Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU DAN KELOMPOK

TAHAP-TAHAP BIMBINGAN KELOMPK (BKp) DAN TAHAP-TAHAP KONSELING


KELOMPOK (KKp)

DOSEN PENGAMPU

MUHAMMAD PUTRA DINATA SARAGI, M. Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 10

ALDA ZULAIKA (0102183159)


NURUL KAIDAH NASUTION (0102183134)
YUSRIZAL (0102183171)
LAILAN FAHERA (0102183162)

PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM D/V

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat
pada waktunya.

Kami berterimakasih kepada Bapak Dosen pengampuh mata kuliah Bimbigan Konseling
Individu dan Kelompokmyang telah membimbing kami. Pada makalah ini kami membahas
tentang “Tahap-tahap Bimbingan Kelompok (BKp) dan Tahap-tahap Konseling Kelompok
(KKp)” yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai isi-isi
dari materi pada makalah ini.

Kami berharah semoga makalah ini dapat menampah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Kami yakin bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasa pengetahuan dan pengalaman kami, untuk itu kami mengharapkan kritikan
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 18 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. Pengertian Bimbingan Kelompok.........................................................................................3

B. Tahap –tahap Bimbingan Kelompok....................................................................................3

C. Pengertian Konseling Kelompok (KKp)...............................................................................5

D. Tahap Konseling kelompok (KKP)...................................................................................... 5

BAB III......................................................................................................................................... 10

PENUTUP.................................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan......................................................................................................................... 10

B. Saran................................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan konseling yang diluncurkan dengan kerangka kerja kelompok dapat berbentuk
Layanan Konseling Kelompok (KKp) atau Layanan Bimbingan Kelompok (BKp). Kondisi riil di
lapangan menunjukkan adanya bahwa Layanan KKp dan BKp ini semakin menjadi unggulan dan
primadona dalam keseleruhan penyelenggaraan program konseling. Kondisi ini terjadi karena
Layanan KKp dan/atau BKp memiliki beberapa keunggulan mendasar.

Layanan Konseling Kelompok (KKp) dan/atau Bimbingan Kelompok (BKp) merupakan


jenis layanan koseling yang mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan
konselor sebagai pemimpin kelompok. Layanan ini mengaktifkan dinamika kelompok untuk
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/atau pemecahan masalah
individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam BKp dibahas topik-topik umum yang
menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, sedangkan dalam KKp dibahas masalah pribadi
yang dialami masing-masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun masalah pribadi itu
dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intensif dan konstruktif. Layanan ini dapat
dilakukan di mana saja, di dalam ruangan atau di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di
rumah salah seorang peserta atau dirumah konselor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Bimbingan Kelompok (BKp) ?
2. Apa Tahap-tahap Bimbingan Kelompok(BKp) ?
3. Apa Pengertian Dari Konseling Kelompok(KKp) ?
4. Apa Tahap-tahap Konseling Kelompok(KKp) ?

C. Tujuan Masalah
1. Agar Dapat Memahami Pengertian Dari Bimbingan Kelompok (BKp).

1
2. Agar Dapat Mengetahui Tahap-tahap Bimbingan Kelompok (BKp).
3. Agar Dapat Memahami Pengertian Konseling Kelompok (KKp).
4. Agar Dapat Mengetahui Tahap-tahap Konseling Kelompok (KKp).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Kelompok


1. Menurut prayitno mengemukakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok.artinya ,semua perserta dalam kegiatan saling berinteraksi ,bebas
mengeluarkan pendapat,menanggapi ,member saran,dan lain-lain sebagainya.apa yang di
bicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri perserta yang bersangkutan dan untuk
peserta lainnya.
2. Menurut romlah menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegitan kelompok
dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi
agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota
kelompok untuk mencapai tujuan –tujuan bersama .Dari beberapa pengertian bimbingan
kelompok di atas ,maka dapat di simpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu
kegiatan yang di lakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat,member tanggapan ,saran
dan sebagainya,dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi –informasi yang
bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal
(Narti,Sri.2019).

B. Tahap –tahap Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap.menurut [prayitno]tahap-tahap


bimbingan kelompok adalah sebagai berikut (Narti,Sri.2019).

