah perifer

Neuron Terletak seluruhnya di


internuncial/interneuron dalam SSP

Semua synapse afferent terletak dalam gray substance dari SSP → tidak ada koneksi anatomis periferal antara
serat sensorik

Neuron motorik atau neuron efferent menghantarkan impuls saraf → efek sekretori atau otot
Neuron primer
Neuron sensorik
atau neuron first
pertama
order
Neuron
Neuron sensorik
second dan third Interneuron
order

Impuls saraf ditransmisikan dari satu neuron ke neuron lain hanya pada
synaptic junction, atau synapse, di mana prosesus dari dua neuron berada berdekatan
RESEPTOR SENSORIK
Struktur atau organ neurologis yg terletak di semua jaringan tubuh yg memberikan
informasi kepada SSP melalui neuron afferent

Reseptor sensorik khusus memberikan informasi spesifik ke neuron afferent


dan kemudian kembali ke SSP

Exteroceptor : reseptor sensorik yg ditemukan di jaringan perifer seperti kulit &


mukosa mulut → memberikan informasi dari jaringan luar tubuh yg
menginformasikan SSP tentang kondisi di lingkungan.
RESEPTOR SENSORIK
Ada exteroceptors khusus untuk mendeskripsikan kondisi panas, dingin, sentuhan ringan, dan
tekanan

Nociceptor : reseptor yg spesifik untuk rasa tidak nyaman dan rasa sakit, terletak tidak
hanya di jaringan perifer, tetapi juga di seluruh tubuh

Interoceptor : Reseptor yang membawa informasi mengenai status organ internal


→menginformasikan kepada SSP tentang status struktur dan proses internal seperti aliran
darah, pencernaan, dan pernapasan

Proprioceptors :memberikan informasi mengenai posisi dan pergerakan mandibula dan struktur
oral yang terkait, ditemukan di semua struktur muskuloskeleta
Ditransfer ke SSP dan
pusat tertinggi di Interpretasi dan
Informasi diluar SSP
badang otak dan evaluasi
korteks

Higher centers
kemudian Kembali melalui
Melakukan tindakan
mengirimkan impuls perifer ke organ
yang diinginkan
ke sumsum tulang efferent
belakang
Neuron first order
(primary afferent) Synapse dengan Menyeberang dan naik
membawa input ke neuron second order ke higher centers.
DRG

Interneuron kecil
terhubung neuron
Aktivitas reflex aafferent primer
dengan neuron motorik
primer (efferent)
BATANG OTAK DAN OTAK

• Setelah impuls saraf dialihkan ke neuron 2nd order, neuron ini


membawanya ke higher centers untuk interpretasi dan evaluasi

• Ada banyak pusat (centers) di batang otak dan otak yang


membantu memberi makna pada impuls

• Pemahaman tentang area-area ini dan fungsinya sangat


membantu dalam memahami nyeri orofasial
Synapse dengan neuron
Neuron afferent primer 2nd order(2nd N) dalam
(1 N) memasuki batang nukleus saluran
otak trigeminal tulang
belakang (STN of V)

Inti saluran tulang


Kompleks batang otak
belakang : subnukleus
trigeminal terdiri dari inti
oralis (sno), subnukleus
motor V (MN of V), dan
interpolaris (sni), dan
nukleus sensorik utama
subnukleus caudalis
V (SN of V)
(snc).

Neuron 2nd rder


Badan sel saraf
menerima input →
trigeminal terletak di
Takamus (Th) untuk
ganglion gasserian (GG)
interpretasi
NUKLEUS SISTEM TULANG BELAKANG
• Di seluruh tubuh, neuron afferent primer ber-synapse dgn neuron 2nd order di dorsal horn
pada tulang belakang
• Input afferent dari wajah dan struktur mulut tidak memasuki sumsum tulang belakang
melalui saraf tulang belakang → melalui saraf kranial kelima → saraf trigeminal

Sistem tulang
belakang

subnukleus subnukleus subnukleus


oralis interpolaris caudalis
FORMASI RETIKULAR

Interneuron naik melalui


Setelah neuron afferent primer
Interneuron mengirimkan beberapa saluran melewati
ber-synapse di nukleus saluran
impuls ke higher centers area batang otak → formasi
tulang belakang
retikular

Memiliki peran → memonitor


Di dalam formasi retikular impuls yang masuk ke batang
terdapat konsentrasi sel atau otak, mengontrol aktivitas otak
nuclei yg mewakili "pusat" dari baik dengan meningkatkan
berbagai fungsI impuls ke otak atau
menghambat impuls
TALAMUS
Talamus terletak di pusat otak, dengan dikelilingi cerebrum mulai
dari atas dan samping, dan otak tengah di bawahnya

Talamus terdiri dari banyak inti yang berfungsi bersama untuk


menginterupsi impuls

Talamus bertindak sebagai stasiun pemancar untuk sebagian


besar komunikasi antara batang otak, otak kecil, dan cerebrum

Mengendalikan fungsi dan mengarahkan sinyal, mengaktifkan


korteks dan memungkinkan korteks berkomunikasi dengan area
lainnya dari SSP
HIPOTALAMUS

Peningkatan tingkat stress


emosional merangsang
hipotalamus→ meningkatkan
Pusat utama otak untuk sistem saraf simpatik dan
mengendalikan fungsi- mempengaruhi impuls
fungsi internal tubuh, nociceptive yang memasuki
Struktur kecil di tengah seperti suhu tubuh, rasa otak → menangani nyeri
pangkal otak lapar, dan haus
STRUKTUR LIMBIK

