Abstract
Kemampuan berwiweka orang dapat memilih yang baik dan benar serta menghindar
dari yang buruk dan yang salah, karena itu dalam diri orang kedua hal tersebut selalu
berdampingan, yaitu unsur baik dan unsur buruk, unsur raksasa dan unsur dewata, maka
orang harus mengarahkan daya pikir dan daya-daya lain dalam dirinya untuk menundukkan
daya-daya yang tidak baik itu. Ini berarti orang harus mampu mengendalikan diri dalam
segala hal, baik berpikir, berkata dan bertindak (Tri Kaya Parisudha), sehingga segala daya
menuju kepada yang baik.
Etika adalah bentuk pengendalian diri dalam pergaulan hidup bersama. Pratyaksa ialah
memperoleh kebenaran atas pengamatan langsung. Anumana ialah memperoleh kebenaran
atas dasar logika berpikir. Agama ialah memperoleh kebenaran atas dasar pertimbangan
orang-orang lain yang dapat dipercaya. Sastratah ialah pertimbangan atas dasar ajaran-ajaran
sastra, gurutah atas dasar pertimbangan ajaran-ajaran guru, dan swatah ialah pertimbangan
atas dasar belajar sendiri dari pengalaman dan sebagainya.
Agama adalah kepercayaan dan keyakinan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengan agama itu sendiri. Dengan definisi itu maka
sembahyang, beryajna, melakukan kebajikan kepada sesama manusia adalah merupakan
salah satu wujud praktek agama.
bertindak (Tri Kaya Parisudha), sehingga Madhu vata rtayate Madhu ksaranti
segala daya menuju kepada yang baik. sidhavah,Madhvir nah
Suatu daya yang terkendali menuju sanvosadhih. Madhu naktam
suatu sasaran akan menjadi tenaga yang utosaso Mandhumat parthivam
maha hebat, baik tenaga yang rajah, Madhu dyam astu nah pita.
menyenangkan maupun tenaga yang Madhuman no vanaspatir, Madhu
menakutkan. Cahaya matahari yang mam astu surya Madhvir gavo
dikendalikan dengan lensa memusat pada bhavantu nah. (Rg Veda I. 90. 6-8)
satu titik, dapat membakar benda pada titik
itu. Air terjun yang terkendali dengan pipa Terjemahan:
saluran tertentu dapat membangkitkan Untuk dia yang hidup menuruti Rta,
tenaga listrik yang amat besar. Demikian Angin akan penuh dengan rasa
pula sumber air dapat dikendalikan dengan manis, Sungai mencurahkan rasa
saluran pipa water leiding masuk ke manis, Begitu banyak pohon penuh
rumah-rumah membawa kemudahan rasa manis untuk kita. Malam terasa
hidup yang amat besar. Kepentingan- manis demikianpun pula fajar Debu
kepentingan yang berlawananpun dapat bumipun manis, Manislah Bapa
dicapai berkat adanya pengendalian yang Langit bagi kita. Semoga hutan
teratur, seperti tertib lalu lintas. kayu penuh rasa manis bagi kita,
Sesungguhnya benda-benda Penuh manis matahari, Dan penuh
angkasa edarnya terkendali pula oleh suatu manis sapi bagi kita.
kekuatan yang maha dahsyat sehingga
lintasannya mengikuti suatu tertib tertentu. Demikian lukisan nikmat dalam Rg
Matahari dan bulan tidak pernah lepas dari Veda bagi dia yang mengikuti Rta. Tetapi
tertib lintasannya. Demikian pula bintang- walaupun manusia harus tunduk pada Rta,
bintang dan planet-planet. Atom selalu dirinya sendiri sering menjadi penghalang
tetap bergerak dalam lintasannya juga. untuk itu. Akibatnya manusia tidak
Tertib demikian dalam kitab Weda disebut bahagia dan karena itu diri sendiri perlu
Rta dan Tuhan dipanggil dengan Rtavana dikendalikan kembali pada tertib itu.
artinya pendukung Rta. Petunjuk-petunjuk untuk kembali pada
Rtavana ni sedatuh, Sarajyaya tertib itu amat banyak kita dapati dalam
sukratu dhrtvrata ksatriya ksatram ajaran-ajaran agama Hindu. Petunjuk-
asatuh. (Rg. Veda VIII. 25.8) petunjuk demikian tersimpul dalam ajaran
dharma. Pengertian akan dharma itu amat
Terjemahan: luas sekali. Tak ada kata dalam Bahasa
Mereka (Mitra dan Varuna) Indonesia yang dapat kita pakai sebagai
pendukung Rta amat kuasa, Mereka terjemahan kata itu. Namun bagaimanapun
menempatkan dirinya untuk juga dapat kita katakan bahwa dharma itu
kekuasaan, Pahlawan yang gagah adalah segala yang mendukung manusia
berani yang hukum-hukumnya untuk mendapatkan kerahayuan.
tegak berdiri. Mereka adalah Adalah dharma kita menolong
penjaga (dunia ini). orang, hidup damai, bekerja dan lain-lain
sebagai anggota masyarakat. Adalah
Karena manusia itu adalah bagian dharma kita makan dan minum dikala lapar
dari alam ini, ia juga tunduk pada Rta ini. dan haus, istirahat dan tidur dikala lelah dan
Dengan tunduk pada Rta ini manusia akan malam hari. Barang siapa yang melawan
hidup harmonis dengan alam dan dharma ia akan mendapatkan kehancuran.
