1403618021
Selasa, 17 Maret 2020 KELAS A 2018
BAB 1
PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN
Dari Buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran karya Prof. Wina Sanjaya, M.pd.
Dalam bab 1 ini dijelaskan bahwa sistem ialah bukanlah cara atau metode, cara dan
metode adalah sebagian kecil disuatu sistem. Sistem sendiri memiliki spectrum yang sangat
luas.Contohnya manusia, binatang ataupun alam semesta.Contoh diatas dikatakan sebagai
sistem karena memiliki komponen-komponen tertentu yang berfungsi, untuk mencapai
tujuan. Misalnya manusia yang memiliki komponen tertentu yang satu sama lain saling
berkaitan. Dalam tubuh manusia terdapaat komponen seperti hidung, mata mulut, telinga
yang memiliki fungsi yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Jika komponen
tersebut ada yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan kerusakan
sistem dalam tubuh manusia. Dengan begitu Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berhubunganuntuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
sistem memiliki tiga cirri yaitu, pertama memiliki tujuan tertentu, kedua untuk mencapai
tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu, ketiga untuk menggerakan fungsi
sistem harus memiliki komponen-komponen didalamnya.
Dalam komponen juga memiliki beberapa sifat yaitu, pertama dilihat dari fungsinya, ada
komponen yang bersifat integral dan tidak integral.Kedua, setiap komponen dalam suatu
sistem saling berhubungan atau saling berinteraksi.Ketiga, setiap komponen dalam suatu
sistem merupakan keseluruhan yang bermakna.Dan keempat, setiap komponen dalam suatu
sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar.
Dalam sistem pembelajaran disebutkan bahwa sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi
terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.(Hamalik, 2003).Unsur manusiawi dalam
sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru/pengajar.Lalu unsur material adalah berbagai
bahan pelajaran seperti buku, film, cd, dll.Lalu fasilitas seperti ruang kelas, perpustakaan,
laboraturium, dll. Lalu untuk mencapai tujuan dilakukannya sebuah prosedur yaitu kegiaatan-
kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran misalnya, strategi pembeelajaran,
metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksaan sampai evaluasi pembelajaran.
Dari adanya sistem pembelajaran terdaapat manfaat penddekatan sistem dalam
pembelaajaaran.Yang pertama, melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran
dapat direncanakaan dengan jelas.Yang kedua, pendekatan sistem menuntun guru pada
kegiatan yang sistematis.Yang ketiga, pendekatan sistem dapat merancang pembelajran
dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Yang
keempat,pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik, Karena dengan melakukan
proses umpan balik dapat diketahui apakah tujuan itu berhasil atau belum. Di dalam sistem
pembelajaran juga terdapat komponen – komponen sistem pembelajaran. Perenmcanaan
pembelajaran proses pengambilan keputusan dengan cara berfikir rasional tentang sasaran
dan tujuan pembelajaran. Serta rangkaian kegiatan apa saja untuk mecapai tujuan tersebut.
Komponen sistem peembelajaran yaitu, siswa.Siswa , tujuan, kondisi, sumber-sumber belajar
dan hasil belajar.
Pembelajaran merupakan suatu yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua
aspek, yakni aspek produk dan aspek proses. Kedua aspek tersebut memiliki kepentingan
yang sama untuk mencapai keberhasilan, yang mana kedua aspek tersebut harus sama – sama
dilakukan guna mencapai keberhasilan yang diinginkan, dan tidak dapat di bilang berhasil,
apabila hanya satu aspek yang terlaksana dengan baik. Aspek produk atau dapat dibilang
sebagai suatu hasilnya, dan aspek proses adalah proses dari kegiatan. Namun miris, mayoritas
di Indonesia hanya terpaku satu aspek saja, yaitu hasil, tanpa melihat proses, sehingga
prosesnya terkadang tidak berjalan dengan baik. Untuk itu, apa ajasih yang dapat menunjang
keberhasilan dari system pembelajaran?
