Anda di halaman 1dari 14

HERA FEBRIANTY

1403618021
Selasa, 17 Maret 2020 KELAS A 2018

BAB 1
PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN
Dari Buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran karya Prof. Wina Sanjaya, M.pd.

Dalam bab 1 ini dijelaskan bahwa sistem ialah bukanlah cara atau metode, cara dan
metode adalah sebagian kecil disuatu sistem. Sistem sendiri memiliki spectrum yang sangat
luas.Contohnya manusia, binatang ataupun alam semesta.Contoh diatas dikatakan sebagai
sistem karena memiliki komponen-komponen tertentu yang berfungsi, untuk mencapai
tujuan. Misalnya manusia yang memiliki komponen tertentu yang satu sama lain saling
berkaitan. Dalam tubuh manusia terdapaat komponen seperti hidung, mata mulut, telinga
yang memiliki fungsi yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Jika komponen
tersebut ada yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan kerusakan
sistem dalam tubuh manusia. Dengan begitu Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berhubunganuntuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
sistem memiliki tiga cirri yaitu, pertama memiliki tujuan tertentu, kedua untuk mencapai
tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu, ketiga untuk menggerakan fungsi
sistem harus memiliki komponen-komponen didalamnya.

Dalam komponen juga memiliki beberapa sifat yaitu, pertama dilihat dari fungsinya, ada
komponen yang bersifat integral dan tidak integral.Kedua, setiap komponen dalam suatu
sistem saling berhubungan atau saling berinteraksi.Ketiga, setiap komponen dalam suatu
sistem merupakan keseluruhan yang bermakna.Dan keempat, setiap komponen dalam suatu
sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar.

Dalam sistem pembelajaran disebutkan bahwa sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi
terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.(Hamalik, 2003).Unsur manusiawi dalam
sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru/pengajar.Lalu unsur material adalah berbagai
bahan pelajaran seperti buku, film, cd, dll.Lalu fasilitas seperti ruang kelas, perpustakaan,
laboraturium, dll. Lalu untuk mencapai tujuan dilakukannya sebuah prosedur yaitu kegiaatan-
kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran misalnya, strategi pembeelajaran,
metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksaan sampai evaluasi pembelajaran.
Dari adanya sistem pembelajaran terdaapat manfaat penddekatan sistem dalam
pembelaajaaran.Yang pertama, melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran
dapat direncanakaan dengan jelas.Yang kedua, pendekatan sistem menuntun guru pada
kegiatan yang sistematis.Yang ketiga, pendekatan sistem dapat merancang pembelajran
dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Yang
keempat,pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik, Karena dengan melakukan
proses umpan balik dapat diketahui apakah tujuan itu berhasil atau belum. Di dalam sistem
pembelajaran juga terdapat komponen – komponen sistem pembelajaran. Perenmcanaan
pembelajaran proses pengambilan keputusan dengan cara berfikir rasional tentang sasaran
dan tujuan pembelajaran. Serta rangkaian kegiatan apa saja untuk mecapai tujuan tersebut.
Komponen sistem peembelajaran yaitu, siswa.Siswa , tujuan, kondisi, sumber-sumber belajar
dan hasil belajar.

KRITERIA DAN VARIABEL – VARIABEL YANG DAPAT MEMPENGARUHI


SISTEM PEMBELAJARAN

Pembelajaran merupakan suatu yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua
aspek, yakni aspek produk dan aspek proses. Kedua aspek tersebut memiliki kepentingan
yang sama untuk mencapai keberhasilan, yang mana kedua aspek tersebut harus sama – sama
dilakukan guna mencapai keberhasilan yang diinginkan, dan tidak dapat di bilang berhasil,
apabila hanya satu aspek yang terlaksana dengan baik. Aspek produk atau dapat dibilang
sebagai suatu hasilnya, dan aspek proses adalah proses dari kegiatan. Namun miris, mayoritas
di Indonesia hanya terpaku satu aspek saja, yaitu hasil, tanpa melihat proses, sehingga
prosesnya terkadang tidak berjalan dengan baik. Untuk itu, apa ajasih yang dapat menunjang
keberhasilan dari system pembelajaran?

