Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RANGKUMAN DAN CONTOH

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Oleh :

INDAH NOVIA HENDRA


NIM : 203310698

DOSEN : Ns. Hj MURNIATI MUCHTAR, S.Kep.SKM.M.Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PADANG
2020
RANGKUMAN DAN CONTOH FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

A. Teori penyebab korupsi


1. Robert Klitgaard CDMA theory
“ korupsi terjadi karena adanya faktor kekuasaan dan monopoli yang tidak dibarengi
dengan akuntabilitas “.
2. Donald R Cressey Fraud Triangle theory
“ tiga faktor yang berpengaruh terhadap fraud (kecurangan) adalah kesempatan,
motivasi, dan rasionalisasi. Ketiga faktor tersebut memiliki derajat yang sama besar
untuk saling mempengaruhi”.
3. Willingness and Opportunity to Corrupt theory
“ korupsi terjadi jika terdapat kesempatan/ peluang (kelemahan sistem, pengawasan
kurang, dan sebagainya) dan niat/ keinginan (didorong karena kebutuhan dan
keserakahan)
4. Motivasi pelaku
“ korupsi dapat dibedakan dalam 5 yaitu : korupsi karena kebutuhan, ada peluang, ingin
memperkaya diri sendiri, ingin menjatuhkan pemerintah, ingin mengusai suatu Negara “
5. Cost- Benefit Model theory
“korupsi terjadi jika manfaat korupsi yang didapat atau dirasakan lebih besar dari biaya
atau risikonya “
6. Jack Bologne GONE theory
“ faktor penyebab korupsi adalah keserakahan (greed), kesempatan (opportunity),
kebutuhan (needs), dan pengungkapan (expose), keserakahan berpotensi dimiliki setiap
orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Organisasi, instansi, atau
masyarakat luas dalam keadaan tertentu membuka faktor kesempatan melakukan
kecurangan. Faktor kebutuhan erat individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
Dan, faktor pengungkapan berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi
oleh pelaku kecurangan apabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan”.
B. Faktor umum penyebab korupsi
1. Keserakahan (Greed), perilaku atau sifat yang ada dalam diri seseorang.
Contoh : selalu membeli barang-barang yang mahal, akan tetapi ia tidak mau berbagi
kepada orang lain yang membutuhkan.
2. Kesempatan (opportunity), keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yang
membuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan.
Contoh : pada saat ujian, pengawas ujian tidak mengawasi ujian para peserta ujian tetapi
malah main handphone atau tidur di meja pengawas nya, sehingga para peserta ujian
melihat kesempatan dari keadaan tersebut untuk saling memberi jawaban antar peserta
tanpa sepengetahuan pengawas ujian.
3. Kebutuhan (needs), hal yang dibutuhkan individu untuk menunjang kehidupannya
Contoh : seorang karyawan bagian manajemen keuangan sebuah perusahaan
membutuhkan biaya yang sangat besar untuk istri dan anak nya, akan tetapi gaji yang
diterima oleh karyawan tersebut tidak bisa menutupi kekurangan biaya kebutuhan istri
dan anaknya tersebut, sehingga karyawan tersebut melakukan korupsi di perusahaan
tempat ia bekerja dan memalsukan pembukuan keuangan perusahaan tersebut.
4. Pengungkapan (exposures), tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku
kecurangan
Contoh : seorang pelaku korupsi di kantor dipecat dan di penjarakan atas tuduhan
melakukan korupsi dan pemalsuan data keuangan kantor tersebut
C. Faktor internal korupsi
a) Aspek perilaku individu
1. Sifat tamak dan rakus manusia, walaupun berkecukupan dalam segala hal, akan tetapi
ia masih merasa kurang dan mempunyai hasrat yang besar untuk menambah kekayaan
diri nya sendiri.
Contoh : seorang pegawai perusahaan ditugaskan atasannya untuk menjadi panitia
pengadaan barang, pegawai tersebut memiliki prinsip bahwa kekayaan dapat
diperoleh dengan segala cara dan ia harus memanfaatkan kesempatan. Karena itu, ia
pun sudah memiliki niat dan mau menerima suap dari rekanan (penyedia barang).
Kehidupan mapan keluarganya dan gaji yang lebih dari cukup tidak mampu
menghalangi untuk melakukan korupsi.
