SKRIPSI
Rizki Narulita
181012114201112
SKRIPSI
Rizki Narulita
181012114201112
i
PERNYATAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi: Pengetahuan Pemberian Media Flip Chart dan Media Audio Visual
Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Pemberian Pola
Makanan Pada Status Gizi di Puskesmas Muara Bulian Kabupaten
Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2020
Nama : Rizki Narulita
Nim : 181012114201112
Mengetahui
Prodi Keperawatan
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
Tanda Tangan :
i
PERNYATAAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : PengaruhPemberian Media Flip Chart dan Media Audio Visual
Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian Makanan
Pada Status Gizi diPuskesmas Muara Bulian Kabupaten Batanghari
Provinsi Jambi
DEWAN PENGUJI
vi
Abstrak
Kata kunci : Pengetahuan, makanan balita, media flip chart, media audio visual
Daftar pustaka : 35 (2010-2020)
vii
Abstrack
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Allah swt. atas karunia-Nya berupa
kesehatan, kesempatan, dan nikmat yang begitu besar bagi umatnya, sehingga peeneliti
Selawat beriringkan salam tidak lupa kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan petunjuk untuk keselamatan umat di dunia dan di akhirat.
telah mendapatkan bimbingan Ibu Ns. Elfira Husna, M.Kep selaku pembimbing I,
dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan Skripsi ini. Selanjutnya
terhormat :
1. Ibu Dr. Hj. Evi Susanti, S.ST., M.Biomed, selaku Rektor IKes Prima
2. Ibu Ayu Nurdian, S.ST, M. Keb selaku Wakil Rektor I IKes Prima Nusantara
Bukit Tinggi.
3. Bapak Yuhendri Putra, S.Si, M.Biomed selaku Wakil Rektor II IKes Prima
vii
5. Ibu Ns. Elfira Husna, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Ilmu Keperawatan Institut
6. Ibu Dr. Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed, Sebagai Penguji I dan Ibu Ns.
7. Bapak/Ibu Staf dan Dosen pengajar IKes Prima Nusantara Bukit Tinggi.
8. Kepada kedua orang tua, Suami, serta seluruh keluarga yang telah
Semoga segala kebaikannya mendapat imbalan pahala dari Allah swt. Akhir
kata semoga Skripsi yang sederhana dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
Rizki Narulita
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv
ABSTRAK.....................................................................................................v
ABSTACK.....................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...................................................................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................viii
DAFTAR SKEMA.........................................................................................x
DAFTAR TABEL..........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................iix
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................9
C. TujuanPenelitian................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................12
A. Konsep Balita.....................................................................................12
B. Konsep Dasar Gizi.............................................................................15
C. Pola Makan........................................................................................40
D. Pengetahuan.......................................................................................44
E. Media Pendidikan Kesehatan.............................................................51
F. Kerangka Teori..................................................................................58
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.....................................................60
A. Kerangka Konseptual.........................................................................60
B. DefinisiKonseptual............................................................................61
C. Hipotesis............................................................................................63
BAB IV METODE PENELITIAN.............................................................63
A. Desain Penelitian...............................................................................63
B. Populasi dan Sampel..........................................................................64
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................65
D. Etika Penelitian .................................................................................65
E. Alat Pengumpulan Data ....................................................................67
F. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................67
G. Pengolahan Data dan Analisa Data ...................................................68
BAB V HASIL PENELITIAN....................................................................71
A. Karakkteristik Responden................................................................. 72
B. Analisa Univariat...............................................................................74
C. Analisa Bivariat.................................................................................75
BAB VI PEMBAHASAN............................................................................76
A. Interpretasi dan Diskusi.....................................................................76
B. Keterbatasan Penelitian......................................................................81
C. Implikasi Hasil Penelitian..................................................................81
BAB VII Simpulan Dan Saran
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks......39
TABEL 2.2 Pola Pemberian makanan menurut kecukupan gizi..........................
TABEL 2.3 Kebutuhan konsumsi energi dan protein balita berdasarkan angka
kecukupan gizi anjuran (AKG) rata-rata perhari..............................
TABEL 3.1 Definisi Operasional.........................................................................62
TABEL 5.1 Karakteristik responden....................................................................72
TABEL 5.2 Pengetahuan sebelum diberikan media flip chart dan Pengetahuan
sesudah diberikan media flip chart...................................................73
TABEL 5.3 Pengetahuan sebelum diberikan media audio visual dan Pengetahuan
sesudah diberikan media audio visual..............................................74
TABEL 5.4 Pengaruh Pemberian tingkat Pengetahuan sebelum diberikan
media flip chart dan media audio visual di puskesmas muara bulian
kabupaten batanghari provinsi jambi...............................................75
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia,
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Disebutkan pula bahwa upaya
ibu dan anak.(kemenkes,2018). Balita yaitu anak yang berumur kurang dari 5
tahun yang mulai disapih dari menyusu sampai dengan prasekolah. Perilaku
makan anak usia prasekolah dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan
sosial anak. Sikap keluarga dan kondisi lingkungan sangat berperan penting dalam
pemberian makan anak pada usia ini, misalnya dengan menciptakan suasana
Rentang usia anak balita dimulai dari usia 1 sampai 5 tahun, periode usia
ini juga sebagai usia prasekolah. Zat-zat gizi dibutuhkan oleh tubuh, sehingga
kesehatan secara umum setinggi mungkin. Usia balita merupakan usia pra sekolah
dimana seorang anak akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat
pesat dibandingkan dengan ketika masih bayi, kebutuhan zat gizi akan meningkat.
Sementara pemberian makanan juga akan lebih sering. Pada usia ini, anak sudah
vii
mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah bisa memilih makanan yang
disukainya. Seorang ibu yang telah menanamkan kebiasaan makan dengan gizi
yang baik pada usia dini tentunya sangat mudah mengarahkan makanan anak,
karena dia telah mengenal makanan yang baik pada usia sebelumnya. Oleh karena
itu, pola pemberian makanan sangat penting diperhatikan. Secara umum faktor
Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan gizi
berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan gizi. Sebaliknya
asupan yang kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi
kurus dan rentan terhadap penyakit. Sehingga pola makan yang baik juga perlu
dikembangkan untuk menghindari interaksi negatif dari zat gizi yang masuk
dalam tubuh. Interaksi dapat terjadi antara suatu zat gizi dengan yang lain, atau
dengan zat non gizi. Masing-masing interaksi dapat bersifat positif (sinergis),
Status gizi balita dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsung yaitu konsumsi pangan dan penyakit infeksi
sendangkan salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi
vii
balita adalah pengetahuan dan sikap ibu. Kurangnya pengetahuan dan sikap ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya kurang gizi pada balita. Ibu yang
memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang kurang akan sukar memilih makanan
yang bergizi bagi balita dan keluarganya sehingga akan mempengaruhi asupan
makanan balita dan status gizinya. Gizi yang baik ada adalah gizi yang seimbang,
artinya asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Balita kurang gizi akan
karena kurangnya produksi protein dan energi yang diperoleh dari makanan
(Lestari, 2015).
