Anda di halaman 1dari 10

Diagnosis Keperawatan : Definisi NANDA :

00124 - Keputusasaan Kondisi subjektif ketika indnvidu memandang keterbatasan atau tidak
Domain 6 – Persepsi Diri adanya alternatif atau pilihan pribadi serta tidak mampu memobilisasi
energi demi kepentingan sendiri.
Kelas 1 –konsep Diri

Nama / Umur : No. Rekam Medik :

Hari / Tanggal : Diagnosa Medik :

Komponen Diagnosis Tujuan Tindakan Keperawatan KET


(Klasifikasi NOC) (Klasifikasi NIC)
Etiologi NOC: NIC :
 Harapan  Inspirasi Harapan
 Energi psikomotor  Manajemen Alam Perasaan
Batasan Karakteristik
 Motivasi  Pengalihan
 Gangguan pola tidur  Resolusi berduka  Dukugan Spiritual
 Isyarat verbal  Tingkat depresi
(misalnya isi putus  Keinginan untuk Observasi
asa, menghela hidup
nafas)  Kesehatan spiritual  monitor kemampuan perawatan diri
 Kurang inisiatif (misalnya berhias, kebersihan, mengatur
 Pemulihan terhadap
makanan/cairan, eliminasi)
 Kurang keterlibatan pengabaian
 Kualitas hidup  monitor status fisik pasien (misalnya berat
dalam asuhan baadan dan dehidrasi)
Tujuan :
 Kurang kontak mata Setelah dilakukan  monitor dan atur tingkat aktifitas dan
 Mengangkat bau tindakan keperawatan stimulasi dalam lingkungan yang sesuai
sebagai tarpon selama ………..pasien dengan kebutuhan pasien
terhadap orang yang menunjukkan perilaku  Monitor fungsi kognitif (misalnya
ketidakputusasaan konsentrasi, perhatian, ingatan,
mengajak bicara
dengan Kriteria Hasil: kemampuan untuk memproses informasi,
 Meninggalkan orang  Secara konsisten dan kemampuan pengambilan keputusan)
yang mengajak klien menunjukan  Monitor pasien terkait ada tidaknya efek
bicara atau mengungkapkan samping pengobatan dan tampak pada
 Pasif harapan masa depan alam perasaan
 Penurunan afek yang positif  Gambarkan danmonitor tingkat serum
 klien mampu darah (misalnya, trisiklik antidepresan
 Penurunan respon mengungkapkan ‘lithium, antikonvulsan) dengan cara yang
terhadap stimulus kepecayaan pada diri tepat
 Penurunan selera sendiri  Monitor dan dukung kepatuhan pasien
makan  klien mampu dalam berobat
 Penurunan mengungkapkan  Monitor status fisiologi dan mental segera
kepercayaan pada setelah diberikan ECT
verbalisasi
orang lain  Monitor alam perasaan pasien sebagai
 klien mampu respon dilakukannya ECT atau terapi
menetapkan cahaya/fototherapy
semangat hidup  Eksplorasi apa yangmemicu pasien bahwa
 klien mampu marah, frustasi dan kemarahan akan
Faktor yang menunjukan efek kembali lagi kepada pasien
berhubungan yang sesuai dengan  Monitor potensi agresi yang diekspresikan
situasi dengan cara yang tidak tepat dan lakukan
 Isitilah sosial  klien menunjukan intervenal sebelum (agresi ini)
nafsu makan yang diekspresikan
 Kehilangan normal  Identifikasi fungsi dari kemarahan, frustasi
kepercayaan pada  klien menunjukan dan kemarahan yang sangat dari pasien
kekuatan spiritual kemampuan untuk  Identifikasi konsekuensi dan ekspresi
 Kehilangan menyelesikan tugas kemarahan yang tidak tepat
kepercayaan pada sehari-hari
nilai penting  klien memperoleh Mandiri
dukungan yang  Bantu klien dam keluarga untuk
 Pembatasan diperlukan mengidentifikasi area dari harapan dalam
aktivitas jangka  klien menerima hidup
panjang tanggungjawab atas  Dorong untuk berbicara dan menangis
 Penurunan kondisi tindakan yang sbagai cara untuk menurunkan respon
fisiologis diperbuat emosi
 Riwayat diabaikan  klien  Temani pasien dan berikan jaminan
mengungkapkan niat keselamatan dan keamanan selama periode
 Stress jangka untuk bertindak cemas
panjang  klien menyampaikan  Demonstrasikan harapan dengan
perasaan akan menunjukan bahwa sesuatu dalam pasien
penyelesaian adalah sesuatu yang beerharga dan
DS : mengenai kehilangan memandang bahwa penyakit pasien adalah
 Tanda-tanda lisan  klien menyatakan hanya satu segi dari individu
menerima Kembangkan daftar mekanisme koping
( misalnya, isi pasien
kehilangannya
pembicaraan  Bantu pasien untuk menemukan dan
 klien mampu
pesimis, “saya tidak mencari dukungan merevisi tujuan berkaitan dengan objek
bisa”,menghela sosial yang diharapkan
nafas  klien tidak  Bantu pasien mengembangkan spiritualitas
menunjukan perasaan diri
DO : depresi  Jangan memalsukan hal yang sebenarnya
 Menutup mata  klien menunjuksn  Fasilitasi kaitan antara kehilanan personal
pasien dengan gambaran dirinya
 Penurunan nafsu nafsu makan
 Fasilitasi untuk [bisa] mengenang dan
makan meningkat menikmati prestaasi dan pengalaman masa
 Kuang terlibat  klien tidak lalu
dalam perawatan menggunakan  Tekankan pada keberlanjutan hubungan
 Mengangkat bahu narkoba seperti menyebutkan nama orang yang