• Kata limbik berarti "batas/perbatasan


• Sistem limbik terdiri dari struktur pembatas cerebrum dan diencephalon
• Berfungsi untuk mengendalikan aktivitas emosi dan perilaku
• Di dalam struktur limbik terdapat inti (nuclei) atau pusat yang bertanggung
jawab atas perilaku spesifik seperti kemarahan, amarah, dan kepatuhan
• Struktur limbik juga mengendalikan emosi seperti depresi, kecemasan,
ketakutan, dan paranoia
• Di dalam struktur limbik juga ada pusat rasa sakit / kesenangan yang
mendorong individu scr naluriah ke arah perilaku yang merangsang sisi
kesenangan dan menjauh dari rasa sakit.
KORTEKS
Area yang paling
Adalah bagian dari otak
Disinilah pada dasarnya bertanggung jawab
yang paling sering
semua ingatan kita terhadap kemampuan
dikaitkan dengan proses
disimpan kita melatih
berpikir
keterampilan otot

Area motorik Area sensorik Area indera khusus

Koordinasi fungsi motorik Menerima sinyal somatosensory Area visual (penglihatan) dan
input untuk dievaluasi auditorial (pendengaran)
Otot
Unit Motorik
Komponen dasar dari sistem neuromuskuler → terdiri dari
sejumlah serat otot yang diinervasi (dipersarafi) satu neuron
motorik.

Setiap neuron bergabung dengan serat otot di motor


endplate

neuron diaktifkan → motor endplate distimulasi → melepaskan


setilkolin → Depolarisasi → serat otot memendek atau berkontraksi.
Otot
Unit Motorik
Jumlah serat otot yang
Semakin sedikit serat
diinervasi → sangat
otot per motor neuron
bervariasi sesuai
→ semakin tepat
dengan fungsi unit
gerakannya
motoriknya.

Neuron motorik tunggal


satu motor neuron
dapat menginervasi
dapat menginervasi
hanya dua atau tiga
ratusan serat otot
serat otot,
Unit Motorik Otot

Otot pterigoid lateral inferior


memiliki rasio neuron serat
motorik otot yang relatif rendah
→ melakukan penyesuaian
panjang secara tepat → adaptasi
→ perubahan horizontal pada
posisi mandibula

otot masseter → jumlah serat


motor yang lebih besar per
motor neuron → menyediakan
gaya yang diperlukan selama
pengunyahan.
Otot
Otot
Ratusan hingga ribuan unit motorik, bersama dengan pembuluh darah dan saraf, disatukan oleh
jaringan ikat dan fasia → membentuk otot.

Tengkorak disokong → tulang belakang posisi mandibular yang menggantung dibagian


leher → tidak terletak di tengah atau bawah depan dari tengkorak kepala →
dalam posisi yang seimbang keseimbangan jauh

- otot masseter (mengikat mandibula ke


Otot-otot penyokong tengkorak),
kepala ini dapat
terdapat kelompok otot - suprahyoid (mengikat mandibula ke
melakukan overcontract
antagonis di daerah tulang hyoid),
dan mengarahkan garis
anterior kepala, yaitu:
penglihatan terlalu jauh - infrahyoid (mengikat tulang hyoid dengan
ke atas. sternum dan klavikula)
GAMBAR 2-4 Keseimbangan otot kepala dan leher yang tepat dan kompleks harus ada
untuk mempertahankan posisi dan fungsi kepala yang tepat. A, Sistem otot. B, Setiap
otot utama bertindak seperti pita elastis. Ketegangan yang diberikan harus secara
tepat berkontribusi pada keseimbangan yang mempertahankan posisi kepala yang
diinginkan. Jika satu pita elastis putus, keseimbangan seluruh sistem terganggu dan
posisi kepala berubah.
Otot
Fungsi Otot
• Unit motorik hanya dapat melakukan satu tindakan, yaitu kontraksi atau pemendekan.
• Otot memiliki tiga fungsi potensial

kontraksi isotonik kontraksi isometrik relaksasi terkontrol

• sejumlah besar unit • sejumlah unit motorik • stimulasi unit motorik


motorik dalam otot berkontraksi dihentikan, serat-serat
distimulasi → berlawanan dengan unit motorik akan
kontraksi atau arah gaya yang rileks dan kembali ke
pemendekan diberikan → untuk panjang normalnya.
keseluruhan otot menahan atau • otot masseter ketika
dengan beban yang menstabilkan rahang. mulut terbuka
konstan • otot masseter ketika
• otot masseter ketika sebuah benda ditahan
mandibula diangkat,
Otot
Fungsi Otot
Gerakan sekecil apa pun dari kepala, setiap otot berfungsi selaras dengan otot lainnya untuk
melakukan gerakan yang diinginkan

Jika kepala diputar ke kanan, otot-otot tertentu harus memendek (kontraksi isotonik), yang lain harus
rileks (relaksasi terkontrol), dan otot yang lain lagi harus menstabilkan atau melakukan fungsi tertentu
(kontraksi isometrik).

• Kontraksi eksentrik → merusak jaringan otot → pemanjangan otot yang dipaksa bersamaan dengan
terjadinya kontraksi → cedera dan akan menyebabkan nyeri otot
• Contoh kontraksi eksentrik kecelakaan kendaraan bermotor → otot serviks berkontraksi untuk menopang
kepala dan menahan gerakan.
Otot
Reseptor Sensorik Otot
Sistem pengunyahan menggunakan empat jenis utama reseptor sensorik (proprioseptor) untuk
memantau status strukturnya

organ
spindel
tendon
otot
Golgi

pacinian
corpuscles
nosiseptor
/ sel-sel
Pacinian
Otot
Spindel Otot
kontraktil dan
Serat Ekstrafusal membentuk sebagian
besar otot

Satu bundel otot intrafusal


hanya kontraktil yang diikat oleh selubung
Serat intrafusal jaringan ikat disebut
beberapa saat
spindel otot

• Spindle otot terutama memantau ketegangan di dalam otot rangka.


