Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PELAYANAN ASUHAN KEBIDANAN PROFESIONAL

ANALISIS SWOT M1-M5, DIAGRAM CARTESIUS & RENSTRA RS MELATI

OLEH :
Lilis Kurniawati 011913243035
Ramadhani Akhbar Kusuma Sari 011913243001
Mardiah Pratami 011913243037
Fadhilah Rahmawati 011913243002
Muhdhifah Husna 011913243039
Fitri Kurnia Rahayu 011913243004
Renggita Aulia Rahmawati 011913243006
Risqi Rahayu Mustikasari 011913243043
Nur Sophia Matin 011913243008
Dini Fadillah 011913243045
Nike Aprilidia 011913243089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
ANALISA SWOT M1 (Tenaga dan Pasien)

INTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE


SKOR
No. STRENGH BOBOT RATING
(BOBOT X RATING)
1. Pembagian jobdesk jelas 0.1 4 0.4
2. Sebagian besar pegawai berpendidikan S1 Profesi 0.25 4 1
3. Sebagian besar pegawai telah mengikuti berbagai macam
0.25 4 1
pelatihan
4. Adanya proses verifikasi ulang terhadap kompetensi pegawai
0.08 3 0.24
(rekredensial)
5. Jumlah pegawai sudah sesuai berdasarkan rumus beban kerja
0.08 3 0.24
Douglas dan Gillies
6. Sebagian besar klien merasa sangat puas dengan pegawai 0.08 3 0.24
7. Adanya tenaga non medis yang meringankan beban kerja
0.06 3 0.18
tenaga bidan
8. Adanya PPDS Obsgyn meringankan beban kerja dokter
0.06 3 0.18
spesialis ruangan
9. Sistem preceptorship mengamati dan menilai perceptee sesuai
0.04 2 0.08
kompetensi yang diberikan melalui pendampingan
Total 1 3.56
No. WEAKNESS BOBOT RATING SKOR
1. Lebih dari setengah dari total pegawai memiliki masa kerja < 3
0.3 3 0.9
tahun
2. Belum ada reward khusus untuk meningkatkan motivasi
0.2 3 0.6
pegawai
3. Belum ada pegawai yang mengikuti pelatihan manajerial 0.2 3 0.6
4. Tenaga bidan tidak puas terhadap kebijakan waktu cuti 0.1 2 0.2
5. Hanya 50% pasien yang puas dengan pelayanan dan kondisi
0.2 3 0.6
lingkungan
Total 1 2.9

S – W = 3.56-2.9 = 0.66

EXTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE


No. OPPORTUNITY BOBOT RATING SKOR
1. RS Melati merupakan RS rujukan dengan berbagai macam
0.6 4 2.4
kasus penyakit
2. RS Melati termasuk rumah sakit pendidikan sehingga dapat
0.4 3 1.2
menambah evidence based terbaru
Total 1 3.6
No. THREAT BOBOT RATING SKOR
1. Adanya tuntutan peningkatan kompetensi bidan berdasarkan
Kepmenkes 369/MENKES/SK/III/2007 seperti pelatihan
Asuhan Persalinan Normal (APN), Neonatal Life Support
0.6 2 1.2
(NLS), manajemen laktasi, pelatihan pemasangan/pelepasan
implan dan IUD, pelatihan dokumentasi ASKEB, pelatihan
PONEK, PMTCT, serta pelatihan lainnya.
2. Mudahnya akses informasi yang diperoleh melalui internet
membuat pasien lebih kritis sehingga bidan dituntut untuk 0.4 3 1.2
memberikan pelayanan yang optimal
2.4
Total 1
O – T = 3.6-2.4 = 1.2
ANALISA SWOT M2

INTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE


SKO
No. STRENGH BOBOT RATING (BOBO
RATI
1. Sarana dan prasarana IRNA Lantai 5 Rumah Sakit Melati sudah sesuai standart PERMENKES. 0.2 4
2. Sebagian besar fasilitas petugas kesehatan dalam keadaan baik. 0.05 1
3. Sebagian besar peralatan medis ruang IRNA lantai 5 dalam kondisi baik dan telah dikalibrasi
rata-rata setiap tiga bulan sekali sudah sesuai standart permenkes no 54 tahun 2015. 0.1 3
4. Jumlah linen disesuaikan dengan jumlah tempat tidur serta disediakan cadangan untuk
mengantisipasi jika dibutuhkan mengganti pada kondisi tertentu. 0.05 1
5. Alat-alat rumah tangga di IRNA lantai 5 semua dalam kondisi baik. 0.07 2
6. Keadaan alat elektronik di IRNA lantai 5 semua dalam keadaan baik. 0.06 2
7. Daftar SAP di IRNA lantai 5 sudah sesuai dengan kebutuhan dalam bidang obstetri,
neonatologi, dan ginekologi. 0.08 2
8. Daftar obat emergency IRNA Lantai 5 Rumah Sakit Melati sudah sesuai dengan kebutuhan
dalam bidang obstetri, neonatologi, dan ginekologi. 0.1 3
9. Perhitungan BED ibu dan bayi sudah terpisah. 0.06 2
10. Apabila terdapat alat medis atau alat Rumah tangga di ruang IRNA lantai 5 yang sudah tidak
layak pakai atau dalam keadaan rusak akan dilaporkan ke bagian Sarana prasarana IPS lantai 2
untuk dilakukan pengajuan penggantian dalam RKAT (Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan). 0.06 2
11. Alur Pengadaan alat Kesehatan IRNA Lantai 5 RS MELATI sudah jelas. 0.08 2
Total 1 2.5
No. WEAKNESS BOBOT RATING SKO
1. Beberapa ruangan belum tersedia seperti : ruang dokter jaga, ruang ganti, ruang kepala
ruangan, ruang pantry/dapur, pojok laktasi, dan ruang PKRS. Selain itu, beberapa fasilitas
ruangan yang tersedia namun masih belum maksimal dalam pengadaannya seperti ruang
konsultasi yang terdapat didepan ruang perawat/bidan sehingga kurang terjaganya privasi
pasien. 0.35 1
2. Bed kelas VIP belum difungsikan. 0.2 2
3. Ketersediaan box bayi 15 buah dan jika dibandingkan dengan jumlah bed ibu yang aktif maka
ada kekurangan box bayi yaitu 5 box. 0.15 3
4. Hasil BOR di IRNA Lantai 5 Rumah Sakit Melati 62,33% sehingga kurang dari nilai BOR
ideal 70-85% 0.05 4
5. Belum ada buku daftar sarana prasarana internal sehingga daftar sarana prasarana didapatkan di
sarana prasarana IPM Lantai 2. 0.2 2
6. Batas dan Lokasi ruangan belum lengkap sehingga pasien kesulitan utuk mengakses tempat. 0.05 4
Total 1 2
S – W = 2.59 – 2 = 0.59
EXTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE
No. OPPORTUNITY BOBOT RATING SKO
1. RS Melati merupakan RS kelas type B yang sudah berstandar Permenkes. 0.6 4 2,4
2. Kalibrasi alat kesehatan bahwa penguji dan/ atau kalibrasi alat kesehatan dilakukan secara
berkala paling sedikit satu kali dalam satu tahun yang dilakukan oleh sumber daya manusia
0.4 3 1,2
yang memiliki pendidikan yang sesuai keahlian dan memiliki pengalaman kerja paling singkat
3 tahun di bidangnya/ sesuai pendidikan.
Total 1 3.6
No. THREAT BOBOT RATING SKO
1. Minimalnya persetujuan inform consent saat perawatan sehingga persetujuan dilakukan diawal
1 3 3
pada saat pasien masuk rumah sakit yang dijelaskan oleh customer care.
Total 1 3
O – T = 3.6 – 3 = 0.6
ANALISA SWOT M3 (METHOD)
INTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE
No STRENGTH BOBOT RATING SKOR Nilai
. (bobot x
rating)
1. Terdapat alur yang jelas dalam pengadaan alat 0,5 4 2 Nilai
kesehatan x=
2. Menggunakan case manajement dalam model 0,2 3 0,6 total
asuhan yang mengutamakan kolaborasi skor
multidisipliner S-W
3. Memberikan asuhan secara patien centre 0,3 3 0,9
Total 1 3,5
No WEAKNESS BOBOT RATING SKOR
.
1. Tidak setiap shif terdapat case manager karena
jumlah tenaga yang kurang bila semu shif ada 0,1 4 0,4
case manager
2. Case manager memiliki peran ganda sebagai
0,2 3 0,6
costumer care
3. Belum terdapat SPO dalam monev 0,3 3 0,9
4. Monev belum dilakukan rutindan berkala 0,5 2 1,0
Total 1 2,9
IFAS = 3,5 – 2,9 = 0,6
EXTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE
No OPPORTUNITY BOBOT RATING SKOR nilai
.
1. Kebijakan manajemen asuhan kebidanan dibuat 0,3 3 0,9 Nilai
dan dikelola oleh internal RS (lebih memahami y=
kebutuhan, situasi dan kondisi RS) skor
2. SPO sudah terbentuk dan diterapkan 0,2 3 0,6 total
3. Model asuhan case manajement membuat bidan 0,4 4 1,6 O-T
lebih memahami kasus, sistem evaluasi dari
manajerial lebih mudah
4. Penanganan kasus lebih cepat karena banyak 0,1 3 0,3
yang memahami kasus
Total 1 3,4
No THREAT BOBOT RATING SKOR
.
1. Pada model case manajement membutuhkan 0,2 2 0,4
tenaga yang cukup banyak (rekrutmen tenaga
bidan terbatas anggaran RS)
2. Tidak semua bidan memiliki kemampuan yang 0,3 3 0,9
sama (pelatihan yang pernah diikuti, lama
bekerja, pengalama yang didapatkan, dll)
3. Monev yang dilakukan tanpa SPO menghasilkan 0,25 3 0,75
data movev yang kurang valid
4. Identifikasi masalah yang ditemukan saat Monev 0,25 3 0,75
kurang representative karena Monev tidak
dilakukan secara rutin
Total 1 2,8
EFAS= 3,4 – 2,8 = 0,6