a. Faktor Guru
Guru merupakan peran penting dalam proses kegiatan pembelajaran, dikarenakan
guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa, sehingga
keberhasilan suatu system pembelajaran sangat terpatokan kepada guru. Dalam
system pembelajaran guru pun dapat berperan sebagai perencana/planner atau
desainer pembelajaran, sebagai implementator dan atau mungkin keduanya. Untuk
menjadi kedua peran terebut, tidak semata – mata dapat dilaksanakan, yang berarti
guru yang berperan sebagai perencana dituntut untuk memahami kurikulum yang
berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga semuanya
dijadikan komponen – komponen dalam menyusun rencana pembelajaran. Apabila
menjadi peran dalam desainer pembelajaran, guru dilatih untuk mengelola
pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian tanggung jawab ada di pundak
guru, yang berarti guru pun harus mengualitaskan dirinya, menurut Dunkin (1974),
ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kuliatas guru, yaitu :
Teacher formative experience, yang meliputi jenis kelamin, serta pengalaman
hidup guru yang menjadi latar belakang social mereka, yaitu asal kelahiran
guru, suku, latar belakang budaya, adat istiadat, dimana tinggal, berasal dari
keluarga apa dan dimana , yang dalam artian latar belakang dari guru itu
sendiri
Teacher training experience, yang merupakan kegiatan atau pengalaman yang
diperoleh guru tersebut
Teacher properties, yang berhubungan dengan jenis sifat guru itu sendiri,
bagaimana guru itu bersikap baik terhadap murid, guru lain, kepala sekolah,
dllnya
b. Faktor Siswa
Selain guru, siswa pun juga penting guna mencapai system pembelajarannya, karena
apabila tidak ada siswa, bagaimana dapt berjalan dengan lancar?Siswa adalah
organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya, yang
memiliki keberagaman sifat, jenis, tipe, dllnya. Sama halnya dengan guru, dari segi
mata siswa pun Dunkin berpendapat bahwa adanya pupil (formative experiences dan
pupil properties) yang mana merupakan keberhasilan dari setiap siswa tersebut. Siswa
pun tidak berdiri sendiri, yakni memiliki sifat yang heterogen, adanya keberagaman
dalam satu kelas, sehingga itu harus dapat dilihat oleh guru, guna proses
pembelajaran, untuk menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tipe atau
jenis siswanya
c. Faktor sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran
proses pembelajaran, misal media pembelajaran, alat – alat pelajaranm perlengkapan
sekolah dllnya. Sedangkan, prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak
langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya, jalan menuju
sekolah, penerangan sekolah, fasilitas sekolah, dllnya. Apabila beruntung
mendapatkan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang menunjang dalam
pembelajaran pun dapat menciptakan semangat dalam proses pembelajaran, baik
untuk guru maupun untuk murid, membuat murid lebih dapat berkreasi, nyaman
dllnya, begitu pula dengan guru, tidak ada salahnya bukan apabila dituntut untuk
menciptakan sarana dan prasarana yang baik? Demi sekolah juga loh nantinya..
d. Faktor lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran yaitu factor organisasi kelas, dan factor iklim social psikologis.
Untuk factor organisasi kelas, apabila memiliki murid yang banyak dalam
satu kelas pun tidak efektif nantinya dalam proses pembelajaran, baik dalam
pembagian kelompok, kenyamanan kelas, berbagi pikiran dan ide, dllnya,
sehingga yang tepat untuk dalam satu kelas itu sekitar 20 atau 25 per kelas, tak
perlu banyak – banyak. Namun di sekolah negeri Indonesia, masih dapat
dijumpai satu kelas berisikan 40 siswa, bisa dilihat bukan bagaimana
keadaannya nantinya? Coba pikirkan.