• Mereka diseling di seluruh otot dan disejajarkan sejajar dengan serat ekstrafusal.
• Di dalam masing-masing spindel, inti dari serat intrafusal diatur dalam dua mode yang berbeda:
• rantai (tipe rantai nuklir)
• berkelompok (tipe kantong nuklir).
Serat-serat ini diberikan
klasifikasi serat gamma atau
Serat intrafusal menerima
gamma eferen untuk
Dua jenis saraf aferen persarafan eferen melalui
membedakannya dari saraf
saraf fusimotor
alfa, yang mensuplai serat
ekstrafusal

Serat intrafusal dari spindel ketika distimulasi, mereka


memasok serat intrafusal otot sejajar sejajar dengan menyebabkan kontraksi
serat ekstrafusal intrafusal

Ketika otot intrafusal


Serat yang lebih besar berkontraksi, daerah rantai-
kelompok yang lebih kecil (II,
melakukan impuls dengan nuklir dan kantong-nuklir
A-beta) dan merupakan
kecepatan yang lebih tinggi diregangkan, yang terlihat
ujung sekunder (disebut
dan memiliki ambang yang seolah-olah seluruh otot
ujung semprotan ower)
lebih rendah → (Ia, A-alpha) diregangkan, dan aktivitas
aferen dimulai
Ada dua cara di mana sereat aferen dari spindel otot dapat distimulasi:
• peregangan menyeluruh dari seluruh otot (serat ekstrafusal)
• kontraksi serat intususal melalui eferen gamma

Spindel otot terus-


Bentangan spindel
menerus memberi otot tiba-tiba diregangkan
menyebabkan cincin
informasi mengenai → serat otot ekstrafusal
ujung saraf aferen
keadaan pemanjangan maupun intrafusal
kelompok I dan II
atau kontraksi otot memanjang
mengarah kembali ke SSP
kembali ke SSP.

Jika tidak ada sistem


gamma efferent, neuron motorik eferen
Pemendekan ini
penghentian total alfa distimulasi,serat otot
menyebabkan penurunan
aktivitas spindel akan ekstrafusal berkontraksi
output aferen dari spindle
terjadi selama kontraksi dan spindel memendek
otot
Otot
Organ Tendon Golgi
Terletak di tendon otot antara serat otot dan perlekatannya pada tulang.

Berfungsi hanya untuk melindungi otot dari tegangan yang


berlebihan atau merusak. →sensitif dan aktif dalam pengaturan
reflex selama fungsi normal.

Organ sensorik ini terdiri dari serat tendon yang dikelilingi oleh
ruang getah bening yang tertutup dalam kapsul brous

Tegangan pada tendon merangsang reseptor di organ tendon Golgi.


Otot
Sel Darah Pacinan
Organ oval besar yang terdiri
dari lamella konsentris dari berfungsi terutama untuk
jaringan ikat → persepsi pergerakan dan
didistribusikan secara tekanan kuat (bukan
luas,sering terdapat pada sentuhan ringan)
struktur sendi

Sel-sel ini ditemukan →


Di pusat setiap sel → inti
tendon, sendi, periosteum,
yang berisi akhir dari serat
insersi yang lunak, fasia, dan
saraf
jaringan subkutan.
Nosiseptor Otot
reseptor sensorik yang Nociceptors +
dirangsang oleh cedera proprioceptors → untuk
dan mentransmisikan memantau kondisi,
informasi cedera posisi, dan pergerakan
(nosisepsi) ke SSP jaringan dalam sistem
melalui saraf aferen pengunyahan

reseptor ambang batas


rendah khususnya
terletak di sistem untuk sentuhan ringan,
pengunyahan tekanan, atau gerakan
rambut wajah →
mechanoreseptor

beberapa merespon
merespons berbagai
secara eksklusif
rangsangan, mulai dari
terhadap rangsangan
sensasi sentuhan hingga
mekanik dan termal
cedera berbahaya
yang berbahaya
Otot
Nosiseptor
reseptor sensorik yang dirangsang oleh
cedera dan mentransmisikan informasi
cedera (nosisepsi) ke SSP melalui saraf
aferen → terletak di sistem pengunyahan

beberapa merespon secara eksklusif


terhadap rangsangan mekanik dan termal
yang berbahaya

yang lain merespons berbagai rangsangan,


mulai dari sensasi sentuhan hingga cedera
berbahaya;
FUNGSI NEUROMUSCULAR
Fungsi reseptor sensorik

Umpan balik oleh berbagai reseptor sensorik Keseimbangan dinamis dari otot kepala dan leher

Kontraksi otot aktif dipantau oleh organ tendon Golgi dan spindle otot

Gerakan sendi dan tendon merangsang sel-sel Pacinian

Semua reseptor sensorik secara terus menerus memberikan input ke SSP

Batang otak dan thalamus bertugas mengawasi dan mengatur aktivitas tubuh secara konstan

Jika informasi yang masuk memiliki konsekuensi yang signifikan kepada orang tersebut → thalamus
meneruskan informasi tersebut ke korteks → evaluasi dan keputusan secara sadar
Aksi Refleks
Respons yang dihasilkan dari rangsangan yang melewati impuls sepanjang neuron aferen ke akar
saraf posterior atau ekuivalen kranialnya→ ditransmisikan ke neuron eferen → otot rangka

Informasi dikirim ke pusat-pusat yang lebih tinggi→ responnya tergantung dari kemauan dan terjadi
secara normal tanpa pengaruh kortikal atau batang otak

Aksi refleks

Monosinaptik : ketika serat aferen secara langsung merangsang serat eferen dalam SSP

Polisinaptik : ketika neuron aferen menstimulasi satu atau lebih antar neuron di SSP,
yang pada gilirannya merangsang serat saraf eferen
2 tindakan umum aksi refleks yang penting dalam sistem pengunyahan:

Refleks myotatic Refleks nociceptive


Refleks myotatic (stretch)
Satu-satunya refleks rahang monosinaptik

Refleks pelindung → ketika otot rangka dengan cepat diregangkan → kontraksi


otot

Contoh refleks myotatic: patellar atau knee-jerk reflex / loncatan dengkul

Reseptor sensorik memicu impuls aferen pada saraf sensorik saraf femoralis,
dari sumsum tulang belakang ke daerah lumbar(L4) → bersinapsis langsung
dengan motor neuron→impuls eferen ke otot quadriceps femoris, memicu
kontraksi → dikoordinasikan dengan relaksasi otot hamstring flexor
antagonis→ kaki menendang
Dapat digambarkan dengan melemaskan otot-otot rahang → membuat gigi
sedikit terpisah. Ketukan dagu ke bawah yang tiba-tiba → rahang terangkat
secara berlebihan.