sebagai respons  klien disukai [dilakukan] pada pasien yang tidak
terhadap pembicara mau merespon
mengekspresikan
 Lakuan review menggenai [mengenai
 Menghindari kontak keinginan untuk
baigaimana] petnjuk tentang hidup dan
mata hidup atau [bagaimana] mengenang
 klien mampu [sesuatu/seseorang dengan cara yang tepat
mengekspresikan  Libatkan pasien secara aktif pada
optimisme perawatannya sendiri
 klien mampu  Kembangkan rencana perawatan yang
mengekspresikan melibatkan tujuan bertingkat dari yang
ingin dicapai, daritujua sederhana sampai
perasaan
pada tujuan yang complex
 klien menunjukan  Dukung hubungan terapautik dengan orang
peningkatan kualitas yang penting bagi pasien
keyakinan  Berikan kesempatan bagi pasien /keluarga
 kllien menunjukan untuk terlibat dalam kelompok pendukung
kemampuan dalam  Ciptakan lingkungan yang memfasilitasi
beribadah pasien melaksanakan praktik agamanya
dengan cara yang tepat
 klien mampu
berinteraksi dengan
 Evaluasi aam perasaan ( misalnya tanda,
gejala riwayat pribadi) diawal dan teratur
orang lain untuk selama perkembangan penanganan
beragi ide, keyakinan  Berikan kuesioner pelaporan diri (misalnya
dan perasaan beck depression inventory, skala fungsi
 klien mampu status), dengan tepat
menunjukan  Tentukan apakah pasien menunjukan
kebersihan pribadi resiko keamanan pada diri sendiri atau
orang lain
 klien menunjukan
 Pertimbangkan perawatan pada pasien
ekspresi dan
yang mengalami gangguaan alam perasaan
kebaanggaan diri yang memiliki risiko keamanan, yang tidak
 klien mampu dapat memenuhi kebutuhan perawatan
menunjukan dirinya dan/atau kurangnya dukungan
pencapaian dalam sosial
tujuan hidup  Mulai [tindakan] penegahan yang
diperlukan untuk mengamankan pasien
 klien menunjukan
atau orang lain yang berada pada resiko
kemampuan koping mmbahayakan fisik (misalnya bunuh diri
membahayakan diri, melarikan diri,
kerasan)
 Atur atau hentikan pengobatan yang
mngkin berkontribusi terhadap gangguan
alam perasaan (misalnya sesuai dengan
yang dijinkan oleh praktisi keperawatan
lanjut/advanced practices nurces)
 Rujuk pasien untuk dilakukannya evaluasi
dan/atau penanganan dari penyakit yang
diderita yang mungkin terjadinya disfungsi
gangguan alam perasaan (misalnya
gangguan tiroid, dan lain-lain)
 Bantu melakukan perawatan diri, misalnya
kebersihan.
 Bantu pasien tuntuk mengatur siklus
tidur/bangun yang normal (misalnya
jadwal waktu istirahat, teknik relaksasi,
pengobatan sedasi, pembatasan kefein
 Bantu pasien meningkatkan tanggung
jawab diri untuk dapat melakukan
perawatan diri semampunya.
 Berikan kesempatan untuk melakukan
aktivitas fisik ( misalnya berjalan, naik
sepeda)
 Gunakan bahasa yang sederhana dan
konkrit selama interaksi dengan pasien
yang bermasalah dengan [fungsi]
kognitifnya
 Gunakan alat bantu mengingat dan dan
tanda-tanda visual untuk membantu pasien
yang [fungsi] kognitifnya bermasalah
 Batasi kesempatan untuk membuat
keputusan paada pasien yang memiliki
masalah kognitif
 Dukung pasien utuk terlibat dalam
peningkatan dalam membuat keputusan
yang lebih kompleks sebisanya
 Intraksi dengan pasien dengan pasien
menggunakan interval [waktu] yang teratur
dalam rangka menunjukan perhatian
dan/atau menyediakan kesempatan bagi
pasien untuk membicarakan mengenai
perasaanya
 Bantu pasien untuk secara sadar
memonitor alam perasaannya (misalnya 1
sampai 10 skala, menulis jurnal)
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi
pikiran dan perasaan yang mendasari alam
perasaan yang disfungsional
 Batasi jumlah waktu dimana pasien
dijnkan untuk mengekspresikan perasaan
dan/atau kejadian kegagalan [uang terjadi]
dimasa laluasi
 Bantu Psien untuk memfasilitasi perasaan
dengan perilaku yang tepat ( misalnya
memukul tas, terapi seni, aktifitas fisik
yang berat)
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi
pemicu dari disfungsi alam perasaaan
(misalnya krtidakseimbangan kimia,
stressor situasi, berduka/kehilangan, dan
masalah fisik)
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi aspek
dari pemicu yang bisa/tidak bissa dirubah
 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber
yang tersedia dari kekuatan/keampuan
pribadi yang dapat digunakan untuk
memodifikasi pemicu terjadinya disfungsi
alam perasaan
 Dukung pasien, dimana dia dapat
menoleransi, untuk terlibat dalam interaksi
social dan aktivitas orang lain
 Berikan keterampilan social dan/atau
latihan asertif sesuai kebutuhan
 Berikan pasien umpan balik terkait dengan
ketepatan perilaku socialnya
 Gunakan pembatasan setting dan strategi
manajemen perilaku untuk membantu
