Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN JIWA

“ANSIETAS”

DISUSUN OLEH :
DITA OKTAVIA MAHARA R (20181660079)
NUR KHASANAH BAITU ROHMA (20181660082)
FATMA SRI ARDIANA (20181660090)
SAFIRA NITA WAHYU N (20181660091)
NAFIZAH AYU OKTAVIANI (20181660092)
RAMADHAN HARAHAP (20181660118)
AJENG TRI KARUNIA (20181660126)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


PRODI S1 KEPERAWATAN
2020
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini kami menyatakan bahwa:


Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuat makalah ini
untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sanksi sesuai peraturan akademik yang berlaku.

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa jkami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak

Surabaya,3 1 Maret 2020


Nama Nim Tanda Tangan
Mahasiswa
Dita Oktavia Mahara Risti 20181660079

Nur Khasanah Baitu 20181660082


Rohma
Fatma Sri Ardiana 20181660090

Safira Nita Wahyu Ningsih 20181660091

Nafizah Ayu Oktaviani 20181660092

Ramadhan Harahap 20181660118

Ajeng Tri Karunia 20181660126


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami bisa selesaikan makalah mengenai “Kecemasan”. Makalah ini
sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari berbagai pihak
sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
bisa melakukan perbaikan makalah kami ini sehingga menjadi maklah yang baik dan benar.

Surabaya, 31 Maret 2020


DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gangguan Kecemasan
2.1.1 Definisi Kecemasan
2.1.2 Faktor Predisposisi Presipitasi Kecemasan
2.1.3 Tanda Gejala Kecemasan
2.1.4 Penanganan Klien Yang Mengalami Kecemasan
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Analisis data
2.2.3 Diagnosis
2.2.4 Intervensi
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
2.2.7 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
BAB 3 PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERKAIT
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Bukti Cek Plagiasi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kecemasan itu sesuatu yang sering dirasakan oleh setiap manusia/individu di dalam
kehidupan karena kecemasan juga dapat dibutuhkan sebagai petanda akan adanya suatu
bahaya yang mengancam adalah hal normal di dalam kehidupan karena kecemasan
sangat dibutuhkan sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam sebagai respon yang
ada dari dalam tubuh. Kecemasan dapat membantu individu untuk bersiaga mengambil
langkah-langkah mencegah bahaya atau untuk memperkecil dampak dari bahaya tersebut.
Ciri-ciri orang yang mengalami kecemasan, ada ciri-ciri fisik, perilaku, dan kognitif.
Akan tetapi jika kecemasan menjadi abnormal tidak sesuai tingkatannya atau proporsinya
maka akan menyebabkan gangguan kecemasan.

1.2 Tujuan penulisan


Secara umum tujuan penulisan ini adalah untuk kegiatan penyuluhan di masyarakat
dengan cara mengedukasi mengenai gangguan kecemasan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gangguan Kecemasan

2.1.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan was-was , merasa tidak aman dan khawatir secara
berlebihan pada sesuatu yang belum terjadi, bisa juga merasa terdapat ancaman disetiap
kejadian. Kecemasan juga bisa diartikan sebagi respons emosional terhadap suatu
kejadian yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.

2.1.2 Faktor Predisposisi Presipitasi Kecemasan

faktor predisposisi

menurut teori psikoanalitik, kecemasan terjadi karena ID dan superego. ID mewakili


dorongan insting dan implus primitive seseorang, superego mencerminkan hati Nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma budaya seseorang. Menurut teori interpersonal,
kecemasan timbul karena rasa takut atau yang berhubungan dengan perkembangan
trauma yang menimbulkan kelemahan spesifik dan mengakibatkan orang akan memiliki
harga diri rendah

faktor presipitasi

Stressor dapat dikelompokan menjadi 2:

a. Ketidakmampuan fisiologis untuk melakukan aktifitas kehidupannya akan


menimbulkan ancaman pada intergritas seseorang
b. Ancaman dapat juga terjadi pada system diri seseorang dapat membahayakan identitas
dan menimbulkan harga diri rendah

2.1.3 Tanda Gejala Kecemasan

1. Cemas yang berlebihan


2. Takut terhadapa sesuatu yang akan dihadapi
3. Panik ketika ada suatu kejadian yang mengembalikan traumatic
4. Khawatir secara berlebihan
5. Tidak nyaman dan merasa dirinya dalam keadaan terancam

2.1.4 Penanganan Klien Yang Mengalami Kecemasan

Dalam menangani kecemasan dapat melalui dua cara yaitu dengan konseling dan
medikasi.

