Makalah Hepatitis
Makalah Hepatitis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan segenap alam, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada klien Hepatitis”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Sistem
Pencernaan. Makalah ini berisi tentang Pengertian, Etiologi dan Epidemologi, Tanda dan Gejala,
Patologi, Manifestasi dan Gambaran Kliis, Patofisiologi, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahan
dan asuhan keperawatan pada klien dengan Hepatitis. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Ns. Dwi Agustina, S.Kep. selaku dosen mata kuliah system pencernaan
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa
keperawatan. Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen penanggung
jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada
sel- sel hati yang menghasilakan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Sampai saat ini telah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti: hepatitis A, B, C, D, E.
Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa ( jalur fekal – oral ) sedangkan
hepatitis B, C, dan D memilki banyak karateristik yang sama.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan
virus-virus lainnya, seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai penyakit
liver residu. Meskipun angka kematian hepatitis relatif lama, pada hepatitis virus akut bisa
berakhir dengan kematian.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui masalah tentang hepatitis dan asuhan keperawatan pada klien
dengan hepatitis.
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Definisi
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai kausa,
termasuk infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan toksik. Pada hepatitis virus, Peradangan hati
yang berkepanjangan atau berulang, yang biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat
menyebabkab sirosis, suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang rusak secara permanen
oleh jaringan ikat. Jaringan hati memiliki kemampuan mengalami regenerasi, dan dalam keadaan
normal mengalami pertukaran sel yang bertahap. Apabila sebagian jaringan hati rusak, jaringan
yang rusak tersebut dapat diganti melalui peningkatan kecepatan pembelahan sel – sel yang
sehat. Tampaknya terdapat suatu faktor dalam darah yang bertanggung jawab mengatur
proliferasi sel hati, walaupun sifat dan mekanisme factor pengatur ini masih merupakan misteri.
Namun, seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki batas. Selain hepatosit, di antara
lempeng – lempeng hati juga ditemukan beberapa fibroblast ( sel jaringan ikat ) yang membentuk
jaringan penunjang bagi hati. Bila hati berulang – ulang terpajan ke bahan – bahan toksik,
misalnya alcohol, sedemikian seringnya, sehingga hepatosit baru tidak dapat beregenerasi cukup
cepat untuk mengganti sel – sel yang rusak, fibroblast yang kuat akan memanfaatkan situasi dan
melakukan proliferasi berlebihan. Tambahan jaringan ikat ini menyebabkan ruang untuk
pertumbuhan kembali hepatosit berkurang.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999). Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus
merupakan jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa
berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi,
ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis
merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins, alkohol
dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya
dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.
Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi
penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik (hepatitis B,C)
dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ). hepatitis yang biasanya
disebabkan oleh obat-obatan, alkohol (hepatitis alkoholik), dan obesitas serta gangguan
metabolisme yang menimbulkan nonalkoholik steatohepatitis (NASH) disebut Hepatitis
Nonvirus.
2.2 Epidemologi
Insiden hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi
dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60%
sampai 90% kasus–kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan
kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus–kasus yang ringan dan
kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan
sebenarnya. Meskipun kurang lebih 50% orang dewasa di Amerika Serikat telah memilki
antibodi terhadap virus hepatitis A, banyak orang tidak mengingat kembali episode atau kejadian
sebelumnya yang memperlihatkan gejala hepatitis
2.3 etiologi
1. Virus hepatitis A, B, C, D, E dan G yang masing-masing menyebabkan tipe hepatitis yang
berbeda.
2. Alkohol
3. Keracunan Obat-obatan
2.4 Klasifikasi
Hepatitis A
Hepatitis A adalah virus yang hampir selalu ditularkan melalui rute fekal – oral. Virus ini
menimbulkan hepatitis akut tanpa keadaan kronik atau menetap seperti yang ditunjukan oleh
virus hepatitis darah.
Pada anak,penyakit ini sering tidak dikenali atau tampak dengan keluhan tidak parah. Gejala
lebih terlihat pada orang dewasa dan dapat berupa kelemahan sampai dengan demam, ikterik,
mual dan muntah. Penyakit ini baisanya berlangung 1 sampai 3 minggu. Pasien jarang
membutuhkan perawatan di rumah sakit dan pada saat gejala timbul, sangat kecil kemungkinan
menular pada orang lain.
