Anda di halaman 1dari 13

PERAN KADER HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DALAM MENOLAK

KAPITALISME INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

Oleh:
Guruh Lazuardi Rambe

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG MEDAN

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai persyaratan
untuk mengikuti Latihan Kader II dengan judul “PERAN KADER HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM DALAM MENOLAK KAPITALISME INDUSTRI 4.0 DI
INDONESIA”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 27 Nopember 2019

Penulis

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Himpunan mahasiswa islam (HMI) merupakan organisasi
kemahasiswaan yang berasaskan nilai-nilai keislaman yang bergerak dalam
konsep perjuangan dan perkaderan. Dalam perjalanan HMI dari masa ke
masa HMI selalu menjadi barometer pergerakan mahasiswa islam di
Indonesia termasuk menjadi mitra kritis pemerintahan. Seringkali HMI
menjadi batu sandungan bagi para oligarki-oligarki untuk terus menggerus
kekayaan alam Indonesia tanpa memandang kesetaraan prinsip ekonomi
keummatan.
Lafran Pane sebagai pengagas lahirnya HMI selalu berpesan bahwa
dimana pun kamu berproses tetaplah berpegang teguh pada nilai ke-
Islaman dan ke-Indonesiaan. Nilai keislaman tentu berlandaskan wahyu
tuhan yang diturunkan kepada Muhammad SAW yaitu Al-Qur’an serta Hadits
dan Sunnah yang di ucapkan atau dicontohkan oleh rasul. Dalam nilai
keislaman melalui firman tuhan risalah yang pertama kali diberikan oleh
Allah SWT ialah surat Al-Alaq yang ayat pertamanya berartikan Bacalah
kemudian dilanjutkan oleh surat Al-Qalam yang berartikan Pena maka dalam
buku Pengikat Surga Asma putri Abu Bakar menyebut bahwa Islam ialah
agama ilmu pengetahuan sebab setelah membaca kita diperintahkan untuk
menulis (Pengikat Surga, Hisani Bent Soe;2011).
Nilai ke Indonesiaan harus dijalankan dengan berpegang teguh pada
falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila yang mengajarkan bahwa kelima
sila tersebut adalah satu rangkaian dalam membangun peradaban bangsa di
Indonesia. Dalam risalah sidang BPUPKI-PPKI 22 mei- 22 agustus 1945 bahwa
Founding Father tidak pernah berfikir untuk menjadikan Eropa dan Amerika
menjadi Role Model ketatanegaraan Indonesia merdeka. Penyebabnya ialah
trauma penjajahan Belanda dan juga Jepang memaksakan pembahasan
dasar pokok negara penuh dengan retorika anti Liberalisme dan demokrasi
barat (Risalah Sidang BPUPKI-PPKI; Sekretariat Negara, 1998).
Konstitusi HMI dalam pasal 4 disebutkan bahwa tujuan daripada HMI
ialah mahasiswa Islam menjadi insan Ulul Albab yang turut bertanggung
jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu
Wata’ala. Sehingga jika ditelisik lebih dalam, pada Khittoh perjuangan yang
merupakan paradigma gerakan atau manhaj yang merupakan penjelasan
utuh tentang pilihan ideologis, yaitu prinsip-prinsip penting dan nilai-nilai
yang dianut oleh HMI sebagai tafsir utuh antara azas, tujuan, usaha dan
independensi HMI. Sehingga tafsir tentang tujuan HMI yang salah satunya
ialah terbentuknya tatanan masyarakat yang diridhoi allah SWT.
Nilai ke-Islaman selalu menolak segala bentuk penjajahan dimuka bumi
ini, Islam hadir sebagai agama Ilmu Pengetahuan mengedepankan pemikiran
setiap insan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits. Allah
SWT berpesan dalam Al-Qur’an yang Artinya “tetapi dia tidak menempuh
jalan yang terjal. Tahukah kamu apakah jalan terjal itu? Yaitu
membebaskan perbudakan atau memberi makan pada hari kelaparan, anak
yatim yang dalam pertalian kerabat, atau orang miskin yang dalam
pertalian kerabat, atau orang miskin yang bergelimang diatas debu” (QS
90:11-16). Begitu juga Indonesia diawal kemerdekaan dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945 Indonesia dengan secara jelas dan lugas
menentang segala penjajahan diatas muka bumi dengan dalih bahwa
kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
Perlu kita garis bawahi bahwa penjajahan tidak hanya ditandai dengan
peperangan. Begitu juga demikian dengan kemerdekaan tidak hanya
ditandai dengan kebebasan dalam menjalankan kehidupan. Akan tetapi
sedikit lebih luas dari makna kemerdekaan dapat kita lihat dari taraf
kebahagiaan hidup, angka kemiskinan yang rendah, juga dengan tingginya
tingkat keadilan sosial yang ditandai dengan mudahnya akses pendidikan
dan kesehatan yang menjadi hajat hidup orang banyak.
Era globalisasi ditandai dengan 3 pase, yang pertama, dunia dalam
genggaman negara, yang kedua, dunia dalam genggaman perusahaan, dan
yang ketiga, dunia dalam genggaman individu. Era saat ini kita masuk pada
pase yang ketiga, dimana dunia dikuasai oleh kapitalis-kapitalis yang tidak
berhati. Jika dikaitkan dengan nilai-nilai ke-Islaman yang menjadi asas HMI
dan nilai ke-Indonesiaan tentu ini menjadi perdebatan yang amat panjang.
Sebab Islam sudah mengatur seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik
dan ekonomi. Sehingga menimbulkan pertanyaan tentang kader HMI dalam
menjawab tantangan zaman industri 4.0. sebagai bentuk penjajahan dengan
gaya baru. Kader HMI harus mengambil peran dan menyatakan sikap demi
terwujudnya tatanan masyarakat yanng diridhoi Allah dan terciptanya Insan
Ulul Albab.

