Andrea - Resume Opening
Andrea - Resume Opening
Opening adalah teknik dasar untuk mengawali hubungan atau melakuakn wawancara
koseling. Supriyo dan Mulawarman (2006:21) menjelaskan bahwa opening (pembukaan) adalah
keterampilan untuk membuka atau memulai, atau mengkomunikasi hubungan konseling.
Manfaat dari teknik opening ini adalah terjalinnya hubungan yang baik antara konselor
dengan klien. Sehingga dengan terjalinnya hubungan tersebut, klien menjadi semakin percaya
dengan konselor serta dalam mengungkapkan masalah – masalah yang dihadapi oleh klien, klien
lebih merasa aman dan nyaman.
Bahwa beberapa hal yang perlu dilakukan oleh konselor dalam menggunakan teknik
opening antara lain adalah penyambutan, inisiasi pembicaraan, dan transisi pembicaraan.
a. Penyambutan
1) Non Verbal
a) menghentikan aktivitas,
g) memegang tangan atau memegang pundak (bila diperlukan dan tidak riskan
atau ada hambatan nilai),
2) Verbal
b) menyambut nama,
d) menanyakan kabar,
* Terbentuknya kesan dan persepsi ada harapan bagi konseli mendapatkan layanan
konselor
b. Inisiasi Pembicaraan
1) Topic netral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak
menyinggung perasaan klien/ Misalnya: hobi, peristiwa hangat, kondisi cuaca, potensi
asal lingkungan konseli
* Meredakan kecemasan awal konseli sampai pada kadar ia mau bicara secara lancar, tanpa
terhambat emosi.
* Menghindarkan konselor dari “banyak bicara”
* Memperoleh pendenagran cermat dari yang dikaitkan konseling dan tersusun dalam
pikikiran konselor apa yang konseli uraikan.
c. Transisi Pembicaraan
2) Mengembangkan sebagian isi topik netral, misalnya: “ itu tadi hobimu, lalu bagaimana
dengan prestasi dalam perkuliahan? ’’
Catatan penting:
Hindari kepura-puraan,
Konselor hendaknya tidak mencoba mengendalikan sendiri topik apa yang dibicarakan
konseli,
Agar konselor merasa aman hendaknya konselor menghindari pertanyaan yang langsung
mengenai masalah. (Fauzan Lutfi, 2008: 28)
5. Contoh Penggunaan Teknik Opening
Contoh 1 :
Konselor : selamat siang mas Rendi. silakan duduk. ( berjabat tangan dan mempersilakan
untuk duduk)
Klien : sebelumnya maaf lho Ibu, siang – siang saya mengganggu bapak.
Konselor : owalah....tidak apa – apa mas Rendi. Bagaimana kabarnya hari ini? ( memulai
membuka percakapan dan dengan ramah)
Contoh 2 :
Konselor : (Membukakan Pintu) ohh mas Adi, mari silahkan masuk mas
Contoh 3
Berdasarkan dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa attending merupakan
komunikasi nonverbal yang menunjukkan bahwa konselor memberikan perhatian secara utuh
terhadap lawan bicara yang sedang berbicara (klien). Keterampilan attending yaitu keterampilan
tampil sebagai pribadi yang utuh dan memberikan perhatian penuh kepada klien sebagaimana
adanya, agar klien dapat mengembangkan diri, mengeksplorasi dirinya dengan bebas.
2. Tujuan Attending
Menurut Sofyan Willis (2004: 176), perilaku attending yang ditampilkan akan mempengaruhi
kepribadian klien, yaitu:
a. Meningkatkan harga diri klien, sebab sikap dan perilaku attending memungkinkan
konselor meghargai konseli.
b. Dengan perilaku attending menciptakan suasana aman bagi klien, karena klien merasa ada
oarang yang bisa dipercayai, teman untuk berbicara, dan merasa terlindungi secara emosional.
c. Perilaku attending memberikan keyakinan kepada klien bahwa konselor adalah tempat dia
mudah untuk mencurahkan segala isi hati dan perasaannya.
Supriyo dan Mulawarman (2006:19) menjelaskan bahwa tujuan dari teknik attending
adalah agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas
mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam pikiran,
perasaan,ataupun tingkah lakunya.