Masalah gizi buruk dan gizi kurang belum bisa teratasi dengan baik
penderita gizi kurang di dunia mencapai 700 juta anak dan keadaan gizi kurang
sebanyak 149 milliar anak anak umur 4 tahun atau menderita gizi buruk yang
mengeluarkan biaya 3,5 trilliun dollar AS atau setara dengan Rp. 49.395 trilliun
badan. Sebgaiau contoh pada masa perang di Yaman 46 % anak usia balita
mengalam gizi buruk berasarkan data pada tahun 2013-2018. PBB menyatakan
menurunkan tingkat kurang gizi anak sejak tahun 2015 yaitu sebanyak 18,9 %
anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita gizi kurang. Balita yang
vii
termasuk gizi kurang mempunyai risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan
2025 adalah penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perubahan hidup sehat
daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat
dan rspon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat, proporsi balita mengalami
masalah gizi dari dari 19,6% pada tahun 2013 menjadi 17,7% pada tahun 2019.
Hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) tahun 2018 yaitu status gizi balita menurut
indeks berat badan per usia (BB/U) di Indonesia, didapatkan hasil 79,7% gizi
baik, 13,8% gizi kurang, 3,9% gizi buruk, dan 2,6% gizi lebih. Secara nasional
prevalensi gizi kurang sebanyak 14,4% dan gizi buruk sebanyak 3,4% di
Berdasarkan Indeks BB/U, tahun 2016 menurut Provinsi Jambi yaitu 2,37
% gizi buruk, 10,93% gizi kurang 84,90 % gizi baik , dan 1,80% gizi lebih dan
pada tahun 2017 kejadian gizi buruk 2,6%; gizi kurang 8,7%; gizi baik 86,2% dan
gizi lebih 2,4% (Kemenkes RI, 2019). Gizi kurang merupakan salah satu penyakit
akibat gizi yang masih merupakan masalah di Indonesia. Masalah gizi pada balita
dapat memberi dampak terhadap kualitas sumber daya manusia, sehingga jika
kesakitan serta penyakit terutama pada kelompok usia rawan gizi yaitu Balita.
vii
(Zulfita, 2013). Anak yang makanannya tidak cukup maka daya tahan tubuhnya
akan melemah dan mudah terserang infeksi dan ibu yang kurang infomasi dan
balita mengalami status gizi kurang, maka dari itu ibu harus memanfaatkan
pengetahuan yang ada baik informasi dari puskesmas maupun informasi dari
adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera raba, rasa, penglihatan, pendengaran
Menangani Balita Gizi Kurang Di Desa Mancasan Sukoharjo jenis penelitian yang
penelitian pre experiment dengan hasil nilai rata-rata pretest sikap sebesar 43,12
dan meningkat menjadi 47,78. Hasil uji paired samples test diketahui nilai t-test
sebesar -5,75 dan nilai p-value 0,001. terdapat perbedaan sikap antara sebelum
menangani balita gizi kurang yang memiliki banyak sekali media yang bisa
vii
Media merupakan alat untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat,
informasi. Media pendidikan adalah alat bantu yang digunakan oleh pemberi
materi atau pesan kesehatan untuk menyampaikan bahan atau materi kesehatan.
Media pendidikan kesehatan terbagi atas tiga bentuk yaitu media cetak, elektronik
(2019) selisih rata-rata perubahan pengetahuan dan sikap, media flipchart lebih
menggunakan media flipchart terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam upaya
penyediaan konsumsi sayur dan buah bagi keluarga dengan hasil nilai p = 0,000.
Media audio visual yang berupa video dapat digunakan sebagai media
penyuluhan yang memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah dapat lebih
diperoleh/disalurkan melalui indera pandang, 13% melalui indera dengar dan 12%
lainnya tersalur melalui indera yang lain. Berdasarkan penelitian Novita (2019)
vii
terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang stunting di Puskesmas Rawasari
Adanya masalah tersebut maka muncul salah satu upaya dalam mencegah
terjadinya gizi kurang pada balita yaitu dengan peningkatan pengetahuan, sikap
dan juga perilaku dari ibu mengenai gizi balita. Pengetahuan yang kurang
makanan seimbang yang sesuai dengan kebutuhan gizi pada balita tersebut.
Adanya pemenuhan gizi yang seimbang tersebut maka akan tercipta status gizi
yang normal bagi balita dan angka balita gizi kurang akan menurun (Nugrahaeni,
2018).
Ibu dengan sumber informasi yang luas maka akan lebih banyak
dengan sumber informasi yang minim. Sehingga mereka dianggap lebih mampu
baik. Berbagai metode dan alat telah dikembangkan dunia pendidikan dalam
keterampilan, media tersebut berupa flip chart dan media audio visual (Novita,
2019).
vii
Hasil data yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Juni 2020 bahwa
data gizi kurang pada tahun 2017 sebanyak 27 (28,4 %) balita, pada tahun 2018
sebanyak 31 (32,6%) balita dan pada tahun 2019 sebanyak 37 (39%) balita,
sedangkan pada tahun 2020 dari bulan Januari sebanyak 2 (25%) balita, Februari
2 (25%) balita dan Maret 4 (50%) balita (Puskesmas Muara Bulian, 2020). Gizi
kurang merupakan keadaan tidak sehat karena tidak cukup makan dalam jangka
waktu tertentu. Kurangnya jumlah makanan yang dikonsumsi baik secara kualitas
lakukan pada tanggal 20 Juni 2020 kepada 10 orang ibubalita yang ada di
PuskesmasMuara Bulian 8 orang status gizi anak perempuan dan anak laki-laki
dengan BB/U yang kurang, ibu balita mengatakan tidak tahu tentang pemberian
makanan dan gizi yang baik karena mereka belum pernah diberikan pendidikan
kesehatan tentang pemberian makanan dan gizi pada anak yang baik dan
untuk sarapan pagi. Ibu balita juga mengatakan bahwa mereka belum pernah
diberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian makanan dan gizi pada anak
yang baik.
berjudul Pengaruh pemberian media flip chart dan media audio visual
vii
Pada Status Gizi di Puskesmas Muara Bulian, Kabupaten Batanghari,
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh pemberian media Flip
Chart dan pemberian Media Audio Visual terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu
balita tentang Pola Pemberian Makanan Pada Status Gizi di Puskesmas Muara
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
2020.
vii
c. Diketahui pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan ibu
D. Manfaat Penelitian
dengan dengan status gizi balita dan untuk mengetahui pengetahuan ibu
makanan dengan status gizi pada anak balita dengan peran perawat, yaitu:
vii
4. Bagi peneliti lain
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Balita
1. Pengertian
Balita yaitu anak yang berumur kurang dari 5 tahun yang mulai
disapih dari menyusu sampai dengan prasekolah. Balita terbagi menjadi dua
golongan yaitu balita dengan usia 1-3 tahun dan balita dengan usia 1-5 tahun
(Soekirman, 2010).