keharmonisan membawa ketentraman, Dari uraian ini dapatlah kita ketahui
kenikmatan hidup. Segala apa yang kita bahwa dharma itu meliputi peraturan-
rasakan, segala yang kita lihat, dengar dan peraturan dan juga ia adalah kodrat. Karena
sebagainya dari lingkungan kita, kita peraturan-peraturan dan kodrat itu
tanggapi sebagai sesuatu yang indah, yang mengantar manusia sebagai manusia yang
manis, bila orang telah mengikuti Rta itu. baik maka dharma juga adalah kebajikan.
artinya keadaan. Apa yang benar pada mendengkur sengaja. Ia tak tahu bahwa ia
suatu waktu belum tentu benar pula pada mendengkur dan sekitarnya ia dapat
waktu yang lain. Demikian pula apa yang memilih, ia lebih suka tidak mendengkur.
benar pada suatu tempat atau keadaan Tahu dan memilih memang dua hal yang
dapat berubah menjadi salah pada tempat dalam penilaian moril selalu dituntut
atau keadaan yang lain. Demikian adanya. Bagi anak kecil yang belum tahu,
misalnya: Menyanyi untuk hiburan adalah tak ada penilaian etis yang sebenarnya.
benar, tetapi menyanyi di samping orang- Sasaran pandangan etika khusus kepada
orang yang sedang sakit, akan diusir orang tindakan-tindakan manusia yang
karena perbuatan itu perbuatan yang salah, dilakukan dengan sengaja. Pertanyaannya,
begitupula menghidangkan es pada waktu bebaskah orang dapat memilih atas
malam yang dingin akan diterima orang tindakan yang dilakukannya?
dengan enggan, namun bila dihidangkan Manusia makhluk terbatas, maka
ada waktu panas terik akan disambutnya tindakannya untuk memilih itupun terbatas
dengan gembira. pula pada pada kemanusiaannya. Ini
Dari contoh-contoh diatas ini berarti bahwa ia tidak dapat memilih
nyatalah bahwa apa yang disebut orang sebebas-bebasnya. Dalam pada itu agama
tindakan yang salah bilamana tindakan itu Hindu mengajarkan bahwa pada dasarnya
tidak sesuai dengan tempat, waktu dan hakekat manusia itu adalah baik. Sang
keadaan. Maka itu setiap bertindak Hyang Atma yang menjadi inti hidup itu
patutlah tindaka itu disesuaikan dengan adalah suci, jujur dan tak mau mengakui
desa, kala, dan patra. Tentu saja yang buruk itu baik. Maka dalam memilih,
penyesuaian itu harus berdasarkan orang supaya mengikuti bisikan Sang
pertimbangan-pertimbangan yang sehat. Hyang Atma bisikan kata hatinya yang
jujur itu. Nilai atas pilihannya pada yang
2.2.2 Pratyaksa, Anumana dan Agama baik dan benar itulah yang akan
Pramana menentukan nilai pribadi seseorang, bukan
Dapat pula dipertimbangkan benar karena kekayaan, kepandaian atau
salahnya perbuatan kita atas dasar keturunan.
pratyaksa, anumana dan agama. Pratyaksa
ialah memperoleh kebenaran atas 2.3 Agama
pengamatan langsung. Anumana ialah Ada banyak dafinisi agama.
memperoleh kebenaran atas dasar logika Definisi-definisi itu tidak ada yang
berpikir. Agama ialah memperoleh sempurna karena itu tidak dapat
kebenaran atas dasar pertimbangan orang- memuaskan semua orang, lagi pula agama
orang lain yang dapat dipercaya. itu tidak sama, yang mempersulit orang
membuat definisi itu. Walaupun begitu,
2.2.3 Sastratah, Gurutah dan Swatah untuk pegangan baik juga disebut salah
Ada lagi dasar pertimbangan lain satu definisi itu.
untuk mendapatkan kebenaran yaitu atas Agama ialah kepercayaan kepada
dasar sastratah, gurutah dan swatah. Tuhan Yang Maha Esa, serta segala
Sastratah ialah pertimbangan atas dasar sesuatu yang bersangkut paut dengan itu.
ajaran-ajaran sastra yang diyakini benar, Dengan definisi itu maka sembahyang,
gurutah atas dasar pertimbangan ajaran- beryajna, melakukan kebajikan kepada
ajaran guru, dan swatah ialah sesama manusia adalah merupakan salah
pertimbangan atas dasar belajar sendiri satu wujud praktek agama.
dari pengalaman dan sebagainya. Agama bertitik tolak dari
Penentuan baik buruknya atau salah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
benarnya perbuatan itu atas dasar Esa, banyak hal yang membedakan kita
pertimbangan-pertimbangan, ini berarti percaya kepada Tuhan. Hal itu semua
ada faktor kesengajaan atau memilih yang harus kita sadari sebagai suatu keyakinan
baik dan tidak memilih yang buruk. Orang bahwa yang kita yakini memang benar ada,
yang dalam tidurnya nyenyak dan merupakan pengetahuan tertinggi dan
mendengkur, tak akan dikatakan bahwa ia sebuah keindahan yang paling cemerlang