Makalah Infusa Dekokta
Makalah Infusa Dekokta
DISUSUN OLEH :
Fitri Melinia
PO.71.39.1.18.053
Reguler 2B
DOSEN PEMBIMBING :
1. Mindawarnis, S,Si, Apt, M.kes
2. Ade Agustianingsih, S,Farm, Apt
3. Eddy Sutikno, AMF
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, karena atas
kasih dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
serta memahami dan mengerti tentang ”INFUSA DEKOKTA” dalam bidang Praktikum
Fitokimia. Namun dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk
itu saya mohon kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, saya
ucapkan terima kasih.
Praktikkan
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Infusa................................................................................................. 2
a. Pengertian Infusa....................................................................... 2
b. Prinsip Kerja Infusa................................................................... 2
c. Keuntungan dan Kerugian Infusa.............................................. 2
d. Prosedur Kerja Infusa................................................................ 3
e. Gambar Alat............................................................................... 4
2.2 Dekokta............................................................................................. 5
a. Pengertian Dekokta.................................................................... 5
b. Prinsip Kerja Dekokta................................................................ 6
c. Hal- Hal yang Harus Diperhatikan dalam Infusa atau Dekokta 6
d. Prosedur Kerja Dekokta............................................................. 8
e. Gambar Alat............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa infusa/dekokta.
2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari infusa/dekokta.
3. Untuk mengetahui dan memahami prosedur kerja infusa/dekokta.
4. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari metode
infusa/dekokta.
5. Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam
infusa/dekokta.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INFUSA
a. Pengertian Infusa
Infus / rebusan obat:sedian air yang dibuat dengan mengextraksi simplicia nabati dengan air suhu
90° C selama 15 menit,yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi Penyarian adalah peristiwa
memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan penyanyi sehingga zat
aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila
permukaan (Ansel,2009)
Infus merupakan sediaan cair pada suhu 900 C selama 15 menit . hal-hal yang harus
diperhatikan dalam membuat cairan infuse adalah jumlah simplisia, derajat halus simplisia ,
banyaknya air ekstrak, serta cara menyari (Syamsuni,2006). Umumnya infus selalu dibuat
dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak,yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat
yang tidak tahan pemanasan lama.
Kerugian
1. Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali, apabila
kelarutannya sudah mendingin, (lewat jenuh).
2. Hilangnya zat-zat atsiri
3. Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama, dismping itu simplisia yang mengandung
zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat
berkhasiat tersebut.
4. Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak
boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.
5. Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan ekstrak yang berlendir,
sehingga sulit dilakukan penyaringan.
6. Simplisia nabati yang digunakan untuk infus
2
d. Prosedur Kerja Infusa
1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus
tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci atas
diberi air “secukupnya”. Maksud dari “secukupnya” disini diperhitungkan
terhadap kadar ekstrak yang hendak kita inginkan, jadi misalnya kita ingin
membuat ekstrak berkadar zat aktif 10%, maka serbuk tanaman yang dibutuhkan
adalah 10 g ditambah air 100 g (100 cc), sementara kalo kita menggunakan air
sebanyak 200 cc dan serbuknya tetap 10 g, maka kadar ekstrak yang akan kita
peroleh menjadi 5% saja, begitu seterusnya.
2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya
segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah
dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih (artinya suhu
mencapai 100oC). Diharapkan maka suhu air dipanci atas akan mencapai 90oC.
3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci bawah
mendidih (suhu panci atas mencapai 90°C), sambil sekali-sekali diaduk.
4. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi masih
panas melalui kain flannel. Apabila volume akhir yang didapat ternyata kurang
dari 100 cc (airsemula 100 cc) maka perlu ditambahkan air panas secukupnya
melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki yaitu 100 cc.
5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil saringan
tadi dipindahke gelas ukur, kemudian kekurangan air yang diperlukan,
ditambahkan sampai volume akhirmencapai batas skala 100 cc (jadi tidak boleh
menambah air sesuai dengan kurangnya air,namun yang diukur adalah
kekurangan air yang akan ditambahi).
6. Infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin.
Infusa asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infusa kulit
kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia
Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massa
seperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.
3
e. Gambar Alat
4
2.2 DEKOKTA
a. Pengertian Dekokta
Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa Latin): adalah sediaan cair yang
dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada
suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih
(Farmakope Indonesia, 1995).
Dekokta dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemanasannya. Hal ini terutama
berkaitan dengan bahan-bahan simplisia yang umumnya berupa bahan keras, seperti misalnya
kulit kayu(korteks), kayu (lignum), akar (radiks), batang, kulit buah (perikarpium), biji
(semen).
b. Prinsip Kerja Pembuatan Dekokta
Dekokta dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90°C - 98°C.
Perbedaannnya dengan infusa adalah dekokta penyariannya selama 30 menit
sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama. Decocta untuk
simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap
pemanasan.
