Anda di halaman 1dari 2

1.

belajar motorik adalah suatu proses terjadinya perubahan yang bersifat tetap dalam perilaku
motorik sebagai hasil dari latihan dan pengalaman . Oxendine (1984)
2.
1. Belajar motorik merupakan serangkaian proses,
2. Belajar motorikmenghasilkan kemampuan untuk merespon
3. Belajar motorik tidak dapatdiamati secara langsung
4. Belajar motorik relatif permanen

3.
1. Guru dalam proses pembelajaran harus tahu apa yang hendak diberikan kepada siswa.
2. Dalam proses pembelajaran, tujuan yang akan dicapai harus dirumuskan dengan jelas,
masihdalam jangkauan kemampuan siswa.
3. Motivasi dalam belajar tidak begitu penting, yang lebih penting ialah adanya respon-respons
yangbenar terhadap stimuli.
4. Tugas yang melebihi kemampuan peserta didik tidak akan meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan permasalahannya.
4.
1. Pengalaman tilikan (insight); Dalam proses belajar, hendaknya peserta
didik memiliki kemampuan tilikan yaitu mengenal keterkaitan unsur-unsur
suatu objek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); Jadi, hal-hal yang
dipelajari para peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan
logis dengan proses kehidupannya.
3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); Jadi, hendaknya para guru
membantu para peserta didik untuk memahami arah dan tujuannya.
4. Transfer dalam belajar; Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik
telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan
masalah pada situasi lain.

5.
1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar
2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil
5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
6. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar
7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif

6.
1. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.
5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
6. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu.
7. Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

Model dasar pengolahan informasi oleh Loretta M. Stallings, yaitu menjelaskan bahwa sesuatu hal
yang telah disimpan dalam penyimpanan jangka panjang merupakan sebuah masalah yang
dipertentangkan. Dalam hal ini dapat dilihat pada sebuah anak panah dan memori ke sarimgan
persepsi. Sebagian komsepi dalam organisasi control gerakan juga dipengaruhi oleh sesuatu yang
telah disimpan. Informasi yang berada pada sensori masih berupa memori pengenalan persepsi yang
dapat mengenal informasi yang telah masuk.

Memori pengenalan ini tidak dapat memuat semua informasi yang telah masuk, akan tetapi
merupakan sebuah symbol atau sebuah nama. Stelah informasi persepsi diubah dalam bentuk rencana
gerakan (motor plan) atau sebuah strategi, maka sebuah control motoric akan menysuun sebuah
perangkat perintah yang ditujukan kepada perototan untuk menghasilkan sebuah gerakan yang sesuai
dengan rencana. Dalam control motoric ini terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Control jalur tertutup

Pada control tertutup ini gerakan dikontrol oleh pusat penyimpanan program-program motoric yang
sudah direncanakan menjelang pelaksanaan gerakan dengan dibantu balikan.

2. Control jalur terbuka

Pada control terbuka ini gerakan dikontrol oleh pusat penyimpanan program-program motoric yang
sudh direncanakan pada saat pelaksanaan gerakan dengan tidak dibantu balikan.

Anda mungkin juga menyukai