DEFINISI
A. PENGERTIAN
Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik dipusat,
maupun didaerah, dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat
sesuai peraturan UU yang berlaku (kepmenpan 81/93)
Menurut Azwar (2009) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri pasien.Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula
kualitas pelayanan kesehatan. Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting.Berdasarkan standar tentang evaluasi dan
pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang
berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.
Menurut Ilyas (2001) dalam Sabarguna (2004) Pelayanan keperawatan adalah kinerja pelayanan keperawatan
dengan penampilan dari hasil karya atau jasa yang telah diberikan kepada individu atau kelompok. Penampilan
adalah proses, cara, perbuatan, tindakan dan gambaran dari sesuatu atau individu, selain itu pengertian
penampilan meliputi banyak hal .tidak hanya masalah busana, kebersihan, kerapian, ekspresi : senyum, cemberut,
ramah, dan terampil. Departemen kesehatan (2008) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis
social, spiritual yang ditunjukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan keperawatan diberikan
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan
kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif, Aditama (2002). Sedangkan menurut Nikmatur R & Saipul W (2012)
proses keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematik berkesinambungan, yang meliputi tindakan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang actual maupun potensial kemudian
merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi, atau mencegah terjadinya masalah baru dan
melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta
mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan, Dengan tahap-tahap proses keperawatan seperti:
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan, pelaksanaan
4. Evaluasi
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan pengertian kualitas
pelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindung
pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap itu merupakan
kompensasi sebagai pemberi pelayanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.
B. ISI
Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang holistic terhadap manusia dengan
berdasarkan pada standar pelayanan keperawatan dan kode etik keperawatan (Ake, 2003).
Pelayanan keperawatan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan kaidah profesi perawat. Pelayanan keperawatan
profesional dilakukan diberbagai tatanan pelayanan kesehatan termasuk di dalam masyarakat dan
di rumah sakit (Kusnanto, 2004). Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dapat menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan (Kamaruzzaman,
2009).
Menurut penelitian Huber (1996, dalam Kamaruzzaman, 2009) mengatakan bahwa sebanyak 90%
pelayanan yang dilakukan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang diberikan akan berdampak pada pasien sebagai penerima jasa layanan keperawatan.
Dampak yang terjadi jika pelayanan keperawatan yang diberikan tidak baik yaitu pasien akan
merasa enggan untuk kembali berobat ke rumah sakit tersebut (Azwar, 1997 dalam
Kamaruzzaman, 2009). Pelayanan keperawatan adalah upaya yang dilakukan perawat untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan keselamatan. Keselamatan pasien (patient
safety) di rumah sakit menjadi fokus utama pelayanan kesehatan saat ini. Era keselamatan pasien
di dunia dimulai dari negara Australia dengan program Australian Council for Safety and Quality
In Health Care yang dibentuk oleh MON Australia pada tahun 2000. Era keselamatan pasien di
Indonesia dibentuk oleh PERSI pada tahun 2005 dengan nama Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Keselamatan pasien di rumah sakit mulai diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2008. Akhirnya, tahun 2009 muncul Undang-undang tentang
Rumah Sakit yaitu keselamatan pasien wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit (Tandiari, 2012).
C. PENGATURAN UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR PELAYANAN
KEPERAWATAN
A. KINERJA PELAYANAN
Kinerja pelayanan adalah kinerja yang didasarkan oleh hasil perhitungan
masing-masing instalasi. Pada Sub bab ini akan menjelaskan tentang kinerja
masing-masing instalasi di RS Syifa Medina
Oktober
November
Desember
5
Berdasarkan tabel perhitungan diatas tentang kinerja pelayanan rawat
inap RSUD DR.Tjitrowardojo Purworejo, dapat dilihat bahwa :
BOR
Gambaran tinggi rendahnya pemanfaatan dari tempat tidur rumah
sakit. BOR RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo Bulan September 2019
adalah 63,98%. Ini menunjukkan bahwa penempatan tempat tidur
RSUD Dr.Tjitrowardojo ideal. Parameter BOR ideal menurut Standar
Kemenkes adalah antara 60-85%.
