Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRINSIP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL AUD

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Dosen Pengampu: Dr. Hj.Iis Rodiah, M.M.Pd

Disusun oleh:

Widaningsih

18.08.211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Nya yang
tidak akan pernah terhitung. Juga atas segala anugerah yang telah Allah berikan sehingga
saya  bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Perkembangan Sosial Emosional
AUD”.Penulisan makalah ini merupakan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Pengembangan Sosial Emosional.

Ucapan terima kasih yang sebsar-besarnya saya sampaikan kepada dosen mata kuliah
Pengembangan Sosial Emosional AUD yang telah menugaskan penyusunan makalah ini,
sehingga pengetahuan penyusun bertambah, juga kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung terselesaikannya penyusunan makalah ini.

Saya berharap semoga Allah memberikan ilmu yang lebih baik dan bermanfaat pada
semua pihak yang telah membaca dan kami sendiri serta pada pihak yang telah memberikan
penilaian dan saran atas makalah ini.

Ciamis, 2020

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prinsip-Prinsip Perkembangan Sosial Emosional Anak.................................3
B. Pengembangan Sosial Emosional
Berorientasi Pada Perkembangan Anak..........................................................5
C. Prinsip Pengembangan Sosial Emosional Anak Secara Holistik...................5
BAB III PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Perkembangan Sosial Emosional Anak.................................8
B. Pengembangan Sosial Emosional
Berorientasi Pada Perkembangan Anak..........................................................8
C. Prinsip Pengembangan Sosial Emosional Anak Secara Holistik...................9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

   

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang
berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam
perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan
tuntutan sosial di mana mereka berada. Tuntutan sosial yang dimaksud adalah anak dapat
bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tahap  perkembangan dan usianya, dan
cenderung menjadi anak yang mudah bergaul. Perkembangan emosi yang terganggu.

Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik
dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat  berhubungan
dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan
anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk  perkembangannya menjadi
manusia yang sempurna. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan
sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Suatu hal yang sangat bijak apabila kita
mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu perkembangan emosi
anak.

Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan
melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai
pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi  pada saat berhadapan
dengan lingkungan atau objek tertentu. Pada saat anak masuk Kelompok Bermain atau
juga PAUD, mereka mulai keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia baru.
Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman, ke
kehidupan  baru yang tidak dialami anak pada saat mereka berada di lingkungan keluarga.
Dalam dunia baru yang dimasuki anak, ia harus pandai menempatkan diri diantara teman
sebaya, guru dan orang dewasa di sekitarnya. Tidak setiap anak berhasil melewati tugas
perkembangan sosioemosional  pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat saja
terjadi. Tugas guru dalam mengembangkan sosial emosi pada anak didik hendaknya
menguasai prinsip tindakan: (1) Menjadi contoh atau teladan yang baik, (2) Mengenalkan

1
emosi, (3) Menganggapi perasaan anak, (4) Melatih pengendalian diri, (5) Melatih
mengelola emosi, (6) Menerapkan disiplin dengan konsep empati, (7) Melatih
keterampilan komunikasi, (8) Mengungkapkan emosi dengan kata-kata, dan (9)
Memperbanyak permainan dinamis.(Nurmalitasari, 2015:110-111) sehingga perlu
dirumuskan masalah di bawah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja prinsip perkembangan sosial emosianal anak?


2. Seperti apa pengembangan sosial emosional berorientasi pada perkembangan anak?
3. Apa saja prinsip pengembangan sosial  sosial emosional secara holistic?

C. Tujuan masalah

1. Memahami apa saja prinsip perkembangan sosial emosianal anak.


2. Mengetahui pengembangan sosial emosional berorientasi pada perkembangan anak.
3. Memahami Pengembangan sosial  sosial emosional secara holistic.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prinsip-Prinsip Perkembangan Sosial Emosional Anak

Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki


kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami perkembangan
anak. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi
terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar,
mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.

