Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL DENGAN


KELUARGA

Mata kuliah : Keperawatan Komunikasi

Dosen :

DISUSUN OLEH :

1. Shilvia Anggraini (201908007)


2. Jackline Vierdhy Bima (201908008)
3. Adisthi Amellinda G (201908009)
4. Abdul Rozaq (2019080011)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat  ALLAH SWT dengan rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam kami ucapkan kepada nabi
Muhammad SAW. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun
makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.Terimakasih.

Gresik,28 Mei 2020


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang...................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................

BAB II ISI...........................................................................................................................

2.1 Komunikasi Efektif ...........................................................................................


2.2 Penghalang Komunikasi yang Efektif...............................................................
2.3 Memperaiki Komunikasi...................................................................................
2.4 Komunikasi Interpesonal...................................................................................
2.5 Komunikasi Hubungan Perawatan dengan Keluarga........................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................


Kesimpulan..............................................................................................................
Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur
lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan
manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan
tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika
pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan
gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam
memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti,
penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-
benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh
manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Komunikasi keluarga
adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang merupakan cara seorang
anggota keluarga untuk berinteraksi denggan anggota lainnya, sekaligus sebagai wadah
dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2. Apa yang dimaksud komunikasi efektif ?
3. Bagaimana hubungan komunikasi perawat – keluarga klien ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud komunikasi efektif
3. Untuk mengetahui bagaimana hubugan komunikasi perawat dengan keluarga
BAB II
ISI

2.1 Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaiakan antara pemberi dan penerima pesan
sehingga bahasanya lebih jelas, lengkap,pengiriman dan umpan balik seimbang,dan melatih
penggunaan bahasa non verbal yang baik.
Bentuk dan karakteristik komunikasi meliputi komunikasi verbal efektif dan komunikasi
non verbal. Komunikasi verbal efektif mempunyai karakteristik jelas dan ringkas,
perbendaharaan kata mudah dimengerti, mempunyai arti denotative dan konotativ, intonasi
mampu memengaruhi isi pesan,kecepatan bicara yang memiliki tempo dan jeda yang
tepat,serta ada unsur humor.
1. Jelas dan ringkas : Komunikasi berlangsung efektif ,sederhana,pendek, dan
langsung.makin sedikit kata-kata yang digunakan,makai kecil kemungkinan terjadi
kerancuan.kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan
mengucapkannya dengan jelas.penggunaan contoh membuat penjelasan lebih mudah
dipahami.
2. Perbendaharaan kata : penggunaan kata-kata dipilih yang mudah dimengerti oleh
klien.komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu
menerjemahkan kata dan ucapan. banyak istilah tehnis yang digunakan dalam
keperawatan,kebidanan,kedokteran,dan ini digunakan oleh perawat , klien menjadi
bingung dan tidak mampu engikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting.
3. Arti denotative dan konotatif :dalam berkomunikasi dengan klien dan keluarganya
perawat harus mampu memilih kata-kata yang tidak banya disalah tafsirkan terutama
sangat penting ketika menjelaskan kondisi pasien. Arti denotative memberi
pengertian yang sama tentang kata yang digunakan. Sedangkan arti konotativ
merupakan pikiran,perasaan,atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
4. Intonasi : suara komunikator mampu memengaruhi arti pesan.nada suara pembicara
mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan karena emosi
seseorang secara alangsung dapat memengaruhi nada suaranya.
5. Kecepatan berbicara ; keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan
bicara dan tempo bicara yang tepat selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada
pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulka n kesan bahwa perawat sedang
menyembunyikan sesuatu dari klien.
6. Humor: meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberi dukungan,emosional
terhadap klien.dugan( 1988) menyatakan bahwa tertawa membantu mengurangi
ketegangan dan rasa sakit yang disebabkna oleh stres sehingga meningkatkan
keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan,emosional terhadap klien .