Balita adalah anak usia 1-5 tahun yang masih dalam tahap
untuk belajar berbicara, lari dan mulai bersosialisasi. Pada masa balita
ini merupakan hasil interaksi antara keadaan lingkungan, fisik dan psikis yang
dibawah lima tahun. Pertumbuhan pada usia ini berlangsung dengan cepat
masih sangat tergantung dengan orang lain. Perkembangan masa balita akan
selanjutanya.
vii
2. Makanan dan status gizi anak balita
proses tumbuh kembang masih terus berlanjut. Zat gizi yang dibutuhkan anak
usia 12-18 bulan ini porsi makanan yang dikonsumsi sekarang ini yang
proses tumbuh kembang yang terjadi. Tubuh anak tetap membutuhkan semua
zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Asupan
asupan energi sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu ditigkatan karena
struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
vii
2-3 porsi sayuran dan buah-buahan yang berwarna: 1 porsi sayuran = 1
mangkok sayuran terdiri dari berbagai sayuran berwarna, 1 porsi buah ± 100
asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu
(Marimbi, 2010)
Pada usia balita anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan tajam,
sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat sampai usia
dn variasi jenis makanan, diharapkan anak akan memiliki disiplin makan yang
baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi seimbang,
yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan
(Marimbi, 2010).
vii
B. Konsep Dasar Gizi
1. Status Gizi
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia
balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini,
Menurut ahli gizi dari IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, standar acuan
status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan
menurut Tinggi badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U).
untuk acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik
NCHS). Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokan
umur anak (dalam bulan) degn berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila
a. Pertumbuhan
sebagai zat kualitas pembakar, sehingga otot-otot jadi lembek dan rambut
vii
menengah ke atas rata-rat lebih tinggi daripada yang bersal dari sosial
ekonomi rendah.
b. Produksi Tenaga
c. Pertahanan Tubuh
seperti pilek, btuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dpat membawa
kematian.
e. Perilaku
dan apatis. Dari pernyataan tersebut tampak bahwa gizi yang baik
2012).
vii
Faktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi status
gizi adalah asupan makanan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang
(Soekirman, 2012).
yang pokok di tempat paling sedikit dua pertiga dunia adalah kurang
status gizi. Anak yang makanannya tidak cukup maka daya tahan
b. Infeksi
vii
dan mengurangi konsumsi makanannya, sehingga berakibat
berkurangnya zat gizi ke dalam tubuh anak. Dampak infeksi yang lain
zat gizi sangat kurang sekali bahkan bila berlanjut lama mengakibatkan
penyebab penting bagi kekurangan gizi. Hal ini disebabkan oleh adanya
didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau
lebih dalam satu hari. Secara klinik ada tiga macam sindroma diare.
vii
masalah gizi. Tanda dan gejala penyakit ISPA ini bermacam-macam
dan sakit telinga. ISPA disebabkan lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan
rickettsia. Pada anak umur 12 bulan dan batuk sebagai salah satu gejala
c. Pengetahuan Gizi
bahan makanan. Status gizi yang baik penting bagi kesehatan setiap
orang, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya. Pengetahuan gizi
d. Tingkat Pendapatan
vii
menentukan kualitas dan kuantitas hidangan keluarga. Semakin tinggi
untuk membeli buah, sayur dan beberapa jenis bahan makanan lainnya.
diet dan status gizi. Ada kecenderungan yang relevan terhadap hubungan
lebih bervariasi
(Soekirman, 2010).
terutama sekali bagi warga kelas ekonomi bawah. Hal ini akan
vii
e. Besar Keluarga
kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan lainnya karena tidak dapat datang
aspek pelayanan kesehatan dasar yang berkaitan dengan status gizi anak
vii
g. Higiene Sanitasi Lingkungan
seharihari, makin kecil risiko anak terkena penyakit kurang gizi, selain
a. Faktor internal
2. Keluarga
3. Umur
4. Jenis kelamin
vii
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih
5. Genetik
kerdil.
6. Kelainan kromosom
b. Faktor eksternal
1. Faktor prental
a. Gizi
b. Mekanis
vii
d. Endokrin
e. Radiasi
f. Infeksi
kongenital.
g. Kelainan imunologi
pertumbuhan terganggu.
vii
h. Anoksia embrio
i. Psikologi ibu
2. Faktor persalinan
a. Gizi
yang adekuat.
b. Penyakit kronis
tertentu.
vii
d. Psikologis
yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu
e. Endokrin
f. Sosial ekonomi
g. Lingkungan pengasuhan
h. Stimulasi
i. Obat-obatan
vii
obat perangsang terhadap saraf yang menyebabkan
a. Karbohidrat
pada makanan bahan pangan seperti beras, ubi jalar, singkong, kentang,
b. Protein
protein diperoleh dari daging ayam, telur, susu, kedelai, kacang tanah,
c. Lemak
memberikan rasa gurih an renyah, memberi klori yang tinggi dan sebagai
vii
diperoleh makanan yang berasal dari daging, keju, ikan, telur, susu sapi,
d. Vitamin
yang berasal dari ikan, hati, mentega dan lain-lain sebagai sumber
makanan yang barasal dari minyak ikan, susu, hati dan sebagainya.
jenis makanan yang berasal dari bayam, kubis dan hati (Almatsier, 2012).
e. Mineral
vii
diperoleh dari mengkonsumsi berbagai jenis makanan sayur-sayuran dan
buah-buahan.
f. Air
tubuh. Cairan tubuh memiliki fungsi yang sangat vital yaitu mengontrol
sumber meneral.
penilaian yaitu:
1. Antropometri
2. Klinis
pada jaringn epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau
vii
tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara
cepat.
3. Biokimia
lagi.
4. Biofisik
(Marimbi, 2010).
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
2. Statistik vital
vii
Metode ini menganalisa data beberapa statistik kesehatan
masyarakat.
3. Faktor ekologi
6. Antropometri Gizi
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ditinjau dari sudut pndang gizi
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan berbagai tingkat gizi.
a. Pengertian
artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran
vii
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
b. Jenis parameter
dari tubuh manusia antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar panggul dan tebal lemak dibawah kulit.
1. Umur
tahun.
b. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal
vii
c. Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan
data.
2. Berat badan
lemak, air, dan mineral pada tulang. Pada remaja lemak ubuh
3. Tinggi badan
vii
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi
Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri
mempunyai ketelitian.
satu pilihan, untuk penentuan suatu gizi karena mudah dilakukan dan
5. Lingkar kepala
kepala.
6. Lingkar dada
tahun karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6
7. Jaringan lemak
vii
Otot, hati, jantung dan organ dalam lainnya merupakan
bagian yang cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah
di masyarakat.
c. Indeks antropometri
vii
Kelemahan indeks BB/U adalah:
gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap
vii
parameter antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh
umur 2-5 tahun sangat kecil yaitu kurang lebih 1,5 cm pertahun dan
c. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate,
relatif berbeda. Hal ini tergantung dari kesepakatan para ahli gizi di
NCHS menurut WHO. Data berat dan fungsi badan yang dikumpulkan
2010).
vii
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.
kesehatan.
dalam satuan meter.Untuk menentukan status gizi anak balita (usia 0-60
bulan), nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan nilai IMT standar WHO
2005; sedangkan pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya
vii
2020). Pada saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan
vii
C. Pola Makan
1. Pengertian
zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan
kebutuhan. Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna
(Almatsier, 2010).