1. Tahap pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan ,tahap pelibatan diri atau tahap memasukakan diri
kedalam kehidupan suatu kelompok .Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling
memperkenalkan diri dan jugamengungkapkan tujuan atau pun harapan-harapan masing-masing

3
anggota.pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan
kelompok.selanjutanya pempimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrapkan
masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat ,tulus dan penuh empati.

2. Tahap peralihan

Sebelum melangkah lebih lanjut ketahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin
kelompok menjelaskan apa yang akan di lakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan
lebih lanjut dalam kegiatankelompok.Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota
kelompok dalam kegiatan ,kemudian menawarkan atau mengamatin para anggota sudah siap
menjalani kegiatan pada tahap selanjutannya.Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu
menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka .Tahap kedua menerupakan jembatan
antara tahap pertama dan ketiga .Dalam hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota
menitih jembatan tersebut dengan selama .Bila perlu ,beberapa hal pokok yang telah di uraikan
pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok di tegaskan dan di
mantapkan kembali,sehingga anggota kelompok telah siap melaksanakan tahap bimbingan
kelompok selanjutanya.

3. Tahap kegiatan

Tahap ini merupakan kegiatan yang sebenarnya dari kelompok.Namun kelangsungan


kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya .Jika
dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik ,maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan
lancar.Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang
melakukan kegiatan tanpa banyak camour tangan dari pemimpin kelompok.Disini perinsif tut
wuri handayani dapat di terapkan.Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti di mana masing-
masing anggota kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang
menunjukakn hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah
bimbingan kelompok sesuai tujuan yang di harapkan (Narti,Sri.2019).

4. Tahap pengakhiran

Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan.dalam pengakhiran ini terdapat
kesepakatan kelompok apakah kelompok akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta

4
berapa kali kelompok akan bertemu .Dengan kata lain kelompok yang menetapakan sendiri
kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan.Dapat di sebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu di
lakukan pada tahap ini adalah;

1. .Menyampaikan pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok


2. Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok
3. Menyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota kelompok
4. Pembahasan kegiatan lanjutan
5. Penutup.

C. Pengertian Konseling Kelompok (KKp)

Konseling Kelompok (KKp) merupakan suatu bantuan pada individu dalam situasi
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian
kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok juga merupakan
bentuk konseling yang membantu beberapa individu yang diarahkan mencapai fungsi kesadaran
secara efektif untuk jangka waktu pendek dan menengah. Menurut Dewa Ketut Sukardi
konseling merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi
berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (bidang bimbingan pribadi, social, belajar
dan karir) (Lumongga, 2016).

D. Tahap Konseling kelompok (KKP)


1. Tahap Pembentukan

Dalam konseling kelompok, tahap pembentukan yaitu tahap awal yang sangat
berpengaruh dalam proses selanjutnya. Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur
kelompok. Adapun manfaat dari dibentuknya struktur kelompok ini adalah agar anggota
kelompok dapat memahami aturan yang ada dalam kelompok untuk bertanggung jawab pada
tujuan dan proses kelompok.Pengenalan dan Pengungkapan TujuanKonselor dapat kembali
menegaskan tujuan yang harus dicapai dalam konseling. Hal ini dimaksudkan untuk
menyadarkan klien pada makna kehadirannya terlibat dalam kelompok.Selain itu, klien
diarahkan untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing yang dipimpin oleh ketua
kelompok (konselor). Pada saat inilah klien menjelaskan tentang dirinya dan tujuan yang ingin