Untuk melakukan proses infusa dan dekokta, maka kita harus mempersiapkan 1
unit panci yang terdiri dari 2 buah panci yang saling bisa ditumpuk Panci yang di atas
digunakan untuk menaruh bahan yang akan di ekstraksi (tentu bersama pelarutnya,
yaitu air, masing-masing dengan takaran tertentu), sementara panci sebelah bawah
5
diisi air, maksudnya digunakan sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang
diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api. Teorinya, ketika panci
bawah airnya mendidih (pada suhu 100 °C), maka panas yang diterima oleh panci atas
suhunya hanya mencapai sekitar 90° C saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat
aktif dalam bahan tidak rusak oleh pemanasan berlebihan. (biasanya zat aktif akan
rusak bila dipanaskan sampai 100° C atau lebih).
6
dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya, tetapi untuk beberapa bahan
bakal, penambahan ini terlalu sedikit. Maka :
1. Flores Chammomillae Vulgaris, Flores Tiliae, dan Semen Lini dipakai empat
kali bobot bahan bakal
2. Carrageen sebanyak 15 kali bobot bakal bahan
3. Pulpa Tamarindorum cruda hanya diperlukan air yang sama dengan bobotnya.
Karena bahan bakal ini tidak dikeringkan terlebih dahulu
4. Menghangatkannya
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan dekokta atau infus, dihitung saat isi
panci mencapai suhu 90 C atau jika panci kita tempatkan di penangas air yang
dingin, maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas
airnya mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas air yang
menidih maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga
dengan pengadukan.
7
2. Decoctum-Infusum dipisah dalam dekokta yang diserkai panas dan infusa yang
diserkai dingin, kedua-duanya dibuat dengan bagian-bagian air yang tersedia,
yang banyaknya sebanding.
Untuk decoctum Chinae, Farmakope memilih perbandingan 6:100. Karena
mengandung zat-zat yang disebut: kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya hanya
terbatas. Jika decoctum serupa itu dibuat lebih kuat maka tak akan banyak zat
yang melarut. Pemisahan suatu serkaian sudah tentu perlu, bila bagian-bagian dari
bahan- bahannya bereaksi satu dengan yang lainnya atau memberikan suatu
endapan (zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang tersedia cukup banyak
untuk masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian yang biasa, maka harus
menggunakan cara kedua.
8
menambah air sesuai dengan kurangnya air,namun yang diukur adalah
kekurangan air yang akan ditambahi).
e. Gambar Alat
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 0C selama 15 menit. Sedangkan dekokta adalah sediaan cair yang
dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 0C selama 30 menit.
2. Prinsip kerja infusa/dekokta
Untuk melakukan proses infusa/dekokta, maka harus mempersiapkan 1 unit
panci yang terdiri dari 2 buah panci yang saling bisa ditumpuk (panci-tim)
10
Panci yang diatas digunakan untuk menaruh bahan yang akan diekstraksi(tentu
bersama pelarutnya, yaitu air, masing-masing dengan takaran tertentu),
sementara panci bawah diisi air, maksudnya digunakan sebagai pemanas panci
atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan.
3. Prosedur kerja infusa/dekokta
Membasahi baku / simplisia dengan air ekstra, biasanya dengan air 2x bobot
bahan, untuk bunga 4x bobot bahan dan untuk karagen 10x bobot bahan.
Dipanaskan bahan dalam aquadest (10x bobot bahan + air ekstra) selama
15menit pada suhu 90°C sampai 98°C.
4. Keuntungan dan kerugian metode infudasi
Keuntungan : Unit alat yang dipakai sederhana, biaya operasionalnya relatif
rendah
Kerugian : Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap
kembali, hilangnya zat-zat atsiri, adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama,
ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur, menghasilkan
ekstrak yang berlendir.
5. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam infusa/dekokta
Derajat halus dari bahan-bahan bakal
Banyaknya bahan bakal
Banyaknya Air
Menghangatkannya
Menyerkai
Decocto-Infusa
DAFTAR PUSTAKA
Tri Wahyudi. 2014. Tugas Farmakognosi Lanjutan. Palu : Universitas Tadulako. (Online).
https://infusa-dan-dekokta
Nyoman Yuliani, Ni., Primanty Dienina, Desmira. 2015. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
INFUSA DAUN KELOR (Moringa oleifera, Lamk) DENGAN METODE 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl (DPPH). Jurnal Info Kesehatan, Vol. 14, Nomor 2 Desember 2015
11
Santoso, Ilham., dkk. 2018. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI DEKOKTA DAN
EKSTRAK KLOROFORM ALGA Cladophora sp. PADA BAKTERI GRAM POSITIF
DAN NEGATIF. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Anggraini, Relita., dkk. 2017. Makalah Fitokimia Infusa/ Dekokta. Riau: Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Riau. (Online). https://text-id.123dok.com/document/y9gxeorq-45410-
makalah-fitokimia-jadi-jadii.html. Diakses pada tanggal 20 April 2020
12