a. Faktor Guru
Guru merupakan peran penting dalam proses kegiatan pembelajaran, dikarenakan
guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa, sehingga
keberhasilan suatu system pembelajaran sangat terpatokan kepada guru. Dalam
system pembelajaran guru pun dapat berperan sebagai perencana/planner atau
desainer pembelajaran, sebagai implementator dan atau mungkin keduanya. Untuk
menjadi kedua peran terebut, tidak semata – mata dapat dilaksanakan, yang berarti
guru yang berperan sebagai perencana dituntut untuk memahami kurikulum yang
berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga semuanya
dijadikan komponen – komponen dalam menyusun rencana pembelajaran. Apabila
menjadi peran dalam desainer pembelajaran, guru dilatih untuk mengelola
pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian tanggung jawab ada di pundak
guru, yang berarti guru pun harus mengualitaskan dirinya, menurut Dunkin (1974),
ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kuliatas guru, yaitu :
 Teacher formative experience, yang meliputi jenis kelamin, serta pengalaman
hidup guru yang menjadi latar belakang social mereka, yaitu asal kelahiran
guru, suku, latar belakang budaya, adat istiadat, dimana tinggal, berasal dari
keluarga apa dan dimana , yang dalam artian latar belakang dari guru itu
sendiri
 Teacher training experience, yang merupakan kegiatan atau pengalaman yang
diperoleh guru tersebut
 Teacher properties, yang berhubungan dengan jenis sifat guru itu sendiri,
bagaimana guru itu bersikap baik terhadap murid, guru lain, kepala sekolah,
dllnya
b. Faktor Siswa
Selain guru, siswa pun juga penting guna mencapai system pembelajarannya, karena
apabila tidak ada siswa, bagaimana dapt berjalan dengan lancar?Siswa adalah
organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya, yang
memiliki keberagaman sifat, jenis, tipe, dllnya. Sama halnya dengan guru, dari segi
mata siswa pun Dunkin berpendapat bahwa adanya pupil (formative experiences dan
pupil properties) yang mana merupakan keberhasilan dari setiap siswa tersebut. Siswa
pun tidak berdiri sendiri, yakni memiliki sifat yang heterogen, adanya keberagaman
dalam satu kelas, sehingga itu harus dapat dilihat oleh guru, guna proses
pembelajaran, untuk menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tipe atau
jenis siswanya
c. Faktor sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran
proses pembelajaran, misal media pembelajaran, alat – alat pelajaranm perlengkapan
sekolah dllnya. Sedangkan, prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak
langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya, jalan menuju
sekolah, penerangan sekolah, fasilitas sekolah, dllnya. Apabila beruntung
mendapatkan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang menunjang dalam
pembelajaran pun dapat menciptakan semangat dalam proses pembelajaran, baik
untuk guru maupun untuk murid, membuat murid lebih dapat berkreasi, nyaman
dllnya, begitu pula dengan guru, tidak ada salahnya bukan apabila dituntut untuk
menciptakan sarana dan prasarana yang baik? Demi sekolah juga loh nantinya..
d. Faktor lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran yaitu factor organisasi kelas, dan factor iklim social psikologis.
 Untuk factor organisasi kelas, apabila memiliki murid yang banyak dalam
satu kelas pun tidak efektif nantinya dalam proses pembelajaran, baik dalam
pembagian kelompok, kenyamanan kelas, berbagi pikiran dan ide, dllnya,
sehingga yang tepat untuk dalam satu kelas itu sekitar 20 atau 25 per kelas, tak
perlu banyak – banyak. Namun di sekolah negeri Indonesia, masih dapat
dijumpai satu kelas berisikan 40 siswa, bisa dilihat bukan bagaimana
keadaannya nantinya? Coba pikirkan.
 Untuk factor iklim social psikologis adalah suatu relasi, atau hubungan yang
terjadi di lingkup sekolah, yang berasal dari internal dan eksternal. Internal
melingkupi guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, dan lain- lainnya, apabila
mempunyai hubungan yang baik maka akan berjalan dengan baik dalam
pengajaran, apabila tidak maka akan timbul rasa tegang dan tidak focus dalam
proses pembelajaran. Di eksternal pun sama halnya harus ada relasi yang baik,
antara orang tua, lembaga pendidikan, maupun dengan sekolah lainnya,
supaya dapat membantu sekolah tersebut apabila ada kekurangan dan hal
lainnya
HERA FEBRIANTY

1403618021
Selasa, 17 Maret 2020 KELAS A 2018

BAB 2
HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dari Buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran karya Prof. Wina Sanjaya, M.pd.