Karena dapat ditularkan dengan makanan dan air yang terkontaminasi, hepatitis A dapat
menjadi potensi epidemic di Negara dengan penanganan yang buruk. Petugas penyiapan
makanan yang terinfeksi mempunyai potensi penularan penyakit pada orang lain jika kebersihan
diri tidak dilakukan dengan baik.
Tes antibodi hepatitis A yang tersedia mendeteksi IgM yang menunjukan infeksi akut atau yang
baru terjadi.atau IgG yang menunjukan infeksi yang sudah sembuh.
Hepatitis E
Hepatitis E adalah infeksi virus yang menyebar melalui kontaminasi makanan dan air melalui
jalur fekal – oral. Sampai dengan saat ini, infeksi disebut dengan hepatitis enteric Non- A Non-
B. Diagnosa dibuat dengan menyingkirkan hepatitis A, B, dan C dan menentukan yang paling
mungkin dari sumber makanan atau air yang terkontaminasi. Sekarang tes untuk antibodi untuk
hepatitis E telah tersedia, studi epidemologi akan sangat terfasilitasi
Hepatitis E telah jarang ditemukan di Amerika Serikat, tetapi berhubungan dengan epidemic
dari air yang terkontaminasi di Asia, Afrika, dan Republik Soviet. Di Amerika Serikat, hepatitis
E harus dipertimbangkan pada beberapa orang yang telah melakukan perjalanan keluar negeri
dan mempunyai gejala virus hepatitis tetapi serologic negative untuk virus hepatitis lain.
5. Gambaran klinis
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit mencolok,
kegagalan hati dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis: stadium
prodromal, stadium ikterus, dan periode kovalensasi (pemulihan)
1. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus
selesai dan pasien mulai memperlhatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut
praikterus karena ikterus belum muncul. Individu akan sangat infeksius pada stadium ini.
Antibody terhadap virus biasanya belum dijumpai. Stadium ini berlangsung 1-2 minggu
ditandai oleh :
Malese umum
Rasa lelah
Gejala-gejala infeksi saluran napas atas
Mialgia (nyeri otot)
Keengganan terhadap sebagian besar makanan
2. Stadium ikterus adalah stadium kedua hepatitis virus, dan dapat berlangsung 2-3 minggu
atau lebih. Pada sebagian besar orang, stadium ini ditandai oleh, seperti diisyaratkan oleh
namanya, timbulnya ikterus. Manifestasi lain adalah :
3. Stadium pemulihan dalah stadium ketiga hepatitis virus dan biasanya timbul dalam4
bulan untuk hepatitis B dan C dan dalan 2-3 bulan untuk hepatitis A. Selama periode ini :
2.6 Patofisiologi
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes
oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati,
sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu
tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat
dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit
hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan.
Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan
nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan
terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit
dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.
1. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan : merupakan batasan nilai
untuk membedakan hepatitis virus dengan nonvirus
2. AST(SGOT atau ALT(SGPT) : awalnya meningkat. Dapat meningkat satu sampai dua
minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun
3. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan
enzim hati atau mengakibatkan perdarahan)
4. Leucopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
5. Diferensial darah lengkap : lekositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma
6. Alkali fosfatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
7. Fesses : warna tanak liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
8. Albumin serum : menurun
9. Gula darah : hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fusngsi hati)
10. Anti-HAV IGM : Positif pada tipe A
11. HBSAG : dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A). catatan : merupakan diagnostic
sebelum terjadi gejala kinik
12. Massa protrombin : mungkin memanjang (disfungsi hati)
13. Bilirubin serum : diatas 2,5 mg/100mm (bila diatas 200mg/mm, prognosis buruk
mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
14. Tes eksresi BSP : kadar darah meningkat
15. Biaosi hati : menentukan diagnosis dan luasnya nekrosis
16. Scan hati : membantu dalam perkiraan beratnya ketrusakan parenkim
17. Urinalisa : peninggian kadar bilirubin;protein/hematuria dapat terjadi
2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif dan mencangkup :
2.9 Komplikasi
Komplikasi hepatitis adalah timbulnya hepatitis kronik yang terjadi apabila individu terus
memperlihatkan gejala dan antigen virus menetapkan lebih dari 6 bulan. Gambaran klinis
hepatitis aktif kronik atau fulminan mungkin mencengkup gambaran kegagalan hati diatas,
dengan kematian timbul dalam 1 minggu sampai beberapa tahun kemudian.
1. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu makan, malaise,
demam (lebih sering pada HVA). Rasa pegal linu dan sakit kepala pada HVB, dan hilang
daya rasa lokal untuk perokok.
2. Pengkajian Kesehatan
a. Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna tanah liat
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
e. Neurosensori
Peka terhadap rangsang
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
f. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal (pruritus)
g. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
h. Seksualitas
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik: anoreksia, mual/muntah dan gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan: penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu
tertahan.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites
penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.
Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.
Konsultasikan pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai
kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi.
Awasi glukosa darah.
Berikan obat sesuai indikasi
Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.
Kriteria Hasil :
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
Intervensi :
Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri.
Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
Berikan informasi akurat dan jelaskan penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berakhir,
bila diketahui.
Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi.
Intervensi :
BAB II
KASUS
Tn.A 32 tahun, datng ke UGD Rs SEJAHTERA dengan keluhan rasa ngilu seluruh badan,
demam, lemas, mual, muntah, TD 120/80, HR 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 39c. riwayat
minum alcohol + selam 7 tahun lalu, riwayat merokok +, ikterik +, hasil lab HB 10,5, HT 32,
leukosit 14800, trombosit 213000, bilirubin direct 6,5 , bilirubin indirect 5,3 , bilirubin total 8,5
Tugas :
JAWAB:
1. Data tambahan
2. Analisa Data
Ds :
Do :
TTV :
TD = 120/80
HR = 80x/menit
RR = 20 x/menit
S = 39 0C
Hasil Lab :
Hb = 10,5
Ht = 32
Leukosit = 14800
Trombosit = 21300
Bilirubin direk = 6,5
Bilirubin indirect = 5,3
Bilirubin total = 8,5
DO : -
DT :
Asites
Nyeri tekan pada kuadran kanan
atas
DO :
DT :
DO :
Suhu = 390C
Leukosit 14800
DT :
3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolic
2. Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan fisik
3. Resiko Infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Selma 7 x 24 jam, masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi
1. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling banyak
Rasional : makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksi. Anoreksi juga paling buruk
selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari
2. Kolaborasi :
Konsul pada ahli diet, dukung tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien,
dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi
Rasional : bila toleran, masukan normal atau lebih protein akan membantu regenerasi hati.
Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat( contoh hepatitis kronis) karena akumulasi
pada produk akhir metabolism protein dapat mencetuskan hepatic ensefalopati.
3. Berikan obat terapi steroid, contoh prednisone (deltasone) tunggal atau kombinasi dengan
azatioprin (imuran).
Rasional : Steroid dapat menurunkan aminotransferase serum dan kadar bilirubin, tetapi tidak
mempengaruhi nekrosis hati atau regenerasi. Kombinasi terapi mempunyai efek samping lebih
sedikit.
Rasional : diberikan setengah jam sebelum makan, dapat menurunkan mual dan meningkatkan
toleransi pada makanan.
Rasional : mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/ gejala
memanjang
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam masalah intoleransi aktivitas
teratasi
Kriteria Hasil :
Intervensi
1. Tingkatkan tirah baring/ duduk. Berikan lingkungan tenang: batasi pengunjung sesuai
keperluan
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energy yang digunakan untuk
penyembuhan.
5. Kolaborasi :
Berikan antidote/ bantu dalam procedure sesuai indikasi (contoh lavase, katersis, hiperventilasi)
tergantung pada pemajanan
Rasional : Membuang agen pada hepatitis toksik dapat membatasi derajat kerusakan jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3x24 jam, masalah infeksi teratasi
Kriteria Hasil :
Demam teratasi
Suhu 36-370C
Leukosit 6000-9000
Intervensi
1. Lakukan teknik isolasi untuk infeksi enteric dan pernafasan sesuai kebijakan rumah sakit:
termasuk cuci tangan efektif
Rasional : mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan efektif dalam
mencegah transmisi virus.
2. Membatasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional : Pasien terpajan terhadap proses infeksi (khususnya respiratorius) potensial resiko
komplikasi sekunder.
Rasional : pemahaman alas an untuk perlindungan diri mereka sendiri dan orang lain dapat
mengurangi perasaan isolasi dan stigma. Isolasi dapat berakhir 2-3 minggu dari timbulnya
penyakit, tergantung pada tipe atau lamanya gejala
4. Berikan informasi tentang adanya gamma globulin, ISG, HBig, Vaksin hepatitis B
(recombivax HB, engerix-B) melalui departemen kesehatan atau dokter keluarga.
Rasional : efektif dalam mencegah hepatitis virus pada orang yang terpajan tergantung tipe
hepatitis da periode inkubasi
5. Berikan obat sesuai indikasi antibiotic tepat untuk agen pencegahan (contoh gram
negative, bakteri anaerob) atau proses sekunder.
Rasional : pengobatan hepatitis bacterial atau untuk mencegah/ membatasi infeksi sekunder
5. Evaluasi
Dx1:Resik Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolic
Bilirubin indirek=
Bilirubin total=0,25-1 mg/dl
Klien menghabiskan porsi makan yang diberikan
Warna fesses kuning kecoklatan
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
Dx2: Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan fisik
S: - klien mengatakan keadaannya mulai membaik
Asites (-)
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Demam teratasi
Suhu 36-370C
Leukosit 6000-9000
S: -
O: - suhu= 36-370c
-leukosit=6000-9000
-tidak ada tanda-tanda infeksi
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada teori dan kasus di atas, tidak terdapat banyak perbedaan yang ditimbulkn dari gejala klinis,
patofisiologis dan lain-lain. Pada kasus didapatkan data klien dengan keluhan rasa ngilu seluruh
badan, demam, lemas, mual, muntah, hal ini serupa dengan gejala klinis yang mungkin timbul
pada teori hepatitis. Ngilu, nyeri pada kuadran kanan atas, anoreksia dan mual muntah
merupakan bentuk ketidak yamanan dari manifestasi akibat inflamasi hepar yang menyebabkan
peregangan hati.ketidak nyamanan di atas juga mempengaruhi denyut nadi klien yang menjadi
meningkat. Demam merupakan salah satu bentuk manifestasi dari proses inflamasi hepar. lemas,
merupakan manifestasi dari peoses penyakit akibat terjadinya inflamasi pada hepar yang
menimbulkan gangguan suplai darah normal ke sel-sel hepar yang mengakibatkan kerusakan
parenkim, sel hati, dan duktuli empedu inhaperatik yang akan mengganggu metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein sehingga timbul kelemahan/keletihan. Bentuk respon lain dari
proses inflamasi pada hepar yang timbul pada kasus antara lain, adanya demam, peningkatan
suhu, dan peningkatan leukosit. Gangguan metabolisme pada klien ditandai dengan ikterik, dan
berbagai pemeriksaan bilirubin yang dilakukan. Pada kasus dapat disimpulkan bahwa klien
bukan mengalami hepatitis virus melainkan hepatitis non virus yang dibuktikan dengan adanya
riwayat mengkonsumsi alkohol lenih dari 7 tahun dan merokok.
Berdasarkan data-data di atas kelompok sepakat mengambil diagnosa utama yaitu resiko
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan karena .nutrisi merupakan hal terpenting dalam tubuh
manusia, gangguan nutrisi sangat berpengaruh terhadap kerja metabolism tubuh hal ini akan
memperparah keadaan apabila tidak segera diatasi. Diagnosa selanjutnya yang kelompok ambil
adalah intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik karena apabila klien mengalami intoleransi
aktivitas otomatis klien tidak dapat melakukan aktivitas yang biasa dia lakukan untuk memenuhi
kebutuhan maka dari itu kami mengangkat diagnose ini sebagai diagnose ke dua. Dan diagnosa
ketiga yang dapat ditarik yaitu resiko infeksi b.d pertahana primer tidak adekuat karena data-data
tnda infeksi belum kita temukan secara lengkap oleh sebab itu kelompok meletakkan diagnose
itu sebagai diagnose ketiga
Untuk intervensi pada diagnosa pertama, kelompok sepakat untuk melakukan tindakan yang
menetapkan prinsip menjaga keseimbangan nutrisi klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
kilen, dan pada diagnosa kedua perinsip intervensi yang harus dilakukan adalah memberikan
latihan fisik untuk mencegah terjadinya atropi pada otot, dan memberikan latihan mandiri klien
untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pada diagnosa ketiga, kita dapat mencagah timbulnya
tanda-tanda infeksi lebih lanjut dan memberikan kolaborasi obat antibiotik untuk dapat
