Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN KASUS

MIOPIA PADA SISWA KELAS XI MIPA DI SMAN 2


MATARAM

OLEH:

Fadhila Maulida A (H1A018032)

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

2019
A. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Miopia adalah kelainan refraksi dimana cahaya datang dari sebuah benda yang
difokuskan tepat di depan retina pada saat mata dalam keadaan tidak berakomodasi
sehingga menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat kabur (1). Berdasarkan
derajatnya, miopia dibagi menjadi miopia tinggi , sedang, dan rendah (2). Miopia
ringan termasuk kekuatan hingga -3.00 dioptres (D). Miopia sedang, nilai -3.00D
hingga -6.00D. Miopia tinggi biasanya di atas -6.00D (3).

Miopia merupakan kelainan mata yang tersering di seluruh dunia. Kejadian


miopia yang terus meningkat dalam 50 tahun terakhir diperkirakan sudah mengenai
1,6 miliar penduduk di seluruh dunia (4). Menurut perhitungan WHO, jika tidak
dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan terhadap miopia, jumlah penderita
miopia akan semakin meningkat (5). Institute of Eye 2 Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Research memperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita
miopia akan mencapai 2,5 miliar penduduk (6).

Prevalensi myopia yang tinggi di Indonesia tentu memiliki penyebab dan faktor
resiko yang mendukung terjadinya prevalensi. Penyebab miopia bersifat
multifaktorial dan dapat bersifat internal atau eksternal (7). Faktor internal meliputi
genetik, riwayat keluarga, panjang bola mata, usia, jenis kelamin dan etnik. Faktor
eksternal berhubungan dengan banyak atau lamanya aktivitas luar ruangan atau pola
hidup sehari-hari seperti pencahayaan, pendidikan, dan aktivitas jarak dekat,
contohnya membaca dan bermain gadget (8).

Pada zaman yang semakin modern ini, gangguan penglihatan khusunya miopia
sudah sangat minim diperhatikan. myopia ini menjadi gangguan penglihatan yang
sering terjadi pada anak sekolah (9). Terjadinya kasus myopia ini dikarenakan pada
aktifitas melihat dekat yang berlebihan seperti bermain gadget maka muskulus ciliaris
akan berkontraksi terus-menerus sehingga lensa akan mencembung secara berlebihan
dan dalam waktu yang lama akan menyebabkan cahaya yang di biaskan akan jatuh di
depan retina (10).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa miopia lebih banyak dialami oleh siswa
yang bermain gadget selama 2 jam lebih. Pada saat membaca terdapat komponen
mata yang mempengaruhi kerja otot mata, sehingga kelelahan mata lebih cepat timbul
dan risiko timbulnya miopia lebih besar. Penggunaan gadget juga termasuk aktivitas
dengan jarak pandang dekat (6).

Maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian agar dapat mengetahui


hubungan penggunaan gadget dengan kasus myopia pada Siswa kelas XI MIPA
SMAN 2 Mataram.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana
hubungan pemakaian gadget dengan myopia pada siswa kelas XI MIPA di SMAN 2
Mataram?
1.3 Tujuan penelitian
untuk mengetahui adanya hubungan penggunaan gadget dengan kasus Myopia pada
siswa kelas XI MIPA di SMAN 2 Mataram
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah data epidemiologi terutama
mengenai distribusi dan frekuensi miopia berdasarkan karakteristik
tingginya penggunaan gadget di masa pandemi.

1.4.2 Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar teori dan informasi secara
ilmiah mengenai karakteristik penderita miopia sehingga dapat membantu
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab miopia yang terdapat pada
penderita, sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih awal
1.4.3 Ilmu pengetahuan dan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
matanya sedini mungkin dan secara berkala.
B. METODE PENELITIAN

1. Ruang lingkup penelitian


1.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Mataran
1.2. Jadwal penelitian
Penelitian ini diperkirakan menghabiskan waktu 3-4 bulan dari pencarian
judul, observasi awal, penyusunan proposal, pengumpulan data, analisis serta
pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian.