Jika ada relaksasi total dari semua otot yang mendukung rahang → gaya gravitasi
akan bertindak untuk menurunkan rahang dan memisahkan permukaan artikular
TMJ→ Untuk mencegah dislokasi ini→ otot-otot elevator (dan otot-otot lain)
dipertahankan dalam keadaan kontraksi ringan → tonus otot.

Refleks myotatic : penentu utama tonus otot pada otot elevator.

Ketika gravitasi menarik mandibula ke bawah→ otot-otot elevator secara pasif


diregangkan → peregangan dari spindel otot → secara refleks diteruskan dari
neuron aferen ke neuron motor alfa → otot-otot pengangkat otot ekstrafusal
Refleks Nociceptive (fleksor)
Refleks polysynaptic terhadap Contoh pada anggota tubuh besar
rangsangan berbahaya → dianggap termasuk penarikan tangan saat
protektif menyentuh benda panas.

sistem pengunyahan → ketika benda keras tiba- Otot elevator harus


tiba tergigit→ kekuatan mengunyah yang dihambat untuk mencegah
meningkat secara tiba-tiba pada gigi → penutupan rahang lebih
membebani struktur periodontal→ lanjut
menghasilkan stimulus berbahaya.

Otot-otot pembuka rahang harus diaktifkan = penghambatan antagonis


untuk menjauhkan gigi dari kemungkinan (antagonistic inhibition)
kerusakan.
Serat saraf aferen primer → nukleus traktus spinalis trigeminal, bersinkronisasi dengan interneuron →
nukleus motorik trigeminal.

Ketika informasi aferen dari reseptor sensorik mencapai interneuron, 2 tindakan berbeda terjadi:

Interneuron eksitasi → neuron eferen pada nukleus motor trigeminal → otot-otot pembuka rahang → otot-
otot berkontraksi

Aferen → interneuron penghambat → otot-otot pengangkat rahang menjadi rileks→ rahang cepat turun
dan gigi tertarik menjauh dari objek → rangsangan berbahaya
Dasar dari keseimbangan otot

Kelompok otot tertentu terutama mengangkat


mandibula - kelompok lain terutama
menekannya.

Agar mandibula dinaikkan oleh otot temporal,


pterigoid medial, atau masseter, otot
suprahyoid → harus relaks dan memanjang.
mandibula yang mengalami depresi, para
suprahyoid harus berkontraksi sementara
elevatornya rileks dan memanjang

agar hubungan kerangka tengkorak, mandibula, dan leher


dapat dipertahankan, masing-masing kelompok otot
antagonis harus tetap dalam keadaan konstan tonus ringan.
→mengatasi ketidakseimbangan kerangka dari gravitasi dan
menjaga kepala dalam apa yang disebut posisi postural.
Untuk membuat gerakan mandibula yang tepat, input dari berbagai reseptor sensorik
harus diterima oleh CNS melalui serat aferen.

Batang otak dan korteks harus berasimilasi dan mengatur input ini dan memperoleh
aktivitas motorik yang tepat melalui serat saraf eferen.

Kegiatan motorik ini melibatkan kontraksi beberapa kelompok otot dan penghambatan
yang lain.

Reseptor sensorik di ligamen periodontal, periosteum, TMJ, lidah, dan jaringan lunak lainnya dari
mulut secara terus-menerus memberi umpan balik informasi, yang diproses dan digunakan untuk
mengarahkan aktivitas otot.
Fungsi batang otak dan fungsi korteks
• bersama untuk menilai dan mengevaluasi impuls yang masuk
• batang otak bertugas menjaga homeostasis dan
mengendalikan fungsi tubuh yang secara alam bawah sadar.
• terdapat kumpulan neuron yang mengontrol aktivitas otot
berirama seperti bernapas, berjalan, dan mengunyah.
• dikenal sebagai generator pola sentral (CPG) .
• Bertanggung jawab atas ketepatan waktu aktivitas antara otot-
otot antagonis
mengunyah adalah kegiatan bawah sadar namun dapat dibawa ke kendali sadar
kapan saja. Bernafas dan berjalan adalah aktivitas reflex CPG lain yang umumnya
terjadi pada tingkat bawah sadar tetapi juga dapat dikendalikan secara sukarela.
ketika stimulus dikirim ke SSP, Korteks — dengan pengaruh dari thalamus, CPG, struktur
limbik, pembentukan retikular, dan hipotalamus — menentukan tindakan → sering hampir
otomatis,

Namun, ketika individu mengalami tingkat gerak yang lebih


tinggi, seperti ketakutan, kecemasan, frustrasi, atau
kemarahan, modifikasi utama aktivitas otot dapat terjadi
• 1. Peningkatan tekanan emosional meningkatkan struktur limbik dan hipotalamus / hipofisis /
adrenal axis (HPA), mengaktifkan sistem eferen gamma. → memengaruhi reflex myotatic →
menghasilkan peningkatan tonus otot. → risiko kelelahan otot yang lebih besar dan
peningkatan tekanan interarticular TMJ.
• 2. meningkatkan jumlah aktivitas otot yang tidak relevan. → sepertiperan kebiasaan gugup,
seperti menggigit kuku atau pada pensil, mengepalkan gigi, atau bruxism.
FUNGSI UTAMA SISTEM MASTIKASI
Pengunyahan
Fungsi
Penelanan
utama
Bicara
Pernafasan
Fungsi
sekunder Ekspresi emosi

Semua gerakan fungsional adalah peristiwa neuromuskuler kompleks


yang sangat terkoordinasi
Mastikasi

Tindakan mengunyah makanan

Tahap awal pencernaan

Aktivitas yang memanfaatkan indera perasa, sentuhan dan aroma

Memiliki efek relaksasi dengan mengurangi tonus otot dan rasa gelisah

Memiliki kualitas yang menenangkan


Gerakan pengunyahan

Proses pengunyahan mengikuti sebuah pola


gerakan yang telah ditentukan

Pola pengunyahan (Chewing stroke) memiliki pola


pergerakkan yang mengikuti bentuk tetesan air.