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik bagi bayi dan
enm bulan bayi diberikan makanan luna, makanan lembek dan makanan
perkembangan fisik dan mental balita, oleh karena itu makanan yang
vii
dimakan sehari-hari, untuk tumbuh optimal membutuhan asupan makanan
yang baik yaitu beragam, jumlah yang cukup, bergizi dan seimbang
Tabel 2.2
Pola pemberian makanan menurut kecukupan energi
Waktu pembagian makanan ssehari balita menurut
Total
Umur kecukupan energi
Energi
Balita Pagi Selingan siang Selingan Sore
(kkal)
pagi siang
0-6 bulan 550 - - - - -
6-8 bulan 650 84 - 97 - 28
9-11 900 122 36 123 25 143
bulan
12 bulan 1100 144 50 218 126 253
1-3 tahun 1300 221 140 261 87 235
4-5 tahun 1550 318,75 125 06,25 325 375
Sumber : Soekirman, 2010
tepat adalah umur, berat badan, keadaan mulut sebagai alat penerima
untuk balita. Pada umumnya kepada anak balita telah dapat diberikan
jadwal waktu makan yang berupa tiga kali makan dan diantaranya dua kali
makanan selingan.
a. Sumber zat tenaga : misalnya nasi, roti, mie, bihun, jagung, ubi,
vii
b. Sumber zat pembangun : misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu.
umur, jenis kelamin, berat badan, akivitas, jumlah yang cukup, bergizi dan
Widyakarya Pangan dan Gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
vii
Tabel 2.3
Kebutuhan Konsumsi Energi Dan Protein Balita Berdasarkan Angka
Kecukupan Gizi Anjuran (AKG) Rata-Rata Per Hari
Tinggi
Berat Energi Protein
No Kelompok Umur Badan
badan (Kg) (kkal) (kkal)
(cm)
1 0-6 bulan 6,0 60 550 10
2 7-11 bulan 8,5 71 650 16
3 1-3 tahun 12,0 90 1000 25
4 4-5 tahun 18,0 110 1550 39
Sumber : Widyakaya Pangan Dan Gizi, 2010
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-5 tahun hendaknya
a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan
(Marimbi, 2010).
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
vii
a. Sumber zat tenaga
4-5 porsi lauk @ 50 gr, seperti : telur, daging, ikan, tahu, tempe.
± 100 gr. (Almatsier, 2009). Kebutuhn bahan makanan itu perlu diatur,
(Marimbi, 2010)
Pada usia balita anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan
tajam, sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat sampai usia
vii
makan yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola
pertumbuhan anak.
D. Pengetahuan
1. Pengertian
pengetahuan adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera raba, rasa,
2010).
2. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (know)
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu
vii
mengukur bahwaborang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
b. Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi
c. Aplikasi (Application)
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riel (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan ata kerja, seperti
dan mengelompokkan.
e. Sintesis (Syntesis)
vii
baru, dengan kat lain sintesisi adalah suatu kemampuan formulasi baru
f. Evaluasi (Evaluation)
baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan yaitu:
stimulus.
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
vii
3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
waktu.
3) Umur
vii
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2010), usia
kedewasaannya.
4) Pengalaman
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan
2) Sosial Budaya
vii
4. Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Cara Tradisional
1) Cara coba-coba
3) Berdasarkan pengalaman
memperoleh pengetahuan.
5. Pengukuran pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
vii
diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Arikunto 2010).
Penilaian pengetahuan dapat dilihat dari setiap item pertanyaan yang akan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada deasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut dengan metode penilaian
1. Pengertian Media
sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar,
penyebarluasan informasi.
2. Fungsi Media
vii
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis
kesehatan agar pesan pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan
masyarakat atau sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas dan
tepat pula.
vii
disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya.flip
balikan) ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya
diagram dan angka. Jauh sebelum teknologi OHP, slide film, dan
digunakan untuk media presentasi guru. Sampai saat ini, flip chart
vii
2) Ciri-Ciri flip chart
diantaranya:
plano;
d) Berwarna cerah;
f) Bersifat menarik.
dapat dipakai
vii
d) Bahan pembuatan relatif lebih murah.
berikutnya.
i) Merupakan suatu cara lain agar siswa telah tidak bosan sehingga
vii
Berdasarkan tujuan yang telah kita tentukan maka dipilih bentuk flip
tujuan menuliskan pesan pada kertas atau kalau perlu objek gambar
yang sudah ada misalnya dari koran atau majalah dapat ditempelkan;
mewarnai;
diambil pokok-pokoknya.
dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas
tersebut.
vii
c) Pengaturan ibu. Misalnya ibu dibentuk menjadi setengah lingkaran,
Beri kesempatan ibu untuk bertanya. Berikan stimulus agar ibu mau
digunakan oleh guru yaitu media audio visual yang diproyeksikan dengan
(Hayati, 2017)
vii
Menurut Febliza (2015) menyatakan bahwa media audio visual
Projector, guru langsung bisa memberikan bukti konkrit atas apa yang
terasa hambar dan tidak akan membekas jika tidak menggunakan media.
dikatakan tidak ada. Ketika pembelajaran sudah mencapai titik jenuh dan
F. Kerangka Teori
vii
Kerangka teori ini merupakan kerangka untuk menjawab penilitian.
Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi tentang
Skema 2.1
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konseptual
beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah, dan dalam penelitian ini
vii
merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
1. Variabel independent
2. Variabel Dependent
flip chart
c. Perbedaan antara kelompok media flip chat dan kelompok media audio
B. Defenisi Operasional
vii
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
vii
Tabel 3.1
Defenisi operasional
vii
ibu balita pemberian %
terhadap makanan sebelum b. Pengetahua
pemberian dan sesudah diberi n Tinggi :
media flip media flip chart jika
chart dan media audio jawaban
- visual benar
pengaruh (Notoatmodjo, >50%
tingkat 2010)
Pengetahuan (Notoat
terhadap modjo (2010)
pemberian
media audio
visual)
Perbedaan
antara
kelompol
media flip
chart dan
kelompol
media audio
visual
terhadap
pengetahuan
C. Hipotesis
Ha : - ada pengaruh pemberian media Flip Chart dan media Audio Visual
vii
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pre test, perlakuan,dan post test, pada dua kelompok subjek yang sama tetapi
(Notoatmodjo, 2011)
vii
Dengan rancangan tersebut kuesioner yang sama diteskan (diujikan)
kepada responden yang sama sebanyak dua kali. Sedangkan waktu antara tes
yang pertama (pretest) dengan yang kedua (posttest), tidak terlalu jauh, tetapi
juga tidak terlalu dekat saat diberikan pengetahuan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat untuk memenuhi syarat (Notoatmodjo, 2011). Apabila selang
1. Populasi
Populasi dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin
diketahui oleh peneliti (Kartika, 2017). Populasi yang diteliti adalah ibu
2. Sampel
dalam penelitian yaitu total sampling, dimana jumlah sampel sama dengan
vii
2007). Jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
38 orang.
D. Etika Penelitian:
(informed consent).
vii
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect forprivacy
and confidentiality).
vii
penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut
(nonmaleficence).
dalam penelitian ini adalah kuesioner sebelum dan sesudah, media flip chart
dan media audio visual. Instrumen pengukuran ini adalah hasil dari kuesioner
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan, Selain itu juga menggunakan status
pasien, lembar isian data sempel, lembar kesediaan menjadi responden dan
1. Data Primer
vii
1. Data Sekunder
a. Tahap Persiapan
visual
balita
audio visual
vii
2) Memperkenalkan diri, maksud dan tujuan penelitian
makanan pada status gizi dengan media flip chartdan media audio
visual
1. Pengolahan Data
c. Editing
d. Coding
vii
Coding Merupakan usaha untuk mengelompokkan data menurut
e. Proccesing
f. Cleaning
g. Tabulating
2. Analisa Data
penelitian ini, data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis
a. Analisa Univariat
vii
(median) tingkat pengetahuan sebelum diberikan flip chart dan tingkat
b. Analisa Bivariat
sebelum dan sesudah diberikan Flip Chart dan Media audio visual
statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji wilcoxon untuk
diberikan media flip chart dan media audio visual dan melihat
vii
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan hasil penelitian Pengaruh pemberian media flip
chart dan media audio visual terhadap tingkat pengetahuan ibu balita tentang pola
2020. Hasil penelitian kemudian disajikan yang terdiri dari analisa unvariat dan
bivariat.