2. Moral yang kurang kuat, cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi
Contoh : seorang siswa yang moralnya kurang kuat, mudah terbawa teman untuk
menyontek yang akan menjadi benih untuk korupsi
3. Penghasilan yang kurang mencukupi, pendapatan penghasilan yang diterima oleh
seorang pegawai, tidak bisa menutupi kebutuhan hidup nya, kemudian akan
melakukan segala cara untuk bisa menutupi kebutuhan hidupnya.
Contoh : seorang tenaga penyuluh kesehatan yang bekerja di suatu puskesmas
mempunyai seorang istri dan 2 orang anak. Gaji bulanan pegawai tersebut tidak bisa
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, pada saat memberi penyuluhan kesehatan
disuatu desa, dia menggunakan kesempatan untuk menambah penghasilannya dengan
menjual obat-obatan yang diambil dari puskesmas.
4. Kebutuhan hidup yang mendesak, keterdesakan membuka ruang bagi seseorang untuk
mengambil jalan pintas, diantaranya dengan melakukan korupsi.
Contoh : seorang bidan membuka jasa aborsi dengan bayaran yang sangat tinggi
karena teredesak oleh kebutuhan sehari-hari. Di sisi lain, suaminya telah di pecat dari
pekerjaannya.
5. Gaya hidup yang konsumtif, kehidupan di kota besar dapat mendorong gaya hidup
seseorang berubah yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai.
Contoh : seorang remaja yang berteman dengan anak pejabat dan konglomerat yang
hobi belanja di mall sedangkan remaja tadi memiliki keluarga yang tergolong miskin,
ia pun melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan uang agar terlihat seperti anak
orang kaya di depan teman-temannya.
6. Malas atau tidak mau bekerja,
Contoh : seorang siswa yang malas belajar, tidak mengerjakan tugas yang diberikan
oleh gurunya. Untuk mendapatkan nilai, ia menyuruh temannya untuk mengerjakan
tugas tersebut atas nama dirinya.
7. Ajaran agama yang kurang diterapkan, agama telah melarang tindakan korupsi akan
tetapi ajaran tersebut masih kurang diterapkan dalam kehidupan.
Contoh : suka menyontek pada waktu ujian dan seorang petugas yang memeras uang
dari pasiennya
b) Aspek social
Perilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan dari keluarganya dan mengalahkan sifat
baik seseorang yang menjadi sifat pribadinya.
Contoh : seorang karyawan baruu sangat ddihargai oleh atasannya serta koleganya karena
sifatnya yang jujur dan baik. Setelah ia menikah karyawan tersebut menjadi orang yang
suka menipu karena dorongan dari lingkungan keluarganya yang baru yang senang
karena ia menghasilkan banyak uang.
D. Faktor eksternal korupsi
1. Aspek Organisasi
 Lemahnya controlling/ pengendalian dan pengawasan dari SOP (standard Operating
Procedure) di sebuah perusahaan atau instansi.
Contoh : perawat yang menjadi kepala ruangan, melakukan pengawasan SOP di
ruangan yang dilaksanakan oleh seluruh staf sehingga stafnay tidak bekerja optimal
sesuai SOP.
 Kurangnya transparansi pengelolaan keuangan
Contoh : mahasiswa yang tergabung dalam pengurus BEM atau HIMA sebagai
bendahara keuangan, tidak memberikan laporan keuangan yang jelas
 Sikap masyarakat terhadap korupsi
Contoh : masyarakat yang beranggapan bahwa pejabat harus kaya, oleh karena itu
pejabar harus mendapat uang
2. Aspek ekonomi, gaya hidup yang konsumtif, penghasilan selalu dianggap kurang dan
pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan
3. Aspek politik atau tekanan kelompok, mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku
sesuai dengan harapan masyarakat dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang
melibatkan penggunaan kekuasaan yang diorganisasikan secara politik, melalui
lembahga yang dibentuknya sehingga terjadilah suap-menyuap dalam sebuah lembaga
tersebut agar bisa mendapatkan kekuasaan
4. Aspek hukum, hukum yang berlaku di Indonesia masih ditemukan hal-hal yang
diskriminatif, berpihak, dan tidak adil yang kemudian masyarakat beranggapan bahwa
ketika terlibat masalah hukum pasti membutuhkan biaya unttuk menyogok aparat
penegak hokum agar terbebas dari masalah yang ada tersebut.

Anda mungkin juga menyukai