B. Pembahasan
1. Kapitalisme dalam Revolusi Industri 4.0
Negara tidak memiliki hak untuk melarang setiap individu manusia
untuk menjadi kaya, tetapi tidak dengan menguasai tunggal apa yang
menjadi hajat hidup masyarakat luas kalaupun dikuasai tunggal maka yang
berhak adalah negara guna kemakmuran masyarakat luas (Indonesia For
Sale, Dandy Laksono:2018). Kapitalisme jika dalam politik sederhananya
ialah pemilik modal adalah penguasa. Jika dalam ekonomi ialah konsep
modal sekecil-kecilnya tapi keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme
identik dengan liberalisme yang dipahami sebagai gaya hidup kebarat-
baratan yang mengagung-agungkan kebebasan, lawan katanya ialah
komunisme yang identik dengan sosialisme yang ditafsirkan sebagai anti
agama (Dandy:2018). Istilah Liberalisme ini sangat luas, menyangkut soal
ekonomi dan politik. Menyangkut ekonomi biasanya menyangkut dengan
konsep liberalisme Adam Smith yang kemudian mengilhami para neoliberal
untuk mengembangkan model-model yang lebih canggih dalam bentuk
ekonomi pasar bebas (Negara Bukan-Bukan, Nur Khalik;2018).
Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang
dicirikan oleh hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang
pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif
(Milton H. Spencer;1990). Pengertian sistem ekonomi kapitalis adalah suatu
sistem yang memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku
ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual
atas sumberdaya-sumberdaya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Pada
sistem ekonomi ini terdapat keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki
sumberdaya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan
hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan. Prinsip
keadilan dalam ekonomi kapitalis adalah setiap orang menerima imbalan
berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam hal ini campur tangan pemerintah
sangat minim, sebab pemerintah berkedudukan sebagai pengamat dan
pelindung dalam perekonomian (Subandi;2005).
Kapitalisme akan selalu menyulitkan golongan masyarakat bawah, hal
ini ditandai dengan iklim dagang yang tidak sehat. Di Indonesia sendiri,
pemodal dengan mudahnya memainkan pasar. Contoh yang paling
sederhana adalah memainkan harga pasar, saat harga Bahan Bakar Minyak
melambung tinggi dengan sendiri nya pasar-pasar tradisional akan
merasakan dampak yang nyata, yaitu naiknya harga-harga bahan pokok yang
merupakan kebutuhan pokok untuk menjalankan roda kehidupan. Jika
dalam skala internasional, Indonesia dan Malaysia yang merupakan
penyuplai CPO tertinggi didunia namun dalam menentukan harga pasarnya
kedua negara ini tidak memiliki hak, namun ditentukan oleh dunia
Internasional. CPO di eksport kemudian di Impor dalam bentuk bahan siap
olah tentu yang sangat diuntungkan adalah pemodal sedang petani
menjerit. Begitu juga dengan pertambangan di Indonesia, alam dikeruk dan
dirusak namun dampak positif-nya hanya untuk pemodal sedang negatifnya
membekas di Bumi pertiwi. Tertuang dalam Firman allah dalam surat Al-