A. Pengertian perencanaan pembelajaran


Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas 2 suku kata,
yakni perencanaan yang berasal dri kata rencana yaitu pengambilan keputusan
tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Prosesnya dimulai dari
penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen
yang lengkap kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan maka pola pikir kita
diarahkan bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Ely (1979), mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah satu proses
dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yng diharapkan.
Kaufman (1972) mengatakan bahwaa perencanaan itu adalah sebagai suatu proses
untuk menetapkan “ke mana harus pergi” dan “bagaimana agar sampai ke tempat
itu” dengan cara yang plaing efektif dan efisien. Menetapkan “ke mana harus
pergi” mengandung pengertian smaa dengan merumuskan tujuan dan sasaran yang
akan dituju. Sedangkan “bagaimana agar sampai ke tempat itu” berarti menyusun
langkah-langkah yang dianggap efektif dalam rangka mencapai tujuan. Maka
setidaknya setiap perencanaan minimal harus memiliki 4 unsur sebagai berikut ;
1. Adanya tujuan yang harus dicapai
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dpt mendukung
4. Implementasi setiap keputusan

Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses
pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternative yang dianggap
lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi. Perencanaan adalah awal dari semua
proses suatu pelaksanaan kegiatan yang ersifat rasional.
Pembelajaran dpt diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada. Sebagai suatu proses
kerjasama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau
siswa saja, akan tetapi guru dan siswa sama-sama berusaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa
akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat
mutlak sehingga dalam prosesnya guru dan siswa mengarah pada tujuan yang
sama.
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik
perubahan perilaku dalam bidang kognitif, adfektif dan psikomotorik.
Kesimpulannya, perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu.
Adapun perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut;
1.) Merupakan hasil dari proses berpikir
2.) Disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai
3.) Berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan.

B. Pentingnya perencanaan pembelajaran


seorang professional sebelum ia melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya,
ia akan melakukan perencanaan terlebih dahulu. Begitupun dengan seorang guru,
tentu saja setiap guru yang akan melaksanakan pekerjaannya perlu melakukan
perencanaan. Berikut ini ada beberapa hal mengapa perencanaan pembelajaran
dibutuhkan, antara lain;
pertama, pembelajaran adalah suatu proses yang bertujuan. Sesederhana apapun
proses pembelajaran, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
Kedua, pembelajaran adalah suatu proses kerjasama. Dalam proses pembelajarn
guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis. Guru perlu merencanakan apa
yang perlu dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dicapai secara optimal,
disamping itu guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya diperankan oleh
dirinya sebagai pengelola pembelajaran.
Ketiga, proses pembelajaran merupakan proses yang kompleks yang harus
memperhitungkan berbgaai kemungkinan yang akan terjadi.
Keempat, proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai
sarana dan prasarana yang tersedia secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang
matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien.
Berdasarkan hal diatas, perencanaan pembelajaran merupakan proses yang
kompleks dan tidak sederhana, memerlukan pemikiran yang matang sehingga
akan berfungsi sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran.

C. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

1. Manfaat Perencanaan Pembelajaran


a. Perencanaan yang dikelola dengan matang akan mampu memberikan hasil yang
terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Dengan perencanaan
maka kita dapat memprediksi keberhasilan dan dapat mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan kegagalan.
b. Sebagai alat untuk memecahkan masalah, berbagai kemungkinan dapat terjadi
dalam proses pembelajaran. Dengan perencanaan yang matang, maka kita dapat
mengantisipasinya dengan mudah.
c. Perencanaan yang matang membuat guru dapat menentukan sumber-sumber mana
yang tepat untuk digunakan sebagai suatu bahan pembelajaran.
d. Melalui perencanaan, guru dapat mengatur waktu seefektif mungkin untuk
mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran.

2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran


a. Fungsi kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan
menemukan hal-hal baru.
b. Fungsi inovatif, inovasi akan muncul ketika kita memahami adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan dapat ditangkap ketika kita
memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis.
c. Fungsi selektif, berkaitan dengan pemilihan materi yang dianggap sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
d. Fungsi komunikatif, perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap
orang baik tentang tujuan, hasil atau rangkaian kegiatan.
e. Fungsi prediktif, perencanaan dapat menggambarkan kesulitan yang akan terjadi.
f. Fungsi akurasi, melalui perencanaan guru dapat mengukur waktu yang diperlukan
agar waktu tersebut efektif.
g. Fungsi pencapaian tujuan, perencanaan dapat menyeimbangkan antara sisi hasil
belajar dengan sisi proses belajar.
h. Fungsi kontrol, dapat menentukan sejauh mana materi yang sudah atau yang
belum dipahami oleh siswa.

D. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

1. Signifikansi
Perencanaan pembelajaran disusun sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru
berpedoman pada perencanaan yang telah disusunnya.
2. Relevan
Memiliki kesesuaian internal maupun eksternal.Kesesuaian internal adalah
perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum sedangkan kesesuaian
eksternal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Kepastian
Perencanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman, tidak lagi memuat alternatif-
alternatif lain tetapi berisi langkah-langkah pasti yang tersusun secara sistematis.
4. Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran disusun secara tidak kaku agar dapat diimplementasikan
dalam berbagai keadaan dan kondisi.
5. Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana dan mudah diimplementasikan.

E. Langkah-Langkah Penyusunan Pembelajaran

1. Merumuskan tujuan khusus


Ini merupakan tugas pertama dari seorang guru yaitu menerjermahkan tujuan umum
pembelajran menjadi tukuan yang spesifik. Berikut ini 3 aspek yang mencakup
kedalam rumusan tujuan pembelajaran yang diistilahkan oleh Bloom(1956) ;
a) Domain Kognitif, tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan aspek intelektual
siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi. Semakin kuat seseorang
dalam mengusai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah orang tersebut
dalam melaksanakan aktivitas belajar.
b) Sikap dan apresiasi, domain sikap (afektif) berhubungan dengan penerimaan dan
apresiasi seseorang terhadap suatu hal. Domain afektif bersentuhan dengan aspek
psikologis yang sulit untuk didefinisikan pada bentuk tingkah laku yang dapat
diukur (spesifik).
c) Keterampilan dan penampilan, keterampilan bisa berupa keterampilan fisik dan
keterampilan nonfisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan seseorang untuk
mengerjakan seseuatu dengan menggunakan otot; sedangkan keterampilan
nonfisik adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat
utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu persoalan.
2. Pengalaman Belajar
Langkah kedua dalam merencanakan pembelajaran adalah memilih pengalaman
belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.Oleh sebab itu,
siswa harus didorong secara aktif melakukan kegiatan tertentu.
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Langkah ketiga dalam menyusun perencanaan pembelajaran dengan pendekatan
sistem adalah menentukan kegiatan belajar mengajar.Menetukan kegitan belajar
mengajar yang sesuai, pada dasarnya kita dapat merancang melalui pendekatan
kelompok atau pendekatan individual.
4. Orang-orang yang terlibat
Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Dalam
pelaksanaan peran tersebut diantaranya guru berfungsi sebagai penyampaian
informasi. Peran yang lain sebagai guru adalah mengatur lingkungan belajar untuk
memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi setiap siswa.
5. Bahan dan alat
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyeleksian bahan dan alat :
a) Keberagaman kekampuan intelektual siswa
b) Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c) Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d) Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapau tujuan pembelajaran
e) Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f) Fasilitas fisik yang tersedia
6. Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh dalam keberhasilan proses
belajar mengajar. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium,
atau ruangan untuk kelas berukuran besar(aula).
7. Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam sebuah sistem perencanaan
pembelajaran.Melalui evaluasi kita dapat mengetahui keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa akan
memberikan informasi tentang :
a) Kelemahan dalam perencanaan pembelajaran, yakni mengenai isi pelajaran,
prosedur pembelajaran dan juga bahan-bahan pelajaran yang digunakan
b) Kekeliruan mendiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar
c) Kelengkapan tujuan pembelajaran khusus
d) Kelemahan-kelemahan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa mencapai tujuan pembelajaran
HERA FEBRIANTY

1403618021

KELAS A 2018
Selasa, 17 Maret 2020
BAB 3
PERENCANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN
Dari Buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran karya Prof. Wina Sanjaya, M.pd.

A. HAKIKAT PERENCANAAN

Seperti yang telah dikemukakan pembelajaran merupakan proses penerjemahan


kurikulumyang berlaku menjadi program-progam selanjutnya dapat dijadikan pedoman
pennyelenggaraan proses pembelajaan. Sebab kurikulum yang disusun oleh para pengembang
pada dasarnya hanya berupa rambu-rambu secara umum. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) misalnya, di dalamnya hanya berisi tentang Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi setiap mata pelajaran yang terdiri atas Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai. Selanjutnya, cara untuk mencapai kompetensi dasar, strategi apa
yang harus dilakukan, media apa yang dapat dimanfaatkan, berapa jam alokasi waktu untuk
mencapai setiap kompetensi termasuk bagaimana cara menentukan kriteria keberhasilan serta
bagaimana cara mengukurnya, semuanya diserahkan kepada guru. Dengan demikian,
kurikulum sebagai alat pendidikan tidak hanya sebagai dokumen yang siap pakai, akan tetapi
bagaimana dokumen tersebut dikembangkan pada program perencanaan dan
diimplementasikan dalam kegiatan yang lebih praktis oleh guru.