5
dicapainya dalam proses konseling. Biasanya klien hanya akan menceritakan hal-hal umum yang
ada dalam dirinya dan belum mengungkapkan permasalahannya. Black (Latipun, 2001)
menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada tahap pembentukan adalah perkenalan,
pengungkapan tujuan yang ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan perasaan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah anggota kelompok dapat saling percaya
satu sama lain serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui saling memberi
umpan balik, memberi dukungan, saling toleransi terhadap perbedaan dan saling memberi
penguatan positif. Dan disini pemimpin kelompok menampilkan tingkah laku dan komunikasi
yang mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain (dalam hal ini anggota
kelompok), ketulusan hati, kehangatan dan empati.Terbangunnya Kebersamaan. Dalam hal ini,
pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelompok.
Jika pada awalnya sebagian besar anggota kelompok tidak berkehendak untuk mengambil
peranan dan tanggung jawab dalam, maka tugas pemimpin kelompok membalikan keadaan itu,
yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk mampu ikut serta secara
bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok.Keaktifan Pemimpin KelompokPeranan pemimpin
kelompok dalam tahap pembentukan adalah benar-benar aktif. Pemimpin kelompok perlu
memusatkan usahanya pada:

1. penjelasan tentang tujuan kegiatan,penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota,


2. penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima,dimulainya pembahasan
tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok.

Beberapa Teknik

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan oleh pemimpin kelompok dalam tahap ini,
jika rasa keterbukaan dan keikutsertaan kelompok kurang mantap.Teknik “Pertanyaan dan
Jawaban”

Teknik “Perasaan dan Tanggapan”

Teknik “Permainan Kelompok”

6
2. Tahap Peralihan

Hal umum yang sering muncul pada tahap ini adalah terjadinya suasana
ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota kelompok. Konselor diharapkan
membuka permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-sama
dirumuskan dan dapat diketahui penyebabnya. Walaupun anggota kelompok mulai terbuka satu
sama lain, tetapi dapat pula terjadi kecemasan, resistensi, konflik, dan keengganan anggota
kelompok membuka diri. Oleh karena itu, konselor selaku pemimpin kelompok harus dapat
mengontrol dan mengarahkan anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan anggota
kelompok sebagai keluarganya sendiri. Untuk ini perlu diselenggarakanya. ( Dewa,K. 2008).

Suasana Kegiatan

Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok dalam
“kelompok bebas” (jika kelompok tersebut “kelompok bebas”), atau “kelompok tugas” (jika
kelompok tersebut “kelompok tugas”). Kemudian pemimpin kelompok menawarkan apakah para
anggota sudah siap memulai kegiatan lebih lanjut itu.

Suasana Ketidak Imbangan

Suasana ketidakimbangan secara khusus dapat mewarnai tahap peralihan ini. Sering kali
terjadi konflik atau bahkan konfrontasi antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok.
Dalam hal ini pemimpin kelompok tidak menjadi kehilangan keseimbangan. Pendekatan
langsung dan cara-cara main perintah saja, perlu dihindari. Tugas pemimpin kelompok dalam hal
ini ialah membantu para anggota untuk menghadapi halangan, keengganan, sikap
mempertahankan diri, dan ketidaksabaran yang timbul itu, agar diperoleh suasana kebersamaan
dan semangat bagi dicapainya tujuan kelompok. Untuk itu, pemimpin kelompok perlu memiliki
kemampuan tinggi dalam penghayatan indera maupun penghayatan rasa. Suasana keterbukaan
yang bebas dan mengijinkan dikemukakannya apa saja yang dirasakan oleh para anggota
kelompok perlu dipertahankan dan dikembangkan terus. Sebagai contoh bagi para anggota,
sekali lagi pemimpin kelompok perlu membuka diri secara wajar dan tepat.

7
3. Tahap Kegiatan

Tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui penyebabnya


sehingga konselor dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan. Pada
tahap ini anggota kelompok diharapkan telah dapat membuka dirinya lebih jauh dan
menghilangkan defensifnya, adanya perilaku modelling yang diperoleh dari mempelajari tingkah
laku baru serta belajar untuk bertanggung jawab pada tindakan dan tingkah lakunya. Akan tetapi,
pada tahap ini juga dapat saja terjadi konfrontasi antara anggota dan transferensi. Dan peran
konselor dalam hal ini adalah berupajaga keterlibatan dan kebersamaan anggoota kelompok
secara aktif.Kegiatan kelompok pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan sebelumnya. Jadi
apabila pada tahap sebelumnya berlangsung dengan efektif maka tahap ini juga dapat dilalui
dengan baik. Begitupun sebaliknya, apabila tahap ini berjalan dengan baik, biasanya anggota
kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa mengharapkan ikut campur tangan pemimpin
kelompok lebih jauh.Karena Tahap Ketiga merupakan inti kegiatan kelompok, maka aspek-aspek
yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu
mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelmpok. Kegiatan pada Tahap Ketiga itu
mendapatkan alokasi waktu yang terbesar dalam keseluruhan kegiatan kelompok.