Baqarah ayat 30 yang Artinya “Ingatlah Ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat. Sesungguhnya akun hendak menjadikan seorang khalifah
dimuka bumi; mengapa engkau hendak menjadikan (khilafah) dibumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan
engkau? Tuhan berfirman; sesungguhnya aku mengetahui apa yang kamu
tidak ketahui”. Sehingga sifat kapitalisme adalah menentang Tuhan.
Pada masa ini kita hidup dalam genggaman individu, seperti halnya
gelombang pase globalisasi yaitu dunia digenggam oleh individu. Jika ditarik
dari pengertian dasar kapitalisme yaitu pemodal adalah penguasa, maka
dunia pada masa kini terpenjara oleh sistem kapitalisme. Era revolusi
industri 4.0 tetap saja menjadi proyek besar pemodal-pemodal kapitalis.
Dimulai dengan isu Go Green perusahaan-perusahaan yang dimiliki pemodal
hanya berganti konsep pekerjaan saja. Yang pertama ialah mekanisasi,
penggunaan uap dan tenaga air, Yang kedua produksi massal, assmbly line,
listrik. Yang ketiga komputer dan otomatisasi dan yang keempat sebagai
produk revolusi industri 4.0 ialah cyber pyschal system.
Pengertian dasar dari revolusi industri 4.0 ialah perubahan sistem
produksi industri dari konsep kerja komputer ke sistem kerja robotik yang
menyerupai sistem kerja manusia. Sistem ini kemudian akan berdampak
negatif pada sistem perburuhan dan menaikkan angka pengangguran
menjadi lebih tinggi. Sebab semua pekerjaan hari ini yang dikerjakan oleh
buruh akan berubah menjadi pekerjaan robot yang tidak membutuhkan gaji
sebagai pemenuh kebutuhan lahiriah dan batiniah.
Ketika gagasan liberalisme muncul di eropa pada abad ke-18 (sebagai
antitesa dari feodalisme), banyak orang yang bertanya-tanya, manakah
sesungguhnya yang kita inginkan: kehendak raja yang bijak dan
mensejahterakan tapi dalam sistem monarki; atau, pilihan rakyat yang
ternyata buruk dan berujung bencana dialam demokrasi? Sejarah
membutikan bahwa pilihan jatuh pada nomor dua, seiring dengan
tergerusnya monarki dan aristokrasi. Bila diinggris kini masih bertahan
dengan istana Buckingham-nya, itu tak lebih dari sekedar urusan pariwisata
dan memorabilia para priyayi (Dandy;2018).
Konsep kapitalisme tidak hanya berdampak buruk pada ekonomi
rakyat, akan tetapi kehadirannya sangan mengganggu kestabilan negara.
Analogi sederhana nya ialah setelah ekonomi ditaklukkan dengan konsep
pasar bebas maka sistem politik juga harus dikuasai guna menjaga
kestabilan ekonomi yang telah dikuasai. Kapitalisme tentu barang yang
sangat menggiurkan bagi para pelaksana tugas negara. Sebab kaya adalah
cita-cita setiap manusia, namun islam hadir sebagai pembatas bahwa setiap
harta yang kita miliki juga bagian dari kepemilikan orang lain yang
dititipkan oleh allah. Namun perjalanan dakwah ke-Islaman tidak semudah
yang kita harapkan, bahkan dikisahkan dalam novel Pengikat Surga Rasul
difitnah sebagai ahli sihir, pendusta dan pembohong. Konsep ini yang sama-
sama dilaksanakan oleh kaum Kapitalisme dan Komunisme, mereka secara
bersamaan menolak paham ketuhanan yang secara langsung implikasinya
ialah bertolak belakang dengan nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan.

