Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai
wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian
menjual, mulai menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai
pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk
mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan sebagai pelaku usaha mandiri
dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana
usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang
diimplementasikan secara strategis dan mempunyai kemampuan personal selling
yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan
pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan
secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur.
Menjadi profesi bidan yang unggul di bidang kewirausahaan atau
interprenuership dalam bentuk praktek mandiri dan mampu menciptakan
lapangan pekerjaan, khususnya kewirausahaan yang bergerak dibidang kesehatan
sangat membantu dalam pengembangan pembangunan yang mana pada masa
sekarang ini.

Bidan yang berwirausaha dengan cara membuka praktek mandiri


dirumahnya, seharusnya berusaha untuk mendongkrak inovasi yang baru terhadap
manajemen usaha. Dimulai dari modal yang ia punya, alat-alat kesehatan, susunan
ruangan, manajemen keuangan, dan lain-lain. Agar laba yang diharapkan dapat
terwujud tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kewirausahaan dalam praktek kebidanan?

2. Apa saja yang harus diperhatikan bagi seorang bidan dalam menjalankan
usahanya?

1
3. Bagaimana contoh kewirausahaan dalam kebidanan?
A. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi kewirausahaan dalam praktek kebidanan.


2. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bagi seorang bidan dalam
menjalankan usahanya.
3. Untuk mengetahui contoh kewirausahaan dalam kebidanan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausahawan


Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007:18).
John J.Kao (1993) mendefinisikan berkewirausahaan sebagai usaha untuk
menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen
pengambilan resiko yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi dan
manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau
sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana
dengan baik.
Menurut Robert D. Hisrich et al. (2005) adalah proses dinamis atas
penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani
mengambil resiko utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu, dan atau
komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa. Produk
dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai tersebut
bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan
penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber daya.
Menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara
kerja baru, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar”.
Menurut Heri Wibowo (Buku Kewirausahaan, Heri Wibowo :
2011), kewirausahaan adalah sebuah mindset  (pola pikir) dan method (metode).
Keduanya dapat berdiri sendiri maupun bersama-sama.

3
Sebagai mindset, kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai
atau yang mendasari pemikiran kita. Ia adalah ‘sesuatu’ yang berbeda diantara
stimulus dan respon. Ia adalah pembeda antara seorang individu dengan individu
lainnya. Mindset adalah hal yang berpotensi mewarnai pemikiran-pemikiran dan
tindakan-tindakan kita. Mindset wirausaha dalam hal ini adalah pola pikir positif,
pantang menyerah, selalu berusaha melihat peluang.
Selanjutnya, sebagai metode (method), tentu saja aktivitas wira usaha
memiliki langkah/cara/strategi tertentu untuk dapat sukses (tidak terlalu mudah
gagal). Dari sekian banyak kasus, tentunya ditemukan formula/rumus ideal
bagaimana cara memulai aktivitas wirausaha dengan baik, dalam arti berpeluang
mendapatkan profit sekaligus memiliki sedikit peluang untuk bangkrut. Metoda
dalam hal ini bagaimana aktivitas kewirausahaan ini dijalankan secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan keuntungan bagi
pengelolanya. Secara umum metode ini juga dapat dibagi dua yaitu business
content (jenis bisnisnya/produk/barang), dan business context (yaitu perrangkat
bisnisnya, mulai dari manajemen keuangannya, pemasaran, sdm, dan lain-lain).
Dari definisi-definisi di atas, bila dihubungkan dengan praktik Kebidanan,
maka penulis menyimpulkan bahwa  kewirausahaan dalam praktek
kebidanan adalah sebuah mindset dan method  yang harus dikuasai seorang Bidan
sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek
profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan
mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat
memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk
kemajuan/keberhasilan praktek profesional kebidanannya.

2.2 Manfaat Kewirausahaan


Thomas W. Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan
adalah sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
2. Memberi peluang melakukan perubahan
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
4. Memiliki peluang untu meraih keuntungan seoptimal mungkin

4
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakannya

2.3 Fungsi Kewirausahaan

Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai


berikut:
1. Fungsi pokok wirausaha, yaitu:
a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang
tujuan dan sasaran perusahaan.
b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan
c. Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani
d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya
e. Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal
dari luar)
f. Memilih dan menetapkan kriteria pegawai/karyawan dan memotivasinya
g. Mengendalikan secara efektif dan efisien
h. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru
i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta
mengolahnya menjadi barang atau jasa yang menarik
j. Memasarkan barang dan atau jasa yang menarik
k. Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan
dan sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan
maksimal.
2. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:
a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan
peluang usaha.
b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.
c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun
merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin
dihasilkannya.