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
jenis persalinan
Tabel 5.1
karakteristik Responden
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Umur
<25 13 36.1
26-30 19 52.8
>30 4 11.1
Total 36 100%
Pendidikan
SMA 10 27.8
DIII 20 55.5
S1 6 16.6
Total 36 100%
Pekerjaaan
IRT 16 44.5
PNS 6 16.6
SWASTA 14 38.9
Total 36 100%
Sumber data primer 2020
vii
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden pada
(IRT)
Tabel 5.2
Pengaruh Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah diberikan
flip chart di Puskesmas Muara Bulian Kabupaten Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020
Variabel St.deviation 95% Confidence Mean p n
Interval of the Rank value
Difference
lower Upper
Pre flip chart 7.100 4 55.48 9.00
8.41 0.000 18
Post flip chart 5.491 72.35
6
7.10
Berdasarkan tabel 5.2 dengan tingkat kepercayaan 95% (< 0,05),
nilai p value adalah .000, denngan Nilai Mean Rank 9.00, sebelum
media flip chart dengan standart deviation 5.491, lower 67.10 dan upper
vii
3. Pengaruh Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah diberikan
Tabel. 5.3
vii
Pengaruh Pengetahuan Responden media flip chart dan media audio visual
terhadap tingkat pengetahuan ibu balita di Puskesmas Muara Bulian
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi 2018
95% Confidence Mean
Interval of the Rank P
Variabel St.deviation n
Difference value
lower Upper
nilai p value adalah .000, dengan nilai Mean Rank 9.50 sebelum diberikan
media audio visual adalah nilai p value .000 dengan standart deviation
6.913, lower 47.40 dan upper 54.27 dikategori pengetahuan rendah dan
B. Analisa Bivariat
vii
Interval of the
Rank
Difference e
Lower Upper
Pre flip chart 7.100 4 55.48
8.41 10.69
Post flip chart 5.491 72.35
6
Tingkat 7.10 0.000 36
Pengetahuan
6.913 54.27
pre media audio visual 26.31
5.089 4 80.71
post media audio visual 7.40
7
7.07
Berdasarkan Tabel 5.11 didapatkan hasil data bahwa Pengaruh Pemberian
media flip chart dan media audio visual terhadap tingkat pengetahuan ibu balita
dengan uji Mann-Whitney U dengan kelompok yang diberikan media audio visual
lebih besar dibandingkan pada kelompok media flip chart. Yang ditunjukkan
melalui nilai rerata selisih kelompok yang diberikan media audio visual yaitu
26.31 sedangkan pada kelompok flip chart hanya sebesar 10.69. hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa media audio visual lebih efektif dari pada media flip chart
pada status gizi di Puskesmas Muara Bulian Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi
Tahun 2020.
vii
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang meliputi interpretasi
diskusi hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya,
keterbatasan penelitian yang terkait dengan desain peneitian yang digunakan dan
karakteristik sampel yang digunakan, serta implikasi hasil penelitian ini terhadap
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
vii
serta lebih banyak responden yang tidak bekerja atau IRT yaitu sebesar
secara umum berusia antara 30-39 tahun (45,0%), begitu juga dengan
kesehata berlangsung
chart
p value adalah .000, dengan mean rank 9.00, sebelum diberikan media
vii
flipchart dengan standart deviation 7.100, lower 48.41 dan upper 55.48
dengan standart deviation 5.491, lower 67.10 dan upper 72.35 dikategori
pengetahuan tinggi.
p=0,000) dan ada pengaruh penyuluhan dengan media lembar balik (flip
chart) terhadap sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif (nilai p=0,000).
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa
vii
yang dipelajari antara lain menyebutkan, mengarahkan, mendefenisikan,
yang didapat oleh seseorang atau dari media flip chart yang diberikan
kesejahteraan kesehatan bagi balita dan media flip chart sangatlah praktis
dan Bahan pembuatan relatif lebih murah, kita dapat memberikan pesan
0,05), nilai p value adalah .000, dengan nilai Mean Rank 9.50 sebelum
diberikan media audio visual adalah nilai p value .000 dengan standart
tinggi.
vii
penyuluhan kesehatan melalui media audio visual dapat merubah tingkat
(Notoatmodjo, 2010).
vii
meneliti penggunaan multimedia untuk meningkatkan pemahaman dalam
pembacaan.
guru langsung bisa memberikan bukti konkrit atas apa yang sedang
2. Analisa Bivariat
a. Pengaruh pemberian antara media flip chart dan media audio visual
media audio visual terhadap tingkat pengetahuan ibu balita dengan nilai p
value .000, pada kelompok yang diberikan media audio visual lebih besar
nilai rerata selisih kelompok yang diberikan media audio visual yaitu
26.31 sedangkan pada kelompok flip chart hanya sebesar 10.69. hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa media audio visual lebih efektif dari
vii
pada media flip chart dalam meningkatkan pengetahuan ibu balita
media flip chart yang ditunjukkan melalui nilai rerata selisih kelompok
media flip chart hanya sebesar 15.25. Penelitian ini didukung oleh
kesehatan menggunakan media audio visual lebih baik dari pada media
cetak yang dilihat dari nilai rerata media audio visual lebih tinggi yaitu
23.8 dibandingkan media cetak yaitu 22.2 dengan nilai p value 0.000 uji t
independent (p<0.05).
vii
pembelajaran yang disampaikan guru tanpa menggunakan media akan
terasa hambar dan tidak akan membekas jika tidak menggunakan media.
dikatakan tidak ada. Ketika pembelajaran sudah mencapai titik jenuh dan
yaitu daat menstimulasi efek gerak sehingga terlibat lebih menarik dan
psikomotorik, meskipun media audio visual dan media flip chart yang
B. Keterbatasan Penelitian
berikut :
vii
saat melakukan memberikan penyuluhan media flip char dan media
makanan pada ibu yang mempunyai balita agar tau cara menjaga
kesehatan agar status gizi pada balita terpenuhi dengan baik dan dapat
2. Pendidikan Kesehatan
vii
pengetahuan ibu balita tentang pola pemberian makanan pada status
tahun 2020.
