KEWIRAUSAHAAN
KEWIRAUSAHAAN
PENDAHULUAN
Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai
wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian
menjual, mulai menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai
pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk
mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan sebagai pelaku usaha mandiri
dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana
usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang
diimplementasikan secara strategis dan mempunyai kemampuan personal selling
yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan
pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan
secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur.
Menjadi profesi bidan yang unggul di bidang kewirausahaan atau
interprenuership dalam bentuk praktek mandiri dan mampu menciptakan
lapangan pekerjaan, khususnya kewirausahaan yang bergerak dibidang kesehatan
sangat membantu dalam pengembangan pembangunan yang mana pada masa
sekarang ini.
2. Apa saja yang harus diperhatikan bagi seorang bidan dalam menjalankan
usahanya?
1
3. Bagaimana contoh kewirausahaan dalam kebidanan?
A. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sebagai mindset, kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai
atau yang mendasari pemikiran kita. Ia adalah ‘sesuatu’ yang berbeda diantara
stimulus dan respon. Ia adalah pembeda antara seorang individu dengan individu
lainnya. Mindset adalah hal yang berpotensi mewarnai pemikiran-pemikiran dan
tindakan-tindakan kita. Mindset wirausaha dalam hal ini adalah pola pikir positif,
pantang menyerah, selalu berusaha melihat peluang.
Selanjutnya, sebagai metode (method), tentu saja aktivitas wira usaha
memiliki langkah/cara/strategi tertentu untuk dapat sukses (tidak terlalu mudah
gagal). Dari sekian banyak kasus, tentunya ditemukan formula/rumus ideal
bagaimana cara memulai aktivitas wirausaha dengan baik, dalam arti berpeluang
mendapatkan profit sekaligus memiliki sedikit peluang untuk bangkrut. Metoda
dalam hal ini bagaimana aktivitas kewirausahaan ini dijalankan secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan keuntungan bagi
pengelolanya. Secara umum metode ini juga dapat dibagi dua yaitu business
content (jenis bisnisnya/produk/barang), dan business context (yaitu perrangkat
bisnisnya, mulai dari manajemen keuangannya, pemasaran, sdm, dan lain-lain).
Dari definisi-definisi di atas, bila dihubungkan dengan praktik Kebidanan,
maka penulis menyimpulkan bahwa kewirausahaan dalam praktek
kebidanan adalah sebuah mindset dan method yang harus dikuasai seorang Bidan
sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek
profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan
mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat
memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk
kemajuan/keberhasilan praktek profesional kebidanannya.
4
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakannya
5
d. Meluangkan dan peduli atas CSR (Corporate Social Responsibility) .
Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial di sekitarnya.
6
mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai.
Namun demikian, saat ini sudah banyak contohnya dimana restoran yang
dibuka di tempat terpencil justru diserbu pelanggannya. Begitu pula dengan
pendirian sebuah BPS maupun Klinik bersalin, tidak harus di tempat yang
ramai.
3. Kesediaan untuk menggaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang Bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa bekerja
sama dengan bidan lain maupun dokter spesialis kebidanan dan anak
sehingga bersinergi.
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai
hal.
Sebagai contoh: Dalam menjalankan praktek sebagai penolong persalinan
seorang bidan bukan hanya menolong persalinan saja tetapi juga menawarkan
jasa lain satu paket dengan jasa persalinan dengan tarif tertentu. Misalnya:
Paket A :`Tarif 1.000.000 dengan layanan sebagai berikut: persalinan normal
2 hari+biaya mecuci ari-ari+biaya mengurus akte lahir bayi+ biaya pijat ibu
dan bayi.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Bidan selaku wirausahawan selalu awas terhadap peluang-peluang baru.
Bidan dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa mampu membaca
trend jaman.
6. Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa
artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati,
ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
7. Perseverance
Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan
mewujudkannya.
8. Resilience (ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika
dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu
dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan
7
perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan
bangun setelah terjerambab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis
Secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk
keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan
kekuatan sendiri.
10. Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri
adalah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi bahkan mengkritik diri sendiri.
Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah
mencapai prestasi yang optimal.