Fase penutupan dibagi menjadi dua yaitu; (1) Fase


penghancuran, dan (2) Fase pelumatan
Gerakan Anterior

• Memotong makanan yang


akan dimasukkan ke dalam
mulut
• Panduan insisal

Gerakan lateral

• penghancuran dan
pelumatan makanan
• Berbeda antara sisi kerja dan
sisi non-kerja
Pola gerakan pengunyahan
Urutan proses pengunyahan

mandibula bergerak ke
Pergerakan mandibular
Fase membuka bawah dari posisi
ke arah lateral 5-6 mm
intercusp ke titik
mulut dari midline → awal
dimana incisal edge gigi
gerakan menutup mulut
berjarak 16-18 mm

Pada posisi ini cusp Fase penghancuran


pergerakan lateral
bukal dari gigi → makanan
berkurang menjadi 3-4
mandibula hampir
mm dari posisi awal terletak di antara
berada di bawah cusp
gerakan mengunyah gigi geligi
bukal dari gigi maksila
dimulai dengan
terjebaknya bolus
Fase penggilingan makanan di antara gigi,
dimana mandibula pada
keadaan menutup

pergerakan mandibula
mengikuti bentuk
permukaan oklusal hingga
kembali ke posisi intercusp
yang menyebabkan kontak
antar bonjol
Gigi berkontak selama mastikasi

Penelitian sebelumnya → gigi tidak berkontak seama mastikasi


• spekulasi karena makanan berada diantara gigi

Penelitian terbaru → gigi geligi berkontak seama mastikasi

Introduksi makanan → kontak beberapa kali → frekuensi meningkat

Dua tipe kontak


• Gliding → dua inklinasi gigi saling melewati dengan lawannya setelah pembukaan mulut
• Grinding (menggerus) → Posisi maksimal intercups
Kontak gigi geligi dipengaruhi oleh Fase pembukaan mulut dan jumlah stroke saat
pengunyahan

Jumlah stroke dipengaruhi → permukaan oklusal (ketinggian cups dan kedalaman


fossa) → kualitas dan kuantitas → sensoris CNS → karakter stroke dalam
pengunyahan

Gigi aus → pola stroke dalam mengunyah lebih besar

gigi posterior berkontak kearah lateral dengan yang tidak diinginkan → maloklusi
akan menghasilkan pola irregular, pengulangan sedikit dan pola stroke
pengunyahan lebih pendek.
Gerak terluar dan mengunyah (tampilan depan) dengan sisi kerja dikiri. Catatan
kondisi oklusal saat stroke mengunyah ditandai dengan warna merah. A. Oklusi
yang bagus, B. Oklusi dengan keausa pemakaian, C. Maloklusi.
Tekanan pengunyahan
Perempuan memiliki tekanan gigit dalam variasi → 79 s.d 99 lb
(35.8-44.9 kg)

Laki-laki memiliki variasi → 118 s.d 142 lb (53.6 – 64.4 kg)

Tekanan gigi paling besar 975 lb (443 kg)

Tekanan yang dapat diaplikasikan pada gigi M1 → 91 s.d 19 llb (41.3


– 89.0 kg) dan I1 → 29 s.d 51 lb (13.2-23.1 kg)

Tekanan gigit meningkat sampai umur remaja

Tekanan gigit → jenis makanan dan bentuk rahang


Peranan jaringan lunak dalam mastikasi

• Bibir membimbing makanan dan menutup rongga mulut

• Bibir akan menutup secara khusus ketika ada cairan

• Lidah → mengatur manuver makanan untuk di kunyah, menekan makanan


ke palatum untuk dihancurkan dan membagi porsi makanan menjadi bolus

• Buccinator → mereposisi makanan ke arah lingual


Penelanan
Penelanan adalah koordinasi otot yang berkontraksi secara berurutan
yang memindahkan bolus makanan dari rongga mulut melewati esofagus
sampai ke lambung ➔ otot secara sadar, tidak sadar dan reflex.

Keputusan penelanan ➔ derajat kehalusan makanan, intensitas rasa


yang diekstraksi dan derajat lubrikasi dari bolus.

Bibir menutup, gigi posisi maksimal intercuspal (menstabilkan


mandibula) ➔ tekanan gigit 66,5 lbs

Stabilisasi mandibula ➔ kontraksi dari otot suprahyoid dan infrahyoid ➔


dikontrol tulang hyoid ➔ dari penelanan
Penelanan somatic ➔ orang dewasa normal penelanan yang difasilitasi dari gigi
untuk kestabilan mandibula.

Penelanan infantil atau penelanan visceral ➔ Tetapi ketika tidak terdapat gigi
seperti pada bayi ➔ mandibula di tahan dengan cara menempatkan lidah ke
depan dan berada diantara lengkung rahang atau gusi.