Hutahuruk dan Pibradi (1984:3) menyebutkan tujuan dari teknik attending adalah untuk
membangkitkan harga diri klien, membangkitkan suasana yang aman sehingga melancarkan
ekspresi bebas tentang apa saja yang muncul dibenak klien.
Berdasarkan dari hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari teknik attending
adalah untuk meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana aman, dan memberikan
kenyakinan klien untuk dapat mengungkapkan tentang dirinya secara terbuka.
Supriyo dan Mulawarman (2007:27) menyatakan bahwa fungsi dari attending yaitu untuk
memusatkan perhatian pada klien. Disamping itu, fungsi utama dari teknik attending adalah
untuk mendorong klien agar mau berbicara dengan bebas dan terbuka. Attending juga
bermanfaat agar konseli merasa dihargai dan terbina secara kondusif (Sofyan Willis, 2004:176)
Dari beberapa fungsi diatas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi dari teknik
attending adalah membuka proses konseling serta konselor dapat memfokuskan perhatiannya
terpusat pada klien untuk mendorog klien bersedia berbicara secara bebas dan terbuka.
d) Badan tegak lurus tanpa kaku dan sekali – kali condong kearah klien untuk
menunjukkan kebersamaan dengannya.
h) Terlalu banyak tersenyum, kerutan dahi atau anggukan kepala tidak berarti.
b. Kontak Mata
1) Kontak mata yang baik berlangsung dengan melihat klien pada waktu dia berbicara
kepada konselor dan sebaliknya.
b) Menatap klien untuk secara konstan dan tidak memberi kesempatan klien
untuk membalas tatapan.
c. Mendengarkan
d) Mengarahkan apa yang konselor katakan terhadap apa yng telah dikatakan
oleh klien.
Contoh 1 :
Konselor : ahh...tidak apa – apa mas. Bagaimana kabarnya mas Dimas? (dengan tersenyum
dan memulai percakapan)
Contoh 2
Konselor : siang mas dimas, Silahkan duduk ( sambil berjabat tangan dan mempersilahkan
duduk)
Konseli : Saya ingin konsultasi pak, tentang PTN. Apakah saya bisa konsultasi dengan
bapak?
Konselor : Tentu mas, dengan senang hati (dengan tersenyum dan duduk condong ke
klien)
Contoh 3
Konselor : siang mas dimas, Silahkan duduk ( sambil berjabat tangan dan mempersilahkan
duduk)
Konseli : Pak, maaf yah siang – siang mengganggu.Saya ingin meminta saran pak.
Konselor : ahh...tidak apa – apa mas. Tentu akan saya bantu ( Senyum)
Acceptance merupakan teknik yang digunakan konselor unluk menunjukkan minat dan
pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan konseli. Acceptance atau penerimaan artinya
menerima apa adanya, menerima pribadi klien sebagai suatu keseluruhan.Sebaliknya
membenarkan (menyetujui) atau tidak menyetujui segi-segi kepribadian atau kelakuan seorang
klien, bukan merupakan bentuk penerimaan.
Manfaat teknik acceptence adalah untuk membangun hubungan lebih dekat konseli sehingga
tercipta suasana hubungan yang akrab ditandai dengan saling mempercayai.
Menurut Supriyo dan Mulawarman (2006:23) mengungkapkan bahwa ada dua bentuk
acceptence, yaitu:
a. Verbal
1) Bentuk pendek
a) Oh.....ya,
b) Lalu/kemudian,
c) Ya....ya....
d) Hemm.....hemm....
2) Bentuk Panjang
a) Saya memahami.....
b) Saya menghayati....
b. Non Verbal
1) Anggukan kepala,
3) Perubahan mimik,
Contoh 1
Konseli : bagaimana saya tidak galau Pak, IP saya turun 0,5 buk. Benar – benar sungguh
menyedihkan.
Contoh 2
Konseli : Pak, saya sangat menyesal atas kejadian tersebut, saya terpaksa
Contoh 3
Konseli : Pak, saya sangat takut untuk bicara dengan orang tua saya
Konselor : (konselor mengangguk anggukan kepala dan memandangi konseli) Saya dapat
mengerti