pasien manic dalam rangka menahan diri
dari perilaku intuisif dan disruptif
 Gunakan intervensi yang dibatasi
(misalnya pembatasan area, seklusi
pengekangan fisik, pengekangan kimia)
untuk mengola perilaku yang tidak tepat
atau tidak atau tidak aman, yang tidak
responsive pada intervensi manajemen
pematasan perilaku
 Kelola dan atasi halusinasi dan/delusi yang
mungkin mengikuti gangguan alam
perasaan
 Sedikakan prosedur pengajaran bagi pasien
dan SO dari pasien yang menerima ECT
atau terapi cahaya/fototherapy
 Sediakan petunjuk mengenai
perkembangandan pemeliharaan dalam hal
dukungan sistem (misalnya, keluarga,
teman, sumber spiritual, dukungan
kelompok, dan konseling)
 Bantu pasien untuk mengantisipasi dan
mengatasi peruubahan hidup (misalnya
pekerjaan baru, absen dari kerja, grup
baru)
 Lakukan follow up untuk pelayanan diluar
rumah sakit pada interval [waktu] yang
tepat sesuai dengan kebutuhan
 Motifasi individu untuk memilih teknik
pengalihan yang diinginkan (contohnya :
music, terlibat dalam percakapan, atau
menceritakan dengan rinci sebuah
peristiwa atau cerita, mengingat
kejadian/peristiwa positif, berfokus pada
foto atau objek netral imajinasi terbimbing,
humor, atau perlatihan pernafasan dalam)
 Gunakan tekni teknik dikstraksi atau
pengalihan untuk anak yang baru dan
menstimulasi lebih dari satu indera serta
tidak memerlukan kecakapan menulis dan
membaca ataupun kemampuan berfikir
(contohnya bermain, terapi aktivitas,
membaca cerita, menyanyikan lagu-lagu
atau kegiatan agama.
 Identifikasi bersama pasien mengenai
daftar yang menyenangkan (misalnya
olahraga, berjalan kaki, mandi gelembung,
berbicara dengan teman-teman atau
keluarga)
 Bedakan isi teknik distaksi atau
pengalihan, berdasarkan keberhasilan
penggunaan dimasa lalu dan usia atau
tingkat perkembangan
 Dorong partisipasi keluarga dan orang
terdekat lainnya serta berikan pengajaran
yang diperlukan
 Gunakan satu teknik pengalihan atau
digabung dengan pengalihan lainnya yang
sesuai
 Evaluasi dan dokumentasikan respon
pasien terhadap pengalihan
 Diskusi dengan pasien mengenali
pengenalan emosinya
 Buat pernyataan yang mendukung an
berempati
 Rangkul atau sentuh pasien dengan penut
dukungan
 Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang sesuai
 bantu pasien untuk mengenali masalah
seperti adanya cemas, marah, atau sedih
 dorong pasien untuk mengekspresikan
perasaan cemas, marah atau sedih
 dengarkan/dorong ekspresi keyakinan dan
perasaan
 fasilitasi pasien untuk mengidentifikasi
pola respon yang biasanya dipakai ketika
menghadapi rasa takut
 berikan dukungan elama fase mengingkari
[denial] marah tawar menawar dan fase
menerima dalam proses berduka
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Tentukan harapan mengenai tingkah laku
yang tepat dalam mengeksresikan perasan
mara, tentukan fungsi kognitif dan fisik
pasien
 Batasi akses terhadap situasi yang
membuat frustasi sampai pasien
mengekspresikan [kemarahan] dengan caa
yang adaptif
 Dukung pasien untuk mencari dukungan
dari staf perawat atau yang bertaggung
jawab [merawat pasien] selama terjadinya
periode peningkatan ketegangan
 Cegah menyakiti secara fisik jika marah
diarahkan pada diri atau orang lain
(misalnya dengan menggunakan
pengkajian dan memindahkan senjata yang
mematikan)
 Dorong penutunan aktifitas yang sangat
kuat (misalnya memukul tas, mondar
mandir, dan latihan yang berlebihan)
 Sampaikan jaminan pada pasien bahwa ref
peran dari melakukan interval untuk
mencegah pasien kehilangan control
 Dukung penggunaan kolaborasi dalam
rangka mengatasi masalah
 Gunakan control eksternal (misalnya
dukungan hak yang manual, waktu jeda
dan seklusi) sesuai kebutuhan (sebagai
usaha terakhir) untuk menenangkan pasien
yang mengekspresikan marah dengan
periaku maladaptive
 Sediakan umpa balik pada perilaku
(pasien) untuk membantu pasien
mengidentifikasi kemarahannya
 Bantu pasien mengidentifikasi sumber
kemarahan
 Bantupasien terkait dengan strategi
perencanaan untuk mecegah ekspresi
kemarahan yang tidak tepat
 Dentifikasi bersama pasien keuntungan
dari ekspresi kemarahan dengan perilaku
adaktif dan tanpa kekerasan
 Tetapkan harapan yang pasien dapat
mengontrol perilakunya
 Bantu dalam mengembangkan metode
dalam memngekspresikan marah pada
orang lain (misalnya, asertif dan
menggunakan pernyataan mengungkakn
perasaan
 Berikan model peran yang bisa
mengekspresikan marah dengan cara yang
tepat
 Dorong pasien untuk
mengimplementasikan dengan mengontrol
kemarahan dengan menggunakan ekspresi
kemarahan yang tepat
 Sediakan penguatan untuk ekspresi
kemarahan yang tepat

