Tahap Penyusunan Konsep Pidato PDF
Tahap Penyusunan Konsep Pidato PDF
Banyak cara menyusun pesan pidato, tetapi semuanya harus didasari dengan tiga
prinsip komposisi. Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh organisasi pesan. “These three
great rhetorical principles”, kata Raymond S. Ross, dalam buku Jalaluddin Rakhmat “have a
profound bearing upon how we should organize massages”. Prinsip-prinsip ini ialah kesatuan
(unity), pertautan (coherence) dan titik-berat (emphasis).
1. Kesatuan (unity)
Dalam isi, harus ada gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian, yang
menentukan dalam pemilihan bahan-bahan penunjang. Bila tema kita ialah “Pembuktian
Ada Tuhan Secara Filosofis”, maka kita tidak membicarakan sifat-sifat Tuhan, macam-
macam Tuhan, atau dalil-dalil agama tentang adanya Tuhan. Di sini kita mungkin hanya
membicarakan argumentasi ontologis, teleologis, kosmologis dan moral (dari Immanuel
Kant).
Komposisi juga harus mempunyai satu macam tujuan. Satu di antara yang tiga -
menghibur, memberitahukan, dan mempengaruhi - harus dipilih. Dalam pidato
mempengaruhi (persuasif) boleh saja kita menyampaikan cerita-cerita lucu, sepanjang
cerita lucu menambah daya persuasi pembicaraan. Bila cerita lucu itu tidak ada
hubungannya dengan persuasi, betapa pun menariknya ia harus kita buang;. Dalam pidato
informatif, anekdot dipergunakan dengan pertimbangan dapat memperjelas uraian.
Kesatuan juga harus tampak dalam sifat pembicaraan (mood). Sifat ini mungkin
serius, informal, formal, anggun, atau bermain-main. Kalau anda memilih sifat informal,
maka suasana formalitas harus mendominasi seluruh uraian. Ini menentukan pemilihan
bahan, gaya bahasa atau pemilihan kata-kata. Misalnya dalam suasana informal, gaya
pidato seperti bercakap (conversational) dan akrab (intimate).
2. Pertautan (coherence)
Pertautan menunjukkan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain.
Pertautan menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu kepada pokok yang lainnya
berjalan lancar. Sebaliknya, hilangnya pertautan menimbulkan gagasan yang tersendat-
sendat atau khalayak tidak mampu menarik gagasan pokok dari seluruh pembicaraan. Ini
biasanya disebabkan perencanaan yang tidak memadai, pemikiran yang ceroboh dan
penggunaan kata-kata yang jelek.
Karena itu, walaupun, jadi, selain itu, sebaliknya, misalnya, sebagai contoh
dengan perkataan lain, sebagai ilustrasi, bukan saja..., tetapi juga..., tidak berbeda dengan
ini..., akibat semuanya ini..., dan yang terpenting dari semuanya ini..., hal-hal tersebut
perlu diperhatikan..., demikian..., contoh berikutnya ialah..., dst.
Gema dapat berupa sinonim, perulangan kata, kata ganti seperti ini, itu, hal
tersebut, ia, mereka, atau istilah lain yang menggantikan kata-kata yang terdahulu.
3. Titik-berat (emphasis)
Bila kesatuan dan pertautan membantu pendengar untuk mengikuti dengan mudah
jalannya pembicaraan, titik-berat menunjukkan mereka pada bagian-bagian penting yang
patut diperhatikan. Hal-hal yang harus dititikberatkan bergantung kepada isi komposisi
pidato, tetapi pokok-pokoknya hampir sama. Gagasan utama (central ideas), ikhtisar
uraian, pemikiran baru, perbedaan pokok, hal yang harus dipikirkan khalayak adalah
contoh-contoh bagian yang harus dititik beratkan, atau ditekankan. “Titik-berat dalam
tulisan dapat dinyatakan dengan tanda garis bawah, huruf miring atau huruf besar. Dalam
uraian lisan, ini dinyatakan dengan hentian, tekanan suara yang dinaikkan, perubahan
nada, isyarat dan sebagainya. Dapat pula didahului dengan keterangan penjelas seperti
“Akhirnya sampailah kepada inti pembicaraan saya”, “Saudara-saudara, yang terpenting
bagi kita ialah...”, dan sebagainya.
a. Organisasi pesan
Dalam urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab - ke - akibat atau akibat
- ke - sebab. Bila seorang dokter menjelaskan arterioclerosis dari sebab-sebabnya
kepada gejala-gejalanya, ia mengikuti urutan pertama. Tetapi bila ia berangkat dari
gejala-gejala arterioclerosis seperti adanya seperti adanya deposit cholesterol,
penyempitan saluran darah, permukaan saluran yang kasar dan menjelujuri penyebab-
penyebabnya, ia mulai dari akibat ke sebab.
b. Pengaturan pesan
Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kita masih perlu menyesuaikan
organisasi ini dengan cara berpikir khalayak. Urutan pesan yang sejalan dengan
proses berpikir manusia disebut Alan H. Monroe dalam buku Retorika Modern
sebagai motivated sequence (urutan bermotif).
