Anda di halaman 1dari 4

Tugas Studi Kasus

Companies are Trying to Improve Employee Attitudes during The Recession

Oleh :

Eni Sri Pudyastuti 912020002

Maria Yunita Lengkong 912020011

MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2020
Companies are Trying to Improve Employee Attitudes during The Recession

Resesi menimbulkan ketakutan pada karyawan dan dapat berdampak besar pada
mental di seluruh departemen. Karyawan menjadi khawatir, jika mereka akan kehilangan
pekerjaan, sebaliknya para pimpinan harus mempertimbangkan tentang pemotongan gaji,
mengubah rencana, atau melakukan restrukturisasi karyawan. Selama masa resesi,
manajemen harus mempertimbangkan dengan cermat strategi yang akan dilakukan untuk
menjaga karyawan tetap optimis dan ikut terlibat dalam upaya mengatasi resesi. Dalam studi
kasus ini, akan menganalisis tentang tiga perusahaan yang mencoba memperbaiki sikap
karyawan selama masa resesi. Tiga perusahaan tersebut, yaitu Bain & Company, Home Depot,
dan Best Buy.
Manajer dari perusahaan Bain & Company, Home Depot, dan Best Buy telah mengambil
berbagai langkah untuk dapat membangun dan mempertahankan bakat atau kemampuan
karyawan selama resesi dengan mengacu pada teori nilai Schwartz untuk membuat karyawan
tetap terlibat dan termotivasi. Menurut Schwartz, “nilai mewakili tujuan luas yang berlaku dalam
lintas konteks dan waktu”. Schwartz mengusulkan bahwa ada sepuluh nilai utama yang
memandu perilaku manusia, yaitu kekuatan, prestasi, hedonisme, simulasi, pengendalian diri,
universalisme, kebajikan, tradisi, konformitas, dan keamanan. Schwartz menjelaskan bahwa
"nilai adalah motivator kritis dari perilaku dan sikap". Karena itu, organisasi sering kali membuat
strategi berdasarkan satu atau lebih nilai-nilai ini untuk mempengaruhi sikap karyawan.
Home Depot menyadari pentingnya nilai-nilai untuk diterapkan dalam perusahaan,
sehingga Kepala Eksekutif Frank Blake memanfaatkan nilai prestasi untuk menggerakkan
organisasi mereka dengan menurunkan target penjualan dan target pendapatan karyawan per
jam yang diperlukan untuk mendapatkan bonus dan menghasilkan persentase bonus karyawan
yang berhasil memecahkan rekor. Sedangkan Wakil Presiden Eksekutif Best Buy, John
Pershing, memanfaatkan nilai konformitas dengan menyusun survei daring untuk meminta ide
karyawan tentang pemotongan biaya. Hal itu dilakukan agar karyawan merasa dihargai dengan
dilibatkan dalam pengambilan keputusan selama resesi.
Steve Ellis melihat resesi dengan pandangan optimis, yaitu mengenali peluang daripada
hambatannya.Dia menegaskan bahwa resesi adalah "peluang besar untuk menarik orang-orang
yang sangat berbakat,". Steve Ellis, CEO Bain & Company memanfaatkan nilai pengendalian
diri, melalui kreativitas dengan merekrut konsultan dan menempatkannya pada daerah yang
bermasalah untuk melihat dan mendapatkan karyawan yang berbakat. Dia percaya bahwa
investasi semacam itu menawarkan permulaan yang lebih awal ketika ekonomi bangkit kembali.
Pandangannya tersebut menggambarkan tentang sifat umum dari sikap yang terdiri dari tiga
komponen, yaitu afektif, kognitif, dan perilaku.
Komponen afektif dari sikap kita adalah tentang perasaan. Steve Ellis memandang
resesi dalam hal positif, meskipun hal ini tidak disebutkan secara eksplisit. Asumsi ini
didasarkan pada komponen kognitif dan perilaku yang dapat kita lihat. Komponen kognitif
adalah tentang pikiran kita. Pikiran yang dibagikan Steve Ellis adalah tentang peluang daripada