Komunikasi non verbal dapat disampaikan melalui beberapa cara yaitu penampilan
fisik,sikap tubuh dan cara berjalan,ekspresi wajah dan sentuhan.
1. Penampilan fisik : penampilan fisik perawat memengaruhi persepsi klien terhadap
pelayanan keperawatan yang diterima penanmpilan merupakan salah-satu hal
pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal.kesan pertama timbul
dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang
berdasarkan penampilannya.
2. Sikap tubuh dan cara berjalan : sikap tubuh dan cara berjaan mencerminkan konsep
diri,alam perasaan,dan kesehatan perawat dapat menyimpulkan informasi yang
bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien.
3. Ekspresi wajah : wajah merupakan bagian tubuh yang paling ekspresif. Hasil
penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi
wajah yaitu terkejut,takut,marah,jijik,bahagia,dan sedih.ekspresi wajah sering
digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapata interpersonal.kontak
mata juga sangat penting dalam komunikasi interpersonal.orang yang
mempertahankan kontak mata selama pembicaraan depersepsikan sebagai orang yang
dapat dipercaya.
4. Sentuhan :kasih saying,dukungan emosi,dan perhatian diberikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian penting dalam hubungan perawat-klien. Namaun harus
memperhatikan norma sosial.

2.2 Penghalang Komunikasi yang Efektif


Keterampilan komunikasi tertentu mungkin diperlukan pada beberapa keadaan.sebagai
contoh pada saat :
1. Pasien bingung atau berbicara dengan bahasa yang berbeda. Pasien mengalami
kesulitan dalam memahami segala sesuatunya kecuali dengan kata-kata yang
sederhana atau pengarahan.
2. Pendengnaran pasien terganggu. Pasien ini mungkin tidak dapat memahami kata-kata
anda.mungkin anda perlu menngunakan isyarat atau pesan tertulis.
3. Pasien buta : pasien ini tidak dapat melihat ekspresi wajah anda .kata-kata dan nada
suara anda akan menjadi suatau hal yang penting .
4. Pasien yang afasia dan tidak dapat memahami atau menyampaikan pikiran dan
pendapatnya secara efektif.

Perilaku anda juga dapat mempengaruhi seberapa baik anda mengerti dan mengirim
pesan.sebagai contoh,pada saat anda marah atau cemas anda akan sulit menemukan kata-
kata kunci yang tepat. Hal ini berlaku juga pada pasien yang marah atau gelisah.

2.3 Memperbaiki komunikasi


Beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memperbaiki komunkasi :
a. Mendengar
b. Berusaha untuk tetap mengikuti percakapan. Jangan memaksa pasien untuk
melanjutkan jika ia cemas atau tampak ingin mengganti pokok pembicaraan.
c. Gunakan bahasa tubuh dengan menunjukkan minat dan perhatian anda .
d. Tawarkan informasi factual.
e. Berusaha untuk merefleksikan perasaan dan pikiran yang dinyatakan pasien dengan
mengulang yang berkaitan dengan mengulang pernyataan tersebut dalam bentuk
pertanyaan.
f. Beri perhatian pada rekan kerja anda
2.4 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan interaksi antara perawat dan pihak lain yang sering
terjadi saat berhadapan langsung. Ini merupakan tingkat komunikai yang paling sering
digunakan dalam proses keperawatan dan berada pada inti praktek. Komunikasi ini terjadi
dalam konteks sosial dan mencakup pengiriman berbagai simbol dan petunjuk serta
penerimaan arti. Arti terletak pad pribadi dan buka pada kata,sehingga interpretasi pesan
dapat berbeda dari maksudnya.perawat bekerja dengan orang lain yang memilki pandangan
berbeda,sehingga sangat penting untuk memvalidasi makna atau menegosiasikannya.
Sebagai contoh saat mengajarkan klien tentang masalah kesehatan, anda menggunakan
interaksi untuk mengkaji pemahanan dan mengklarifikasi kesalahan interpretasi.
Komunikasi interpersonal yang berarti akan menghasilkan pertukaran ide,pemecahan
masalah,ekspresi perasaan,pengambilan keputusan,pencapaian tujuan,pembentukan tim dan
perkembanagna pribadi.