1. Konseling: mengajari klien untuk diam ketika terjadi perasaan panik, melatih
konsentrasi klien untuk mengatasi rasa cemasnya dengan rileksasi dan latihan
pernapasan. Diskusikan cara yang paling pas untuk menghadapi perasaan cemasnya.
2. Medikasi : medikasi akan diberikan ketika berada dalam tingkat kecemasan yang
berat dan sering terjadi. Saat terjadi kecemasan berat dan sering terjadi bisa diberikan
obat imipramine 25mg malam hari, dosis bisa mencapai 100-150mg selama 2 minggu.
Untuk kecemasan berat yang jaran terjadi dapat diberikan lorazepam 0,5 1mg 3 dd 1
atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1
Pemberian medikasi hanya boleh melalui resep dokter.
KECEMASAN KECEMASAN PADA JIWA
1. Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala
atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan
1. Kaji faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan seperti:
 Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasan dengan krisis yang
dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
 Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik
antara id dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan
kecemasan pada individu.
 Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara
realistis sehingga akan menimbulkan kecemasan.
 Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang
berdampak terhadap ego.
 Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
 Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani setres akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola
mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
 Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu
dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
 Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan neurotrasmiter gamma
amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

2. Kaji Stressor Presipitasi


Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan
menjadi dua bagian:
 Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
meliputi:
a. Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system imun, regulasi
suhu tubuh, perubahan biologis normal (mis.hamil)
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
 Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
a. Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan di
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
b. Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status
pekerjaan, tekanan kelompok, social budaya.
3. Kaji Perilaku
Secara langsung kecemasan dapat diekspresikan melalui respon fisiologis dan
psikologis dan secara tidak langsung melalui pengembangan mekanisme koping
sebagai pertahanan melawan kecemasan.
 Respon fisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
a. Respon psikologologis, Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal
maupun personal.
b. Respon kognitif, Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik
proses pikir maupun isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu
memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunya lapangan
persepsi, bingung.
c. Respon afektif, Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan
curiga berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
4. Kaji penilaian terhadap stressor
5. Kaji sumber dan mekanisme koping
6. Rentang perhatian menurun
7. Gelisah, iritabilitas
8. Control impuls buruk
9. Perasaan tidak nyaman, ketakutan, atau tidak berdaya
10. Deficit lapangan persepsi
11. Penurunan kemampuan berkomunikasi secara verbal.

Ds: klien mengaku Tingkat pendidika Kecemasan


kurang mengerti
penyakit yg Kurang sarana
dideritanya informasi
Do: klien tampak
cemas Informasi yg
minimal