8
Bersemangat
Dapat diandalkan
Komunikasi lisan
Kreatif
Kemampuan analitis
Dapat mengatasi stress
Manajemen diri
Menyelesaikan persoalan
Dapat meringkas
Berkooperasi
Fleksibel
Kerja dalam tim
Mandiri
Mau mendengarkan
Tangguh
Berargumentasi logis
Manajemen waktu
Kewirausahaan dan Berpikir Apresiatif
Berpikir apresiatif adalah upaya menghargai apa yang ada pada diri
kita, mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kita lalui. Kita diajak untuk
lebih fokus pada apa yang terbaik dari manusia.
Salah satu cara melatih diri kita agar mampu berpikir apresiatif adalah
dengan mencoba praktik berwirausaha. Mencoba berwirausaha adalah suatu
aktivitas pembelajaran yang luar bisa. Begitu terjun, kita akan dihadapkan
pada sejumlah tantangan yang menuntut pemikiran kreatif dan inovatif serta
positif. Aktivitas ini, lambat laun, jika ditekuni dengan serius, secara
perlahan-lahan akan dapat mendorong kita untuk memiliki pemikiran yang
apresiatif.
2. Kewirausahaan dan Penentuan Tujuan
9
tujuannya adalah karena mereka tidak pernah menuliskan tujuan-tujuan mereka
tersebut.
Sering kita lihat, bidan-bidan yang sukses dengan BPS maupun
klinik bersalinnya menuliskan visi dan misi yang akan dicapai pada dinding
praktek mereka.
Usaha Bidan Praktek Swasta / klinik bersalin yang sukses dan berhasil
dalam waktu yang cukup lama, biasanya dimulai dengan kreativitas dan inovasi
dari pengelolanya.
Perbedaan kreativitas dan Inovatif :
Kreatif:
o Menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain
o Menghubungkan ide-ide/hal-hal yang tadinya tidak berhubungan
Inovatif:
o Menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada
o Pembaruan/menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda
10
merasa puas dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat menjadi
sumber informasi untuk menyebarkan informasi tersebut kepada klien lain
maupun calon klien lain terutama yang mengalami ketidakpuasan untuk pindah ke
pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan pemasaran pelayanan
bidan melalui jejaring media sosial. Bidan yang up to date(mahir dan tidak
ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak gatek dapat sharing informasi
dan pengalaman dan berkomunikasi dengan klien atau calon klien menggunakan
media sosial misalnya FB, Twitter dsb.
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat
berupa : Promosi dan pemasaran pelayanan bidan secara getok tular untuk
menjaring klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien yang
merasa puas dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat menjadi
sumber informasi untuk menyebarkan informasi tersebut kepada klien lain
maupun calon klien lain terutama yang mengalami ketidakpuasan untuk pindah ke
pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan pemasaran pelayanan
bidan melalui jejaring media sosial. Bidan yang up to date(mahir dan tidak
ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak gatek dapat sharing informasi
dan pengalaman dan berkomunikasi dengan klien atau calon klien menggunakan
media sosial misalnya FB, Twitter dsb.
11
berkisar antara 17.000 (sudah termasuk pemberian vitamin plus kalsium) dan
25.000 rupiah jika terdapat keluhan seperti batuk dan pilek.
Harga pemeriksaan balita tahap awal sebesar 15.000-20.000 rupiah
mencangkup tumbuh kembang balita, gerak motorik dan sensorik apakah sesuai
dengan umur balita atau tidak, BB/TB dan pengobatan sementara jika ada
keluhan. Namun jika dalam 3 hari tidak ada perubahan akan dilakukan rujukan ke
dokter umum ataupun spesialis. Pelayanannya-pun semakin hari semakin inovatif.
Ada bidan yang memberikan tambahan pelayanan dengan menjemput pasien yang
akan melahirkan. Tidak hanya sebatas itu, si pasienpun diantar pulang setelah
proses persalinan.
1. Persalinan.
Pengguna layanan jasa praktek bidan swasta ini adalah ibu hamil, anak balita,
wanita usia subur, pasangan usia subur dan wanita-wanita yang mengalami masa
menopause. Layanan yang paling sering dibutuhkan adalah partus atau persalinan.
Untuk pasien persalinan, pertama-tama biasanya dilakukan anamnesa atau
pertanyaan seputar nama dan umur pasien, kapan mulai dirasakan kencang-
kencang, kapan mens terakhir dan pemeriksaan BB/TB. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan umum seperti pemeriksaan tensi, suhu, nadi dan dilihat keadaan
umum ibu tersebut apakah dalam kondisi baik atau tidak.
