Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GIZI DIET

“PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANEMIA”

Disusun Oleh :

Kelompok 4
Ahmad Sholahuddin Ghozali (115001904
4)
(115001904
Apriliya Aidha Ariyani
0)
(115001904
Ariyani Dwi Rachma
5)
(115001904
Cinde Millenia Ayu Madani
3)
(115001904
Erlinda Triska Meiasis
2)
(115001903
Faidatul Rohmah
5)
(115001903
Ilham Mulus Woro
7)
(115001903
Mas‟udatul Fitriah
9)
(115001903
Nida Nur Amalia
4)
(115001904
Putri Nurwatiningsih
1)
(115001903
Salsabila Anggia Putri 6)

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


2020

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Gizi Diet yang berjudul
“PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANEMIA”.

Tugas ini dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai


“PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANEMIA”. Selama penulisan tugas ini, penulis
banyak menerima bantuan dan dukungan sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Surabaya, 23 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar isi ............................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar belakang ............................................................................................................. 4
1.2 rumusan masalah ........................................................................................................ 4
1.3 tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 pengertian anemia ...................................................................................................... 5
2.2 penyebab anemia ........................................................................................................ 6
PENCEGAHAN TERSIER PADA ANEMIA
2.3 pencegahan anemia ..................................................................................................... 11
2.3 penanganan anemia .................................................................................................... 12
2.5 peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien anemia .......................................... 13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 14
3.2 saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu ketidakseimbangan tubuh manusia dan
dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat,
namun penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi factor, karena itu
pendekatan penanggulangan harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Masalah gizi pada seorang anemia merupakan kondisi sakit seseorang yang
disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya yaitu : perdarahan, kekurangan makanan
yang mengandung besi, dan lain – lain. Anemia dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita
yang sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena menstruasi dan pada
bayi : karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi untuk proses pertumbuhan yang
cepat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Anemia?


2. Bagaimana Penyebab dan Pencegahan Anemia?
3. Bagaimana Cara Penanganan Anemia?
4. Bagaimana Peran Perawat dalam pelaksanaan diet pasien Anemia?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Anemia


2. Untuk mengetahui penyebab Anemia
3. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan pada Anemia
4. Untuk mengetahui peran perawat dalam pelaksanaan diet Anemia
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Anemia

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin serta hematocrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia
adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin
dan volume packed red bloods cells (Hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
Dengan demikian anemia buka merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patofisiologis yang mendasar diuraikan melalui anamnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang
dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada
wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit
kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat
keparahan pada anemia.
• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan pembentukan sel
darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat menyebabkan terjadinya
anemia.ganguan tersebut dapat terjadi „‟pabrik‟‟ pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam
folat maupun vitamin B 12. (Soebroto Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem
Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta 2009).
2.2. Penyebab Anemia

Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang mengal;ami
kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi
berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan saluran pencernaan,
kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para
pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko
anemia.

Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah merupakan
tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan teresebut
biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit demi sedikit
dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.

2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat
besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.

3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.

Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obatobatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
2.3. Pencegahan Anemia

 Pencegahan Primer pada Anemia

a.) Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan
zat besi melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek
samping yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang
diberikan. Agar mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya
tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan
bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Asupan zat besi
dari makanan dapat ditingkatkan melalui tiga cara :
a) Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang
semestinya dikonsumsi.
b.) Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan
jalan mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan
pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
c.) peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat
bezi, seperti sayur-sayuran (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.

b.) Pola istirahat


Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh
mengalami/beresiko terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh
mengalami gangguan pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang
dianjurkan adalah minimal 8 jam per hari.

c.) Pola Hidup


Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
d.) Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan,
kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah dan
mencegah terjadinya anemia.

e.) Melakukan tes laboratorium


Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan
antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar
vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan
dosis 0,1-1,0 mg/hari.

 Pencegahan Sekunder pada Anemia

a.) Pengawasan penyakit infeksi


Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi
yang tidak diingini. Meskipun, jumlah episode penyakit tidak berhasil
dikurangi, pelayanan pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan
lama serta beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama
penyakit berlangsung adalah mendidik keluarga penderita tentang cara makan
yang sehat selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi
memerlukan upaya kesehatan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi
lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi infeksi parasit, tidak bisa
disangkal lagi, bahwa cacing tambang (Ancylostoma dan Necator) serta
Schistosoma yang menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit usus yang
lain terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti tertulis, bahwa parasit parasit
dalam jumlah besar dapat menggaggu penyerapan berbagai zat gizi. Karena
itu, parasit harus dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun juga, jika
pemusnahan parasit usus tidak dibarengi dengan langkah pelenyapan sumber
infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga memerlukan obat lebih banyak.
Pemusnahan cacing itu sendiri dapat efektif dalam hal menurunkan parasit,
tetapi manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit. Jika asupan zat besi
bertambah, baik melalui pemberian suplementasi maupun fortifikasi makanan,
kadar hemoglobin akan bertambah meskipun parasitnya sendiri belum
tereliminasi.