BAB VII
A. Simpulan
pekerjaan IRT
2. Terdapat Kondisi pengetahuan ibu balita sebelum pemberian media flip chart
adalah sebesar (100%) dan sesudah pemberian media flip chartadalah sebesar
vii
3. Terdapat kondisi pengetahuan ibu balita sebelum pemberian media flip chart
adalah sebesar (100%) dan sesudah pemberian media flip chart adalah sebesar
B. Saran
maupun media audio visual setiap minggu terutama pada tahap kerja,
tentang efektifitas perbedaan media flip chart dan media audio visual
vii
b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian lebih lanjut dengan
populasi yang lebih besar, variabel yang lebih luas dan pengambilan
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, 2013, Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak, Jakarta :
Salemba Medika
Almatsier, 2011, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
vii
Arifiandi, 2013 Media Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima
Depkes RI, 2010, Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita),
Jakarta : Depkes RI
Depkes RI, 2010, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Jakarta :
Depkes RI
Hidayat,Alimul.2010.KeterampilanDasarPraktikKlinikKebidanan.Edisi2.
Jakarta:SalembaMedika
Kartika. 2017. Buku Ajar Dasar Dasar Riset Keperawatan Dan Pengolahan Data
Statistik. Trans Info Media : Jakarta
Kemenkes RI, 2019, Survei Riskesdes tentang Prevelensi Status Gizi Balita
Berdasarkan Berat badan per umur (BB/TB) Menurut Provinsi Tahun 2018
Marimbi, 2010, Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita,
Yogyakarta : Nuha Offset
Nerita, 2017. pengaruh penyuluhan dengan media lembar balik (Flip Chart)
terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif
diPuskesmas Tuban Kabupaten Tuban. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
vii
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2019. SKRIPSI :
Surakarta
Nilakusumawati, 2014. Panduan Perancangan Media Pembelajaran Audiovisual
untuk Siswa Tuna Rungu-Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Denpasar : Universitas Udayana
vii
Soekirman, 2012. Pedoman Gizi Seimbang. Rineka Cipta. Jakarta
Sugiyono,2011. MetodePenelitianKuantitatifdanR&D.Bandung:ALFABETA
Sukandar dkk, 2013, Kaitan Antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif, Dan
Perkembangan Motorik Pada Anak Usia PraSekolah
vii
LAMPIRAN
vii
vii
LAMPIRAN 1
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MEDIA FLIP CHAART DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POLA PEMBERIAN MAKANAN
PADA STATUS GIZI DI PUSKESMAS MUARA BULIAN KABUPATEN
BATANGHARI PROVINSI JAMBI TAHUN 2020
No BULAN 2020
APRIL MEI JUNI JULI AGUSTU SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Kegiatan
S
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajuan judul
2 Acc Judul
3 Konsultasi Proposal
4 Seminar Proposal
5 Perbaikan proposal
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Penyusunan Skripsi
9 Konsultasi Skripsi
10 Ujian Sidang Skripsi
11 Perbaikan Skripsi
12 Pengumpulan Skripsi
Pembimbing I Peneliti
Efektifitas Pemberian Media Flip Chart Dan Media Audio Visual Terhadap Tingkat Pengetahuan
Ibu Balita Tentang Pola Pemberian Makanan Pada Status Gizi Di Puskesmas Muara Bulian
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020
nama 15 16 17 18
0 1 1 0
ny.t 0 0 0 0
ny.d 1 1 1 1
ny.a 0 0 0 1
ny.s 1 1 0 1
ny.e 1 1 0 1
ny.m 1 1 0 1
ny.n 0 0 1 0
ny.c 0 0 1 0
ny.u 0 0 1 0
ny.r 0 1 0 0
ny.p 1 1 0 1
ny.l 1 1 1 1
ny.k 1 0 0 1
ny.b 0 0 0 1
ny.h 0 0 1 1
ny.t 1 1 1 1
ny.v 0 1 1 1
rata-rata 0,444 0,56 0,5 0,67
re
tes
t
seb
elu
m
dib
eri
ka
n
Me
dia
au
dio
vis
ual
Pengetahuan
15 16 17 18
nama
ny.w 0 0 1 1
ny.m 0 1 1 0
ny.i 0 0 0 0
ny.u 1 1 1 1
ny.n 0 0 0 1
ny.p 1 1 0 1
ny.s 1 1 0 1
ny.h 1 1 0 1
ny.a 0 0 1 0
ny.b 0 0 1 0
ny.d 0 0 1 0
ny.c 0 1 0 0
ny.z 1 1 0 1
ny.e 1 1 1 1
ny.r 1 0 0 0
ny.c 0 1 1 0
ny.z 0 0 0 0
ny.t 0 1 1 1
Post test
14 16 17 18
nama
ny.y 1 1 1 0
ny.t 0 1 1 1
ny.d 1 0 1 0
ny.a 0 0 0 1
ny.s 1 1 0 1
ny.e 1 1 1 1
ny.m 1 0 1 0
ny.n 1 1 0 1
ny.c 1 0 1 0
ny.u 0 0 1 0
ny.r 1 1 1 1
ny.p 1 1 0 1
ny.l 1 1 1 1
ny.k 1 0 0 0
ny.b 1 1 1 1
ny.h 1 0 1 1
ny.t 0 0 1 1
ny.v 0 1 1 1
Post test sesudah diberikan media audio
visual
15 16 17 18
nama
ny.w 0 1 1 1
ny.m 1 0 0 1
ny.i 0 1 1 0
ny.u 1 1 1 1
ny.n 0 0 1 1
ny.p 1 1 1 1
ny.s 1 1 0 1
ny.h 1 1 0 1
ny.a 0 1 1 1
ny.b 1 0 1 0
ny.d 0 0 1 1
ny.c 1 1 1 1
ny.z 1 1 1 1
ny.e 1 1 1 1
ny.r 1 0 0 1
ny.c 0 0 1 1
ny.z 0 1 1 1
ny.t 1 1 1 1
k
et
er
an
ga
n
:
1
=
B
en
ar
0
=
S
a
l
a
h
Post test sesudah diberikan flip chart
nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Total
ny.y 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 12 60
ny.t 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 12 60
ny.d 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 12 60
ny.a 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 14 70
ny.s 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 14 70
ny.e 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 80
ny.m 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 70
ny.n 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 14 70
ny.c 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 70
ny.u 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 14 70
ny.r 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 70
ny.p 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 14 70
ny.l 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 15 75
ny.k 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 15 75
ny.b 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75
ny.h 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 70
ny.t 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 14 70
ny.v 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 14 70
P ost test sesudah diberikan media audio visual
nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Total
ny.w 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 75
ny.m 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 16 80
ny.i 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 16 80
ny.u 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80
ny.n 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 16 80
ny.p 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80
ny.s 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 75
ny.h 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 15 75
ny.a 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 15 75
ny.b 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15 75
ny.d 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 16 80
ny.c 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80
ny.z 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75
ny.e 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 17 85
ny.r 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 17 85
ny.c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 17 85
ny.z 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 75
ny.t 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80
keterangan : 1 = Benar
0= Salah
FORMAT BIMBINGAN PROPOSAL /HASIL SKRIPSI
115
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth
Calon Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan IKES Pria Nusantara Bukit Tinggi.
Nama : Rizki Narulita
Nim : 181012114201112
Alamat: Muara Bulian, Kabupaten Batanghari-Jambi
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian media Flip
Chart dan Media Audio Visual Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Balita
Tentang Pola Pemberian Makanan Pada Status Gizi di Puskesmas Muara
Bulian, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2020”.
Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan dari Ibu/Saudari untuk
menjadiresponden dalam penelitian ini dan menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden. Selanjutnya saya mengharapkan Ibu/Saudari untuk
memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang kami berikan dengan
kejujuran dan jawaban anda dijamin kerahasiaannya. Jika Ibu/Saudari tidak
bersedia menjadi responden, tidak ada sanksi bagi Ibu/Saudari .