Untuk factor iklim social psikologis adalah suatu relasi, atau hubungan yang
terjadi di lingkup sekolah, yang berasal dari internal dan eksternal. Internal
melingkupi guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, dan lain- lainnya, apabila
mempunyai hubungan yang baik maka akan berjalan dengan baik dalam
pengajaran, apabila tidak maka akan timbul rasa tegang dan tidak focus dalam
proses pembelajaran. Di eksternal pun sama halnya harus ada relasi yang baik,
antara orang tua, lembaga pendidikan, maupun dengan sekolah lainnya,
supaya dapat membantu sekolah tersebut apabila ada kekurangan dan hal
lainnya
HERA FEBRIANTY
1403618021
Selasa, 17 Maret 2020 KELAS A 2018
BAB 2
HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dari Buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran karya Prof. Wina Sanjaya, M.pd.
Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses
pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternative yang dianggap
lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi. Perencanaan adalah awal dari semua
proses suatu pelaksanaan kegiatan yang ersifat rasional.
Pembelajaran dpt diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada. Sebagai suatu proses
kerjasama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau
siswa saja, akan tetapi guru dan siswa sama-sama berusaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa
akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat
mutlak sehingga dalam prosesnya guru dan siswa mengarah pada tujuan yang
sama.
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik
perubahan perilaku dalam bidang kognitif, adfektif dan psikomotorik.
Kesimpulannya, perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu.
Adapun perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut;
1.) Merupakan hasil dari proses berpikir
2.) Disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai
3.) Berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan.
1. Signifikansi
Perencanaan pembelajaran disusun sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru
berpedoman pada perencanaan yang telah disusunnya.
2. Relevan
Memiliki kesesuaian internal maupun eksternal.Kesesuaian internal adalah
perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum sedangkan kesesuaian
eksternal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Kepastian
Perencanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman, tidak lagi memuat alternatif-
alternatif lain tetapi berisi langkah-langkah pasti yang tersusun secara sistematis.
4. Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran disusun secara tidak kaku agar dapat diimplementasikan
dalam berbagai keadaan dan kondisi.
5. Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana dan mudah diimplementasikan.
1403618021
KELAS A 2018
Selasa, 17 Maret 2020
BAB 3
PERENCANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN
Dari Buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran karya Prof. Wina Sanjaya, M.pd.
A. HAKIKAT PERENCANAAN
Ada beberapa program yang dipersiapkan guru sebagai proses penerjemahan kurikulum,
yakni program menyusun alokasi waktu, program tahunan, program semester, silabus,fan
program harian atau RPP.
a. Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berakhir pada
semester pertama dan kedua.
b. Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil minggu-minggu
ujian dan hari libur.
c. Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu. Misalnya bagi sekolah yang
menentukan belajar dimulaidari hari Senin sampai Jumat berarti hari efektif adalah5
hari kerja; sedangkan sekolah yang menentukan haribelajar dari Senin sampai Sabtu,
berarti jumlah hariefektif adalah 6 hari.
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk
mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.
Dalam program perencanaan menetapkan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar
yang harus dicapai, disusun dalam program tahunan. Dengan demikian,
penyusunanprogram tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang
tersedia untuk setiap kompetensi dasar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan program tahunan untuk mengembangkan program tahunan adalah:
a. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dalam
struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah.
b. Analisis berapa minggu efektif dalam setiap semester, seperti yang telah kita tetapkan
dalam gambaran alokasi waktu efektif. Melalui analisis tersebut kita dapat
menentukan berapa minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses
pembelajaran.
Penentuan alokasi waktu didasarkan kepada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.
Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program
tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperiukan untuk mencapai
kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu
keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.
4. Silabus
BSNP merumuskan, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Dilihat dari komponen-komponen yang harus dikembangkan silabus lebih
aplikatif dibandingkan dengan program tahunan dan program semesteran. Sebab, di
dalamnya menyangkut langkah-langkah nyata sebagai pedoman pembelajaran.
b. Komponen-komponen RPP
PERTANYAAN BAB 2
1. Salah satu prinsip dari perencanaan pembelajaran adalah pemberian perhatian dan
motivasi kepada peserta didik. Lalu bentuk perhatian dan motivasi seperti apa yang
dalam hal ini benar-benar memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan belajar siswa?
2. Bisakah suatu perencanaan pembelajaran dijadikan sebagai alat ukur dalam
keberhasilan pembelajaran?
PERTANYAAN BAB 3