Kolaborasi
 Berikan atau rujuk pasien untuk
(mendapatkan) menanganan
penyalahgunaan zat jika penyalahgunaan
zat adalah merupakan factor yang
berkontribusi pada terjadinya gangguan
alam perasaan [mood]
 Berikan atau rujuk [pasen] pada
psikoterapi (misalnya perilaku kognitif,
interpersonal, marital, keluarga,grup),
dengan cara yang tepat.
 Resepkan atur, dan hentikan pengobatan
yang digunakan untuk menangani
disfungsi alam perasaan (misalnya esuai
yang diijinkan praktisi keperawatan
lanjut/adfanced practice nurse)
 Berikan pengobatan stabilisasi alam
perasaan (misalnya, anti-depressant,
lotoum, antikonvulsan, antipsychotic,
anxiolythics, hormone dan vitamin.
 Tangani dan/atau kelola efek samaping
dari obat atau rueaksi obat yang
berlawanan dari pengobatan yang
digunakan untuk menangani gangguan
alam perasaan
 Bantu dokter dalam memberikan
penanganan terapi kejut
listrik/electrocunvusiv teraphy (ECT) juka
diindikasikan
 Bantu dengan pemberian terapi
cahaya/fototherapy untuk meningkatkan
alam perasaan --
 Bangun rasa percaya dan hubugnan yang
dekat dan harmonis dengan pasien
 Berikan oat-obatan oral dengan cara yang
tepat
Health Education