b.) Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi


Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara
terpusat merupakan inti pengawasan anemia di berbagai negara. Fortifikasi
makanan merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat
besi. Di negara industri, produk makana fortifikasi yang lazim adalah tepung
gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung. Di
negara sedang berkembang lain telah dipertimbangkan untuk memfortifikasi
garam, gula, beras dan saus ikan.

c.) Tranfusi Darah


Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien.
Darah yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh
melalui selang infus.

d.) Pemberian tablet atau suntikan zat besi


Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi
selama 3- 4 bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan
sel darah merah hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya
berlangsung selama 120 hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari
atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi perhari. Tubuh tidak dapat menyerap
zat besi (Fe) dari makanan sebanyak itu setiap hari, maka suplementasi zat besi
tablet tambah darah sangat penting dilakukan. Suplementasi dijalankan dengan
memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk mengoreksi keadaan anemia
gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian besar
disebabkan karena kekurangan zat besi.
e.) Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan
antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin
B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
mg/hari.
f.) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel
darah merah.

 Pencegahan Tersier pada Anemia

a.) pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan pemberian suntikan untuk


menghentikan pendarahan seperti vitmin B12 atau B kompleks.
b.) Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin B6, dan
vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.
c.) Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12 dalam darah
sehingga bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila
ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat
dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
d.) Mengkonsumsi Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah.
e.) Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan
akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan.
2.3. Pencegahan Anemia

Agar anemia tidak menjadi masalah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan
untuk mencegah terjadinya anemia, yaitu :

a. Memenuhi Kebutuhan Zat Besi


Zat besi diperlukan untuk memproduksi hemoglobin dan pembentukan sel
darah merah.
b. Memperbanyak Asupan Vitamin C
Vitamin C berfungsi membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh, baik yang
berasal dari makanan ataupun suplemen.
c. Mencukupi Kebutuhan Kalsium
Kalsium berfungsi untuk memaksimalkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.
d. Berhenti Merokok
Merokok bisa membuat kondisi anemia semakin memburuk, karena asap
rokok merupakan radikal bebas yang bersifat racun di dalam darah yang
menyebabkan penyerapan nutrisi terganggu.
e. Menghindari Alkohol
Menyebabkan Ginjal rusak dan produksi zat kimia melambat.
f. Membatasi Kafein
Dapat menganggu proses penyerapan zat besi di dalam tubuh.
2.4. Penanganan Anemia

Perlu diketahui anemia hanyalah sebuah gejala dan menemukan penyebabnya adalah
langkah penting dalam penanganan anemia, Pada dasarnya pengobatan akan disesuaikan
dengan penyebab terjadinya anemia .

Penanganan atau Pengobatan Anemia harus diarahkan pada penyebab anemia, Diantaranya
adalah :

1. Transfusi Darah
2. Pemberian obat yang dapat menekan system kekeba;lan tubuh.
3. Pemberian obat dengan tujuan untuk memperbanyak sel darah dalam tubuh.
4. Mengonsumsi Suplemen zat besi, Vitamin B12, Asam Folat, serta mineral lainnya.

Perlu diketahui anemia hanyalah sebuah gejala dan menemukan penyebabnya adalah
langkah penting dalam penanganan anemia, Pada dasarnya pengobatan akan disesuaikan
dengan penyebab terjadinya anemia .
2.5. Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet Pasien Anemia

Mengidentifikasi kebutuhan gizi seorang pasien Anemia, metode untuk


mengidentifikasi kebutuhan gizi adalah :

a) Antropometri Measurements
Mengkaji nutrisi pasien meliputi, tinggi badan, berat badan, body mass index, lipatan
trisep dsb.
b) Biochemical Data
Mengkaji nutrisi mengunnakan nilai biokimia seperti : total limfosit, serum albumin
dsb.
c) Clinical Signs
Pemriksaan fisik pada pasien yang berhubungan dengan adanya mal nutrisi dsb. d)
Dietry History
Mengkaji riwayat diet meliputi, feed recall 24 jam : pola, jenis dan frekuensi makanan
yg dikonsumsi selama 24 jam.

Selain itu, seorang perawat juga berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang
nutrisi dan diet kepada pasien. Juga berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau keluarga
pasien dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan keperawatan guna memenuhi
kesehatan pasien. Seorang perawat juga mengadakan invasi dalam cara berfikir, bersikap,
betingkah laku dan meningkatkan keterampilan terhadap pasien atau keluarga agar menjadi
sehat.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.

Ada baiknya jika melakukan diet berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau
ahli gizi, agar bisa menemukan informasi yang tepat tentang bagaimana cara
melakukan diet yang benar.

3.2.Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan suatu refrensi atau informasi bagi
mahasiswa keperawatan khususnya dan kalangan umum. Mohon maaf bila banyak
kekurangan dalam makalah ini dan mohon kritik juga saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-anemia-penyebab-faktor-risiko.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

Anda mungkin juga menyukai