2. Peran kader HMI dalam menolak Kapitalisme Industri 4.0


Dengan problem yang begitu kompleks di era globalisasi dan revolusi
industri 4.0 yang menurut manusia dewasa ini banyak membawa kemudahan
bagi banyak aspek kehidupan namun disisi lain value dan tatanan sosial ikut
berubah, bukan hanya karena konsep kapitalisme dapat membentuk
negativisme, juga yang lebih parahnya lagi berimpact pada apa yang
dikemukakan oleh plautus pada tahun 195 SM tentang homo humini lupus
yang artinya manusia adalah serigala bagi manusia lain.
Tentunya hal itu membuka gerbang kompetisi individu,negara dan
kelompok menjadi brutal jauh dari nilai kemanusiaan dan berpotensi
terlibat dalam peperangan yang meciptakan permusuhan dan kebencian,
yang kesemuanya hanya memberi keuntungan kapitalis seperti apa yang
beberapa dasawarsa terakhir terjadi di berbagai belahan didunia, negara-
negara kapitalis muncul sebagai pemicu sekaligus sebagai juru damai.
Menilik dunia saat ini berada dalam hegomoni revolusi industri 4.0
dimana negara-negara dengan kutub kekuatan besar (super power) mampu
menjadi kiblat bagi negara-negara lain didunia terutama negara-negara
dunia ketiga. Sehingga dengan mudahnya negara-negara lemah tersebut
tunduk dibawah “apa yang mereka mau”. New imperialisme berhasil
menjadikan individu dan negara secara tidak sadar dirugikan bahkan merasa
diuntungkan dengan sedikit polesan leader opinion.
Ditengah-tengah nikmat dan peliknya revolusi industri 4.0
memunculkan pertanyaan apakah membawa berkah (kemudahan) atau
malah menjadi bencana yang tertunda bagi kehidupan manusia. Jika
melihat posisi islam sebagai value juga sebagai agama terbesar dibumi dan
indonesia sebagai sebuah bangsa dengan segala potensi yang harusnya
diperhitungkan. kedua bangunan diatas tidak memiliki peran strategis
apalagi sebagai pihak yang mampu menghegemoni dunia pada revolusi
industri 4.0. islam dan indonesia menjadi penonton yang bahkan mendapat
posisi duduk di tribun yang jika cuaca sejuk tetap saja sesak karena
berdesakan yang jika terik maka akan lebih dulu tersengat panasnya
matahari.
Islam sendiri pra renaisanse bangsa eropa adalah agama yang menjadi
role model ilmu pengetahuan dan nilai-nilai universalnya membawa islam
menjadi sebuah sistem raksasa yang mengkungkung dunia dengan nilai-nilai
nya. Begitu juga dengan indonesia pasca kemerdekaan mampu menjadi
negara yang ikut memengaruhi negera-negara dunia ketiga dengan kekuatan
gerakan non-bloknya. Serta negara-negara super power banyak yang
menginginkan indonesia menjadi sahabat. Kedua kekuatan islam dan
indonesia itu tentunya besar atas gagasan-gagasan pemikirannya yang ruh
ke-Islam-an juga memengaruhi nilai-nilai ke-Indonesia-an itu.
Namun seiring berkembangnya akal dan teknologi, islam secara
univesal dan indonesia akhirnya tergerus oleh hegemoni barat baik dalam
hampir segala aspek terutama ideology yang memengaruhi sistem
kenegaraan, ekonomi, politik dan lainnya, juga degradasi culture, identitas
dan entitas bangsa terbawa arus modernisasi yang ditawarkan barat. Yang
juga berdampak pengasingan atas nilai kedua bangunan tersebut. islam
secara simultan oleh barat yang cenderung berpaham liberalisme,
sekulerisme dan kapitalisme menjadikannya musuh bersama karena nilai-
nilai islam sendiri menjadi iron dome bagi paham barat. Begitupula bagi
negeri pertiwi, menjadi ancaman bagi kekuatan besar dunia apabila
membiarkannya berkembang dengan nilai-nilai yg disepakati yaitu pancasila
akan menjadi negara kuda hitam dalam percaturan kekuatan dunia. Negara
yang sumber daya alam nya melimpah juga perkiraan bonus demografi yang
apabila dijalankan dengan baik akan berdampak signifikan bagi