Penelanan infantil yang terlalu lama ➔ open bite

Gigi yang berkontak 683 mS


Tiga tahap penelanan
• Tahap pertama
• Ujung lidah berkontak dengan palatum keras tetapi
sedikit dibelakang gigi insisif.
• Pada saat bibir menutup dan gigi-gigi beroklusi, adanya
bolus pada mukosa palatum menyebabkan terjadinya
kontraksi dari lidah sehingga mendorong bolus makanan
ke arah belakang ➔ Faring
• Tahap kedua
• gerakan peristaltik yang disebabkan oleh kontraksi otot
faring yang menyebabkan makanan turun ke esofagus.
• Palatum lunak yang menyentuh dinding posterior faring
menutup bagian lubang udara.
• Epiglotis menutup jalan nafas faring ke trakea dan
menjaga makanan tetap di esofagus. <1 detik
• Tahap Ketiga
• Terdorongnya bolus makanan melalui esofagus ke dalam
perut.
• Gerakan peristaltik membawa bolus menuju ke esofagus,
gerakan ini terjadi selama 6-7 detik
Bicara
Udara ditekan keluar
melalui paru-paru
Tiga fungsi besar dari
(ekspirasi) + kontrol dari
stomatognati
kontraksi dan relaksasi
pita suara ➔ nada

Ekspirasi diperpanjang
➔ mengucapkan suku
kata, kata atau frase.
Artikulasi dan suara
• Variasi hubungan antara bibir dan lidah
terhadap palatum dan gigi ➔ variasi suara.
• Bibir bertemu dan saling bersentuhan ➔ M B
dan P
• Gigi insisif maksila dan mandibula saling
bertemu rapat tetapi tidak bersentuhan ➔ S
• Ujung dari lidah menyentuh palatum ➔ D
• lidah menyentuh insisif maksila➔ Th
• Bibir bawah bersentuhan dengan ujung insisif
maksila ➔ F & V
• Posterior dari lidah naik untuk menyentuh
palatum lunak ➔ K & G
• Gambar 2.11 : Artikulasi dari suara yang diciptakan oleh posisi spesifik dari bibir, lidah, dan gigi.
Dalam proses bicara tidak
terjadi kontak gigi

Jika terjadi kontak gigi ➔


Sensoris ligamen periodontal
➔ CNS ➔ mengubah pola
bicara oleh eferen ➔ deviasi
lateral dari rahang bawah ➔
tidak disadari ➔ hal ini disebut
refleks
Pertimbangan dalam nyeri orofasial
• Nyeri adalah emosi negatif dari pengalaman manusia
• Nyeri akut ➔ Mengingatkan individu agar mengatasi
ancaman
• Nyeri yang bertahan dalam waktu lama ➔ kronis
• Merusak psikologi manusia dan penurunan kualitas hidup
• Di populasi umum 10% dari usia 18 tahun ➔ gangguan
nyeri TMJ
• Prevalensi 23% pada usia 30 sampai 31 tahun ➔ nyeri
orofasial
• Penyedia jasa kesehatan umumnya dilatih untuk
mengatasi nyeri akut
• Nyeri kronis orofasial ➔ Kualitas emosional pasien
➔ 45% korteks sensoris didedikasikan untuk wajah,
mulut dan struktur oral
• Nyeri kronis orofasial ➔ terbatas kemampuan
mengunyah ➔ dapat mengancam kemampuan
bertahan hidup seseorang
• Nyeri orofasial ➔ mengurangi kemampuan untuk
berbicara➔ kehidupan bermasyarakat bergantung
pada komunikasi
• Klinisi ➔ nyeri orofasial lebih mengancam
dibandingkan yang lain ➔ mengerti dan
memahami dari faktor psikologi bersama nyeri
orofasial, terutama pada nyeri kronik
Homunculus diatas adalah deskripsi grafis dari bidang fungsional korteks sensorik. perhatikan
bahwa korteks sensorik sekitar 45% didedikasikan untuk wajah, mulut dan tenggorokan
Tingkat rasa sakit dan penderitaan tidak berkorelasi
baik dengan jumlah kerusakan jaringan

Tingkat nyeri → ancaman yang dirasakan pasien


tentang cedera dan jumlah perhatian yang diberikan
pada cedera → tahun 1965 teori modulasi nyeri

Modulasi nyeri → impuls yang timbul dari stimulus


berbahaya, yang terutama dibawa oleh neuron aferen
dari nociceptor → diubah sebelum mereka mencapai
korteks

Pengaruh→ memiliki efek rangsang → meningkatkan


stimulus berbahaya, efek penghambatan →
mengurangi stimulus.
Kondisi yang mempengaruhi modulasi input berbahaya dapat berupa psikologis
atau fisik

Faktor psikologis → keadaan emosi individu (mis., bahagia,


sedih, puas, tertekan, cemas)

Faktor fisik → mis., Istirahat atau lelah

Peradangan jaringan dan hiperemia → meningkatkan


sensasi nyeri. Durasi rangsangan → memengaruhi rasa
sakit→ semakin lama rangsangan dirasakan, semakin
besar rasa sakitnya.
Nociception, pain, suffering, dan pain behavior

Nociception
• stimulus berbahaya / noxious stimulus yang berasal dari reseptor
sensorik → dibawa ke dalam SSP oleh neuron primer → bukan rasa sakit
tetapi hanya informasi berbahaya memasuki SSP.

Pain / nyeri
• oleh International Association for the Study of Pain sebagai “pengalaman
sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau sebagai kerusakan.”
• Rasa sakit → tanpa adanya kerusakan jaringan adalah asing bagi banyak
dokter → fenomena kompleksitas rasa sakit
Suffering
• Cara individu bereaksi terhadap persepsi nyeri → Faktor-faktor:
masa lalu, ekspektasi, ancaman cedera yang dirasakan, dan
perhatian → menentukan sejauh mana subjek akan menderita /
suffer.
Pain behavior
• Tindakan individu yang dapat didengar dan terlihat yang
mengomunikasikan penderitaannya kepada orang lain
• Perilaku nyeri → satu-satunya komunikasi yang diterima dokter
tentang pengalaman nyeri → bersifat individual
Tiga mekanisme bagaimana nyeri dapat dimodulasi
Nonpainful cutaneous
stimulation system

Sistem stimulasi kulit yang tidak menyakitkan → serat saraf yang membawa informasi ke SSP (serat
aferen) memiliki berbagai ketebalan.