B. PENGEMBANGAN PROGRAM PERENCANAAN

Ada beberapa program yang dipersiapkan guru sebagai proses penerjemahan kurikulum,
yakni program menyusun alokasi waktu, program tahunan, program semester, silabus,fan
program harian atau RPP.

1. Menentukan Alokasi Waktu dan Kalender Akademis

Menetapkan alokasi merupakan langkah pertama dalam menerjemahkan kurikulum.


Menentukan alokasi waktu pada dasarnya adalah menentukan minggu efektif dan hari
efektif dalam setiap semester pada satu tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi
untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan alokasi waktu pembelajaran
dijelaskan di bawah ini.

a. Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berakhir pada
semester pertama dan kedua.

b. Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil minggu-minggu
ujian dan hari libur.

c. Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu. Misalnya bagi sekolah yang
menentukan belajar dimulaidari hari Senin sampai Jumat berarti hari efektif adalah5
hari kerja; sedangkan sekolah yang menentukan haribelajar dari Senin sampai Sabtu,
berarti jumlah hariefektif adalah 6 hari.

2. Perencanaan Program Tahunan

Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk
mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.
Dalam program perencanaan menetapkan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar
yang harus dicapai, disusun dalam program tahunan. Dengan demikian,
penyusunanprogram tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang
tersedia untuk setiap kompetensi dasar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan program tahunan untuk mengembangkan program tahunan adalah:

a. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dalam
struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah.

b. Analisis berapa minggu efektif dalam setiap semester, seperti yang telah kita tetapkan
dalam gambaran alokasi waktu efektif. Melalui analisis tersebut kita dapat
menentukan berapa minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses
pembelajaran.

Penentuan alokasi waktu didasarkan kepada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.

3. Rencana Program Semester

Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program
tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperiukan untuk mencapai
kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu
keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.

4. Silabus

BSNP merumuskan, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Dilihat dari komponen-komponen yang harus dikembangkan silabus lebih
aplikatif dibandingkan dengan program tahunan dan program semesteran. Sebab, di
dalamnya menyangkut langkah-langkah nyata sebagai pedoman pembelajaran.

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pengertian dan fungsi RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun


sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses
pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Dengan demikian, maka
setiap proses pembelajaran selamanya akan berbeda tergantung pada tujuan materi
pelajaran serta karakteristik siswa sebagai sumber belajar. Oleh sebab itu, guru perlu
merencanakan program pembelajaran dengan matang.

b. Komponen-komponen RPP

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang


satu sama lain saling berkaitan, dengan demikian maka merencanakan pelaksanaan
pembe lajaran adalah merencanakan setiap komponen yang salingberkaitan. Dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran minimal ada 5 komponen pokok, yaitu komponen
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta
komponen evaluasi. Hal ini seperti yang digariskan oleh Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 yang menyatakan bahwa perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar dan penilaian hasil belajar.
PERTANYAAN BAB 1

1. Apakah pernyataan “Perencanaan dalam setiap kegiatan melibatkan komponen dalam


kegiatan tersebut” berlaku dalam perencanaan pembelajaran? Bagaimana jika ditinjau
dari aspek guru dan siswa?
2. Sekarang-sekarang ini banyak muncul pendidikan yang berorientasi pada kebebasan
individu dengan mengeksplorasi kemampuan peserta didik atau pihak yang
berkepentingan (misalnya orang tua). Apakah pendekatan ini baik?

PERTANYAAN BAB 2

1. Salah satu prinsip dari perencanaan pembelajaran adalah pemberian perhatian dan
motivasi kepada peserta didik. Lalu bentuk perhatian dan motivasi seperti apa yang
dalam hal ini benar-benar memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan belajar siswa?
2. Bisakah suatu perencanaan pembelajaran dijadikan sebagai alat ukur dalam
keberhasilan pembelajaran?

PERTANYAAN BAB 3

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang ideal menurut tuntutan kurikulum yang


berlaku?
2. Pembelajaran yang berlangsung di kelas berusaha untuk mengikuti alur seperti
pendahuluan, kegiatan inti, penutup atau akhir pembelajaran. Bagaimana jika tidak
demikian? Apakah akan mempengaruhi proses pembelajaran?

Anda mungkin juga menyukai