Anda di halaman 1dari 6

REFERAT ORAL MEDICINE

MANIFESTASI ORAL PADA PENDERITA SIFILIS

Disusun Oleh:

Felicia Arihta Hosiana, S.KG 2018 – 16 – 118

Finda Dania Fadhilah, S.KG 2018 – 16 – 119

Gisela Karin Yenita, S.KG 2018 – 16 – 120

Karissa Alifia Chandra, S.KG 2018 – 16 – 121

Pembimbing:

drg. Manuel DHL Sp.PM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri


Treponema pallidum (golongan Spirochetes).1 Penularan sifilis biasanya melalui
hubungan seksual (acquired), dari ibu yang menderita sifilis ke janinnya melalui
plasenta (transmisi vertikal) atau melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi. 2
Penyakit sifilis dapat diklasifikasikan menjadi empat tahap sesuai dengan aktivitas
dan infektivitasnya : primer, sekunder, laten dan tersier. 2 Tanda dan gejala dari
penyakit sifilis berbeda sesuai dengan stadium penyakit. Adanya lesi oral dari
penyakit sifilis sebagai tanda awal dan petunjuk untuk diagnosis dini dan benar yang
sangat penting untuk dilakukan perawatan.3
Lesi tahap primer biasanya muncul ditempat infeksi dan ditandai oleh
penyembuhan luka.3 Sifilis primer memiliki masa inkubasi rata-rata tiga minggu.
Tahap primer ditandai dengan ulkus yang keras tanpa rasa sakit yang disebut chancre
pada lidah, gingiva, palatum lunak, bibir, tonsil, daerah genital dan terkait dengan
limfadenopati yang mempengaruhi daerah servikal dan submandibular. 2,3,4
Karakteristik penting dari lesi oral sifilis primer adalah tidak adanya gejala sakit atau
nyeri. Oleh karena itu, harus dibedakan dari karsinoma sel skuamosa dan neoplasma
ganas yang umum.3
Setelah 2-12 minggu setelah infeksi primer, Treponema menyebar melalui
darah dan pembuluh limfatik sehingga menimbulkan tahap sifilis sekunder, yang
ditandai dengan manifestasi sistemik dan oral yang sangat bervariasi. 2 Tanda dan
gejala sifilis sekunder meliputi demam, malaise, faringitis, artralgia umum dan
angina. Manifestasi kulit yang klasik pada tahap ini adalah ruam makulopapular difus
tanpa rasa sakit yang sering melibatkan telapak tangan dan telapak kaki yang disebut
syphilitic rosette.3 Sebagian besar manifestasi lesi oral sifilis sekunder khas berupa
plak putih yang tidak teratur (mucous patches) di bibir, palatum dan lidah.5 Makula
berwarna putih atau merah berbentuk oval ditutupi oleh pseudomembran atau papula
dapat diamati pada selaput lendir atau dapat berhubungan atau tidak dengan lesi kulit.
Kondiloma lata berupa nodul berbatas tegas atau plak yang meninggi secara terpisah
dengan permukaan yang mengalami ulserasi.3

2
Setelah ruam tahap sekunder mereda secara spontan tanpa pengobatan kondisi
ini memasuki tahap laten atau disebut juga fase akhir.6 Manifestasi oral sifilis dapat
berkembang sebagai lesi granulomatosa ulseratif nodul atau sifilis glositis.3 Sifilis
tahap laten adalah periode aktif terhenti yang sudah bebas dari gejala-gejala klinis
sifilis.6 Karakteristik pada sifilis tersier ditandai oleh gumma pada palatum keras atau
neurosifilis yang muncul tiga tahun atau lebih setelah infeksi awal.6
Selama kehamilan, infeksi oleh Treponema pallidum dapat dikaitkan dengan
infeksi intrauterin pada bayi. Keadaan ini dikenal sebagai sifilis bawaan yang
memperlihatkan beberapa bentuk keterlibatan. Ruam pada kulit, saddle nose, frontal
boosing, tibia saber, keratitis interstitial pada mata, ketuliat terkait dengan gangguan
saraf dan anomali gigi pada sifilis kongenital. Anomali gigi merupakan manifestasi
oral yang paling umum pada sifilis kongenital.1
Tanpa diagnosis dini dan perawatan yang tepat, manifestasi oral pada
penderita sifilis dapat membuat keliru dengan manifestasi oral lain pada keadaan yang
biasa terjadi. Selain informasi yang didapat langsung dari pasien selama anamnesis,
diagnosis juga dibantu oleh pemeriksaan klinis, pemeriksaan secara serologis dan
mikrobiologis. Lazimnya, biopsi dilakukan saat lesi tidak hilang sepenuhnya.
Pemeriksaan laboratorium standar digunakan untuk mendiagnosis setiap tahapan
penyakit sifilis termasuk tes serum treponemal atau nontreponemal.6 Pengobatan
sifilis secara efektif dilakukan dengan memberikan antibiotik.2

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
4
KESIMPULAN

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Franco JMPL et al. Dental Manifestations of Congenital Syphilis. International Journal

of Information Research and Review. 2016; 3(7): 2620-22

2. Santos IDS, Bastos DB, Valente VB et al. Reemerging Syphilis: Diagnosis from Oral

Lesions. Journal of Oral Diagnosis. 2017: 1-4

3. de Andrade RS, de Freitas EM, Rocha BA et al. Oral Findings in Secondary Syphilis.

Journal section: Oral Medicine and Pathology. 2018; 23(2): 138-43

4. Streight KL et al. The Oral Manifestations of Syphilitic Disease: A case report. Journal

of Medical Case Reports. 2019; 13(227): 1-3

5. Bhovi TV et al. An Unusual Manifestation of Secondary Syphilis: A case report. Journal

of Indian Academy of Oral Medicine & Radiology. 2014; 26(4): 436-8

6. Seibt CE, Munerato MC. Secondary Syphilis in the Oral Cavity and the Role of the

Dental Surgeon in STD Prevention, Diagnosis and Treatment: A case series study. The

Brazilian Journal of Infectious Diseases. 2016; 20(4): 393–398

Anda mungkin juga menyukai