Aferen dibagi menjadi empat kelompok besar menurut ukuran: I (a dan b), II, III, dan IV.
Sistem lain menggunakan huruf kapital standar dengan subdivisi huruf Yunani: A-alpha, setara
dengan grup I; A-beta, ke grup II; A-delta, ke grup III; dan C, ke grup IV. Divisi A-delta dan C
adalah konduktor utama rasa sakit

Serat A yang besar (kelompok I) membawa sensasi sentuhan, gerak, dan posisi (proprioception)→
akan didahulukan dan menutupi input ke CNS serat dari yang lebih kecil. → sebagai gate control
theory.
Modulasi nyeri ini dikaitkan dengan berbagai struktur →
disebut descending inhibitory system→ mempertahankan
fungsi yang sangat penting dalam SSP→ SSP menerima
rentetan impuls sensorik (dihasilkan di ujung ganglia dorsal
dan bisa dirasakan sebagai rasa sakit

Peran descending inhibitory system → memodulasi input


ini agar tidak dirasakan oleh korteks sebagai nyeri
→mekanisme analgesik intrinsic → menggunakan
beberapa neurotransmitter (serotonin) → peran penting
dalam fungsi batang otak lain

Descending inhibitory system membantu batang otak


dalam secara aktif menekan input ke korteks→ proses
tidur
Descending inhibitory system yang berfungsi buruk → memungkinkan
input sensorik yang tidak diinginkan naik ke korteks dan dianggap
menyakitkan → rasa sakit dirasakan tanpa adanya stimulasi berbahaya
→ terlihat secara rutin di pusat-pusat manajemen nyeri kronis. → pasien
melaporkan rasa sakit yang signifikan tanpa adanya penyebab yang jelas.

Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) adalah contoh dari


sistem stimulasi kulit yang tidak menyakitkan yang menutupi sensasi
rasa sakit.

Impuls subthreshold konstan pada saraf yang lebih besar di dekat


lokasi cedera atau lesi lain menghalangi input dari saraf yang lebih
kecil, mencegah rangsangan yang menyakitkan mencapai otak. Namun,
ketika TENS dihentikan, nyeri biasanya kembali
Intermittent painful stimulation
system

Sistem Stimulasi area-area ini dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan di tempat yang jauh →
disebabkan oleh pelepasan opioid endogen yang disebut endorfin
stimulasi
nyeri Dua tipe dasar endorfin telah diidentifikasi: enkephalin dan beta-endorfin. Enkephalins →
dilepaskan dalam cairan serebrospinal dan karena itu bertindak cepat dan lokal untuk
intermiten mengurangi rasa sakit.

Agar endorfin dilepaskan → distimulasi sesekali ke suatu tingkat nyeri.


Beta-endorphin → dilepaskan ke dalam aliran darah seperti hormon-hormon oleh hipofisis
serebri → bekerja lebih lambat daripada enkephalins, efeknya berlangsung lebih lama.
Dasar dari akupunktur: jarum ditempatkan di area spesifik tubuh yang memiliki konsentrasi
nosiseptor tinggi dan impedansi listrik yang rendah diputar sekitar dua kali per detik untuk
menciptakan tingkat nyeri rendah yang intermiten → pelepasan enkephalin tertentu dalam
cairan serebrospinal → mengurangi rasa sakit pada jaringan yang dipersarafi oleh area itu.

Beta-endorfin dilepaskan ke dalam aliran darah melalui latihan fisik (olahraga yang
berkepanjangan)→ pelari jarak jauh →perasaan euforia setelah berlari ("runner’s high") →
dilepaskan ke dalam aliran darah → beta-endorfin menciptakan efek yang lebih umum di
seluruh tubuh dan bertahan lebih lama daripada efek enkephalin.
Psychological
modulating system

Sistem Peningkatan tingkat stres emosional dapat sangat berkorelasi dengan


peningkatan tingkat rasa sakit
modulasi
psikologis Kondisi lain yang tampaknya mengintensifkan pengalaman rasa sakit
adalah kecemasan, ketakutan, depresi, keputusasaan, dan
ketidakpastian
Pasien → perhatian pada rasa sakit mereka cenderung lebih
menderita. Sebaliknya, pasien → mengalihkan perhatian dari rasa
sakitnya cenderung kurang menderita
Keadaan psikologis →kepercayaan, kepastian, ketenangan, dan
ketenangan harus didorong. Pengondisian dan pengalaman
sebelumnya → mempengaruhi tingkat rasa sakit
Rasa sakit→ hasil akhir dari
Digambarkan sebagai
suatu proses yang telah
pengalaman daripada
diubah antara asalnya
hanya sensasi, terutama
(nosiseptor) dan tujuannya
ketika itu berdurasi
(korteks) oleh faktor fisik
panjang.
dan psikologis

Pemahaman tentang
pengalaman rasa sakit dan
akhirnya suffering →
menjadi pertimbangan
paling penting dalam
merawat pasien.
TIPE RASA SAKIT

Dokter mengobati rasa sakit → harus dapat


membedakan sumbernya (source) dari tempatnya (site).

Pasien menggambarkan rasa sakit yang site dan sumbernya berada


di lokasi yang sama → disebut sebagai primary pain /rasa sakit
primer.

Tidak semua nyeri adalah yang utama →dapat


Contoh: sakit gigi. Pasien merasakan sakit pada gigi
membuat perawatan gangguan pengunyahan jauh
tertentu, dan pemeriksaan gigi mengungkapkan gigi
lebih sulit → di mana pasien merasakan sakitnya
ini memiliki lesi karies yang besar, yang sebenarnya
bukan dari mana rasa sakit itu berasal → disebut
menyebabkan rasa sakit. (Site dan sourcenya sama.)
heterotopic pains.
Tiga jenis nyeri heterotopik

• Ketika tumor atau gangguan lain hadir di SSP, nyeri sering dirasakan bukan
pada SSP tetapi pada struktur perifer
Central pain / nyeri • Beberapa tumor otak → rasa sakit di wajah, leher, dan bahkan bahu;
sentral sering menyertai rasa sakit ini adalah gejala sistemik mual, kelemahan
otot, mati rasa, dan gangguan keseimbangan. Penyebab awalnya adalah
tumor otak tetapi gejalanya dirasakan di luar SSP.