perkembangan ekonomi.
Disinilah peran besar warga bangsa terkhusus element dengan daya
intelektual yang besar yaitu mahasiswa mampu menjawab menjawab
tantangan atas modernisasi, globaslisasi dan revolusi industri 4.0. tantangan
tersebut tentunya mampu dijawab oleh mahasiswa dengan konstruksi
bangunan berfikir secara kolektif. HMI sebagai poros gerakan mahasiswa
indonesia secara historis berperan besar bagi khazanah pemikiran islam juga
dalam konteks perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia.
Pada awal berdirinya HMI dinamika yang hadir tentunya menjadikan
HMI semakin matang. HMI yang terjun langsunng sejak awal berdirinya
dalam mengawal kemerdekaan diterjang segala penjuru, baik secara
pemikiran ideologi Islamisme, sosialisme-komunisme, dan nasionalisme.
Dengan komitmen ke-Islam-an ke-Indonesia-an HMI menjadi rival atas
paham sosialisme-komunisme yang dimanifestasikan oleh PKI (Partai
Komunis Indonesia). Pada fase dinamika nasional saat itu HMI berperan aktif
menjadi penyeimbang pertarungan kekuatan isme di Indonesia. Pada tahun
60an kader-kader HMI menjadi pelopor pembaharuan pemikiran islam
karena banyak melahirkan cendikiawan dan pemikir seperti Nurchalis
madjid yang akrab disapa cak nur, Ahmad Wahib, Dawam Raharjo, Amidhan
yang menjadi perhatian karena pikiran-pikiran yang dilahirkan
kontroversial. Cak nur sendiri sebagai tokoh HMI sekaligus tokoh
pembaharuan dan guru bangsa banyak sekali menelurkan karya-karya besar.
Begitu juga dengan Ahmad wahib dan lainnya.
Di fase inilah HMI menjadi kekuatan yang peran nya sangat dinanti
oleh masyarakat, baik kalangan bawah maupun elit. Sehingga tokoh-tokoh
HMI banyak ditawarkan posisi-posisi strategis negara karena kebutuhan
negara itu sendiri akan pemikiran kader-kader HMI, termasuk ayahanda
Lafran Pane namun beliau menolak tawaran itu, Namun pada masa itu tidak
menjadikan HMI sebagai bagian dari pemerintah yang ditunjukkan dengan
semangat komitmen Independensi sehingga tetap menjadi mitra kritis
pemerintah.
Pada fase orde baru arah gerakan HMI juga mengalami pergeseran
dengan masuknya Akbar tandjung dalam lingkungan orde baru, banyak
kader-kader HMI akhirnya berorientasi pada politik praktis, hingga HMI
sendiri terbelah menjadi dua (DIPO dan MPO) dengan apa yang disebut
Hasanuddin M. Saleh sebagai rakayasa asas tunggal pancasila. hingga
moment tersebut akhirnya menjadikan HMI tergerus akan nilai-nilai
perjuangannya yang berdampak tidak lagi lahir dari rahim HMI tokoh yang
mampu membawa pengaruh pada pembaharuan pemikiran ataupun tokoh
yang menawarkan gagasan besar baik pada Islam maupun kebangsaan. Dari
jumlah teknokrat, HMI tua ini memang masih memiliki cadangan seperti
Jimly Asshidiqie, Mahfud MD, Yudi Latif, Anies Baswedan dll. Namun jika
dilakukan penilaian yang objektif tentulah tidak apple to apple comparison
dengan kecendikiawanan tokoh HMI 60an.
Hingga sampai fase reformasi HMI belum mampu menjawab tantangan
zaman, HMI hanya mampu meletakkan kader-kadernya di government
position. Namun belum mampu membawa arah yang jelas baik dalam
konteks ke-Islaman maupun ke-Indonesia-an (kenegaraan). HMI salah satu
element terkuat bangsa hampir-hampir kehilangan baju nya, bahkan tak
jarang terdengar kader-kader HMI yang nyaris tak berbaju itu melacurkan
diri atas nama besar HMI demi pragmatisme semata. Artinya HMI tidak
seperti barang antik yang semakin tua semakin berharga, dengan keringnya
rahim HMI melahirkan kader-kader potensial yang kata Jendral Soedirman
HMI adalah Harapan Masyarakat Indonesia.
Bahkan yang lebih memprihatinkan dalam fase revolusi industri 4.0 HMI