Apabila Ibu/Saudari menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan dan mengikuti semua rangkaian proses
penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasama saudara kami ucapkan terima kasih.
Peneliti
(Rizki Narulita)
dalam rangka menyusun skripsi bagi peneliti dan tidak akan mempunyai dampak
negatif serta merugikan bagi saya dan keluarga saya, sehingga jawaban dan hasil
tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian
ini. Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dan kiranya dipergunakan
sebagai mestinya.
Responden
(________________)
117
118
119
120
121
122
LEMBAR KUESIONER
Identitas Responden
a. Nama Ibu : .......................................................
b. Usia Ibu : .........................................................
c. Pendidikan terakhir Ibu : SD / SMP / SMA / Diploma / S1 *)
d. Pekerjaanibu : ................................................
e. Jumlah anak balita : .......................................................
f. Usia anak : .....................................................................
*) lingkari yang sesuai
Instrumen Pengetahuan Ibu tentang Pola pemberianGizi Balita
Pilihlah jawaban yang anda anggap paling tepat dengan memberikan tanda (X) !
1. Pemberian makanan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan .....
a. usia dan kebutuhan gizi anak
b. kesenangan anak
c. kesenangan ibu
2. Zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri atas ....
a. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan air
b. karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air
c. karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan air
3. Tubuh mendapatkan energi dari 3 jenis zat gizi, yaitu .....
b) karbohidrat, lemak dan vitamin
c) karbohidrat, protein dan vitamin
d) karbohidrat, protein dan lemak
4. Sumber lemak dapat diperoleh makanan yang berasal dari.....
a. daging, telur, susu sapi
b. kangkung dan bayam
c. tahu dan tempe
123
5. Makanan 4 sehat 5 sempurna terdiri dari .....
a. makanan pokok, lauk-pauk, buah, susu, vitamin
b. makanan pokok, sayur, lauk-pauk, buah, vitamin
c. makanan pokok, sayur, lauk-pauk, buah, susu
6. Berikut ini yang bukan termasuk fungsi protein adalah.....
a. mengganti sel-sel jaringan tubuh yang rusak
b. membantu dalam proses pembekuan darah
c. memberi daya tahan tubuh terhadap penyakit
7. Zat yang dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K adalah .....
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
8. Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan sumber ......
a. vitamin dan mineral
b. mineral dan air
c. protein dan vitamin
9. Bahan pangan di bawah ini yang banyak mengandung karoten/pro vitamin A
adalah .....
a. cumi-cumi, udang, ikan
b. tahu, tempe kedelai, bakso
c. pepaya, labu kuning dan brokoli
10. Merebus sayuran terlalu lama akan menyebabkan hilangnya vitamin dalam
sayuran terutama .....
a. vitamin A dan vitamin D
b. vitamin B dan vitamin C
c. vitamin E dan vitamin K
11. Sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning, merah, dan hijau tua sangat
baik dikonsumsi untuk anak-anak karena banyak mengandung ....
a. retinol
b. vitamin
c. karoten
12. Kekurangan vitamin D pada anak dapat menyebabkan ......
124
c. tulang dan gigi keropos
d. rabun senja
e. kulit kusam
13. Sumber zat besi dapat ditemukan pada bahan pangan berikut, kecuali.....
a. telur, hati, daging
b. bayam, kangkung, seledri
c. tomat, pepaya, wortel
14. Kekurangan protein pada anak-anak dalam jangka waktu lama akan
menyebabkan penyakit...
a. Busung lapar
b. beri – beri
c. marasmus
15. Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-5 tahun hendaknya
digunakan kebutuhan prinsip..
a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan
16. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi seimbang, yaitu
17. Pada umumnya kepada anak balita telah dapat diberikan jadwal waktu makan
yang berupa ..
125
a. lima kali makan dan diantaranya empat kali makanan selingan.
18. Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan kepada balita
yaitu..
a. umur, jenis kelamin, berat badan, akivitas, jumlah yang cukup, bergizi
dan seimbang.
b. umur, jenis kelamin, berat badan, akivitas, jumlah yang banyak, dan
seimbang.
c. umur, jenis kelamin, berat badan, jumlah yang cukup, bergizi dan
seimbang.
126
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
Status gizi balita dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsung yaitu konsumsi pangan dan penyakit infeksi
sendangkan salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi balita
adalah pengetahuan dan sikap ibu. Kurangnya pengetahuan dan sikap ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya kurang gizi pada balita. Ibu yang
memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang kurang akan sukar memilih makanan
yang bergizi bagi balita dan keluarganya sehingga akan mempengaruhi asupan
makanan balita dan status gizinya. Balita kurang gizi akan menyebabkan
terganggunya pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan. Hal ini karena kurangnya
produksi protein dan energi yang diperoleh dari makanan (Lestari, 2015).
Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan gizi
kekurangan asupan yang kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh
menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. Sehingga pola makan yang baik juga
perlu dikembangkan untuk menghindari interaksi negatif dari zat gizi yang masuk
dalam tubuh. Interaksi dapat terjadi antara suatu zat gizi dengan yang lain, atau
127
dengan zat non gizi. interaksi dapat bersifat negatif (antogenesis). Interaksi negatif
disebut negatif jika merugikan. Interaksi antara zat gizi dapat meningkatkan
(Sulistyoningsih, 2011). Pola asuh anak adalah sikap dan pengetahuan ibu atau
bahwa praktik pemberian makan berkaitan dengan cara pemberian maka oleh ibu
kepada anaknya yang meliputi jenis makanan, frekuensi makan, porsi dan variasi
bahan makanan. Oleh karena itu, pola pemberian makanan sangat penting
diperhatikan.
Masalah gizi kurang belum bisa teratasi dengan baik dalam skala
kurang di dunia mencapai 700 juta anak dan keadaan gizi kurang masih menjadi
milliar anak anak umur 4 tahun atau menderita gizi buruk yang mengeluarkan
biaya 3,5 trilliun dollar AS atau setara dengan Rp. 49.395 trilliun per tahunnya,
contoh pada masa perang di Yaman 46 % anak usia balita mengalam gizi buruk
berasarkan data pada tahun 2013-2018. PBB menyatakan yaman sebagai negara
hampir tidak mengalami kemajuan sama sekali dalam menurunkan tingkat kurang
gizi anak sejak tahun 2015 yaitu sebanyak 18,9 % anak Indonesia di bawah usia
lima tahun menderita gizi kurang. Balita yang termasuk gizi kurang mempunyai
risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan balita yang gizinya baik (UNICEF,
2019).
daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat dan
rspon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat, proporsi balita mengalami
masalah gizi dari dari 19,6% pada tahun 2013 menjadi 17,7% pada tahun 2019.
Hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) tahun 2018 yaitu status gizi balita menurut
indeks berat badan per usia (BB/U) di Indonesia, didapatkan hasil 79,7% gizi baik,
13,8% gizi kurang, 3,9% gizi buruk, dan 2,6% gizi lebih. Secara nasional
prevalensi gizi kurang sebanyak 14,4% dan gizi buruk sebanyak 3,4% di Indonesia
(Kemenkes, 2020).
sikap ibu serta adanya dukungan keluarga dan lingkungan. Pengetahuan dan sikap
ibu akan mempengaruhi asupan makanan yang ada di dalam keluarga terutama
anak.7,8 Penelitian yang dilakukan oleh Rinda menunjukkan hanya sekitar 62,5%
ibu yang dapat mempraktikkan perilaku pemberian makan seimbang pada anak,
75% yang mempunyai sikap positif dalam pemberian makanan bergizi seimbang
dan 54,2% ibu yang hanya mengerti pemberian makanan bergizi seimbang namun
orang tua atau keluarga yang mempunyai anak dapat merubah perilaku dari
keluarga terutama dalam pemberian makan. Penelitian yang dilakukan oleh Ertem
menunjukkan pemberian asupan makan yang tepat akan banyak dipengaruhi oleh
status gizi anak. Pemberian makanan yang tepat meliputi pemberian makan
utama dan camilan pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Askerning
menunjukkan sikap ibu mengenai makanan pada anak akan mempengaruhi praktik
ibu dalam pemberian makan anaknya. Sikap ibu dalam pemberian makan pada
129
anak dapat mempunyai risiko 2,7 kali terhadap praktik ibu, dibandingkan dengan
keluarga mampu :
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media/alat
d. Leafleat
e. power slide
F. Sasaran
G. Manfaat
1 Bagi Mahasiswa
e) Bagi responden
130
Menambah wawasan responden terhadap Gizi pada Balita, dan
H. Materi
a. Pengertian gizi
3. Setting Tempat
Keterangan :
: responden : penyaji
131
i. Kegiatan Penyuluhan
h) Bentuk : Subyektif
132
MATERI GIZI BALITA
1. Pengertian Gizi
Gizi adalah makanan dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang
tahun, dengan tingkat plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga akan
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengayaan (Depkes RI, 2009).
Balita terbagi menjadi dua golongan yaitu balita dengan usia 1-3 tahun
dan balita dengan usia 1-5 tahun (Soekirman, 2010). Masa balita merupakan
masa yang sangat penting bagi proseskehidupan manusia. Pada masa ini akan
a. Karbohidrat
pada makanan bahan pangan seperti beras, ubi jalar, singkong, kentang,
b. Protein
133
Protein meupakan zat gizi yang berfungsi untuk membentuk
protein diperoleh dari daging ayam, telur, susu, kedelai, kacang tanah,
c. Lemak
dapat diperoleh makanan yang berasal dari daging, keju, ikan, telur, susu
d. Vitamin
makanan yang berasal dari ikan, hati, mentega dan lain-lain sebagai
134
jenis makanan yang barasal dari minyak ikan, susu, hati dan sebagainya.
jenis makanan yang berasal dari bayam, kubis dan hati (Almatsier,2009).
e. Mineral
f. Air
sel tubuh. Cairan tubuh memiliki fungsi yang sangat vital yaitu
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik bagi bayi
dan balita hingga berumur dua tahun, dan dianjurkan memberian secara
ekslusif selama enam bulan pertama. Secara berangsur sesudah berusia enm
bulan bayi diberikan makanan lunak, makanan lembek dan makanan biasa
135
guna untuk mengembangkan kemampuan menguyah, menelan serta
makanan hendaknya dipilih dengan baik yaitu mudah dicerna, diabsorbsi dan
perkembangan fisik dan mental balita, oleh karena itu makanan yang
yaitu beragam, jumlah yang cukup, bergizi dan seimbang (Depkes RI, 2007).
Tabel 2.1
136
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk pengaturan makan yang
tepat adalah umur, berat badan, keadaan mulut sebagai alat penerima
tida akan terjadi kekeliruan dalam mengatur makanan untuk balita. Pada
umumnya kepada anak balita telah dapat diberikan jadwal waktu makan yang
berupa tiga kali makan dan diantaranya dua kali makanan selingan.
umur, jenis kelamin, berat badan, akivitas, jumlah yang cukup, bergizi dan
Widyakarya Pangan dan Gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2
Ting
N Kelompok Berat Ener Prote
gi Badan
o Umur badan (Kg) gi (kkal) in (kkal)
(cm)
1 0-6 bulan 6,0 60 550 10
2 7-11 bulan 8,5 71 650 16
3 1-3 tahun 12,0 90 1000 25
4 4-5 tahun 18,0 110 1550 39
Sumber : Widyakaya Pangan Dan Gizi, 2010
137
5. Mengatur Makanan Anak Usia 1-5 Tahun
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-5 tahun hendaknya
b. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan
(Marimbi, 2010).
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
138
2-3 porsi sayuran dan buah-buahan yang berwarna: 1 porsi sayuran = 1
asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu
(Marimbi, 2010)
Pada usia balita anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan tajam,
sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat sampai usia
yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi
139
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Brebes
Marimbi, 2010, Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita,
Cipta
140
LEMBAR PENILAIAN
141
Frekuensi distribusi
Umur ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
valid <25 13 36.1 36.1 36.1
26-27 12 33.3 33.3 69.4
<28 11 30.6 30.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
Umurbalita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 4 22 61.1 61.1 61.1
5 14 38.9 38.9 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Irt 16 44.4 44.4 44.4
PNS 7 19.4 19.4 63.9
Swasta 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid DIII 20 55.6 55.6 55.6
S1 6 16.7 16.7 72.2
SMA 10 27.8 27.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
142
Descriptives
Metode Statistic Std. Error
Hasil belajar Media A Mean 51.94 1.673
Sebelum dan 95% Confidence Interval Lower Bound 48.41
sesudah Media for Mean
flip chart Upper Bound 55.48
5% Trimmed Mean 51.88
Median 50.00
Variance 50.408
Std. Deviation 7.100
Minimum 45
Maximum 60
Range 15
Interquartile Range 15
Skewness .184 .536
Kurtosis -2.023 1.038
Media A Mean 69.72 1.629
95% Confidence Interval Lower Bound 67.10
for Mean Upper Bound 72.35
5% Trimmed Mean 69.69
Median 70.00
Variance 27.859
Std. Deviation 5.278
6.913
Minimum 60
Maximum 80
Range 20
Interquartile Range 1
Skewness -.554 .536
Kurtosis .739 1.038
Hasil belajarr Media B Mean 50.83 1.244
Lower Bound 47.40
143
Sebelum dan 95% Confidence Interval Upper Bound
54.27
sesudah media for Mean
audio visual 5% Trimmed Mean 50.65
Median 47.50
Variance 47.794
144
Uji Normalitas
Tests of Normality
Test Statisticsb
Sesudah flipchart –
Sebelum flipchart
Z -3.652a
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
145
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Sesudah MAV – sebelum Negative Ranks 0a .00 .00
MAV Positive Ranks 18 b
9.50 171.00
c
Ties 0
Total 18
a. Sesudah MAV < sebelum MAV
b. Sesudah MAV > sebelumMAV
c. Sesudah MAV = sebelum MAV
Test Statisticsb
Sesudah MAV –
sebelum MAV
Z -3.744a
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Metode N Mean Rank Sum of Ranks
Hasil belajar metode A 18 10.69 192.50
metode B 18 26.31 473.50
Total 36
Test Statisticsb
Hasi belajarr
Mann-Whitney U 21.500
Wilcoxon W 192.500
Z -4.600
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed .000a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Metode
146