menanganni masalah di atas.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
1. Kesimpulan.
2. Saran
Untuk menghadapi penyakit yang belum ditemukan obatnya seperti hepatitis ini, tindakan
pencegahan adalah pilihan utama kita. Setelah membaca dan mengetahui cara penularanya,
sebetulnya kita semua sudah mengerti apa yang harus kita kerjakan supaya terhindar dari
penyakit menahun ini. Karena jalur penularan terutama lewat suntikan, maka setiap kali disuntik
harus yakin bahwa jarumnya steril. Yang praktis adalah penggunakan jarum baru atau disposibel
( sekali pakai buang). Dan yang paling penting adalah melakukan vaksinasi, vaksin merupakan
suatu zat ( antigen) yang jika disuntikan ke dalam tubuh kita dapat merangsang sistem kekebalan
tubuh untuk menghasilkan zat anti ( antibody) terhadap antigen tersebut.
Sebaiknya bagi penderita hepatitis segera mendapatkan perawatan secepatnya agar tidak
bertambah parah hingga menyebabkan kanker hati. Dan perawat harus memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien dan keluarga klien yang belum megetahui bahaya dan cara pencegahan
hepatitis sedini mungkin.
Daftar Pustaka
EGC.
Smeltzer, suzzane C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2 Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
http://dilihatya.com/207/ini-dia-contoh-makalah-hepatitis
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis mengucapkan puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT
atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Adapun judul dari Makalaah ini “ jenis jenis dan cara pencegahan penyakit hepatitis“.
Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas bahasa indonesia dan
untuk salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester mata kuliah Bahasa Indoneia di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Purna bhakti husada batusangkar program studi ilmu keperawatan..
Dalam menyelesaikan makalah, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran,
bimbingan dan dukungan moril dan materil akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu,
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membacanya. Amin.
Batusangkar, desember 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi
atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang
digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi
agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica,
2002 : 93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.
Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya
bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus
hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya,
sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat
infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah
lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian
mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru
(http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm )
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua
kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2
miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta
komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa.
Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen
lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.
(http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm)
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit
ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan
penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus
ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut
menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)
Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan
nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk
melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang
cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi
nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet
melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-
kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu
mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik
atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan
enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena
Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga
menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari
penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan
pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan
sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum
suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini
tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko
disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan tentang
Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang
Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis mengangkat jenis-jenis dan cara pencegahan
penyakit hepatitis
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
Untuk mengetahui jenis - jenis, cara penularan dan cara pencegahan penyakit hepatitis
Untuk menambah pengetahuan tentang jenis - jenis dan cara pencegahan penyakit hepatitis.
BAB II
PEMBAHASAN
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang
khas.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam
sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal
dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang
berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit
kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh
radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta
peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati
2.2.1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-fekal, HVA
terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui
sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu,
kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa
muda.
2.2.2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan seks.
Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja
parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi
untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual,
anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi
2.2.3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi hepatitis
yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV,
tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat
injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan
dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
2.2.4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah. Infeksi oleh
HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat
menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi
HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah
multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara
pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian
2.2.5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan tercemar.
populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia,
Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat
hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C,
seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau sendok
bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui keringat penderita atau
melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2.3.2. hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang
virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu.
Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis
hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi.
Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang
- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi
- narapidana pria
- pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma
- pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah
2.3.3. hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa
pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya
karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi
pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir
tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa
yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui
pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual
dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian
matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya
dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna,
sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira
10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah
20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi
kanker hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang
mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan
pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu
muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan
ditandai oleh :
- Malese umum
- Anoreksia
- Sakit kepala
- Rasa malas
- Rasa lelah
- Splenomegali
c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
2.5 Pencegahan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum
ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus
adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis
B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.
Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak
menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc tubuh menjadi
kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai
jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal
Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari
darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali,
sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali
sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat. Caranya
bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian
diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang
mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai sarung
tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup
jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan
permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa
bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien,
KESIMPULAN
1. hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
* hepatitis A
* hepatitis B
* hepatitis C
* hepatitis D
* hepatitis E
3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian hepatosit dengan
secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan dan imun yang mencederai
atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel mast dan pelepasan
histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan
pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon peradangan.
Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi langsung terhadap antigen-antigen virus
menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps
dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan
fibrosis dihati.
4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin
6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada obat
yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah
dengan vaksinasi.
SARAN
2. selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis
DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta:
Salemba Medika
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2. Jakarta : EGC
http://pbh-batusangkar.blogspot.co.id/2011/06/makalah-tentang-hepatitis.html
MAKALAH HEPATITIS
BAB I
PENDAHULUAN
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi
atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang
digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi
agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica,
2002 : 93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.
Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya
bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus
hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya,
sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat
infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah
lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian
mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru
(http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm )
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua
kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2
miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta
komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa.
Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen
lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.
(http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm)
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit
ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan
penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus
menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)
Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan
nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk
melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang
cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi
nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet
melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-
kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu
mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik
atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan
enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena
Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga
menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari
penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan
pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan
sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum
suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini
tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko
disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan tentang
Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang
Dari latar belakang diatas dalam makalah ini penulis mengangkat jenis-jenis dan cara pencegahan
penyakit hepatitis
3. apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis itui?
1.4 Tujuan
Untuk mengetahui jenis - jenis, cara penularan dan cara pencegahan penyakit hepatitis
Untuk menambah pengetahuan tentang jenis - jenis dan cara pencegahan penyakit hepatitis.
http://ronialbar.blogspot.co.id/2011/01/makalah-hepatitis.html
BAB II
PEMBAHASAN
1) Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan dengan
hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan pankreatitis)
2) Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis
yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. hepatitis yang
tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat,
seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat,
2010: 153).
3) Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya terjadi akibat
infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik. Hepatitis berkaitan
dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah hepatitis virus A, hepatitis
4) Hepatitis adalah peradangan hati yang akut karena suatu infeksi atau keracunan
Dari beberapa pengetian hepatitis di atas pada dasarnya memiliki tujuan yang sama,
yaitu hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus maupun
Menurut Price dan Wilson (2005: 485) Secara umum hepatitis disebabkan oleh
virus. Beberapa virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini.
Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih disukai
daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”, sebab kedua
penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental (Price dan Wilson, 2005:
243). Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk
respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat
Yaitu perubahan morfologi yang terjadi pada hati, seringkali mirip untuk berbagai
virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran basar dan
berwarna normal, namun kadang-kadang agak edema, membesar dan pada palpasi
Perubahan ini bersifat reversibel sempurna, bila fase akut penyakit mereda. Namun
pada beberapa kasus nekrosis, nekrosis submasif atau masif dapat menyebabkan
gagal hati fulminan dan kematian (Price dan Daniel, 2005: 485).
Menurut Arif mansjoer (2001: 513) Manifestasi klinis merupakan suatu gejala
klinis tentang suatu penyakit yang diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari
penyakit hapatitis.
1) Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas. Urin
2) Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning
3) Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada
Menurut Sriana azis (2002: 232) Gejala-gejala klinis lain yang dapat
a) Gejala yang ditimbulkan oleh virus A, B, C, D, E, dan virus lain-lain meliputi letih, lesu,
lemas dan mata menjadi kuning, urin seperti teh, rasa tidak enak di perut dan
punggung, hati bengkak, bangun tidur tetap letih, lesu, dan lain-lain. Bila sakitnya
b) Virus B dan C cenderung menjadi kronis (menahun atau gejala menjadi tetap ada
sampai 6 bulan), bila dibiarkan hati menjadi keriput (sirosis) kemudian menjadi kanker.
d) Gagal hepatitis meliputi sindrom kholaemi : tremor, refleks berlebihan, kejang otot,
pernyataan tentang masalah aktual dengan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang
1) Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan
pendarahan.
3) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
5) Resiko infeksi yang berhubungan dengan penyebaran virus hepatitis melalui kontak
6) Isolasi sosial yang berhubungan dengan status isolasi (jika anak mengidap hepatitis B)
7) Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah, penyakit, dan
pencegahan kekambuhan.
8) Ketidakefektifan koping keluarga : penurunan yang berhubungan dengan rawat nginap
di rumah sakit.
2.6 Penatalaksanaan
a) Istirahat
Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan untuk istirahat. Istirahat mutlak tidak
b) Diet
Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah sebaiknya di berikan infus.
Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori ( 30 – 35 kalori/kg BB )
dengan protein cukup ( 1 gr/kg BB ). Pemberin lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi.
c) Medikalmentosa
transamenase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan
ini dapat diberikan prednisone 3 x 10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.
(iv) Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan perdarahan. Bila pasien dalam
Menurut Arif Mansjoer (2001: 515) Obat yang dinilai bermanfaat untuk
pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah suatu protein
selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita akibat rangsangan virus
atau akibat induksi mikroorganisme, asam nukleat, anti gen, mitogen, dan polimer
a) Hepatitis B
Pemberian interferon pada penyakit ini ditujukan untuk menghambat replikasi virus
hepatitis B, menghambat nekrosis sel hati oleh karena reaksi radang, dan mencegah
c) Dapat dipertimbangkan pemberian interferon pada hepatitis fulminan akut meskipun
Menurut Arif Mansjoer (2001: 515) Diberikan IFN leukosit pada kasus hepatitis
kronik aktif dengan dosis sedang 5-10 MU/m2/hari selama 3-6 bulan. Dapat juga
pemberian IFN limfoblastoid 10MU/m 2 3kali seminggu selama 3 bulan lebih. Sebagian
pasien hepatitis B kronik memberi respon terhadap terapi interferon, ditandai dengan
hilangnya HBV DNA dan serokonversi HbeAG/Anti Hbe, serokonversi HbsAG/Anti HBs
terjadi pada 7% pasien. Terapi ini harus dilakukan minimal selama 3 bulan.
b) Hepatitis C
lamanya penyakit dan kelainan histologi. Dosis standar yang bisa dipakai adalah
interferon α dengan dosis 3 x 3 juta unit/minggu selama 6 bulan. Masih belum jelas
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase
akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya
merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan
secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus
muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi
pasien uji eksperimental. Jenis hepatitis kronis ini memiliki resiko tertinggi untuk
Menurut Sriana Azis (2002: 233) Obat hepatitis hanya diperoleh dengan resep
dokter. Namun terdapat obat alternatif sebagai tambahan obat yag diberikan dokter.
1) Rebus selama 15 menit seperempat rimpang temulawak, 5 siung bawang putih, 15 biji
cengkeh, 3 cabe merah, dan gila merah. Kemudian diminum selama setiap hari selama
6 bulan atau sampai merasa sehat dan tetap berkonsultasi dengan dokter.
2) Makan rebusan kerang dan airnya setiap hari selam 6 bulan atau sampai merasa sehat
Pencegahan adalah cara awal yang dapat dilakukan untuk menghambat suatu
penyakit menyerang tubuh kita. Sama halnya dengan hepatitis dapat dilakukan
1) Penyebaran secara fekal-oral, pencegahan masih sulit karena adanya karier dari virus
2) Virus ini resisten terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk klorinasi. Sanitasi yang
sempurna, kesehatan umum, dan pembuangan tinja yang baik sangat penting. Tinja,
darah, dan urin pasien harus dianggap infeksius. Virus dikeluarkan di tinja mulai sekitar
1) Dapat ditularkan melalaui darah dan produk darah. Darah tidak dapt disterilkan dari
2) Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi. Imunisasi hepatitis B dilakukan
memberi pengaruh yang baik, sedangkan pada hepatitis serum masih diragukan
kegunaannya. Diberikan dalam dosis 0,02 ml/kg BB im dan ini dapat mencengah
timbulya gejala pada 80-90 %. Diberikan pada mereka yang dicurigai ada kontak
keterbatasan pengobatan hepatitis virus. Kini tersedia imunisasi pasif dan aktif untuk
HAV maupun HBV. CDC (2000) telah menerbitkan rekomendasi untuk praktik
penberian imunisasi sebelum dan sesudah pejanan virus (Price dan Wilson, 2005: 492).