5.Penegasan kembali. Bila arah tindakan yang diusulkan telah terbukti paling baik,
tegaskan kembali pesan tersebut dengan ikhtisar, tinjauan singkat, kata-kata
pengingat dan visualisasi.
Garis-garis besar (outline) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi
pembicara yang berpengalaman dan keharusan bagi pembicara baru. Garis besar adalah
peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini
memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar yang salah akan
mengacaukan “perjalanan” pembicaraan, seperti juga garis besar yang teratur akan
menertibkan “jalannya” pidato.
Bentuk garis besar bermacam-macam, tetapi ada pedoman yang sama untuk
membuat garis besar yang baik.
Garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu pengantar, isi dan penutup. Dengan
menggunakan urutan bermotif dari Alan H. Monroe, kita dapat membaginya menjadi
lima bagian, yaitu perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan.
Perhatian ditempatkan pada pengantar, yaitu kebutuhan pemuasan, dan visualisasi.
Sedangkan pada isi, yaitu tindakan pada penutup pidato.
Garis besar singkat diperlukan hanya sebagai pedoman atau pengingat saja,
digunakan oleh pembicara ahli dalam proses penyampaian pidato. Di dalamnya hanya
ditulis inti-inti pembicaraan saja. Orang lain mungkin tidak dapat membacanya. Garis
besar alur teknis dipergunakan untuk memeriksa dan meneliti teknik-teknik pidato.
Garis besar alur teknis dapat ditulis sejajar dengan garis besar Slengkap
diletakkan pada kertas lain. Pada jenis garis besar ini dijelaskan teknik-teknik pidato
seperti gaya bahasa, cara penyajian fakta, daya tarik motif, dan sebagainya. Di bawah
diberikan contoh ketiga macam garis besar tersebut.
Tahap Perhatian
Tahap Kebutuhan
Tahap Pemuasan
Tahap Tindakan
Tahap Perhatian
Tahap Kebutuhan
I. Kurangnya kesadaran
B. Menganggap enteng
Tahap Pemuasan
I. Perlunya pemeriksaan
A. Melalui dokter
B. Melalui Puskesmas
Tahap Tindakan
Tahap Perhntian
Tahap Kebutuhan
A. Pernyataan pokok
1. Statistik
2. Permisalan
B. Pernyataan pokok
1. Penjelasan
2. Permisalan
3. Ilustrasi hipotetis
4. Testimoni
A. Pernyataan pokok
1. Contoh
2. Statistik
3. Ilustrasi hipotetis
4. Ilustrasi faktual
B. Pernyataan pokok
1. Contoh
2. Penjelasan
3. Analogi
4. Ilustrasi faktual
Tahap Pemuasan
Ilustrasi hipotetis
B. Rencana ke dua
Ilustrasi faktual
A. Rencana pertama
1. Penjelasan
2. Permisalan
B. Rencana ke dua
1. Penjelasan
2. Perulangan
3. Testimoni
Tahap Visualisasi
A. Penjelasan
B. Ilustrasi hipotetis
Tahap Tindakan
3. Pengkoreksian terhadap gaya bahasa, redaksional, dan rumusan kata-kata yang dipergunakan.
2. Pembicara disamping sebagai subjek sekaligus sebagai objek yang tanggap terhadap refleksi
serta reaksi para pendengar.
3. Penbicara harus mampu menyesuaikan diri sehingga tidak terasing dari/bagi pendengarnya
Tema (Topik/Judul) :
”......................................................................................................................................”
II. Pendahuluan (ungkapan yang menyangkut tema (topik/Judul) yang dihubungkan dengan hal-
hal yang telah berlalu, kenyataan masa kini dan sorotan masa yang
akan datang ).
III. Permasalahan : (faktor apa dan bagaimana masalah yang menyangkut tema (topik/judul).
IV. Uraian Pembahasan :
1.1............................
1.2............................dan seterusnya.
2.1...........................
2.2...........................dan seterusnya
3.1............................
3.2............................dan seterusnya
VI. Seruan/Saran-saran/Harapan.
1.......................
2......................dan seterusnya
Menurut A. H. Hasanuddin, teks dibuat sekitar dua ribu kata atau delapan halaman
dengan satu setengah spasi. Pidato sangat ideal sekali kali diucapkan dengan tanpa membaca
teks, dengan catatan tidak jauh berbeda /bertentangan dengan teks yang telah dipersiapkan
sebelumnya.