LOS
Indikasi tingkat efisiensi mutu pelayanan yaitu rata-rata lama rawatan
seorang pasien. LOS RSUD Dr.Tjitrowardojo Bulan September 2019
adalah 5,10 hari. Ini menunjukkan bahwa rata-rata rawatan seorang
pasien belum ideal karena secara umum LOS ideal antara 6 s/d 9 hari.
TOI
Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi
berikutnya. TOI RSUD Dr.Tjitrowardojo Bulan September 2019
adalah 2,33 hari. Ini menunjukkan bahwa rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat terisi berikutnya ideal dan efisiensi karena
TOI ideal antara 1 s/d 3 hari.
BTO
Frekuensi pemakaian tempat tidur berapa kali dalam satu satuan waktu
tertentu, biasanya dalam satu tahun tempat tidur rumah sakit terpakai.
BTO RSUD Dr.Tjitrowardojo Bulan September 2019 adalah 4,65
kali.Ini menunjukkan bahwa frekuensi tempat tidur belum ideal karena
ideal setiap bulan antara 3,33 s/d 4,16 kali.
NDR
Angka kematian ≥ 48 jam yang dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar. NDR pada Bulan September 2019 adalah 35,43‰ tidak dapat
ditolerir dan belum ideal. Karena nilai NDR yang dianggap masih
dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
GDR
Angka kematian ≤ 48 jam yang dirawat untuk 1000 penderita keluar.
GDR pada Bulan September 2019 adalah 61,68 ‰ tidak dapat ditolerir
dan belum ideal. Karena nilai GDR yang masih dapat ditolerir dan
ideal adalah kurang dari 45 per 1000 penderita keluar.
6
d) Angka Infeksi Nosokomial
Angka infeksi yang terjadi di RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo
dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 4. Angka Infeksi Nosokomial
Angka Infeksi Nosokomial Jumlah
Jumlah Pasien yang terkena Infeksi Nosokomial
a.
Jumlah Pasien yang dirawat 1.524
b.
c. Jumlah Pasien yang terkena Infeksi Dekubitus 1
Jumlah Pasien yang terkena Infeksi Phlebitis 1
d.
Jumlah Pasien yang terkena Infeksi Saluran Kemih ( ISK) 0
e.
f. Jumlah Pasien yang terkena Infeksi Luka Operasi ( ILO) 4
JUMLAH
NO. KODE ICD NAMA DIAGNOSA
KASUS
5. MO pria 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. MO 0 3 3 0 0 0 0 0 0
Wanita
7. Suntikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Implant
h) Kegiatan Perinatologi
Kegiatan perinatologi
RUJUKAN NON
MEDIS NON MEDIS RUJUKAN
NO. JENIS KEGIATAN DIRUJUK
RS BIDAN PUSKESMAS FASKES MATI Jmlh Mati Jmlh Mati Jmlh
LAINNYA Total Total Total
8 9 11
1 2 3 4 5 6 7 10 12 13
1 Bayi Lahir Hidup 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.1 >= 2500 gram 12 0 2 0 0 0 0 0 0 48 0
9
b). Analisis
Analisis yang dilakukan terkait dengan cakupan pelayanan gawat
darurat bulan ....... dan kategori penderita gawat darurat.
Cakupan pelayanan gawat darurat bulan ......... mencapai......penderita.
Kategori penderita gawat darurat terdiri dari :
1) Kasus Anak = 216 penderita ( 11,45%)
2) Kasus Bedah = 223 penderita ( 11,81%)
3) Kasus Kebidanan = 190 penderita ( 10,07%)
4) Kasus Umum = 40 penderita ( 2,12%)
5) Kasus Non Bedah = 1.218 penderita ( 64,55%)
3. INSTALASI RAWAT JALAN
Subbab ini menjelaskan tentang kunjungan rawat jalan, pembahasan
pelayanan rawat jalan, kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kegiatan
rehabilitasi medik, kegiatan rujukan, pengunjung RS Syifa Medina
Tasikmalaya, 10 besar kasus/diagnosa kunjungan pasien rawat jalan
a) Kunjungan Pasien Rawat Jalan Bulan September 2019
Kunjungan rawat jalan pada bulan September terbanyak adalah pada
poli dalam dengan angka sebesar ..... pasien. Keterangan lebih lanjut
disajikan pada tabel ......