Pembelajaran yang berbasis Developmentally Appropriate Practice (DAP) memiliki


beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam usaha untuk pengembangan anak, ternasuk
dalam pengembangan sosio emosional anak. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

1. Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait


Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi , memudahkan atau melancarkan
perkembangan kemampuan yang lainnya. Contoh :keterampilan bahasa anak akan
mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan hubungan sosial.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur

Urutan pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak dapat diprediksikan

3. Perkembangan berlangsung secara bervariasi

Tiap anak memiliki variasi perkembangan yang berbeda dibandingkan dengan anak
lain. Setiap anak adalah pribadi yang unik dalam temperamen, gaya belajar, serta latar
belakang keluarga. Setiap anak mempunyai keunggulan, kebutuhan dan minat yang
berbeda-beda.

4. Pengalaman awal anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak

Pengalaman awal baik positif maupun negatif bersifat kumulatif yang berarti jika
pengalaman tersebut terjadi sewaktu-waktu maka pengaruhnya terhadap
perkembangan anak akan kecil, tetapi jika pengalaman positif dannegatif sering
terjadi, maka pengaruhnya akan kuat.

5. Perkembangan mengarah ke hal yang lebih kompleks

3
Belajar selama usia dini dari pengetahuan behavioral menuju pengetahuan simbolik.
Program belajar yang berorientasi pada perkembangan anak memberikan kesempatan
pada anak untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan perilakuknya dengan
memberi pengalaman langsung dan membantu mereka memperoleh pengetahuan
simbolik dengan menampilkan pengalamannya melalui berbagai media, seperti
menggambar, melukis, menyusun model, dsb.
6. Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai erkonteks
Konteks sosial budaya, keluarga, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya
mempunyai dampak terhadap perkembangan anak.
7. Anak-anak adalah pelajar yang aktif
Pengalaman belajar anak diperoleh dari lingkungan fisik dan sosial, yang secara
kultural diterjemahkan untuk membangun pengetahuannya tentang lingkungan dan
sekitarnya. Anak-anak memberikan kontribusi terhadap perkembangannya sendiri,
dan belajar dari pengalamannya yang diperolehdi dalam keluarga, lembaga
pendidikan maupun masyarakat.
8. Perkembangan adalah hasil interaksi kematangan biologis dan lingkungan.
Kehidupan manusia adalah hasil dari pembawaan dan lingkungan yang saling
berhubungan.
9. Bermain adalah wahana penting bagi perkembangan anak
Perkembangan sosial, emosi dan kognitif anak dapat dilakukan melalui kegiatan
bermain. Bermain merupakan refleksi dari perkembangan anak. Mengingat
perkembangan anak adalah hasil dari proses interaktif yang diperoleh dari bermain.
10 Perkembangan anak akan meningkat jika diberi kesempatan. Perkembangan anak
akan meningkat jika mereka diberi kesempatan untuk mempratikkan keterampilan
baru yang diperolehnya dan jika mereka diberi tantangan.
11 Tiap anak mempunyai cara yang berbeda untuk memperoleh pengetahuan /
keterampilan. Anak-anak mempunyai cara untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang berbeda-beda. Begitu pula, cara mereka untuk menampilkan
kemampuan yang telah diperolehnya akan berbeda pula.
12 Pelayanan komprehensif
Pendidik/guru harus dapat memberikan pelayanan secara komprehensifkepada anak,
seperti layanan kesehatan fisik, gizi, mental dan sosial. Pratisto dalam
(https://www.academia.edu/4940639/Perkembangan_Sosio_Emosional_Anak_Usia_
Dini)

4
B. Pengembangan Sosial Emosional Berorientasi Pada Perkembangan Anak

Tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional anak usia 5- 6 tahun menurut


Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 yaitu, bersikap kooperatif dengan teman,
menunjukkan sikap toleran, mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang
ada, mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat,
memahami peraturan dan disiplin, menunjukkan rasa empati, memiliki sikap gigih (tidak
mudah menyerah), bangga terhadap hasil karya sendiri, dan menghargai keunggulan
orang lain.