ikut tergerus dan menjadi penonton setia dalam setiap dinamika nya, dapat
dibayangkan HMI dengan ruh ke-Islam-an dan ke-indonesia-an yang didalam
nya terdapat spirit perjuangan dan kompetisi ditinggalkan begitu saja oleh
kader-kadernya, tidak dapat dipungkuri adapun para pemuda islam
indonesia yang memanfaatkan revolusi industri 4.0 bukanlah dari kader-
kader HMI, seperti Nadiem Makariem Ceo Go-Jek, Ahmad Zaki Ceo
BukaLapak, Khairul Anwar yang mengerjakan konsep dasar dengan dua fast
fourier transform (FFT) yang dipakai dalam 4G Uplink, Anantia Van
Broncorst merupakan Founder dari Thinkweb agency digital ternama tanah
air. Yang keempat pemuda tersebut bukanlah lahir dari rahim HMI.
HMI yang yang dalam cita nya bukan hanya mendorong kader-kadernya
berperan aktif dalam perjalanan indonesia namun juga lingkungan
Internasional. Sesuai dengan cita luhur HMI terciptanya kader insan ulul
albab serta terbentuknya tatanan masyarakat yang diridhoi allah SWT
tentunya menjadi tugas besar setiap Insan kader HMI. Seperti halnya Pidato
Presiden Soekarno di sidang Umum PBB yang berjudul “To Build the World A
New” yang secara tegas pidato ini berisikan penolakan terhadap polarisasi
dunia, bangsa dan umat manusia ke dalam Blok Barat dengan Liberalisme
nya dan Blok Timur dengan Komunismenya. Sebagai gantinya ia (Soekarno)
mengajak semua bangsa untuk membangun kembali “satu dunia baru”
(Kembali kepada Jati Diri Bangsa, Jhon pakan Lalanlangi;2012)
Sejarah mencatat bahwa tak lama setelah bangsa Indonesia merdeka
dan mendirikan Negara Indonesia yang didasarkan pada Pancasila dan UUD
NRI 1945, dunia dihadapkan dengan perang dingin, bahkan berlanjut
menjadi perang bintang. Situasi ini menutup peluang setiap bangsa dan
negara merdeka untuk melaksanakan tujuan kemerdekaannya dengan bebas
serta menjamin penegakan hak asasi manusia secara freedom to be free.
Semua bangsa, negara, bahkan keluarga terseret dalam konfrontasi perang
dingin, terpecah belah secara fisik dan ideologis, dan dipaksa memihak
kepada salah satu blok, blok barat atau blok timur. Ditengah situasi ini,
banyak pemimpin bangsa yang baru merdeka di Asia dan Afrika berusaha
tetap tegak menegaskan jati diri mereka sejalan dengan hak asasi manusia.
Sikap tegas tidak memihak ke salah satu blok, dengan lantang disuarakan
oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno (Djon Pakan Lalanlangi;2018).
Sebuah contoh yang diberikan oleh Bapak Proklamator berdiri tegas
untuk menolak masuk pada blok barat atau blok timur, dengan konsep
Keislaman dan Keindonesiaan insan kader HMI juga harus mampu dalam
melawan dan menolak arus besar yang namanya kapitalisasi industri 4.0
demi terciptanya nuansa masyarakat yang sehat dan terbebas dari
kompetisi-kompetisi antar bangsa yang pada ujungnya menciptakan
peperangan. Islam hadir tidak untuk menciptakan peperangan akan tetapi
islam adalah agama ilmu pengetahuan. Problematika yang menjadi tugas
besar hari ini ialah banyaknya pelajar-pelajar islam yang lebih bangga
dengan konsep hidup kapitalisme, bergaya bebas dengan melupakan nilai-
nilai keislaman.
Syari’ati menyebutkan dalam buku Paradigma kaum tertindas bahwa
sudah menjadi tugas besar untuk mengembalikan para remaja termodern
kepada iman dan islam, menyelamatkan mereka dari materialisme,
pemujaan terhadap barat dan permusuhan terhadap agama (syari’ati,
Paradigma Kaum Tertindas;2001). Hegemoni liberal dengan kapitalisme nya,
sosialis dengan komunisme nya menggerus nilai-nilai keislaman dan Ke-
Indonesiaan maka sudah selayaknya menjadi tugas besar nan mulia untuk
mendapatkan ridho allah SWT sudah didepan mata. Sebaik-baiknya manusia,
ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