 Informasikan pada pasien mengenai


apakah situasi yang terjadi sekarang
bersifat sementara
 Ajarkan pengealan realitas dengan
mansurfey situasi dan membuat rencana
kedepan
 Ajarkan pasien tentang aspek positif
mengenai harapan (misalnya.,
menembngkan arti tema pembicaraan yang
merefleksikan kasih sayang dan kebutuhan
untuk pasien)
 Ajarkan pasien untuk membuat keputusan,
sesuai kebutuhan
 Ajarkan koping baru dan keterampilan
membuat keputusan
 Berikan pendidikan mengenai pengobatan
pada pasien/SO
 Berikan pendidikan mengenai penyakit
pada pasien/SO, jka disfungsi alam
perasaan adaalah karena penyakit
(misalnya, depresi, mania, dan
premenstrual sindrom)
 Ajarkan pasien mengenai manfaat
merangsang berbagai indera (contohnya :
music, berhitung, televisi, membaca,
video/game, telepon genggam atau
teknologi realitas maya)
 Sarankan teknik [pengalihan] yang sesuai
dengan tingkat energi, kemampuan,
kesesuaian usia, tingkat perkembangan,
dan keefektifan penggunaannya
[pengalihan] di masa lalu
 Sarankan pasien untuk berlatih teknik
distraksi atau pengalihan sebelum waktu
yang dibutuhkan, jika memungkinkan
 Ajarkan pasien cara terlibat didalam
pengalihan (misalnya megganjurkan kata
netral, penggunaan perlalatan maupun
bahan ) sebelum hal tersebut dibutuhkan,
jika memungkinkan
 Diskusikan konsekuensi dari tidak
mengatasi perasaan bersalah dan malu
 Berikan pendidikan mengenai metode
untuk meggenal pengalaman emosi yang
sangat kuat (misalnya latihan music,
relaksasi, menulis jurnal, distraksi)
 Intruksikan penggunaan cara untuk
membuat [pasien] lebih tenang (misalnya
waktu jedah dan nafas dalam)

Anda mungkin juga menyukai