Tabel 1. Kunjungan Rawat Jalan RS Syifa Medina Tasikmalaya
10
orang, BPJS ketenagakerjaan sebanyak 0 orang, In health sebanyak
.....orang, jasa raharja sebanyak ......orang, jampersal sebanyak ....orang,
telkom sebanyak ..... orang. Jumlah total keseluruhan kunjungan pasien
rawat jalan sebanyak ...... orang. Untuk data disajikan pada tabel.....
Tabel 2. Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jaminan
RUJUKAN DIRUJUK
JENIS Diterima Diterima Diterima Dikembali Dikembali Dikembali Pasien Pasien Diterima
NO dari dari dari RS kan ke kan ke kan ke RS Rujukan datang Kembali
SPESIALISASI
Puskes fasilitas lain Puskesmas fasilitas asal sendiri
mas Kes.lain Kes. Lain
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Bedah 121 109 19 0 0 0 31 25 0
2. Kesehatan Anak 69 84 14 0 0 0 26 5 0
3. Obsterik & Ginekologi 19 61 5 0 0 0 16 16 0
4. Keluarga Berencana 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Saraf 137 83 31 0 0 0 4 0 0
6. Radiologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BULAN
No. Jenis Kegiatan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jml
4.296 2.940 3.633 3.083 3.229 2.837 3.341 2.868 2.876 29.103
1. Pengunjung Baru
9.091 7.951 8.727 8.430 8.667 7.334 8.601 8.133 8.182 75.116
2. Pengunjung Lama
Jumlah 13.387 10.891 12.360 11.513 11.896 10.171 11.942 11.001 11.058 104.219
2.1.4 INSTALASI BEDAH SENTRAL
A. Kegiatan Pembedahan
Kegiatan pembedahan RS Syifa Medina pada Bulan Agustus-Oktober
2020 disajikan pada tabel 2.20.
Tabel 2.20 Kegiatan Pembedahan RS Syifa Medina Bulan Agustus-Oktober
2020
NO.
SPESIALISASI TOTAL KHUSUS BESAR SEDANG KECIL
1 2 3 4 5 6 7
1. Bedah 108 10 49 48 1
2. Obstetrik dan Ginekologi 63 17 32 14 0
3. Bedah Saraf 0 0 0 0 0
4. THT 31 0 13 18 0
5. Mata 49 31 15 3 0
6. Kulit dan Kelamin 0 0 0 0 0
7. Gigi dan Mulut 18 15 3 0 0
8. Bedah Anak 0 0 0 0 0
9. Kardiovaskuler 0 0 0 0 0
10. Bedah Orthopedi 52 22 16 14 0
11. Thorak 8 0 7 0 1
12. Digestive 0 0 0 0 0
13. Urologi 0 0 0 0 0
14. Lain-lain 0 0 0 0 0
99 TOTAL 329 95 135 97 2
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jml
RADIODIAGNOSTI
K
Foto tanpa bahan
1. 930 873 930 927 1.048 944 958 1.068 1.734 9.412
kontras
Foto dengan bahan
2. 33 22 33 20 24 28 13 29 29
kontras 231
3. Foto dengan roll film 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Flouroskopi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Foto gigi 46 54 46 23 23 5 3 2 5 207
6. CT Scan 161 169 161 225 202 210 231 435 178 1.972
7. Lymphografi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Angiograpi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RADIOTHERAPI
Jumlah kegiatan
1. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
diagnostik
Jumlah kegiatan
2. therapi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
IMAGING/PENCITRAAN
1. USG 382 388 391 415 300 361 401 383 415 3.436
USG Poli
Kandungan 154 122 145 127 115 141 159 133 124 1.220
2. MRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 1.706 1.628 1.706 1.737 1.712 1.689 1.765 2.050 2.485 16.478
2.1.6 INSTALASI PATHOLOGI KLINIK (LABORATORIUM)
Kegiatan laboratorium pada bulan September 2019 meliputi pemeriksaan kecil :
....pemeriksaan, sedang : ... pemeriksaan, besar : ..... pemeriksaan, khusus : ... pemeriksaan,
total : .... pemeriksaan. Untuk data lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 2.24.