• Gangguan neurologis menyebabkan sensasi menyakitkan untuk


menurunkan distribusi perifer dari ujung saraf yang sama yang terlibat
Projected pain / nyeri dalam gangguan.
yang diproyeksikan • Contoh: terjepitnya saraf di daerah servikal, yang menghasilkan rasa sakit
yang menjalar ke lengan dan tangan. Site nyeri adalah tangan dan jari-jari
tetapi sumbernya ada di daerah servikal.

• Sensasi dirasakan pada cabang-cabang lain dari saraf itu atau


bahkan pada saraf yang sama sekali berbeda
Referred pain • Contoh: nyeri jantung →rasa sakit sering terasa di leher dan
rahang bawah, menjalar ke lengan kiri, bukan di daerah jantung
Referred (1) Kejadian nyeri yang paling sering terjadi adalah dalam
satu ujung saraf tunggal, berpindah dari satu cabang ke
pain cabang lainnya (mis: Molar mandibula yang merujuk rasa
nyerinya ke molar maksila).

(2) Kadang-kadang referred pain dapat dirasakan di luar


saraf yang menyebabkannya. Ketika ini terjadi →
umumnya bergerak cephalad (ke atas, menuju kepala) dan
bukan caudal.

(3) Di daerah trigeminal, referred pain jarang melintasi


garis tengah kecuali jika berasal dari garis tengah. Mis:
rasa sakit di TMJ kanan tidak akan menyeberang ke sisi kiri
wajah
Nyeri heterotopik adalah temuan yang sering ditemukan pada
masalah nyeri kepala dan leher dan harus teridentifikasi agar
klinisi berhasil

Konsep dasar adalah bahwa agar pengobatan menjadi efektif,


itu harus diarahkan ke sumber dan bukan ke lokasi rasa sakit.

Provokasi lokal dari sumber rasa sakit akan menyebabkan


peningkatan gejala, tetapi provokasi lokal site nyeri umumnya
tidak akan meningkatkan gejala.

Contoh: jika TMJ adalah sumber rasa sakit, gerakan rahang


(provokasi lokal) akan meningkatkan rasa sakit, tetapi jika otot-otot
servikal adalah sumber dan rasa sakit yang direfer ke daerah TMJ
(situasi umum), pasien akan mengeluh sakit TMJ tetapi fungsi rahang
tidak akan meningkatkan rasa sakit ini.
Reffered pain
• Efek rangsang pusat (Central Excitatory Effect)
• Input aferen konstan berkepanjangan → membombardir interneuron → Akumulasi
substansi neurotransmitter di sinaps → substansi neurotransmitter meluas ke
interneuron yang berdekatan → impuls pergi ke otak → otak merasakan nosisepsi
dari kedua neuron
• Konvergensi
• Banyak neuron bersinaps pada satu interneuron → mendekati batang otak dan
korteks → korteks semakin sulit mengevaluasi lokasi input yang tepat → nyeri dalam
terus menerus membingungkan korteks
• Neuron trigeminal, CN VII, IX, X berada dalam kumpulan neuron yang sama dengan
neuron dari tulang belakang leher bagian atas
• Umumnya di struktur dalam yang terus menerus : musculoskeletal, saraf,
vascular, visceral
Manifestasi Klinis dari Efek Rangsangan
Sentral
Manifestasi klinis sesuai dengan jenis interneuron yang terpengaruh (aferen, eferen, atau
otonom).

Ketika interneuron aferen terlibat, reffered pain sering terjadi

Diagnostic blocking pada area yang menyakitkan dapat sangat berguna dalam
memberikan informasi yang dapat membantu membedakan site nyeri dari source nyeri

Anestesi lokal dari sumber mengurangi rasa sakit pada sumber dan lokasi reffered pain
Sensasi nyeri lain yang dapat dialami ketika interneuron aferen distimulasi adalah
hiperalgesia sekunder

Ketika rangsangan yang biasanya tidak menyakitkan, seperti sentuhan ringan,


menghasilkan rasa sakit, kondisinya dikenal sebagai allodynia

Hiperalgesia / allodynia primer terjadi ketika hasil sensitivitas meningkat karena beberapa
faktor lokal→ sumber masalahnya berada di lokasi yang sama dengan lokasi

Hyperalgesia / allodynia sekunder terjadi ketika ada peningkatan sensitivitas jaringan


tanpa penyebab lokal

Anesthetic blocking yang menghalangi sumber rasa sakit tidak segera menghentikan gejala
→ hiperalgesia sekunder dan allodynia mungkin menetap (12 hingga 24 jam) setelahnya
Jika efek rangsangan sentral melibatkan interneuron eferen → respons motorik dapat dialami

Protective co-contraction (muscle splinting) biasanya dialami di lokasi umum dari input nyeri

Rasa sakit yang dirasakan di tulang belakang leher dapat menghasilkan respons refleks otot di daerah
trigeminal, seperti pada otot pengunyahan

Input nyeri yang dalam dapat menyebabkan protective co-contraction → Jika ko-kontraksi terus-menerus
→ kondisi ini kemudian menjadi sepenuhnya independen dari sumber asli rasa sakit → cyclic muscle
pain / kejang / nyeri otot siklik

Nyeri ini lama dan mengatasi sumber nyeri tidak akan meredakan nyeri otot siklik
Efek rangsangan sentral melibatkan neuron otonom → khas karena sistem
otonom mengontrol dilatasi dan konstriksi pembuluh darah → memerah atau
memucatnya jaringan yang terlibat.

Pasien mungkin mengeluh kelopak mata bengkak atau mata kering, terkadang
konjungtiva mata akan memerah, gejala tipe alergi (mis. Hidung tersumbat)

Kunci untuk menentukan apakah gejala-gejala ini merupakan akibat dari efek
rangsangan sentral adalah kondisi unilateralnya

Pemahaman tentang efek rangsangan sentral ini merupakan dasar untuk


pengelolaan masalah nyeri wajah

Anda mungkin juga menyukai