Tahap III sebagai Kelanjutan dari Tahap I dan Tahap II

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun kelangsungan
kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika
tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berlangsung dengan baik. Di
sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan.Dalam tahap ketiga ini saling hubungan antar
anggota kelompok tumbuh dengan baik. Saling tukar pengalaman dalam bidang suasana
perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas.
Dalam suasana seperti ini kelompok membahas hal-hal yang bersifat nyata yang benar-benar
sedang mereka alami. Mereka membahas hal-hal yang bersifat “sekarang/kekinian dan disini”.(
Prayitno, 2001).

Dinamika Kegiatan Kelompok

Sekarang kelompok benar-benar sedang mengarah kepada pen mpcapaian tujuan.


Kelompok itu sedang berusaha menghasilkan sesuatu yang berguna bagi para anggotanya.

8
Peranan pemimpin kelompok tetap tut wuri handayani, terus-menerus memperhatikan dan
mendengar secara aktif, khususnyamemperhatikan hal-hal atau masalah khusus yang di sana-sini
timbul yang kalau dibiarkan membesar dapat merusak suasana kelompok yang baik. Pemimpin
kelompok harus dapat melihat dengan baik dan dapat menentukan dengan tepat arah yang dituju
dari setiap pembicaraan.

4. Tahap Akhir

Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai mencoba perilaku baru yang
telah mereka pelajari dan dapatkan dari kelompok. Umpan balik adalah hal penting yang
sebaiknya dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Hal ini dilakukan untuk menilai
dan memperbaiki perilaku kelompok apabila belum sesuai.(Lubis Namora Lamongga, 2011).

Oleh karena itu, tahap akhir ini dianggap sebagai tahap melatih diri klien untuk
melakukan perubahan. Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno mengatakan bahwa
kegiatan kelompok harus ditujukan pada pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam kelompok.
Kegiatan kelompok ini biasanya diperoleh dari pengalaman sesama anggota. Apabila pada tahap
ini terdapat anggota yang memiliki masalah belum dapat terselesaikan pada fase sebelumnya,
maka pada tahap ini masalah tersebut harus diselesaikan. Konselor dapat memastikan waktu
yang tepat untuk mengakhiri proses konseling. Apabila anggota kelompok merasakan bahwa
tujuan telah tercapai dan telah terjadi perubahan perilaku maka proses konseling dapat segera
diakhiri.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok.artinya ,semua perserta dalam kegiatan saling berinteraksi
,bebas mengeluarkan pendapat,menanggapi ,member saran,dan lain-lain sebagainya.apa yang di
bicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri perserta yang bersangkutan dan untuk peserta
lainnya. Tahap-tahap bimbingan Kelompok ada empat tahap, yaitu, tahap pembentukan, tahap
peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.

Konseling kelompok (KKp) merupakan suatau bantuan pada individu dalam situasi
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian
kemudahan dan perkembangan dan pertumbuhannya.Konseling kelompok juga merupakan
bentuk konseling yang membantu beberapa individu yang diarahkan mencapai fungsi kesadaran
secara efektif untuk jangka waktu pendek dan menengah. Tahap-tahap konseling kelompok ada
empat, yaitu, tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap makalah ini biar menjadi referensi dan
rujukan bagi mahasiswa khususnya jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam. Dan kami
berharap kepada pembaca dan penulis dapat lebih memahami isi-isi makalah kami dan
kedepannya pembaca dan penulis dapat mengaplikasikannya kedalam lingkungan hidupnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dewa, K. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


Jakarta : Rineka Cipta

Prayitno, 2001. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : GHALIA, Indonesia.

Lubis Namora Lumongga, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik.
Jakarta : PT Kharisma Putra Utama

Anda mungkin juga menyukai