5
d. Meluangkan dan peduli atas CSR (Corporate Social Responsibility) .
Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial di sekitarnya.

2.4 Prinsip-prinsip Kewirausahaan

Dari prinsip-prinsip entrepreneurship yang diungkapkan oleh Dhidiek D.


Machyudin, Khafidlul Ulum dan Leonardus Saiman, maka prinsip-prinsip
berwirausaha dapat disempurnakan menjadi 14 prinsip, antara lain:
1. Mulailah dan jangan takut gagal;
2. Penuh semangat;
3. Kreatif dan inovatif;
4. Sabar, tekun, tabah;
5. Optimis;
6. Membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan;
7. Bertindak dengan penuh perhitungan;
8. Pantang menyerah;
9. Ambisius;
10. Peka terhadap pasar;
11. Berbisnis dengan standar etika;
12. Mandiri;
13. Jujur; dan
14. Peduli terhadap lingkungan merupakan modal penting dalam mencapai kunci
sukses berwirausaha.

2.5 Pola Pikir Wirausahawan

Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas,


sebagai berikut:
1. Memiliki Locus of Control internal
Menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya.
2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar
hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat

6
mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai.
Namun demikian, saat ini sudah banyak contohnya dimana restoran yang
dibuka di tempat terpencil justru diserbu pelanggannya. Begitu pula dengan
pendirian sebuah BPS maupun Klinik bersalin, tidak harus di tempat yang
ramai.
3. Kesediaan untuk menggaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang Bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa bekerja
sama dengan bidan lain maupun dokter spesialis kebidanan dan anak
sehingga bersinergi.
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai
hal.
Sebagai contoh: Dalam menjalankan praktek sebagai penolong persalinan
seorang bidan bukan hanya menolong persalinan saja tetapi juga menawarkan
jasa lain satu paket dengan jasa persalinan dengan tarif tertentu. Misalnya:
Paket A :`Tarif 1.000.000 dengan layanan sebagai berikut: persalinan normal
2 hari+biaya mecuci ari-ari+biaya mengurus akte lahir bayi+ biaya pijat ibu
dan bayi.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Bidan selaku wirausahawan selalu awas terhadap peluang-peluang baru.
Bidan dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa mampu membaca
trend jaman.
6. Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa
artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati,
ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
7. Perseverance
Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan
mewujudkannya.
8. Resilience (ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika
dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu
dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan

7
perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan
bangun setelah terjerambab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis
Secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk
keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan
kekuatan sendiri.
10. Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri
adalah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi bahkan mengkritik diri sendiri.
Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah
mencapai prestasi yang optimal.

2.6 Kewirausahaan dan Pengembangan Diri

1. Kewirausahaan dan Softskill

Softskill, dalam konteks dunia pendidikan sering kali dibedakan dengan


hardskill. Hardskill sering diidentikkan dengan kemampuan/keterampilan
atau kapabilitas yang didapatkan dari pembelajaran pada bidang ilmu tertentu.
Sedangkan softskill lebih merupakan karakter/keahlian umum dalam
hubungan interpersonal, kepemimpinan, keterampialn berkomunikasi,
kemampuan mengorganisasi, kesediaan menerima kritik dan lan-lain yang
cenderung bersifat generalis dan melekat dengan hardskill apapun. Artinya,
hardskill lebih bersifat spesifik (berbasis ilmu pengetahuan), dan softskill
lebih umum dan generalis.
Soft Skill yang dibutuhkan dalam bekerja:
 Inisiatif
 Integritas
 Berpikir kritis
 Kemauan belajar
 Komitmen
 Motivasi