2. Desain penelitian
Desain penelitian ini berupa penelitian studi korelasi. Adapun tahapan
penelitian ini sebagai berikut (1) observasi awal, (2) validasi angket untuk
mengetahui adanya hubungan penggunaan gadget dengan Kasus Myopia pada
Siswa XI MIPA SMAN 2 Mataram
.
3. Variabel penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu
 Variabel bebas : penggunaan gadget
 Variabel terikat : kasus myopia pada siswa XI MIPA SMAN 2
Mataram

4. Populasi dan sampel


4.1 Populasi terjangkau
Dalam penelitian ini berupa siswa/siswi kelas XI MIPA yang bersekolah
di SMAN 2 Mataram
4.2 Sampel
Penelitian ini menggunakan jenis sampling berupa combined sampling
dengan teknik proportional random sampling. Proportional random sampling
merupakan teknin sampling setiap kelas dalam populasi memilki kesempatan
untuk menjadi sampel berdasarkan keputusan peneliti yang menurut
pendapatnya mewakili populasi (11).
4.3 Rumus sampel
n
Rumus : x Jumlah sampel
k

Keterangan: n = jumlah mahasiswa tiap kelas


k = jumlah populasi

5. Kriteria inklusi dan eksklusi


5. 1 Kriteria inklusi
 Siswa kelas XI MIPA
 Siswa kelas XI MIPA yang memakai kacamata
 Siswa kelas XI MIPA yang menderita myopia
5.2 Kriteria esklusi
 Siswa kelas XI IPS
 Siswa XI MIPA yang tidak menderita myopia

6. Instrument penelitian
 Metode angket
 Wawancara

7. Cara pengumpulan data


Pengumpulan data pada penelitian ini menggnakan teknik cross-sectional
dengan data yang digunakan berupa data primer dari pengambilan data melalui
metode angket.

8. Prosedur penelitian
 Tahap I: Menentukan populasi dan sampel penelitian.
 Tahap II: Survei lokasi penelitian, mengurus surat izin
 Tahap III: Memvalidasi angket
 Tahap IV: Observasi awal dengan melakukan wawancara dengan guru
 Tahap V: Melakukan pengambilan data melalui metode angket
 Tahap V: Melakukan analisis data dan pembuatan laporan akhir penelitian.
Daftar Pustaka

1. Flitcroft DI, He M, Jonas JB, Jong M, Naidoo K, Ohno-Matsui K, et al. IMI – Defining
and classifying myopia: A proposed set of standards for clinical and epidemiologic
studies. Investig Ophthalmol Vis Sci. 2019;60(3):M20–30.
2. America Opsimetric Association. Doctors of Optometry in the Management of Myopia
and Prevention of Related Eye Disease. Heal policy Inst. 2019;(Cdc):1–5.
3. Dinnyaputeri L, Wildan A, Prihatningtias R. Perbedaan Hasil Retinometri Pada Miopia
Tinggi Dan Miopia Derajat Lainnya. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro).
2019;8(2):785–91.
4. Norton TT, Metlapally R, Young TL. Myopia. Garner Klintworth’s Pathobiol Ocul Dis
Third Ed. 2008;324(May):537–56.

5. Mhatre V. Ho and Kelsey C. Martin J-AL. 基因的改变 NIH Public Access. Bone
[Internet]. 2012;23(1):1–7. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3624763/pdf/nihms412728.pdf
6. Lubis RR, Zubaidah TSH. The relationship between the incidence of Myopia with the use
of gadgets in students of Bersama Private Middle School Berastagi. ABDIMAS Talent J
Pengabdi Kpd Masy. 2020;5(1):88–96.
7. Chalam K, Ambati B, Grover S, Levine L, Wells T, Isbey E. Fundamentals and Principles
of Ophthalmology. Basic Clin Sci course. 2018;22–50.
8. Muallima N, Febriza A, Putri RK. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Penurunan
Tajam Pada Siswa Smp Unismuh Makasar. J Ilm Kesehat Iqra. 2019;7:79–85.
9. Mutti D, Vitale S, Morgan I, Saw SM, Lougheed T. Myopia: The evidence for
environmental factors. Environ Health Perspect. 2014;122(1):12–9.
10. Anantha G, Permana R, Ayu K, Sari K, Aryani P. terhadap miopia pada anak sekolah
dasar kelas 6 di Kota Denpasar. 2020;11(2):763–8.
11. Elfil M, Negida A. Sampling methods in clinical research; an educational review. Arch
Acad Emerg Med. 2019;7(1):3–5.

Anda mungkin juga menyukai