Menurut Suyadi, ada beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk
menstimulasi perkembangan sosial emosi anak, yaitu :

1. Menjadi contoh yang baik,


2. Mengajarkan pengenalan emosi,
3. Memahami dan menanggapi perasaan anak,
4. Melatih pengendalian diri dan mengelola emosi,
5. Menerapkan disiplin dengan konsep empati,
6. Melatih keterampilan komunikasi sosial,
7. Tidak mudah marah, sedih, dan cemas,
8. Melatih empati dan peduli pada orang lain,
9. Mengajari akibat perilaku
( Rustari dkk, 2005:4)
C. Prinsip Pengembangan Sosial Emosional Anak Secara Holistik

Prinsip utama dalam pengembangan anak adalah pengembangan yang


berlandaskan pendekatan holistik.yaitu pendekatan yang berdasarkan pemahaman anak
secara total sebagai manusia, dengan menyentuh dan mengakomodasi seluruh dimensi
perkembangan anak. Pendekatan inipun telah diakomodasi sebagai landasan- landasan
kurikulum secara nasional, lokal, maupun kelembagaan. adapun prinsip atau pandangan
yang mengarah dan sejalan dengan perlunya penerapan pendekatan holistik dalam
penyelenggaraan pendidikan PAUD yaitu:

1. Anak akan belajar ddengan sebaik-baiknya, apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta
merasakan aman dan tentram secara psikologis.(PAUD edisi 2002).

5
2. Pilihlah kegiatan yangpaling tepat untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Cole
strategi kegiatan yang paling tepat untuk kegiatan ini adalah melalui pengalaman
langsung.
3. Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan fisik maupun psikologis
(Bredekamp, 1997).
4. Anak belajar dengan gaya berbeda, ada yang visual, auditif, kinestetik atau ekspresif.
(Kovake, 1991).
5. Beberapa prinsip belajar anak harus diperhatikan guru, yaitu:
a. Belajar anak dipengaruhi oleh kematangan.
b. Anak belajar melalui kombinasi pengalaman.
c. Anak-anak mengekspresikan belajar dengan seluruh indranya.
d. Rasa aman secara psikologis merupakan hal penting yang harus dimiliki anak
dalam proses belajar.
e. Suasana yang menyenangkan akan mengundang anak menjadi lebih kreatif
dibanding dengan suasana yang penuh dengan tekanan.(Shaffer, 1995)

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar perkembangan pendidikan atau


pembelajaran dianggap berkualitas dan memenuhi kriteria idela bagi anak TK jika dalam
memfasilitasinya dilakukan secara holistik atau menyeluruh;

1. Belajar sesuai kematangan anak

Praktik pembelajran harus mengacu pada tugas, tahapan dan karakteristik


perkembangan anak (child scaffolding development)

2. Terpenuhi kebutuhan fisik dan psikologis


Program pengembangan pendidikan atau pembelajar dianggap memenuhi unsur
holistik apabila kebutuhan fisik dan psikologis anak menjadi satu kesatuan yang
diperhatikan.
3. Lingkungan fisik, psikologis, dan budaya.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar diri anak, baik fisik, psikologis
maupun budaya.
4. Kegiatan merangsang seluruh indera dan gaya belajar anak
Kegiatan yang dikembangkan dapat menyentuh seluruh indera anak sehingga
keseimbangan setiap unsur perkembangan pada anak akan terfasilitasi secara
seimbang.

6
5.  Anak belajar melalui kombinasi pengalaman
Paket kegiatan belajar yang dikemas dalam satu kesatuan untuk melibatkan unsur
mengembangkan kemampuan melalui mendengar.
6.  Strategi kegiatan melalui pengalaman langsung.
Faktor terpenting dalam pembelajaran berdasarkan holistik adalah mengakomodasi
cara berpikir anak yang masih konkret.
7. Suasana menyenangkan dan bersahabat
Pembelajaran yang dikemas secara bersahabat sehingga produk belajar bukan hanya
menjadikan anak bisa belajar secara optimal.
8.  Lebih menekankan pada belajar untuk belajar
Proses pengembangan kemampuan anak melalui kegiatan pembelajaran di sekolah
(kelas) sifatnya dibatasi oleh ruang da waktu.