Profilaksis sebelum pejanan dianjurkan untuk wisatawan manca negara yang akan
efektif dalam mencegah atau mengurangi keparahan infeksi HAV. Dosis 0,02 ml/kg
diberikan sesegara mungkin atau dalam waktu dua minggu setelah perjalanan.
Inokulasi dengan IG diindikasikan bagi anggota keluarga yang tinggal serumah, sftaf
pusat penitipan anak, pekerja di panti asuhan, dan wisatawan ke negara berkembang
HBIG merupakan obat terpilih untuk profilaksis pasca pajanan jangka pendek.
jangka panjang, bergantung pada situasi pajanan. HBIG (0.06 ml/kg) adalah
pengobatan terpilih untuk mencegah infeksi HBV setelah suntikan perkutan (jarum
suntik) atau mukosa terpajan darah HbsAg posotif. Vaksin HBV harus segera diberikan
dalam waktiu 7 sampai 14 hari bila individu yang terpajan belum divaksinasi (Price dan
Petugas yang terlibat dalam kontak risiko tinggi (misal pada hemodialisis,
transfusi tukarm dan terapi parental) perlu sangat berhati-hati dalam menangani
peralatan dan menghindari tusukan jarum. Tindakan dalam masyarakat yang penting
untuk mencegah hepatitis mencakup penyediaan makanan, dan air bersih yang amam
serta sistem pembuangan sampah yang efektif. Penting untuk memperhatikan higiene
umum, mencuci tangan, membuang urin dan feses pasien yang terinfeksi secara aman.
Pemakaian kateter, jarum suntik, dan spuit sekali pakai akan menghilangkan sumber
infeksi yang penting. Semua donor darah perlu disaring terhadap HAV, HBV, dan HCV
sebelum diterima menjadi panel donor (Price dan Wilson, 2005: 493).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan
dengan hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan
pankreatitis) jadi Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang
umumnya terjadi akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik.
Hepatitis berkaitan dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah hepatitis
hepatitis A, virus hepatitis B, dan virus hepatitis C. Hepatitis pula dapat disebabkan oleh
racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi
disebabkan oleh cedera dan nekrosis mengakibatkan gagal hati fulminan dan
kematian. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda.
anoreksia. Terjadi selama beberapa hari dan mulai berkurang pada beberapa minggu.
Jika terjdi selama 4-7 hari maka sesaorang tersebut mengalami stadium parikterik.
Setelah menegalami satidum parikterik pasien akan mengalami stadium ikterikI yaitu,
aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh pasien. Seperti resiko
kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan pendarahan,
adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah suatu protein selular stabil dalam asam
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase
akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya
merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan
secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus
muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi
hati kembali normal. Pengobatan alternatif untuk penyakit hepatitis sangatlah mahal,
maka untuk pengobatan lebih baik menggunakan obat tradisional. Namun pencegahan
3.2 Saran
1) Adapun yang menjadi saran penulis kepada teman-teman mahasiswa agar kiranya
penyakit hepatitis.
2) Kepada teman-teman penderita hepatitis sebaiknya memperhatikan pola makan yang
sekitar.
3) Dan untuk para teman-teman sebagai calon-calon perawat agar menghindari adanya
kontak langsung dengan alat medis dalam pengobatan pasien di saat turun dinas nanti,
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Clifford R. 2007. Petunjuk Modern kepada Kesehatan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Azis, Sriana. 2002. Kembali Sehat dengan Obat. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Hincliff, Sue. 2000. Kamus Keperawatan Jakarta: EGC.
Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Jakarta: EGC.
James & Tim Horn. 2005.hepatitits virus dan HIV. Jakarta: Sprita
http://makalahhepatitis009.blogspot.co.id/