C. Penutup
1. Kesimpulan
a. Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan
oleh hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang
pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat
kompetitif. Kapitalisme akan selalu menyulitkan golongan masyarakat
bawah, hal ini ditandai dengan iklim dagang yang tidak sehat.

b. HMI menjadi kekuatan yang peran nya sangat dinanti oleh masyarakat,
baik kalangan bawah maupun elit. HMI yang yang dalam cita nya mendorong
kadernya berperan aktif dalam perjalanan indonesia juga lingkungan
Internasional. Sesuai dengan cita luhur HMI terciptanya kader insan ulul
albab serta terbentuknya tatanan masyarakat yang diridhoi allah SWT.
Sehinnga mampu menjadi bagian yang tak tergerus Kapitalisasi revolusi
industri 4.0.

2. Saran
a. Dengan begitu besarnya hegemoni barat dengan liberalisme-kapitalisme
nya dan timur dengan sosialisme-komunisme nya. Menjadi tanggung jawab
masyarakat dan khususnya mahasiswa islam menjadi iron dome bagi
paham-paham yang menggerus nilai ke-Islam-an ke-Indonesia-an di zaman
revolusi industri 4.0.

b. Kader HMI harus mampu menjawab tantangan besar pasca vakum nya
laboraturium kekhazanahan HMI agar tak terseret arus paham-paham yang
dapat menghilangkan value, identitas dan entitas ke-Islam-an ke-Indonesia-
an. HMI Juga harus menyiapkan proyeksi secara sistematis dalam
menghadapi revolusi industri 4.0 untuk menciptakan kemanfaatan yang luas
bagi islam dan indonesia.

D. Daftar Pustaka
Dandy Dwi Laksono.2018. Indonesia For Sale. Jakarta:Pedati.
Djon Pakan Lalanlangi.2012. Kembali ke Jati Diri Bangsa. Jakarta:Kompas
Media Nusantara.
Nur Khalik Ridwan.2018. Negara Bukan-Bukan. Yogyakarta:IrciSoD.
Ali Syari’ati.2001. Paradigma Kaum Tertindas. Yogyakarta:Ananda.
Hisani Bent Soe.2011. Pengikat Surga. Solo:Tinta Medina.
Catatan Harian Ahmad Wahib.2016. Pergolakan Pemikiran Islam.
Jakarta:Pustaka LP3ES.

Anda mungkin juga menyukai