2.5 Komunikasi Hubungan Perawatan dengan Keluarga


1. Konsep Keluarga
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga
(Friedman, 2010). Status sehat atau sakit anggota keluarga akan saling mempengaruhi
keseluruhan keluarga dan interaksinya. Karena itu, pengaruh status sehat atau sakit
terhadap keluarga dan dampak status sehat atau sakit keluarga saling terkait. Keluarga
cenderung menjadi pemicu masalah kesehatan anggotanya dan sekaligus menjadi pelaku
dalam menentukan masalah kesehatannya. Menurut Campbell (2000) cit Friedman
(2010), keluarga bepengaruh besar pada kesehatan fisik anggota keluarganya. Selain itu
keluarga cenderung terlibat dalam pengambilan keputusan dan proses terapi pada setiap
tahapan sehat dan sakit anggota keluarga.
Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998) :
1. Mengenal masalah
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

2. Fungsi komunikasi antara perawat dengan keluarga pasien


a. Meningkatkan interaksi antara perawat, pasien, dan keluarga pasien.
b. Mengurangi keraguan dan kecemasan keluarga pasien terhadap kondisi pasien,
proses parawatan untuk pasien, proses rawat inap pasien (misal: di unit
perawatan intensif), dll.
c. Misalkan jika ada berita buruk seperti pasien meninggal atau Pada saat awal
diagnosis buruk, perawat secara aktif berpartisipasi dalam memberikan
informasi, mengklarifikasi informasi medis, dan mendengarkan tanggapan pasien
dan keluarga mereka mengevaluasi pilihan pengobatan. Selama perawatan aktif
seperti kemoterapi, perawat merupakan kunci dalam mendengarkan kekhawatiran
pasien dan gejala dan pasien pembinaan untuk berbagi keprihatinan ini. Pada
penyakit kambuhan atau stadium akhir atau bagi mereka mendekati akhir hidup,
berkomunikasi tentang keputusan dari keprihatinan yang signifikan sangat
penting.
d. Dapat memberikan pendidikan atau ilmu tambahan kepada keluarga tentang
kesehatan.
e. Mendukung pasien untuk segera sembuh dari sakitnya.

3. Tahapan Komunikasi Terapeutik dengan Keluarga Pasien


Dalam komunikasi terapeutik terdapat beberapa tahapan menurut Nasir A dkk
(2011) yaitu:
3.1 Prainteraksi
Tahap ini disebut juga tahap apersepsi dimana perawat menggali lebih dahulu
kemampuan yang dimiliki sebelum berhubungan dengan keluarga pasien (Nasir A
dkk, 2011). Proses ini membantu menghindari terjadinya stereotip pada keluarga
klien dan membantu perawat untuk berpikir mengenai nilai atau perasaan pribadi
(Potter & Perry, 2005).
3.2 Orientasi
Pada tahap orientasi perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan oleh
keluarga pasien dan memvalidasinya.  Sehingga perawat dituntut memiliki keahlian
yang tinggi dalam menstimulasi keluarga pasien agar mampu mengungkapkan
keluhan yang dirasakan secara lengkap dan sistematis serta objektif (Nasir A dkk,
2011).
3.3 Kerja
Pada tahap ini,  perawat berupaya untuk mencapai tujuan selama fase orientasi.
Perawat dan keluarga pasien bekerja bersama. Hubungan berkembang dan menjadi
lebih fleksibel ketika keluarga pasien dan perawat memiliki keinginan untuk berbagi
perasaan dan mendiskusikan masalah. Jika fase bekerja berhasil, keluarga pasien
dapat bertindak berdasarkan ide dan perasaan (Potter & Perry, 2005).  Pada tahap ini
pula perawat berperan untuk mengatasi kecemasan keluarga pasien (Nasir A dkk,
2011).
3.4 Terminasi
Selama fase orientasi, perawat mengatakan pada keluarga klien kapan ia
memperkirakan berakhirnya hubungan. Ketika pemutusan terjadi, keluarga pasien
tidak seharusnya terkejut. Dengan tetap memperhitungkan keberhasilan hubungan,
keluarga pasien harus siap untuk berfungsi secara efektif tanpa dukungan perawat
(Potter & Perry, 2005).
4. Penerapan komunikasi terapeutik pada keluarga pasien
Dalam perawatan pasien di rumah sakit tidak hanya terbentuk hubungan antara
perawat dengan pasien saja tetapi juga terdapat hubungan antara perawat dengan
keluarga pasien karena keluarga juga berperan dalam pemulihan kondisi pasien. Dengan
demikian maka perlu adanya komunikasi yang baik antara perawat dengan keluarga
pasien yang berhubungan dengan kondisi pasien.
Banyak jenis kondisi yang dialami pasien dan untuk menyelesaikan kondisi
tersebut sangat diperlukan adanya komunikasi antara perawat, pasien dan keluarga
pasien. Disini kami berikan dua contoh kondisi yaitu untuk pasien jiwa dan pasien end-
of-life. Berikut adalah penjelasannya :
1. Pasien jiwa
Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan teknik komunikasi pada
saat perawat melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga
atau pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga juga dilakukan secara
bertahap, meliputi tahap :
a. Permulaan hubungan perawat dengan keluarga.
b. Pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga dalam merawat
pasien.
c. Penerapan cara merawat pasien.
d. Peran keluarga merawat pasien di rumah – masyarakat (follow up
care)
Uraian tentang tahap atau langkah – langkah pendidikan kesehatan
keluarga sebagai berikut :
a. Permulaan hubungan perawat - keluarga dirumah
Interaksi perawat – keluarga dimulai dengan perkenalan, membina
hubungan saling percaya, dan dilanjutkan dengan pengkajian
pengalaman keluarga dalam merawat pasien sehingga dapat ditetapkan
pendidikan kesehatan keluarga.
b. Keterampilan keluarga merawat pasien
Pada tahap ini pertemuan dilaksanakan dengan metode ceramah,
tanya jawab, simulasi tentang cara merawat anggota keluarga yang
sakit.
c. Penerapan cara merawat pasien
Pada pertemuan ini dilaksanakan dengan melibatkan keluarga
tentang cara merawat pasien dirumah. Metode yang paling banyak
digunakan adalah demonstrasi dan redemonstrasi.
d. Peran keluarga merawat pasien di rumah – masyarakat (follow up care)
Jika pasien dan keluarga telah memiliki kemampuan merawat
pasien secara mandiri maka perlu dibuat jadwal kunjungan rumah
secara periodik. Misalnya setiap bulan untuk mengevaluasi kondisi dan
kemampuan pasien serta keluarga.

