Anda di halaman 1dari 7

K

P
Y
F
I
T
U
D
G
M
O
C
R
S
N
E
L
A
H
B
TOPIC :
PHENOMENOLOGICAL RESEARCH
RINGKASAN MATERI KULIAH

the meaning for several individuals of their


lived experiences of a concept or a phenomenon

Introduction :

perspektif filosofis dalam fenomenologi :


KELOMPOK 3 :
Ni Putu Pebriani Diah Pratiwi
Ni Made Astini Rahayu
Putu Eka Mas Pratiwi

▪ Mereduksi pengalaman individu dengan suatu fenomena

Mind Map PHENOMENOLOGICAL RESEARCH

DEFINITION AND BACKGROUND

 Kembali ke tugas tradisional filsafat. Pada akhir abad ke-19,


(2081611013)
(2081611015)
(2081611016)

▪ Berfokus untuk mendeskripsikan kesamaan yang dimiliki semua peserta saat mereka mengalami
fenomena

Studi fenomenologis menggambarkan makna beberapa individu merekapengalaman hidup dari sebuah
konsep atau fenomena. Tujuan dasar darifenomenologi adalah mereduksi pengalaman individu dengan suatu
fenomena menjadi deskripsi tentang esensi universal (sebuah "pemahaman tentang hakikat sesuatu,"van
Manen, 1990, hal. 177). Di tingkat yang lebih luas, Stewart dan Mickunas (1990) menekankan empat

Filsafat telah menjadi terbatas untuk menjelajahi dunia dengan cara empiris, yang disebut "saintisme."
Kembali ke tugas tradisional filsafat yang ada sebelum filsafat menjadi terpikat dengan ilmu empiris
kembali ke konsepsi Yunani tentang filsafat sebagai pencarian kebijaksanaan.
 Filsafat tanpa prasangka. Pendekatan fenomenologi adalah menangguhkan semua penilaian tentang
apa yang sebenarnya-"sikap alami" -sampai mereka didirikan di atas dasar yang lebih pasti.
Penangguhan ini disebut "epoche" oleh Husserl.
 Intensionalitas kesadaran.
Ide ini adalah bahwa kesadaran selalu diarahkan ke suatu objek. Realitas suatu objek, kemudian,
terkait erat dengan kesadaran seseorang tentang itu. Dengan demikian, realitas, menurut Hussed,
tidak terbagi menjadi subjek dan objek, tetapi ke dalam sifat Cartesian ganda dari kedua subjek dan
objek saat muncul dalam kesadaran.
 Penolakan dikotomi subjek-objek. Tema ini mengalir secara alami dari intensionalitas kesadaran.
Realitas semua objek hanya dirasakan dalam arti pengalaman individu.
TYPES OF PHENOMENOLOGY
1. Hermeneutical Phenomenology
Hermeneutical Phenomenology merupakan penelitian yang berorientasi pada pengalaman hidup
(fenomenologi) dan menafsirkan "teks" kehidupan (hermeneutika) (van Manen, 1990,p.4). Fenomenologi
bukan hanya sebuah deskripsi, tetapi juga dilihat sebagai proses interpretatif di mana peneliti membuat
interpretasi arti dari pengalaman hidup.
2. Transcendental [Psychological] Phenomenology
Fenomenologi transendental atau psikologis Moustakas (1994) merupakan penelitian yang mengurangi
fokus pada interpretasi peneliti dan lebih banyak pada deskripsi dari pengalaman para peserta.
Transendentalberarti dimana semuanya dirasakan baru, seolah-olah untuk pertama kalinya, (Moustakas,
1994, p. 34).

PROCEDURES FOR CONDUCTINGPHENOMENOLOGICAL RESEARCH


Adapun Langkah-langkah dalam melakukan penelitian fenomenologi adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menentukan apakah masalah penelitian paling baik diperiksamenggunakan pendekatan
fenomenologis.
2. Fenomena yangmenarik untuk dipelajari
3. Peneliti mengetahui dan menentukan filosofis yang luas mengenai dasar asumsi fenomenologi.
4. Data dikumpulkan dari individu yang pernah mengalami fenomena tersebut.
5. Para peserta diminta dua pertanyaan umum yang luas.
6. Langkah-langkah analisis data fenomenologis mengharuskan peneliti untuk menelusuri data dan menyoroti
pernyataan, kalimat, atau kutipan penting yang mewakili pengalaman peserta.
7. Pernyataan dan tema yang signifikan ini kemudian digunakan untuk menulis deskripsidari apa yang dialami
peserta (deskripsi tekstur). Merekajuga digunakan untuk menulis deskripsi konteks atau pengaturan yang
mempengaruhi
Dari uraian struktural dan tekstur, peneliti kemudianmenulis deskripsi gabungan yang menyajikan "esensi" dari
fenomena tersebut,disebut struktur esensial (atau esensi).