8
 Bersemangat
 Dapat diandalkan
 Komunikasi lisan
 Kreatif
 Kemampuan analitis
 Dapat mengatasi stress
 Manajemen diri
 Menyelesaikan persoalan
 Dapat meringkas
 Berkooperasi
 Fleksibel
 Kerja dalam tim
 Mandiri
 Mau mendengarkan
 Tangguh
 Berargumentasi logis
 Manajemen waktu
 Kewirausahaan dan Berpikir Apresiatif
Berpikir apresiatif adalah upaya menghargai apa yang ada pada diri
kita, mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kita lalui. Kita diajak untuk
lebih fokus pada apa yang terbaik dari manusia.
Salah satu cara melatih diri kita agar mampu berpikir apresiatif adalah
dengan mencoba praktik berwirausaha. Mencoba berwirausaha adalah suatu
aktivitas pembelajaran yang luar bisa. Begitu terjun, kita akan dihadapkan
pada sejumlah tantangan yang menuntut pemikiran kreatif dan inovatif serta
positif. Aktivitas ini, lambat laun, jika ditekuni dengan serius, secara
perlahan-lahan akan dapat mendorong kita untuk memiliki pemikiran yang
apresiatif.
2. Kewirausahaan dan Penentuan Tujuan

Sangat penting bagi seorang wirausaha menetapkan sebuah tujuan.


Salah satu alasan mengapa banyak orang yang tidak mencapai tujuan-

9
tujuannya adalah karena mereka tidak pernah menuliskan tujuan-tujuan mereka
tersebut.
Sering kita lihat, bidan-bidan yang sukses dengan BPS maupun
klinik  bersalinnya menuliskan  visi dan misi yang akan dicapai pada dinding
praktek mereka.

2.7 Kewirausahaan, Kreativitas dan Inovasi

Usaha Bidan Praktek Swasta /  klinik bersalin yang sukses dan berhasil
dalam waktu yang cukup lama, biasanya dimulai dengan kreativitas dan inovasi
dari pengelolanya.
Perbedaan kreativitas dan Inovatif :
 Kreatif:
o Menciptakan sesuatu  yang berbeda dari yang lain
o Menghubungkan ide-ide/hal-hal yang tadinya tidak berhubungan
 Inovatif:
o Menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada
o Pembaruan/menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda

2.8 Kewirausahaan Dan Networking


Berikut dikemukakan  2 pengertian tentang networking atau jejaring yaitu :
Networking adalah seni dan praktek untuk menghadiri peristiwa sosial dan
berhubungan atau melakukan kontak dengan orang-orang yang memiliki
kemungkinan membantu usaha atau  bisnis (Atomic Dog Publishing, 2006).
Definisi ini diambil dari pengalaman dunia usaha atau sektor komersial.
Sedangkan definisi yang berikut lebih dilihat dari pengalaman dalam bidang sosial
dimana jejaring dapat juga diartikan sebagai  suatu proses dimana dua atau lebih
individu atau organisasi bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama
(Pratomo, 2010).
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat
berupa :  Promosi dan pemasaran pelayanan bidan secara  getok tular untuk
menjaring klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien yang

10
merasa puas dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat menjadi
sumber informasi untuk menyebarkan informasi tersebut kepada klien lain
maupun calon klien lain terutama yang mengalami ketidakpuasan untuk pindah ke
pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan pemasaran pelayanan
bidan melalui jejaring   media sosial. Bidan yang up to date(mahir dan tidak
ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak gatek dapat sharing informasi
dan pengalaman dan berkomunikasi dengan  klien atau calon klien menggunakan
media sosial misalnya FB, Twitter dsb.
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat
berupa :  Promosi dan pemasaran pelayanan bidan secara  getok tular untuk
menjaring klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien yang
merasa puas dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat menjadi
sumber informasi untuk menyebarkan informasi tersebut kepada klien lain
maupun calon klien lain terutama yang mengalami ketidakpuasan untuk pindah ke
pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan pemasaran pelayanan
bidan melalui jejaring   media sosial. Bidan yang up to date(mahir dan tidak
ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak gatek dapat sharing informasi
dan pengalaman dan berkomunikasi dengan  klien atau calon klien menggunakan
media sosial misalnya FB, Twitter dsb.

