Referat Adiksi Gadget Rsij Klender
Referat Adiksi Gadget Rsij Klender
Disusun oleh:
Femi Rizqina Putri (1102016072)
Fiona Salfadilla (1102016073)
Fitria Fatmawati (1102016074)
Hanifa Islami (1102016078)
Hanifah Ainun Aryana (1102016078)
Pembimbing:
dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Adiksi Gadget
Terkait COVID-19 dan PSBB”. Referat ini disusun untuk memenuhi syarat
mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa.
Penyusunan referat ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Citra Fitri
Agustina, Sp.KJ atas bimbingnnya selama penulis menyelesaikan referat ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan coass atas dukungan
yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan materi penulisan dan menambah wawasan penulis.
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….3
2.1 Definisi Penyebab……………………………………………………3
2.2 Epidemiologi………………………………………………………...3
2.3 Etiologi………………………………………………………………4
2.4 Manifestasi Klinis……………………………………………………5
2.5 Diagnosis………………………...…………………………………..6
2.6 Tatalaksana…………………………………………………………..7
2.7 Prognosis………………………………………………………….....7
KESIMPULAN…………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA…………………………..………………………...…….9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi dari tahun ke tahun sangatlah
cepat,banyak gadget keluaran terbaru dengan piranti-piranti pendukungnya yang
begitu canggih dan berbagai macam kelebihan yang ditawarkan tidak bisa
dihindarkan oleh banyak kalangan masyarakat. Berawal dari kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi yang sederhana seperti pesan singkat serta
pesan suara, namun saat ini alat-alat teknologi komunikasi menjadi multifungsi
sebagai sarana atau media untuk memfasilitasi pembelajaran diluar kelas, hiburan
portable, kegiatan jual-beli, atau hanya sekedar mencari informasi dengan
menggunakan jaringan internet.
1
berjudul Adiksi Gadget Terkait COVID-19 Dan Pembatasan Sosial Berskala
Besar.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Epidemiologi
Di seluruh dunia, smartphone digunakan oleh 1,85 miliar orang pada 2014
yang diperkirakan 2,32 miliar pada 2017 dan 2,87 miliar pada 2020. Berdasarkan
data dari emarketer, pada tahun 2018 Indonesia akan memiliki lebih dari 100 juta
pengguna smartphone aktif. Hal tersebut membuat Indonesia akan berada di
peringkat 4 dunia sebagai negara dengan pengguna smartphone terbanyak. Orang
yang memiliki smartphone akan lebih rajin untuk mencari informasi. Berdasarkan
hasil survey, para pengguna smartphone rata-rata menggunakan perangkatnya
lebih dari dua jam per hari. Selama waktu tersebut, mereka cenderung
menggunakan perangkatnya sehari-hari untuk internet (24 menit 49 detik), sosial
media (17 menit 29 detik), musik (15 menit 38 detik) dan bermain games (14
menit 26 detik). Ketergantungan yang terlalu banyak membuat kita menjadi
"Mobile adiktif". Kecanduan gadget tidak hanya memiliki efek fisik tetapi juga
efek psikologis dan akademis pada saat yang sama. kurang tidur, kecemasan,
stres, dan depresi yang semuanya terkait dengan penyalahgunaan internet, telah
dikaitkan dengan penggunaan gadget juga. Setiap kali kebiasaan diubah menjadi
3
kewajiban, itu menjadi kecanduan. Penggunaan berlebihan smartphone yang
dipasangkan dengan sikap negatif dan perasaan cemas serta ketergantungan pada
gadget dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi.
4
2.4 Manifestasi Klinis Adiksi Gadget
Berikut adalah beberapa gejala psikis pada orang dengan adiksi gadget :
1. Gangguan emosi dan gangguan perilaku berupa susah diajak
berkomunikasi, tidak peduli, dan individualis
2. Penurunan produktivitas dan kualitas hidup yang disebabkan kelelahan
serta kurang cukup tidur
3. Kecenderungan merasa gadgetnya bergetar saat tidak ada pesan atau
pembeharuan
4. Mengganggu aspek akademik pada usia anak hingga remaja berupa
penurunan kinerja akademik yang menimbulkan kecemasan, kepuasan,
penurunan perhatian, serta depresi
5. Bingung, resah, dan kesepian apabila tidak memegang gadget
5
bersama gadget dalam durasi lama. Hal ini akan membuat kulit
menurun kualitasnya.”
4. Mengganggu pendengaran
Hampir setiap pengguna gadget tampak mengenakan headphone untuk
mendengarkan musik. Namun ini tidak baik jika terus-menerus
dilakukan. apalagi dengan volume yang terlalu besar.
5. Mengganggu saat istirahat
Komputer, laptop, tablet. dan ponsel mengganggu hormon melatonin
yang akan turut membuat tidur jadi terganggu. Sebuah riset dari Mayo
Clinic di Arizona menganjurkan agar setiap orang menurunkan kadar
cahaya di gadgetnya lebih rendah sehingga tidak begitu mengganggu kala
malam hari. Saat beristirahat ada baiknya gadget dalam keadaan silent
pada saat tidur.
2.5 Diagnosis
Kriteria diagnosis menurut Lin ada 6 :
1.Ketidakmampuan secara terus menerus untuk menahan dorongan
menggunakan gadget
2. Timbul gejala disforia, cemas, atau lekas marah
3. Penggunaan gadget dalam jangka waktu lebih lama dari yang
dibutuhkan
4. Keinginan/upaya yang tidak berhasilnya untuk berhenti atau
mengurangi penggunaan gadget
5. Perhatian yang meningkat dalam menggunakan atau berhenti
menggunakan gadget
6. Penggunaan gadget secara terus menerus meskipun terdapat
konsekuensi fisik atau psikologis yang berulang
Diagnosis didasarkan pada adanya 3 atau lebih kriteria utama
ditambah atau lebih kriteria fungsional, dan dimana perilaku adiktif tidak
terkait dengan gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan bipolar.
6
Alat bantu alternatif atau tambahan, Mobile Addict Craving Scale
(MPACS) Ponsel dikembangkan oleh De Sola, dkk10 di 2017 yang terdiri
dari 8 pertanyaan gaya-Likert dan dirancang untuk membantu pengguna
ponsel pintar mengevaluasi sendiri tingkat kecemasan atau kegelisahan
yang dirasakan oleh kurangnya ketersediaan smartphone mereka.
2.7 Prognosis
Adiksi gadget jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan penglihatan, nyeri pada
jari-jari tangan, sakit kepala, leher dan punggung, serta gangguan tidur.
Selain itu, adiksi gadget juga dapat menyebabkan gangguan psikososial
seperti berkurangnya daya konsentrasi saat beraktivitas, menurunnya
performa kerja, depresi, apatis dengan lingkungan sekitarnya, serta dapat
menimbulkan perilaku kekerasan.
7
BAB 3
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Kumar, A.K., & Sherkhane, M.S. 2018. Assessment of Gadgets Addiction and Its
Impact on Health Among Undergraduates. International Journal of
Community Medicine and Public Health.5(8):3624-3628.
DOI:10.18203/2394-6040.ijcmph20183109.
Young, K. S. 2011. CBT-IA The First Treatment Model For Internet Addiction.
Journal Of Cognitive Psychotherapy, 310.