aspek negatif apa pun yang mengindikasi perasaan positif. Komponen perilaku adalah tentang
tindakan kita sebagai respons terhadap pikiran dan perasaan. Tindakan Steve Ellis sejalan
dengan pemikiran yang diungkapkannya yaitu menggunakan kesempatan untuk merekrut dan
berinvestasi.
Sementara Steve Ellis melihat ke masa depan, Home Depot dan Best Buy mencari cara
kreatif untuk meningkatkan keterlibatan karyawan. Contohnya, Best Buy menyiapkan survei
online untuk memberi karyawan kesempatan berbagi ide guna memotong biaya. Hal ini tidak
hanya membuat karyawan terlibat, tetapi juga memberikan rasa aman, karena mengetahui
bahwa mereka berkontribusi pada solusi daripada hanya mengkhawatirkan. Seperti yang
dijelaskan oleh John Pershing, Wakil Presiden Eksekutif Best Buy untuk sumber daya manusia:
"Ketika kamu tahu bahwa kamu dapat membuat perbedaan dan kamu adalah bagian dari
solusi, hal itu dapat mengubah pikiran kamu sepenuhnya." Keterlibatan dalam proses mencari
solusi ini juga berfungsi untuk membangun loyalitas karyawan, karena mereka merasa
seolah-olah mereka sebenarnya adalah bagian dari tim dan dapat lebih mengidentifikasi
dengan organisasi.
Teori Ajzen tentang perencanaan perilaku adalah sebuah alat yang dapat digunakan
oleh para manajer untuk meningkatkan kinerja karyawan selama resesi. Teorinya menunjukkan
tiga determinasi yang terpisah tetapi ketika berinteraksi menunjukkan perilaku tertentu. Teori ini
didasarkan pada ​Theory Reasoned Action ​(TRA), yang menyatakan bahwa sikap dan norma
subjektif mengarah pada niat perilaku yang mengarah pada perilaku tertentu. Teori Ajzen
menjelaskan bahwa kontrol perilaku yang dirasakan juga dapat memprediksi niat perilaku.
Kontrol perilaku yang dirasakan mengacu pada kemudahan atau kesulitan yang dirasakan
dalam melakukan suatu perilaku dan dianggap mencerminkan pengalaman masa lalu serta
halangan dan hambatan yang diantisipasi.
Melalui pemahaman sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku, manajer dapat
membuat rencana yang lebih efektif untuk memfasilitasi perilaku yang diinginkan. Faktor-faktor
penentu tersebut dapat dilakukan melalui survei dan digunakan untuk menghindari perilaku
yang tidak diinginkan melalui penerapan kontrol perilaku. Oleh karena itu, penerapan teori
Ajzen ini dapat membantu perusahaan memprediksi perilaku sebelum terjadi dan menciptakan
respons yang efektif untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan, sekaligus mendorong
perilaku yang diinginkan.
Faktor penentu utama yang dapat dipengaruhi oleh manajemen adalah sikap dan
kontrol. Meskipun manajer tidak dapat mengontrol keadaan ekonomi, tetapi mereka dapat
mempengaruhi sikap karyawan. Beberapa cara untuk melakukan ini termasuk transparansi,
mendorong keterlibatan, memotivasi melalui nilai-nilai, dan yang terpenting adalah
memperlakukan karyawan dengan baik. Kepuasan kerja dapat meningkatkan keterlibatan
karyawan dan komitmen organisasi mengurangi efek negatif dari resesi. Penyebab kepuasan
kerja dapat dipengaruhi oleh manajemen antara lain pemenuhan kebutuhan, ekspektasi
terpenuhi, pencapaian nilai, dan ekuitas. Dengan memperlakukan karyawan dengan baik dan
bersikap transparan selama masa-masa sulit, manajer dapat membuat karyawan tetap terlibat
dan bekerja untuk melakukan bagian mereka dalam menjaga organisasi tetap bertahan selama
turbulensi.
Referensi

Kreitner, R., Kinicki, A. (2013). ​Organizational Behavior (10th ed.)​. New York, NY: McGraw-Hill
Irwin.

Anda mungkin juga menyukai