CHALLENGES
Seperti halnya dengan studi naratif, mungkin saja peneliti akan menghadapi tantangan- tantangan selama
melakukan studi fenomenologi. Bahwa dalam melakukan studi fenomenologi diperlukan pemahaman yang
lebih pada asumsi- asumsi filosofis dan mampu mengidentifikasi asumsi tersebut. Selain itu, peneliti juga
harus berhati- hati dalam menentukan partisipan agar nantinya esensi dari suatu fenomena dapat diperoleh.
Terakhir, bahwa konsep epoche  (atau bracketing) bisa jadi akan sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, peneliti
diharapkan dapat menentukan bagaimana dan cara yang seperti apa yang dipilih untuk menyampaikan
pemahamannya terhadap suatu fenomena dalam penelitian/ studi yang dilakukannya.

8.
fR
O
y
g
A
ld
m
n
tio
u
h
rc
a
s
e
I.
P
T
D
M
C
F
TOPIC :
Gender and Work-life Balance :

Introduction
RINGKASAN REVIEW ARTIKEL

A Phenomenological Study of Women


Entrepreneur in Pakistan
KELOMPOK 3 :
Ni Putu Pebriani Diah Pratiwi
Ni Made Astini Rahayu
Putu Eka Mas Pratiwi

beban tanggung jawab keluarga yang tidak proporsional


Artikel yang digunakan sebagai materi review
(2081611013)
(2081611015)
(2081611016)

 Peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja menghadirkan sejumlah tantangan


 Menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga seringkali lebih sulit bagi wanita daripada pria karena dari

Sumaira Rehman ; Muhammad Azam Roomi(2012).Gender and Work-life Balance : A Phenomenological


Study of Women Entrepreneur in Pakistan. Journal of Small Business and Enterprise Development Vol. 19 No.
2, 2012 pp. (209-228)

Mind Map
1. AREA OF INTEREST
Area of interest pada artikel ini yaitu berfokus pada aspek keperilakuan yang dihadapi wanita Pakistan
dalam menjalani work-life balance dimana fenomena work-life balance terutama mengeksplorasi
tantangan yang mereka hadapi dalam mencapai keseimbangan, dan strategi yang mereka gunakan
untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kewajiban keluarga.

women entrepreneurs’ perception of work-life balance phenomenon especially exploring the


challenges they face in achieving balance, and strategies they use to balance work and family
obligations [210]

2. PHENOMENA
Phenomena yang diangkat dalam artikel ini yaitu melihat Peningkatan partisipasi perempuan dalam
angkatan kerja menghadirkan sejumlah tantangan. Di antara tantangan lainnya, mengelola pekerjaan
dan tanggung jawab keluarga adalah salah satu yang paling banyak tantangan signifikan yang
dihadapi wanita. Menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga seringkali lebih sulit bagi wanita daripada
pria karena dari beban tanggung jawab keluarga yang tidak proporsional. Mengelola pekerjaan dan
keluarga untuk pengusaha perempuan menjadi lebih sulit masyarakat patriarkal seperti Pakistan di
mana perempuan diharapkan untuk berbagi secara luas tanggung jawab perawatan keluarga.

Increased participation of women in the labour force is posing a number of challenges.


Among other challenges, managing work and family responsibilities is one of the most
significant challenges women face ……….. [209-210]

3. THEORETICAL FOUNDATION, RESEARCH GAP, AND RESEARCH QUESTION [STATEMENT]


Theoretical Foundation:
Bagian tentang kerangka teori mencakup sub-bagian berbeda tentang nasional dan aspek
internasional dari gender dan keseimbangan kehidupan kerja. Bagian metodologi menjelaskan
Interpretive Phenomenological Approach (IPA) yang membantu menganalisis data tentang tantangan
yang dihadapi perempuan pengusaha untuk mencapai work-life balance serta memiliki wawasan
tentang beberapa teknik dan strategi efektif mereka digunakan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan
kewajiban keluarga.

The section on theoretical framework includes distinct sub-sections on national and


international aspects of gender and work-life balance. The methodology section elucidates
the Interpretive Phenomenological Approach (IPA) which helped to analyse data about
challenges faced by women entrepreneurs to achieve work-life balance as well as to have an
insight about some of the techniques and effective strategies they use to balance work and
family obligations. [210]

Research Gap:
Penelitian ini mengisi kesenjangan dalam literatur dengan memfokuskan pada perempuan
pengusaha, meningkatkan pemahaman tentang perilaku kewirausahaan terkait dengan
keseimbangan personal tanggung jawab dan pencapaian tujuan professional

This research fills this gap in the literature by focussing on women entrepreneurs, increasing
understanding of entrepreneurial behaviours related to balancing personal responsibilities and
achieving professional objectives [210]