2.9 Bidan Praktek Swasta


Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang dijalankan
oleh seorang yang memiliki keahlian atau berprofesi sebagai seorang bidan.
Kadangkala usaha praktek bidan yang mereka jalankan bisa menghasilkan
pendapatan yang lebih dibandingkan dengan gaji bulanan mereka. 
Beberapa jasa usaha ini adalah persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu
dan anak (KIA) yang meliputi pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan balita
tahap awal. Besarnya tarif biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah mereka
tinggal dan kesenioritasan yang mencangkup keahlian bidan tersebut.
Untuk bidan praktek swasta di daerah pedesaan tarif yang ditetapkan
untuk persalinan sebesar 450.000 sampai 500.000 rupiah. Untuk imuninasi (dalam
bentuk paket) ditetapkan tarif seharga 10.000 rupiah. Pemeriksaan kehamilan

11
berkisar antara 17.000 (sudah termasuk pemberian vitamin plus kalsium) dan
25.000 rupiah jika terdapat keluhan seperti batuk dan pilek.
Harga pemeriksaan balita tahap awal sebesar 15.000-20.000 rupiah
mencangkup tumbuh kembang balita, gerak motorik dan sensorik apakah sesuai
dengan umur balita atau tidak, BB/TB dan pengobatan sementara jika ada
keluhan. Namun jika dalam 3 hari tidak ada perubahan akan dilakukan rujukan ke
dokter umum ataupun spesialis. Pelayanannya-pun semakin hari semakin inovatif.
Ada bidan yang memberikan tambahan pelayanan dengan menjemput pasien yang
akan melahirkan. Tidak hanya sebatas itu, si pasienpun diantar pulang setelah
proses persalinan.
1. Persalinan.
Pengguna layanan jasa praktek bidan swasta ini adalah ibu hamil, anak balita,
wanita usia subur, pasangan usia subur dan wanita-wanita yang mengalami masa
menopause. Layanan yang paling sering dibutuhkan adalah partus atau persalinan.
Untuk pasien persalinan, pertama-tama biasanya dilakukan anamnesa atau
pertanyaan seputar nama dan umur pasien, kapan mulai dirasakan kencang-
kencang, kapan mens terakhir dan pemeriksaan BB/TB. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan umum seperti pemeriksaan tensi, suhu, nadi dan dilihat keadaan
umum ibu tersebut apakah dalam kondisi baik atau tidak.
Kemudian dilakukan analisa lengkap dan pemeriksaan obstetri terhadap
kandungan tersebut lalu berlanjut ke pemeriksaan dalam. Dan jika memang dirasa
kehlahiran akan terjadi dilakukan pemeriksaan sekitar 4 jam sekali jika
pembukaan sudah diatas 4. Pemeriksaan sebelumnya juga harus dilakukan untuk
pendeteksian faktor resiko apakah termasuk kehamilan normal atau yang berisiko
sehingga dapat dilakukan penanganan untuk mengantisipasi.
2. Peralatan & Ruang Praktek.
Usaha ini sebenarnya memerlukan peralatan pendukung yang cukup banyak.
Peralatan yang digunakan dalam praktek bidan swasta meliputi alat tensi,
timbangan injak, timbangan bayi, metlin, dopler, lineks, stetoskop, HB set, partus
set, perlak, scoop, sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu, peralatan yang tak
kalah pentingnya yang harus dimiliki adalah meja ginekologi, lampu sorot,
sterilisator, kateter, tutup rambut, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali

12
pusar, haeting set, box bayi, inkubator, kamar VK atau kamar persalinan dan
kamar biasa serta harus dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
Untuk ruangan praktek, disarankan minimal mempunyai 4 ruang (kamar). Satu
ruang difungsikan sebagai kamar VK (kamar bersalin), satu ruang lagi untuk
perawatan dan 2 buah ruang untuk dijadikan kamar ibu hamil setelah bersalin. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah kelengkapan peralatan yang menunjang
untuk persalinan dan pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut
dan kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.
3. Kendala.
Kendala yang dirasakan dalam usaha praktek bidan swasta ini biasanya hanya
seputar masalah teknis persalinan. Salah satu contohnya adalah anjuran untuk
belum saatnya mengejan tapi ternyata pasien tidak mengindahkannya dan tetap
mengejan. Tentu hal ini sangat merepotkan apabila bidan tidak terbiasa
menangani hal seperti itu.
Selain kendala diatas, untuk jasa praktek bidan swasta yang berada di wilayah
pedesaan, kendala yang sering dirasakan adalah apabila ibu hamil tinggal di
daerah pegunungan dan jalan menuju daerah tersebut sulit dijangkau. dan hal ini
memang sering terjadi, mengingat rata-rata kondisi jalan daerah pedesaan tidak
sebagus dan semudah di kota.Untuk jam praktek, mereka bisa dibilang 24 jam
penuh nonstop. Salah satu penyebabnya adalah proses persalinan yang sering
tidak bisa diperkirakan. Ini merupakan resiko jika mereka benar-benar terjun di
usaha ini.