Kurang pengetahuan

cemas
ANALISA DATA

DIAGNOSA
Diagnosa Perencanaan
Keperawata Tujuan TUM/TUK Kriteria Hasil Intervensi
n
Ansietas TUM: KH: Observasi:
Setelah dilakukan 1. Pasien dapat 1. Identifikasi
intervensi berkonsentrasi penurunan
keperawatan selama dan memiliki tingkat energi,
3x24jam maka tingkat keberdayaan ketidakmampua
ansietas menurun agar dapat n berkonsentrasi,
dengan kriteria hasil: menjalankan atau gejala lain
aktivitas yang
TUK: sebagaimana mengganggu
1. Perilaku mestinya kemampuan
gelisah kognitif
menurun 2. Identifikasi
2. Perilaku teknik relaksasi
tegang yang pernah
menurun efektif
3. Konsentrasi digunakan
membaik 3. Periksa
4. Perasaan ketegangan otot,
keberdayaan frekuensi nadi,
membaik tekanan darah,
dan suhu
sebelum dan
sesudah latiham
4. Monitor respon
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik:
1. Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman
2. Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksasi
yang tersedia
2. Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
3. Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering
mnegulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
5. Demostrasikan
dan latih teknik
relaksasi
Isolasi sosial TUM: KH: Observasi:
Setelah dilakukan 1. Pasien dapat 1. Identifikasi
intervensi berinteraksi kemampuan
keperawatan selama dan menjalin adaptasi dalam
3x24jam maka hubungan aktivitas tertentu
keterlibatan sosial sosial yang 2. Identifikasi
meningkat dengan baik seperti strategi
kriteria hasil: sebelum meningkatkan
memiliki partisipasi dalam
TUK: masalah aktivitas
1. Minat kecemasan 3. Identifikasi
interaksi makna aktivitas
meningkat rutin dan waktu
2. Perilaku luang
menarik diri 4. Monitor respon
menurun emosional, fisik,
3. Verbalisasi sosial, dan
ketidakamana spiritual
n ditempat terhadap
umum aktivitas
menurun Terapeutik:
1. Fasilitasi
memmilih
aktivitas dan
tetapkan tujuan
aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan
fisik, psikologis
dan sosial
2. Koordinasikan
pemilihan
aktivitas sesuai
usia
3. Fasilitasi pasien
dan keluarga
dalam
menyesuaikan
lingkungan
untuk
mengakomodasi
aktivitas yang
dipilih
4. Libatkan
keluarga dalam
aktivitas
5. Berikan
penguatan
positif atas
partisipasi dalam
aktivitas
Edukasi:
1. Ajarkan cara
melakukan
aktivitas yang
dipilih
2. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
sosial, spiritual,
dan kognitif
dalam menjaga
fungsi dan
kesehatan
3. Anjurkan
terlibat dalam
aktivitas
keompok atau
terapi
4. Anjurkan
keluarga untuk
memberi
penguatan
positif atas
partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi;
1. Kolaborasi
dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan
dan memonitor
program
aktivitas.
Koping tidak TUM: KH: Observasi:
efektif Setelah dilakukan 1. Pasien dapat 1. Identifikasi
intervensi mengendalika kegiatan jangka
keperawatan selama n atau panjang dan
3x24jam maka status mengatasi pendek sesuai
koping membaik masalah dan tujuan
dengan kriteria hasil: dapat 2. Identifikasi
membina dampak situasi
TUM: hubungan baik terhadap peran
1. Perilaku dengan dan hubungan
koping adaptif sosialnya 3. Identifikasi
meningkat metode
2. Verbalisasi penyelesaian
kemampuan masalah
mengatasi Terapeutik:
masalah 1. Diskusikan
meningkat perubahan peran
3. Kemampuan yang dialami
membina 2. Gunakan
hubungan pendekatan yang
meningkat tenang dan
meyakinkan
3. Diskusikan
untuk
mengklarifikasi
kesalapahaman
dan
mengevaluasi
perilaku senidri
Edukasi:
1. Libatkan
keuarga
2. Latih
keterampilan
sosial

IMPLEMENTASI
N Intervensi Implementasi Evaluasi
o (DAR) (SOAP)
1. DS : S:
 Bina  Klien  keluarga dan
hubungan mengatakan klien
saling percaya merasa cemas mengatakan
 Bantu klien dengan sedikit tenang
mengidentifik kondisinya saat sudah
asi dan ini dijelaskan
menguraikan (penyakitnya). dan diajarkan
perasaannya  Klien cara
 Bantu klien mengatakan mengatasi
memahami tubuhnya penyakit yang
perspektif bagian kiri mati dirasakan
pasien rasa. klien (mati
terhadap  Keluarga rasa).
situasi stress mengatakan  klien
dan kondisi sebelumnya mengatakan
yang klien sudah 4 akan
dialaminya kali menjalani mempraktekk
sekarang tidak terapi, tapi an cara yang
akan sembuh tidak ada sudah
dalam waktu perubahan yang diajarkan
singkat. signifikan. Dan perawat.
sekarang
O:
 Dengarkan kondisi klien
 klien dan
dengan penuh seperti ini.
keluarga
perhatian
masih
 Ajarkan
tampak
teknik DO :
sedikit
relaksasi  Klien dan
cemas
nafas dalam keluarga
untuk kontrol tampak cemas A:
mengurangi  Klien tampak Masalah teratasi
kecemasan gelisah sebagian
yang  Klien dan P :
dirasakan keluarga Intervensi
bertanya-tanya dilanjutkan
tentang kondisi
klien saat ini.
A:
 membina
hubungan
saling percaya
 membantu klien
mengidentifikas
i menguraikan
perasaannya
 membantu klien
memahami
perspektif
pasien terhadap
situasi stress
yang
dialaminya.

 mendengarkan
dengan penuh
perhatian
 mengajarkan
teknik relaksasi
nafas dalam
untuk kontrol
rasa percaya
diri dan
mengurangi
kecemasan
yang dirasakan
klien.