           Syamsu Yusuf (2000), menyatakan unsur-unsur yang harus di penuhi jika
orang tua atau guru ingin mengembangkan keterampilan sosial yang didukung oleh
pengendalian emosi yang wajar pada anakusia TK secara holistik:

1. Memberikan makanan dan memelihara kesehatan fisik anak.


2. Melatih dan menyalurkan kebutuhan psikologis, seperti toilet training (melatih
buang air besar/kecil).
3. Mengajar dan melatih keterampilan berbahasa, merawat diri, dan keamanan diri.
4. Mengenalkan lingkungan kepada anak, seperti lingkungan keluarga, sanak
keluarga, tetangga, dan masyarakat.
5. Mengajarkan tentang budaya, nilai-nilai (agama) dan mendorong anak untuk
menerimanya sebagai bagian dari dirinya.
6. Mengembangkan keterampilan interpersonal, untuk melatih anak untuk
berperilaku saat berhubungan dengan orang lain.
7. Membimbing, mengoreksi, dan membantu anak untuk merumuskan tujuan dan
merumuskan aktivitasnya. (Nugraha dkk, 2015:29-32)                      

                     

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Prinsip Perkembangan Sosial Emosianal Anak.


Prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas. Sebagai petunjuk arah, kita bisa
berpegangan pada prinsip - prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup tanpa harus
kebingunan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tjuan yang jelas pada setiap
kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang
berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti akan terarah dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. tentunya disini prinsip terhadap
pengembangan emosi anak agar tidak kebingungan dalam mengembangkan emosi anak.
Hal ini akan berkaitan dengan keberhasilan pengembangan sosial emosional anak agar
anak mampu menjalankan tugas perkembangan anak.
B. Pengembangan Sosial Emosional Berorientasi Pada Perkembangan Anak.
Perkembangan sosial emosional dapat meliputi kompetensi sosial (menjalin
hubungan dengan kelompok sosial), kemampuan sosial (perilaku yang digunakan dalam
situasi sosial), kognisi sosial (pemahaman terhadap tujuan dan perilaku diri sendiri dan
orang lain), perilaku prososial (kesediaan untuk berbagi, membantu, bekerjasama,
merasa nyaman dan aman, dan mendukung orang lain) serta penguasaan terhadap nilai-
nilai kemanusiaan dan moralitas (perkembangan dalam menentukan standar baik dan
buruk). Perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak tidak terlepas dengan kondisi
emosi dan kemampuan anak merespon lingkungannya di usia sebelumnya.
Kemampuan sosialisasi dan emosi anak akan berkembang seiring dengan
penambahan usia dan pengalaman yang diperolehnya. Aspek kognitif juga berperan
penting dalam hal ini dimana dengan kematangan di segi kognitif, anak dapat
membedakan hal yang baik dan buruk berdasarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat

8
C. Prinsip Pengembangan Sosial Sosial Emosional Secara Holistic.
Ragam Kegiatan Sesuai Prinsip Holistik

Kegiatan Strategi Pengembangan


Prinsip
Anak Guru

1. Memilih   peran sesuai Menyediakan ragam pilihan peran


kesanggupannya. yang mengakomodasi keragaman
Belajar
2. Memilih tugas/kegiatan perkembanga nanak. Misalnya,
sesuai
yang sesuai menyediakan berbagai sajak dengan
kematangan
kematangannya. variasi dan jumlah kata berbeda,
anak
menyediakan Puzzle dengan tingkat
kesulitan berbeda.

1. Memanfaatkan waktu 1. Menyediakan waktu makan,


makan dan istirahat istirahat, dan mengurus keperluan
dengan baik. pribadi pada anak.
2. Melakukan kegiatan 2. Menumbuhkan motivasi dan minat
Terpenuhi yang dapat memotivasi pada kegiatan yang sesuai
kebutuhan belajarnya. kebutuhannya.
fisik dan 3. Melakukan kegiatan 2) Menciptakan kondisi belajar yang
psikologis sesuai minatnya aman, nyaman, dan tentram
4. Melakukan kegiatan
yang dapat memberikan
efek kepuasan.