2. Pasien end-of-life
a. Persiapan diskusi
 Persiapan awal:
 Pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakitnya
 Tujuan diskusi
 Perencanaan waktu, lokasi dan setting:
 Memberikan bimbingan kepada pasien/keluarga tentang
penyakit pasien sedini mungkin
 Ruangan yang pribadi dan tenang
 Orang-orang yang hadir:
 Keluarga, teman, staf, interpreter

Sangat penting mengadakan persiapan awal dalam diskusi dan


sangat penting juga memberikan bimbingan kepada
pasien/keluarga tentang penyakit pasien sedini mungkin karena hal
tersebut dapat membangun hubungan saling percaya antara
perawat dan pasien/keluarga, dan memberikan waktu kepada
pasien untuk mempertimbangkan kebutuhan dan nilai mereka.

Memahami pasien dan keluarga dengan cara mempunyai


informasi tentang proses penyakitnya. Pasien mungkin mempunyai
banyak pertanyaan mengenai terapi dan prognosis penyakitnya,
maka dari itu perawat harus mempunyai banyak informasi tentang
hal tersebut.

Memikirkan tindak lanjut penanganan dalam diskusi tersebut,


apakah dalam diskusi tersebut menghasilkan keputusan dari
pasien/keluarga untuk tindak lanjut perawatannya ataukah kita
sebagai perawat hanya menyampaikan berbagai informasi
mengenai penyakit pasien sehingga pasien/keluarga berpikir
dahulu dan belum memutuskan sesuatu.