R:
 klien tampak
sudah percaya
dan mau cerita
tentang
kecemasan
yang dirasakan
klien
 klien mau
mengungkapka
n perasaannya
 klien mau
mempraktekka
n Tarik nafas
dalam untuk
mengurangi
kecemasan
yang dirasakan

2. DS : S:
 Jelaskan pada  Klien  Klien dan
klien tentang mengatakan keluarga
penyakitnya terkadang mengatakan
dan komplikasi khawatir sudah ada
yang bisa dengan gambaran
terjadi. kondisinya, tentang
 Anjurkan klien takut ada penyakit
dan keluarga komplikasi lain yang
untuk check dialami
DO :
up/kontrol klien serta
 Wajah klien
kondisi klien komplikasi
tampak
ke pelayanan yang bias
kesehatan ketakutan terjadi.
untuk  Bertanya-tanya
mengatasi kepada perawat O:
kondisi klien  Klien dan
A:
dan mencegah keluarga
 jelaskan pada
terjadinya tampak
klien tentang
komplikasi lain mengerti
penyakitnya
. dengan
dan komplikasi
penjelasan
yang bisa
perawat.
terjadi.
 Anjurkan klien
dan keluarga
A:
untuk check
Masalah teratasi
up/kontrol
kondisi klien
P:
ke pelayanan
Evaluasi
kesehatan
intervensi yang
untuk
sudah dilakukan.
mengatasi
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi lain
.

R:
 klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
 klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat

3. DS : S:
 Jelaskan pada  Keluarga  Klien dan
klien tentang mengatakan keluarga
penyakitnya bingung mengatakan
dan melihat sudah ada
komplikasi kondisi Ny. gambaran
yang bisa M seperti ini, tentang
terjadi. tidak tahu penyakit
 Ajarkan klien cara yang
menggerakka perawatanny dialami
n bagian a dan sudah klien serta
tubuh yang lama tidak komplikasi
mati rasa kontrol ke- yang bias
(ROM) untuk pelayanan terjadi.
membantu kesehatan O:
memperlanca karena  Klien dan
r peredaran kondisi Ny. keluarga
darah agar M yang tidak mengerti
tidak terjadi bisa berjalan dengan
atrofi otot seperti dulu. penjelasan
 Anjurkan  Klien perawat.
klien dan mengatakan
keluarga sudah lama A :
untuk check tidak kontrol Masalah teratasi
up/kontrol kondisinya
kondisi klien ke pelayanan
ke pelayanan kesehatan, P:
kesehatan hanya Evaluasi
untuk meminum intervensi yang
mengatasi obat warung sudah dilakukan
kondisi klien dan
dan berjemur
mencegah saat pagi
terjadinya hari di teras
komplikasi rumah
lain .
DO :
 Klien dan
keluarga
bertanya-
tanya
kepada
perawat

A:
 Men
jelaskan
pada klien
tentang
penyakitnya
dan
komplikasi
yang bisa
terjadi.
 mengajarkan
klien
menggerakk
an bagian
tubuh yang
mati rasa
(ROM)
untuk
membantu
memperlanc
ar peredaran
darah agar
tidak terjadi
atrofi otot
 menganjurka
n klien dan
keluarga
untuk check
up/kontrol
kondisi klien
ke pelayanan
kesehatan
untuk
mengatasi
kondisi klien
dan
mencegah
terjadinya
komplikasi
lain

R:
 klien dan
keluarga
sudah
mengerti apa
yang di
jelaskan
perawat
 klien dan
keluarga
mau
mendengark
an apa yang
disampaikan
perawat
 klien
mempraktek
kan gerakan
(ROM) yang
diajarkan
perawat.