Kemudian dilakukan analisa lengkap dan pemeriksaan obstetri terhadap
kandungan tersebut lalu berlanjut ke pemeriksaan dalam. Dan jika memang dirasa
kehlahiran akan terjadi dilakukan pemeriksaan sekitar 4 jam sekali jika
pembukaan sudah diatas 4. Pemeriksaan sebelumnya juga harus dilakukan untuk
pendeteksian faktor resiko apakah termasuk kehamilan normal atau yang berisiko
sehingga dapat dilakukan penanganan untuk mengantisipasi.
2. Peralatan & Ruang Praktek.
Usaha ini sebenarnya memerlukan peralatan pendukung yang cukup banyak.
Peralatan yang digunakan dalam praktek bidan swasta meliputi alat tensi,
timbangan injak, timbangan bayi, metlin, dopler, lineks, stetoskop, HB set, partus
set, perlak, scoop, sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu, peralatan yang tak
kalah pentingnya yang harus dimiliki adalah meja ginekologi, lampu sorot,
sterilisator, kateter, tutup rambut, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali
12
pusar, haeting set, box bayi, inkubator, kamar VK atau kamar persalinan dan
kamar biasa serta harus dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
Untuk ruangan praktek, disarankan minimal mempunyai 4 ruang (kamar). Satu
ruang difungsikan sebagai kamar VK (kamar bersalin), satu ruang lagi untuk
perawatan dan 2 buah ruang untuk dijadikan kamar ibu hamil setelah bersalin. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah kelengkapan peralatan yang menunjang
untuk persalinan dan pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut
dan kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.
3. Kendala.
Kendala yang dirasakan dalam usaha praktek bidan swasta ini biasanya hanya
seputar masalah teknis persalinan. Salah satu contohnya adalah anjuran untuk
belum saatnya mengejan tapi ternyata pasien tidak mengindahkannya dan tetap
mengejan. Tentu hal ini sangat merepotkan apabila bidan tidak terbiasa
menangani hal seperti itu.
Selain kendala diatas, untuk jasa praktek bidan swasta yang berada di wilayah
pedesaan, kendala yang sering dirasakan adalah apabila ibu hamil tinggal di
daerah pegunungan dan jalan menuju daerah tersebut sulit dijangkau. dan hal ini
memang sering terjadi, mengingat rata-rata kondisi jalan daerah pedesaan tidak
sebagus dan semudah di kota.Untuk jam praktek, mereka bisa dibilang 24 jam
penuh nonstop. Salah satu penyebabnya adalah proses persalinan yang sering
tidak bisa diperkirakan. Ini merupakan resiko jika mereka benar-benar terjun di
usaha ini.
1. Tempat praktek
Bidan praktek swasta ini akan didirikan di Rawa Belut Samping
jembatan layang. Selain itu, letak yang strategis yaitu dekat tempat
perbelanjaan, sehingga lalu lintas ini cukup ramai dilalui oleh masyarakat
termasuk juga transportasi umum.
Tempat untuk praktik bidan terpisah dari ruangan keluarga terdiri dari:
Ruang Tunggu
Ruang pemeriksaan
13
Ruang persalinan
Ruang rawat inap
Ruang pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Waktu pelayanan
Untuk jam praktek dimulai dari 08.00-11.00 WIB dan pada pukul
15.30 – 21.00 WIB setiap harinya. Sedangkan untuk pelayanan bersalin
24 jam.
14
3. Hepatitis B
h. Invantrik Rp.350.000,00
i. Pediacel Rp.500,000,00
6. Pelayanan KB
a. Pil Rp. 20.000,00
b. Suntik 3 bulan Rp. 32.000,00
c. Suntik 1 bulan Rp. 22.000,00
d. Implan
1. Pemasangan Implan Rp. 220.000,00
2. Up Implan Rp. 120.000,00
e. IUD
1. Pemasangan IUD Rp. 350.000,00
2. Kontrol IUD Rp. 25.000,00
3. UP IUD Rp. 170.000,00
f. Kondom Rp. 25.000,00
4. Tenaga Kerja
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan dengan makalah ini memberikan informasi tentang pengetahuan
berwirausaha dan mendorong para bidan yang ingin berwirausaha agar lebih
16
meningkatkan dan memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip
kewirausahaan sehingga usaha yang dijalani dapat bermanfaat bagi orang banyak
pada umumnya.
17