2.10 Program Pelayanan Bidan Praktek swasta

1. Tempat praktek
Bidan praktek swasta ini akan didirikan di Rawa Belut Samping
jembatan layang. Selain itu, letak yang strategis yaitu dekat tempat
perbelanjaan, sehingga lalu lintas ini cukup ramai dilalui oleh masyarakat
termasuk juga transportasi umum.
Tempat untuk praktik bidan terpisah dari ruangan keluarga terdiri dari:
 Ruang Tunggu
 Ruang pemeriksaan

13
 Ruang persalinan
 Ruang rawat inap
 Ruang pencegahan dan pengendalian infeksi.

2. Waktu pelayanan
Untuk jam praktek dimulai dari 08.00-11.00 WIB dan pada pukul
15.30 – 21.00 WIB setiap harinya. Sedangkan untuk pelayanan bersalin
24 jam.

3. Pelayanan Yang Diberikan Dan Tarif Pelayanan


No Jenis pelayanan Tarif
1. Pelayanan ANC
          Pemeriksaan ANC Rp. 37.000,00
          Imunisasi TT Rp. 23.000,00
          Pemeriksaan penunjang :
1.      Pemeriksaan Hb Rp. 20.000,00
2.      Pemeriksaan Protein Urine Rp. 20.000,00
3.      Pemeriksaan Urine Reduksi Rp. 20.000,00
2. Pelayanan Persalinan
a.       Persalinan Normal Rp. 1.020.000,00
3. Pelayanan Nifas
a.       Breast Care Rp. 20.000,00
b.      Kunjungan Nifas Rp. 25.000,00
4. Pelayanan Imunisasi
a.       HB0 Rp. 35.000,00
b.      BCG Rp. 50.000,00
c.       DPT Rp.30.000,00
d.      Hepatitis B Rp.30.000,00
e.       POLIO Rp.30.000,00
f.       CAMPAK Rp.50.000,00
g.      PENTABIO Rp. 70.000,00
1.      DPT
2.      Hib

14
3.      Hepatitis B
h.      Invantrik Rp.350.000,00
i.        Pediacel Rp.500,000,00
6. Pelayanan KB
a.       Pil Rp. 20.000,00
b.      Suntik 3 bulan Rp. 32.000,00
c.       Suntik 1 bulan Rp. 22.000,00
d.      Implan
1.      Pemasangan Implan Rp. 220.000,00
2.      Up Implan Rp. 120.000,00
e.       IUD
1.      Pemasangan IUD Rp. 350.000,00
2.      Kontrol IUD Rp. 25.000,00
3.      UP IUD Rp. 170.000,00
f.       Kondom Rp. 25.000,00

4. Tenaga Kerja

No Tenaga Kerja Jumlah Pendidikan


1. Bidan 1 D4 Kebidanan
2. Asisten Bidan 2 D3 Kebidanan
3. Pembantu 1 Minimal SMP

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kewirausahaan dalam praktek kebidanan adalah


sebuah mindset dan method  yang harus dikuasai seorang Bidan sebagai
wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek
profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan
mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat
memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk kemajuan atau
keberhasilan praktek profesional kebidanannya.
Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas,
sebagai berikut: Memiliki Locus of Control internal, Memiliki toleransi untuk
ambiguitas, Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya,
Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal,
Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan, Rasa urgenitas yang
tinggi,Perseverance, Resilience (ketahanan), Optimis, Rasa humor tentang diri
sendiri
Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang dijalankan oleh
seorang yang memiliki keahlian atau berprofesi sebagai seorang bidan.
Kadangkala usaha praktek bidan yang mereka jalankan bisa menghasilkan
pendapatan yang lebih dibandingkan dengan gaji bulanan mereka. 
Beberapa jasa usaha ini adalah persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu dan
anak (KIA) yang meliputi pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan balita tahap
awal. Besarnya tarif biasanya disesuaikan dengan kondisi wilayah mereka tinggal
dan kesenioritasan yang mencangkup keahlian bidan tersebut.

3.2 Saran
Diharapkan dengan makalah ini memberikan informasi tentang pengetahuan
berwirausaha dan mendorong para bidan yang ingin berwirausaha agar lebih

16
meningkatkan dan memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip
kewirausahaan sehingga usaha yang dijalani dapat bermanfaat bagi orang banyak
pada umumnya.

17

Anda mungkin juga menyukai