N Intervensi Implementasi Evaluasi


o (DAR) (SOAP)
1. DS : S:
 Bantu klien  Klien  keluarga dan
mengidentifi mengatakan klien
kasi dan tidak ada mengatakan
menguraikan keluhan yang merasa
perasaannya dirasakan . terbantu
 Bantu klien  Klien dengan
memahami mengatakan datangnya
perspektif mempraktekka perawat
pasien n cara-cara kerumah
terhadap yang telah
O:
situasi stress diajarkan
 klien dan
dan kondisi perawat.
keluarga
yang
DO : tampak lebih
dialaminya
 Klien dan tenang
sekarang
keluarga tidak
tidak akan A:
cemas lagi
sembuh Masalah teratasi
dengan kondisi
dalam waktu P:
klien
singkat. Evaluasi
 Klien
 Dengarkan Intervensi yang
mempraktekka
dengan n cara yang sudah dilakukan
penuh diajarkan
perhatian perawat
 Evaluasi A:
teknik  membantu
relaksasi klien
nafas dalam mengidentifika
untuk kontrol si menguraikan
mengurangi perasaannya
kecemasan  membantu
yang klien
dirasakan memahami
perspektif
pasien terhadap
situasi stress
yang
dialaminya.
 mendengarkan
dengan penuh
perhatian
 mengevaluasi
teknik relaksasi
nafas dalam
untuk kontrol
rasa percaya
diri dan
mengurangi
kecemasan
yang dirasakan
klien.

R:
 klien mau
mengungkapka
n perasaannya
 klien mau
mempraktekka
n Tarik nafas
dalam untuk
mengurangi
kecemasan
yang dirasakan

2. DS : S:
 Anjurkan  Klien dan  Klien dan
klien dan keluarga keluarga
keluarga mengatakan mengatakan
untuk check sudah tidak akan
up/kontrol khawatir dan melakukan
kondisi klien takut lagi akan kontrol ke
ke pelayanan komplikasi yg pelayanan
kesehatan bisa terjadi . kesehatan
untuk
DO :
mengatasi O:
 Klien
kondisi klien  Klien dan
mendengarkan
dan mencegah keluarga
penjelasan
terjadinya tampak
perawat.
komplikasi mengerti
lain . dengan
A: penjelasan
 menganjurkan perawat.
klien dan
keluarga untuk A:
check Masalah teratasi
up/kontrol P:
kondisi klien Evaluasi
ke pelayanan intervensi yang
kesehatan sudah dilakukan.
untuk
mengatasi
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi
lain .

R:
 klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di
jelaskan
perawat
 klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat

3. DS : S:
 Jelaskan  Keluarga  Klien dan
pada klien dan klien keluarga
tentang mengatakan mengatakan
penyakitnya mengerti mengerti
dan dengan dengan
komplikasi kondisi yang kondisi klien
yang bisa dialami serta
terjadi. klien komplikasi
 Evaluasi cara yang bias
DO :
klien terjadi.
 Klien
menggerakk
mendengark
an bagian O:
tubuh yang an  Klien
mati rasa penjelasan mempraktek
(ROM) perawat. kan cara
untuk yang
membantu diajarkan
memperlanc  Klien dan
A:
ar peredaran keluarga
 Men jelaskan
darah agar mengerti
pada klien
tidak terjadi dengan
tentang
atrofi otot penjelasan
penyakitnya
 Anjurkan perawat.
dan komplikasi
klien dan
yang bisa
keluarga
terjadi.
untuk check A:
 Mengevaluasi
up/kontrol Masalah teratasi
cara klien
kondisi klien
menggerakkan
ke pelayanan
bagian tubuh
kesehatan P:
yang mati rasa
untuk Evaluasi
(ROM) untuk
mengatasi intervensi yang
membantu
kondisi klien sudah dilakukan
memperlancar
dan
peredaran
mencegah
darah agar
terjadinya
tidak terjadi
komplikasi
atrofi otot
lain .
 Menganjurkan
klien dan
keluarga untuk
check
up/kontrol
kondisi klien
ke pelayanan
kesehatan
untuk
mengatasi
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi
lain

R:
 klien dan
keluarga
sudah
mengerti
apa yang di
jelaskan
perawat
 klien dan
keluarga
mau
mendengark
an apa yang
disampaika
n perawat
 klien
mempraktek
kan gerakan
(ROM) yang
diajarkan
perawat.

Anda mungkin juga menyukai