Research Question:
Sebagian besar literatur yang dikutip di atas dominan dari perspektif barat. Meskipun penelitian kecil
telah mengarahkan perhatiannya pada konflik pekerjaan-kehidupan dalam pengaturan budaya
Pakistan, mereka hanya memberikan perspektif orang yang dipekerjakan secara organisasi (lihat
untuk Misalnya, (Nadeem dan Abbas, 2009; Noor dan Maad, 2008). Sastra yang berhubungan
dengan keluarga pekerja agak tidak lazim dalam konteks perempuan pengusaha Pakistan. Namun,
tidak ada penelitian yang ditemukan yang membahas persepsi perempuan pengusaha fenomena
work-life balance terutama mengeksplorasi tantangan yang mereka hadapi mencapai keseimbangan,
dan strategi yang mereka gunakan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kewajiban keluarga. Oleh
karena itu, studi yang ditinjau di atas bagaimanapun, memberikan pemahaman yang berguna untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini mengisi celah dalam literatur oleh fokus pada
perempuan pengusaha, meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan perilaku yang terkait
dengan menyeimbangkan tanggung jawab pribadi dan mencapai professional tujuan

Most of the literature cited above is dominantly from western perspective. Although little
research has directed its attention towards work-life conflict in cultural settings of Pakistan,
they only give the perspective of organisationally employed persons (see for example,
(Nadeem and Abbas, 2009; Noor and Maad, 2008). The literature in relation to work family is
somewhat non prevalent in context of Pakistani women entrepreneurs. However, no research
has been found that addresses women entrepreneurs’ perception of work-life balance
phenomenon especially exploring the challenges they face in achieving balance, and
strategies they use to balance work and family obligations. Therefore, the above reviewed
studies nevertheless, provide a useful understanding to address the research questions. This
research fills this gap in the literature by focussing on women entrepreneurs, increasing
understanding of entrepreneurial behaviours related to balancing personal responsibilities and
achieving professional objectives (DeMartino et al., 2006; Shelton, 2006). [213]

4. METHODOLOGY
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
fenomenologi kualitatif yang membantu peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang pengalaman hidup peserta.

The design selected for this study is qualitative phenomenology, which helps theresearcher to
gain deeper understanding of participant’s lived experiences (Goulding,2005).[213]

5. DATA AND METHOD


Data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara tatap muka, baik dalam bahasa inggris atau
bahasa urdu. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel purposive dari 20 wanita pengusaha dipilih
yang mengelola bisnis setidaknya selama 3 tahun dan juga memiliki tanggung jawab terhadap
keluarga (terutama wanita yang sudah menikah).Berdasarkan pendekatan fenomenologi interpretatif
(IPA), penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan perempuan dan
peran keluarga dalam lingkungan sosial ekonomi dan budaya Pakistan yang unik. Metodologi ini
membantu menganalisis data tentang tantangan yang dihadapi perempuan pengusaha untuk
mencapai keseimbangan kehidupan kerjaserta memiliki wawasan tentang beberapa teknik dan
strategi efektif yang mereka gunakan untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kewajiban
keluarga.

For this study, face-to-face semi-structured interviews were conducted both inEnglish and
Urdu languages depending upon the convenience of the participants. The purposive sample
of 20 women entrepreneurs was selected who own andmanage their business for at least
three years and also have responsibilities towardsfamily (especially married women).Based
on the interpretive phenomenological approach (IPA),this study explores different influencing
factors on women’s work and family roles in the uniquePakistani socio-economic and cultural
environment. The methodology helped to analyse data aboutchallenges faced by women
entrepreneurs to achieve work-life balance as well as to have an insightabout some of the
techniques and effective strategies they use to balance work and family obligation. [214]
6. FINDINGS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap peserta dikonseptualisasikan dan ditafsirkan
keseimbangan kehidupan kerja sebagai keinginan untuk mencapai kualitas hidup secara keseluruhan
(bisnis dan keluarga). Bisnis mereka sendiri memberi mereka fleksibilitas, kendali, dan kebebasan
untuk menyesuaikan diri dengan keluarga dan tanggung jawab sosial mereka. Kurangnya waktu, bias
gender, norma sosial dan budaya serta tanggung jawab keluarga merupakan tantangan paling
signifikan yang dihadapi perempuan untuk mencapai keseimbangan dalam masyarakat Islam yang
patriarkal. Perencanaan strategis, pengorganisasian, dan pendelegasian adalah strategi paling efektif
yang digunakan wanita untuk mengatasi persaingan peran pekerjaan dan keluarga.