b. Diskusi
 Memperoleh pemahaman dan nilai pasien/keluarga
 Menggunakan bahasa yang dimengerti pasien/keluarga
 Menyelaraskan sudut pandang antara perawat dengan
pasien/keluarga
 Melakukan pengulangan untuk menunjukkan bahwa kita
(perawat) mendengarkan apa yang telah disampaikan oleh
pasien/keluarga
 Memahami emosi serta kesulitan pasien/keluarga
 Melakukan feedback untuk menunjukkan empati
 Bertoleransi
Diskusi dalam tahap ini bertujuan untuk menyelaraskan sudut
pandang antara perawat dengan pasien/keluarga. Jika terdapat
perbedaan antara pasien/keluarga dengan perawat, maka diskusi
ditujukan untuk berbagi pemahaman. Dengan menanyakan
pengalaman masa lalu merupakan cara yang baik untuk memulai
sebuah komunikasi.
c. Akhir diskusi
 Tercapai pemahaman umum
 Jangan meninggalkan pasien/keluarga ketika merasa sepi
 Menanyakan kepada pasien/keluarga jika pasien/keluarga
tersebut ada yang ingin ditanyakan
 Rencana tindak lanjut:
 Kapan Anda akan bertemu lagi?
 Bagaimana menghubungi Anda?
5. Tips untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien
Ada beberapa tips untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien. Tips-tips tersebut
antara lain :
a. Luangkan waktu anda
b. Jelaskan segala sesuatunya dengan jelas dan gunakan bahasa yang mudah dimengerti
c. Minta keluarga pasien untuk mengulang informasi dan instruksi yang telah kita
berikan kepada mereka dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Jika mereka
tidak mengerti, temukan cara lain untuk menjelaskan informasi dan instruksi sampai
mereka memahami apa yang kita sampaikan.
d. Bila perlu gunakan jasa penerjemah bahasa jika kita tidak mengerti bahasa yang
diucapkan keluarga pasien dan bahasa utama mereka bukan bahasa inggris (tidak
mengerti bahasa inggris).
e. Gunakan batasan ketika berkomunikasi (berdiskusi) dengan keluarga pasien dengan
menggunakan Ask Me Three TM , antara lain :
1. Apa masalah utama saya?
2. Apa yang harus saya lakukan?
3. Mengapa penting bagi saya untuk melakukan ini?

6. Kapan saja perawat berkomunikasi dengan keluarga pasien (menurut HIPAA)


Jika pasien ada dan memiliki kapasitas untuk membuat keputusan perawatan
kesehatan, penyedia perawatan kesehatan dapat mendiskusikan informasi kesehatan
pasien dengan anggota keluarga, teman, atau orang lain jika pasien setuju atau, ketika
diberi kesempatan, tidak keberatan. Sebagai contohnya, Seorang perawat dapat
mendiskusikan status kesehatan pasien dengan saudara pasien jika dia memberitahu
pasien dia akan melakukannya dan pasien tidak keberatan. Namun seorang perawat tidak
dapat mendiskusikan kondisi pasien dengan saudara pasien jika pasien telah menyatakan
dia tidak ingin keluarganya tahu tentang kondisinya.
Jika pasien tidak hadir atau tidak mampu, penyedia perawatan kesehatan dapat
berbagi informasi pasien dengan keluarga, teman, atau orang lain selama menentukan
penyedia layanan kesehatan, berdasarkan penilaian profesional, bahwa itu adalah demi
kepentingan terbaik pasien.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti
mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaiakan antara pemberi dan penerima pesan
sehingga bahasanya lebih jelas, lengkap,pengiriman dan umpan balik seimbang,dan melatih
penggunaan bahasa non verbal yang baik
Tujuan dari komunikasi antara perawat dengan klien antara lain untuk meningkatkan
interaksi antara perawat, pasien, dan keluarga pasien, mengurangi keraguan dan kecemasan
keluarga pasien karena, dapat memberikan pendidikan atau ilmu tambahan kepada keluarga
tentang kesehatan, mendukung pasien untuk segera sembuh dari sakitnya.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti ketika berkomunikasi dengan keluarga
pasien, dan minta keluarga pasien untuk mengulangi informasi atau arahan yang kita berikan
dengan menggunakan bahasa mereka sendiri untuk mengetahui apakah keluarga pasien
sudah memahami apa yang kita katakan.
Informasi tentang kesehatan pasien dapat kita beritahukan kepada keluarga pasien atau
orang terdekat pasien dengan syarat pasien telah menyetujui untuk memberitahukan
kondisinya pada orang tersebut.

3.2 SARAN
Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang paling penting dan banyak dilakukan
oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di
larut malam, agar tercapainya asuhan keperawatan yang baik dan kesembuhan pasien
perawat diminta melakukan komunikasi dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Machfoedz, Mahmud. 2009. Komunikasi keperawatan: komunikasi terapeutik.


Yogyakarta: Ganbika
2. Tamsuri, Anas. 2006. Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: EGC
3. http://www.nursingcenter.com diakses hari sabtu, 6 april 2012
4. http://www.andaners.wordpress.com diakses hari sabtu, 6 april 2012
5. http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/7/jtstikesmuhgo-gdl-trisumarsi-306-1-
komunika-n.pdf diakses hari jumat, 13 april 2012

Anda mungkin juga menyukai