Tabel 2.24 Kegiatan Laboratorium RS Syifa Medina
0 7.228 0 0 7.228
1. Kimia
1.869 1.321 0 0 3.190
2. Gula Darah
577 2.119 0 479 3.175
3. Hematologi
23 2 1.278 154 1.457
4. Serologi
0 0 3 337 340
5. Bakteriologi
0 0 0 0 0
6. Liquor
0 0 0 0 0
7. Transudat/Exsudat
15 260 0 0 275
8. Urine
22 0 0 0 22
9. Tinja
0 37 0 0 37
10. Analisis Gas Darah
0 0 0 0 0
11. Radio Assay
0 0 0 0 0
12. Cairan otak
1 1
13. Cairan tubuh lainya 0 0 0
0 48
14. Imonologi 20 28 0
0 0
15. Mikrobiologi klinik 0 0 0
0 300
16. Lain – lain / Napsa 0 300 0
Total 2.526 11.295 1.281 971 16.073
R % R %
Resep Paten
masuk
2. 31.274 2.650 60.868 94.792 28 0,03 94.764 99,97
Formularium
20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan kinerja pelayanan RSUD
Dr.Tjitrowardojo Purworejo sebagai berikut :
1) Nilai BOR atau prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu RSUD Dr.Tjitrowardojo pada Bulan September 2019 sebesar
63,98 % dan memenuhi kriteria ideal menurut persyaratan dari DepKes
RI.
2) Nilai LOS atau rata-rata lama rawatan seorang pasien RSUD
Dr.Tjitrowardojo Purworejo pada Bulan September 2019 sebesar 5,10
hari dan dikatakan belum ideal karena menurut DepKes RI nilai LOS
yang ideal adalah 6 s/d 9 hari.
3) Nilai TOI atau rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi
ke saat terisi berikutnya RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo pada Bulan
September 2019 sebesar 2,33 hari dan dikatakan ideal karena menurut
DepKes RI nilai ideal dari TOI adalah 1 s/d 3 hari.
4) Nilai BTO atau frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam
satuan waktu tertentu tempat tidur rumah sakit dipakai RSUD
Dr.Tjitrowardojo Purworejo pada Bulan September 2019 sebesar 4,65
kali. Ini menunjukkan bahwa nilai BTO belum ideal karena menurut
DepKes RI nilai ideal BTO adalah 3,33 s/d 4,16 kali.
5) Nilai NDR atau angka kematian 48 jam setelah dirawat RSUD
Dr.Tjitrowardojo Purworejo sebesar 35,43 ‰, angka tersebut tidak dapat
ditolerir dan belum ideal, karena menurut DepKes RI nilai idealnya
adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
6) Nilai GDR atau angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar RSUD Dr.Tjitrowardojo pada Bulan September 2019 sebesar
61,68 ‰. Ini menunjukkan nilai yang tidak dapat ditolerir dan belum
ideal, karena menurut DepKes RI nilai idealnya adalah tidak lebih dari
45 per 1000 penderita keluar.
3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari laporan kinerja RSUD Dr.Tjitrowardojo
Purworejo sebagai berikut :
35
1) Laporan kinerja RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo diharapkan
kedepannya bisa lebih lengkap dan lebih sempurna dalam format
penulisannya.
2) Nilai BOR yang berubah-rubah tiap bulan juga merupakan akibat dari
naik turunnya jumlah pasien.
36
PENUTUP
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga proses penyelesaian Laporan Kinerja RSUD
Dr.Tjitrowardojo Purworejo ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
memberikan data dan membantu dalam proses terselesaikannya Laporan
Kinerja RSUD Dr.Tjitrowardojo Purworejo ini.
37
38
2019
LAMPIRAN
LAPORAN
KINERJA
RSUD Dr.TJITROWARDOJO
PURWOREJO
RSUD
Dr.TJITROWARDOJO
PURWOREJO
39