OLEH:
2019
A. Pendahuluan
Miopia adalah kelainan refraksi dimana cahaya datang dari sebuah benda yang
difokuskan tepat di depan retina pada saat mata dalam keadaan tidak berakomodasi
sehingga menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat kabur (1). Berdasarkan
derajatnya, miopia dibagi menjadi miopia tinggi , sedang, dan rendah (2). Miopia
ringan termasuk kekuatan hingga -3.00 dioptres (D). Miopia sedang, nilai -3.00D
hingga -6.00D. Miopia tinggi biasanya di atas -6.00D (3).
Prevalensi myopia yang tinggi di Indonesia tentu memiliki penyebab dan faktor
resiko yang mendukung terjadinya prevalensi. Penyebab miopia bersifat
multifaktorial dan dapat bersifat internal atau eksternal (7). Faktor internal meliputi
genetik, riwayat keluarga, panjang bola mata, usia, jenis kelamin dan etnik. Faktor
eksternal berhubungan dengan banyak atau lamanya aktivitas luar ruangan atau pola
hidup sehari-hari seperti pencahayaan, pendidikan, dan aktivitas jarak dekat,
contohnya membaca dan bermain gadget (8).
Pada zaman yang semakin modern ini, gangguan penglihatan khusunya miopia
sudah sangat minim diperhatikan. myopia ini menjadi gangguan penglihatan yang
sering terjadi pada anak sekolah (9). Terjadinya kasus myopia ini dikarenakan pada
aktifitas melihat dekat yang berlebihan seperti bermain gadget maka muskulus ciliaris
akan berkontraksi terus-menerus sehingga lensa akan mencembung secara berlebihan
dan dalam waktu yang lama akan menyebabkan cahaya yang di biaskan akan jatuh di
depan retina (10).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa miopia lebih banyak dialami oleh siswa
yang bermain gadget selama 2 jam lebih. Pada saat membaca terdapat komponen
mata yang mempengaruhi kerja otot mata, sehingga kelelahan mata lebih cepat timbul
dan risiko timbulnya miopia lebih besar. Penggunaan gadget juga termasuk aktivitas
dengan jarak pandang dekat (6).
1.4.2 Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar teori dan informasi secara
ilmiah mengenai karakteristik penderita miopia sehingga dapat membantu
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab miopia yang terdapat pada
penderita, sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih awal
1.4.3 Ilmu pengetahuan dan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
matanya sedini mungkin dan secara berkala.
B. METODE PENELITIAN
2. Desain penelitian
Desain penelitian ini berupa penelitian studi korelasi. Adapun tahapan
penelitian ini sebagai berikut (1) observasi awal, (2) validasi angket untuk
mengetahui adanya hubungan penggunaan gadget dengan Kasus Myopia pada
Siswa XI MIPA SMAN 2 Mataram
.
3. Variabel penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu
Variabel bebas : penggunaan gadget
Variabel terikat : kasus myopia pada siswa XI MIPA SMAN 2
Mataram
6. Instrument penelitian
Metode angket
Wawancara
8. Prosedur penelitian
Tahap I: Menentukan populasi dan sampel penelitian.
Tahap II: Survei lokasi penelitian, mengurus surat izin
Tahap III: Memvalidasi angket
Tahap IV: Observasi awal dengan melakukan wawancara dengan guru
Tahap V: Melakukan pengambilan data melalui metode angket
Tahap V: Melakukan analisis data dan pembuatan laporan akhir penelitian.
Daftar Pustaka
1. Flitcroft DI, He M, Jonas JB, Jong M, Naidoo K, Ohno-Matsui K, et al. IMI – Defining
and classifying myopia: A proposed set of standards for clinical and epidemiologic
studies. Investig Ophthalmol Vis Sci. 2019;60(3):M20–30.
2. America Opsimetric Association. Doctors of Optometry in the Management of Myopia
and Prevention of Related Eye Disease. Heal policy Inst. 2019;(Cdc):1–5.
3. Dinnyaputeri L, Wildan A, Prihatningtias R. Perbedaan Hasil Retinometri Pada Miopia
Tinggi Dan Miopia Derajat Lainnya. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro).
2019;8(2):785–91.
4. Norton TT, Metlapally R, Young TL. Myopia. Garner Klintworth’s Pathobiol Ocul Dis
Third Ed. 2008;324(May):537–56.
5. Mhatre V. Ho and Kelsey C. Martin J-AL. 基因的改变 NIH Public Access. Bone
[Internet]. 2012;23(1):1–7. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3624763/pdf/nihms412728.pdf
6. Lubis RR, Zubaidah TSH. The relationship between the incidence of Myopia with the use
of gadgets in students of Bersama Private Middle School Berastagi. ABDIMAS Talent J
Pengabdi Kpd Masy. 2020;5(1):88–96.
7. Chalam K, Ambati B, Grover S, Levine L, Wells T, Isbey E. Fundamentals and Principles
of Ophthalmology. Basic Clin Sci course. 2018;22–50.
8. Muallima N, Febriza A, Putri RK. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Penurunan
Tajam Pada Siswa Smp Unismuh Makasar. J Ilm Kesehat Iqra. 2019;7:79–85.
9. Mutti D, Vitale S, Morgan I, Saw SM, Lougheed T. Myopia: The evidence for
environmental factors. Environ Health Perspect. 2014;122(1):12–9.
10. Anantha G, Permana R, Ayu K, Sari K, Aryani P. terhadap miopia pada anak sekolah
dasar kelas 6 di Kota Denpasar. 2020;11(2):763–8.
11. Elfil M, Negida A. Sampling methods in clinical research; an educational review. Arch
Acad Emerg Med. 2019;7(1):3–5.