1. Anak berada ditempat 1. Mengkondisikan tempat belajar yang


yang aman dan nyaman memadai bagi anak, memudahkan
saat belajar. gerak, dan mobilitas anak.
2. Anak belajar dalam 2. Menjauhkan suasana belajar dari
suasana tenang dan tidak kebisingan, kesemrautan, dan tetap
Lingkungan mencekam. nyaman
fisik, 3. Anak melakukan 3. Menyediakan ragam doa/bacaan,
psikologis, perilaku sesuai-nilai perilaku yang sesuai agama/nilai
dan budaya keyakinan nya serta akar yang diperlukan sehari-hari.
budayanya.
4. Anak melakukan
kegiatan rutin dan
pembiasaan, seperti
bacado’a , salam.

9
1. anak melakukan kegiatan 1. menyediakan penyajian belajar yang
secara bebas dan tidak bervariasi dan diminati anak
Kegiatan ragu-ragu misalnya 2. melakukan layanan individual sesuai
merangsang berdiskusi trbuka. kebutuhan individu sehingga
seluruh indra 2. anak bergiliran keadaannya lebih dapat dipelajari.
dan gaya memastikan ia kebagian
belajar anak beraktifitas dan
mencoba-coba berbagai
sarana belajar

Anak diberikan Merangkai kegiatan yang bersifat


Anak belajar kesempatan mendengar, bertingkat dan terpadu
melalui yang diikuti kegiatan
kombinasi mengobservasi dan
pengalaman diakhiri dengan
kegiatan praktek.

1. Melakukan kegiatan 1. Mencari objek, benda, yang aman


Strategi bercocok tanam di untuk dipelajari
kegiatan halaman 2. Membuat panduan praktek
melalui 2. Memberi sumbangan
pengalaman 3. Permainan menyubit,
langsung untuk melatih empati

Suasana Melakukan belajar dengan Membimbing kearah peran yang tepat


menyenangka permainan misalnya
n dan bermain sosiodrama,
bersahabat bermain peran.

Anak mencoba contoh- 1. Menentukan berbagai perilaku dasar


contoh prilaku dasar, dan yang cocok untuk anak
Lebih dan diminta untuk 2. Membimbing cara menguasai
menekankan mengembangkannya. prilaku dasar dan pengembangannya.
pada belajar misalnya, mengenal satu
untuk belajar kata kemudian dipancing
untuk membuat sejumlah
kalimat

                     

BAB IV
10
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Prinsip perkembangan sosial emosional anak
2. Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait.
3. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur
4. Perkembangan berlangsung secara bervariasi
4. Pengalaman awal anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak
5. Perkembangan mengarah ke hal yang lebih kompleks
6. Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai erkonteks
7. Anak-anak adalah pelajar yang aktif
8. Perkembangan adalah hasil interaksi kematangan biologis dan lingkungan
9. Bermain adalah wahana penting bagi perkembangan anak
10. Perkembangan anak akan meningkat jika diberi kesempatan
11. Tiap anak mempunyai cara yang berbeda untuk memperoleh
pengetahuan/keterampilan
12. Pelayanan komprehensif
2. Pengembangan sosial emosional berorientasi pada perkembangan anak.
Tercapai atau tidaknya perkembangan anak akan mempengaruhi perkembangan sosial
emosional anak
3. Prinsip pengembangan sosial sosial emosional secara holistic.
Artinya tidak hanya satu aspek perkembangan saja yang berpengaruh pada
perkembangan sosial emosional anak.
1. Belajar sesuai kematangan anak
2. Terpenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya
3. Lingkungan fisik,psikologis, dan budaya
4. Kegiatan merangsang seluruh indra dan gaya belajar anak
5. Anak belajar melalui kombinasi pengalaman
6. Strategi kegiatan melalui pengalaman langsung
7. Suasana menyenangkan dan bersahabat
8. Lebih menekankan belajar pada belajar

B. Saran

11
Saran dari penulis bahwa kita sebagai guru Paud harus dapat memahami agar dapat
menangani anak secara menyeluruh (holistik). Dengan demikian, pertumbuhan,
perkembangan, dan potensi anak dapat lebih terfasilitasi secara optimal dan seimbang.

12
Daftar Pusta

Nugraha, Ali. Rachwati, Yeni.2006. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:

 Universitas Terbuka.

Rustari dkk. 2005. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia5-6 Tahun. Jurnal pendidikan.
2(1):1-11

Yuyun. 2018. Perkembangan Sosial Emosional Anak. Makalah

Anda mungkin juga menyukai