ANALISIS SWOT M-4 (MONEY)


No STRENGHT BOBOT RATING SKOR
1 Petugas administrasi yang input data tersedia pada hari 0,3 4 1,2
aktif maupun hari non-aktif (setiap hari)

2 Tarif pada pelayanan di RS Melati telah ditetapkan 0,3 3 0,9


dengan Peraturan Rektor UNAIR

3 Penerimaan jumlah nominal gaji jasa pelayanan 0,3 3 0,9


berdasarkan jumlah point yang diterima pegawai

4 Seorang pasien dapat berpindah kamar Rawat Inap 0,1 2 0,2


baik dari kelas lebih rendah ke kelas lebih tinggi
maupun dari kelas tinggi ke kelas lebih rendah

TOTAL 1 1,58

N WEAKNESS BOBOT RATING SKOR


O
1 Peraturan SEP hanya bisa digunakan 1x/hari pada 0.35 2 0.7
pelayanan rawat jalan
3 Bidan/petugas jaga shift pada hari libur merangkap 0,25 3 0.75
menjadi admin yang melakukan input billing
4 Jumlah tempat tidur kelas III disesuaikan dengan 0,4 2 0.8
kebutuhan, dan sekurang-kurangnya 25% dari jumlah
tempat tidur yang tersedia. Padahal masyarakat
Indonesia mayoritas ekonomi menengah-kebawah
sehingga paling mungkin menggunakan pelayanan
kelas III
Total 1 2.25
Nilai IFAS (S-W) x = 1,58 -2,25 = - 0,67
No OPPORTUNITY BOBOT RATING SKOR
1 Sumber dana RS Melati berasal dari kementrian riset, 0,4 4 1,6
teknologi dan perguruan tinggi rektorat UNAIR atau
APBN

2 Jenis pembiayaan klien di RS Melati adalah BPJS, 0,3 4 1,2


Jasaraharja, PT, WIKA, PELNI, SKTM, Umum, akan
mengurus BPJS, akan mengurus SKTM, Jamkesmas
non kuota

3 Pengajuan sarana prasarana dapat dilakukan saat 0,2 3 0,6


penyusunan RKAT dan jika ada kebutuhan mendesak
dapat mengajukan saat revisi RKAT
4 Besaran biaya jasa pelayanan untuk pasien pribadi 0,06 3 0,18
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pasien
dengan dokter pribadi dengan besaran maksimal yang
ditentukan oleh peraturan rektor

5 Keringanan tarif (Rawat inap dan honorarium dokter) 0,04 2 0,08


dapat diberikan kepala dosen Unair, Karyawan Unair,
Mahasiswa Unair

TOTAL 1 3,66
THREAT BOBOT RATING SKOR
1 Berkas kelengkapan untuk BPJS/SKTM cukup banyak 0.6 2 1.2
sehingga cukup menyulitkan pasien
2 Anak yang lahir dari ibu BPJS tidak otomatis 0.4 3 1.2
ditanggung BPJS