The results show that among other motivational drivers to start their own
businesses,achieving work-life balance is one of the most significant ones. Their own
businesses give themflexibility, control and freedom to juggle with their family and social
responsibilities. Lack of sufficienttime, gender bias, social and cultural norms as well as family
responsibilities are the most significantchallenges women face to achieve balance in a
patriarchal Islamic society. Strategic planning,organising and delegating are the most effective
strategies women use to cope with competing roles ofwork and family.[Abstract-209]

7. CONCLUSIONS
Penelitian ini mengisi kesenjangan dalam literatur dengan memfokuskan pada perempuan
pengusaha, meningkatkan pemahaman tentang perilaku kewirausahaan terkait dengan
keseimbangan personal tanggung jawab dan pencapaian tujuan profesional (DeMartino et al., 2006;
Shelton, 2006). Bagian tentang kerangka teori mencakup sub-bagian berbeda tentang nasional dan
aspek internasional dari gender dan keseimbangan kehidupan kerja. Bagian metodologimenjelaskan
Interpretive Phenomenological Approach (IPA) yang membantu menganalisis data tentang tantangan
yang dihadapi perempuan pengusaha untuk mencapai work-life balance as serta memiliki wawasan
tentang beberapa teknik dan strategi efektif mereka digunakan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan
kewajiban keluarga. Temuan utama telah diuraikan di bagian hasil, sedangkan bagian pembahasan
menyajikan kritik sekaligus pembahasan dan temuan dasar dalam tinjauan literatur yang diperluas.
Bagian kesimpulan menguraikan temuan utama, menjelaskan kontribusi studi penelitian ini untuk
yang relevan badan pengetahuan dan menunjukkan niat penelitian lebih lanjut.

This research fills this gap in the literature by focussing on women entrepreneurs, increasing
understanding of entrepreneurial behaviours related to balancing personal responsibilities and
achieving professional objectives (DeMartino et al., 2006; Shelton, 2006). The section on
theoretical framework includes distinct sub-sections on national and international aspects of
gender and work-life balance. The methodology section elucidates the Interpretive
Phenomenological Approach (IPA) which helped to analyse data about challenges faced by
women entrepreneurs to achieve work-life balance as well as to have an insight about some
of the techniques and effective strategies they use to balance work and family obligations.
Main findings have been outlined in the results section, whereas discussion section presents
the critique as well as discusses and grounds findings in the expanded literature review. The
conclusion section outlines main findings, describes this research study’s contribution to the
relevant body of knowledge and indicates further research intentions.

8. RECOMMENDATIONS
Penelitian kami mencoba untuk mengatasi kesenjangan yang disarankan oleh (Shelton, 2006) sekecil
itu tersedia penelitian yang membahas masalah kehidupan kerja pengusaha perempuan. Ini
selanjutnya akan berkontribusi pada badan literatur tentang masalah pekerjaan-kehidupan pengusaha
perempuan dari perspektif negara berkembang Islam. Penelitian ini menggunakan sampel kecil dua
puluh perempuan pengusaha dari satu lokasi geografis (Lahore) Pakistan. Melakukan studi dengan
sampel yang lebih besar dari berbagai wilayah geografis memungkinkan menggeneralisasi temuan ke
sampel perempuan pengusaha yang lebih besar. Validitas ini studi terbatas pada interpretasi
tanggapan dan kemampuan mengidentifikasi tema yang muncul. Wawancara pemilik usaha
perempuan bisa diartikan bias di pihak peneliti.

Our research attempts to address the gap suggested by (Shelton, 2006) that little research is
available addressing work-life issues of women entrepreneurs. It will Gender and work-life
further contribute to the body of literature on work-life issues of women entrepreneurs from an
Islamic developing country’s perspective. This study utilises a small sample of twenty women
entrepreneurs from one geographical location (Lahore) of Pakistan. Conducting a study with
larger sample from various geographic areas may allow generalising the findings to larger
samples of women entrepreneurs. Validity of this study is limited to the interpretation of the
responses and the ability to identify emerging themes. Interviews of women business owners
could be interpreted as bias on the part of the researcher.

9. FURTHER RESEARCHES
Studi ini hanya menangkap pengalaman perempuan. Termasuk pria ke dalam Contoh untuk
membandingkan pengalaman laki-laki dan perempuan mungkin bisa memberikan gambaran yang
menarik wawasan tentang masalah gender dalam menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga.
Selanjutnya penelitian ini berfokus pada pengusaha wanita yang memiliki 100 persen bisnis mereka.
Studi yang mengeksplorasi kemitraan dan bisnis keluarga dapat membantu dalam pemahaman
bagaimana strategi keseimbangan kehidupan kerja dipengaruhi dengan berbagi tanggung jawab
bisnis.
This study has only captured the experiences of women. Including men into the sample to
compare the experiences of both men and women may give an interesting insight over
gender issue in balancing work and family. Furthermore, this study focused on those women
entrepreneurs who owned 100 per cent of their business. Studies exploring partnerships and
family business may be helpful in understanding how work-life balance strategies are affected
by sharing the responsibilities of the business.

Anda mungkin juga menyukai