total 1 2.4
Nilai EFAS (O-T) y = 3,66 - 2,4= 1,26

ANALISA SWOT M5

INTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE


No. STRENGH BOBOT RATING SKOR S-W
1. Bidang pemasaran melakukan pemasaran 0.12 4 0.48
secara internal maupun eksternal
Bidang PKRS dan humas melakukan sistem
pemasaran dalam bentuk leafleat dan
didistribusikan ke rak leafleat setiap irna atau
ruangan
2. PKRS dilakukan secara mandiri di masing- 0.1 4 0.4
masing ruangan atau irna
Irna lantai 5 memiliki unit mading yang berisi
informasi mengenai laporan, kegiatan dan
artikel tentang ibu dan bayi serta diperbarui
tiga bulan sekali
3. Sistem pemasaran terpusat secara general di 0.13 4 0.52
rumah sakit
4. Sebagian besar pasien (78,5%) merasa puas 0.05 2 0.1
dan sangat puas dengan pelayanan, lingkungan
dan petugas di rumah sakit

5. kotak saran diperiksa setiap hari dan dilakukan 0.08 3 0.24


evaluasi menyesuaikan dengan saran yang
diberikan dari pasien atau pengunjung rumah
sakit.
6. Telah memiliki indikator mutu yang mengacu 0.16 4 0.64
keselamatan pasien, mengacu pada PPI

7. Pasien mendapat sosialisasi hand hygiene pada 0.09 3 0.27


awal MRS
8. BTO (frekuensi pemakaian tempat tidur pada 0.14 4 0.56
satu periode) 3-4 kali perbulan, sesuai teori
BTO bulan desember 2016 dalam kategori
ideal.
9. LOS ( rata-rata lama rawat seorang pasien) 0.05 3 0.15
pada bayi lebih ideal dari pada ibu yaitu 2,78
hari
10. TOI di Irna lantai 5 pada bulan Desember 0.08 3 0.24
2016 adalah 1,28 hari sudah ideal
Jumlah 1 3.6
No. WEAKNESS BOBOT RATING SKOR
1. Lantai 5 RS MELATI belum memiliki jadwal 0.35 2 0.7
rutin untuk mengadakan PKRS

2. Tidak dilakukan follow up mengenai 0.25 4 1


kepatuhan pasien melakukan hand hygiene.

3. LOS ( rata-rata lama rawat seorang pasien) 0.4 1 0.4


pada ibu <48 jam yaitu 1,78 hari.

Jumlah 1 2.1
S – W = (3.6-2.1) =1.5
EXTERNAL FACTORS ANALYSIS SCORE
No. OPPORTUNITY BOBOT RATING SKOR O-T
1. terletak di pinggir kota 1 4 4
mudah bekerja sama dengan 3 rumah sakit
pemerintah karena lokasinya yang berdekatan

1 4
No. THREAT BOBOT RATING SKOR
1. Terdapat 2 rumah sakit swasta dan 3 rumah 0.6 1 0.6
sakit pemerintah yang berdekatan dengan RS
Melati
2. Hanya sedikit angkutan umum yang 0.4 3 1.2
menjangkau wilayah RS
Jumlah 1 1.8
O – T = (4-1.8) = 2.2
DIAGRAM CARTESIUS

TURN AROUND AGGRESIVE

M5 (1.5 ; 2.2)

2
M1 (0,6; 1,2)
M4 (-0,67; 1,26)
1

M3 (0,6; 0,6)
M2 (0,59; 0,6)

-2 -1 1 2

-1

-2
DEFENSE DIVERSIFIKASI

RENCANA STRATEGIS

1. Mengoptimalkan kompetensi dan kemampuan seluruh pegawai dengan mengikuti


pelatihan atau update ilmu untuk mengembangkan keilmuwan di RS Melati serta
mempertahankan dan meningkatkan sikap yang baik dan kinerja pegawai IRNA lt. 5
RS Melati.
2. Mempertahankan sarana prasarana , mengoptimalkan fasilitas yang ada demi
memberikan pelayanan yang sesuai standar dan kebutuhan pasie.
3. Mengoptimalkan SPO yang sudah terbentuk untuk melakukan self monitoring dan
evaluasi pada masing masing tenaga dan membentuk SPO monev dan karu
melaksanakan monev secara teratur dan terjadwal.
4. Mengoptimalkan sumber daya yang didapat dari berbagai pihak, khususnya dari pihak
BPJS untuk menambah kapasitas tempat tidur pada Rawat Inap kelas III. Ditambah
dengan kemudahan pengajuan sarana-prasarana RKAT jika tiba-tiba kebutuhan
tempat tidur membludak.

Anda mungkin juga menyukai