Oleh :
Sarina Dewi. S
Ilmu Perbandingan administrasi negara lahir pada tahun 1947 setelah mendapatkan
perhatian dari Robert E. Dahl tepatnya setelah Perang Dunia II. Kemudian berlanjut dengan
diadakannya konferensi Princeton tahun 1952 yang membahas mengenai penelitian dan
metode pengajaran yang sistematik dari Administrasi Negara Perbandingan. Setelah
diselenggarakannya konferensi tersebut perhatian terhadap Adminitrasi Negara Perbandingan
semakin meningkat terbukti dengan semakin banyaknya literatur dalam bidang tersebut yang
di pelopori oleh tokoh William J. Siffin pada tahun 1957 dan setelahnya perkembangan ilmu
Administrasi Negara Perbadingan terus berlanjut (Anggara, 2012).
Tri Kandarwati dalam modulnya menjelaskan, pada tahun 1947 dengan pernyataan
Robert E. Dahl “ ... No long as the Study Public Administration is not comparative Claimed
for ‘ a sciences of Public administration ‘sound rather hallow” (“selama studi tentang
Administrasi Negara tidak bersifat perbandingan, tuntutan akan adanya “suatu ilmu
Administrasi Negara” kedengarannya agak tidak riel’). Jadi, Robert E. Dahl memandang
bahwa apabila dikehendaki Administrasi Negara itu sebagai suatu disiplin maka Studi itu harus
bersifat membandingkan.
Sejak pernyataan Robert E. Dahl ini studi perbandingan dalam bidang Administrasi
Negara ini menjadi mutlak bagi perkembangan yang berpandangan pada asas-asas Ilmu
Administrasi Negara. Sejak tahun 1947 tersebut, kemudian dipandang sebagai tahun lahirnya
Administrasi Negara Perbandingan.
Menurut Suradinata (1993) administrasi publik berasal dari ilmu politik, yang ditujukan
agar proses kegiatan kenegaraan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
(Anggara, 2012). Sedangkan menurut Nigro (1980) administrasi publik berperan dalam
perumusan kebijakan negara dan itu merupakan bagian dari proses politik (Public
administration has an important role in the formulation of public policy and is thus part of the
political process.
1. Bertitik tolak pada variasi atau perbedaan-perbedaan yang ada pada bidang
administrasi. Menurut asumsinya, setiap bidang administrasi disusun berdasarkan:
a. unsur-unsur yang unik,
b. keajegan-keajegan (constants),
c. variabel-veriabel yang berbeda-beda tingkat dan jenisnya sesuai dengan tingkat dan
jenis bidang administrasi yang bersangkutan.
2. Aliran kedua menolak pendirian aliran pertama. Aliran ini bertitik tolak dari kesamaan-
kesamaan yang terdapat pada fenomena yang dipelajari. Asumsi yang dikemukakan
bahwa administrasi dasarnya adalah fenomena yang sama. Maksudnya, pada konteks
mana pun, administrasi tetap administrasi.
Dalam hubungan ini tampak bahwa pendekatan komparatif merupakan jalan yang
memungkinkan untuk menjernihkan pertentangan pendapat kedua aliran tersebut. Pada konteks
pertama, studi perbandingan hanya memperbandingkan fenomena yang dapat
diperbandingkan. Apabila fenomena yang diperbandingkan sama (tidak ada perbedaannya
sama sekali), atau sama sekali berbeda satu dan lainnya (tidak ada persamaan sama sekali),
perbandingan tidak perlu diadakan.
Dengan demikian, fenomena yang dapat diperbandingkan adalah fenomena yang memiliki
kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Apabila fenomena yang comparable tersebut
diperbandingkan, hasil yang dicapai ada dua kemungkinan, yaitu:
Administrasi publik merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis dan telah
mengalami perubahan dan pembaharuan dari waktu ke waktu sesuai dengan tantangan yang
dihadapi. Kehadiran paradigma merupakan suatu sudut pandang ahli tentang peranan dan
tantangan Administrasi Publik dalam menjawab permasalahan yang muncul di tengah
masyarakat.
Paradigma administrasi public dimulai dengan Old Public Administration (OPA).
Paradigma ini dikenal pula dengan sebutan paradigma administrasi negara tradisonal atau
klasik. OPA lahir pada awal kelahiran ilmu administrasi negara. Tokoh yang memplopori
berdirinya paradigma ini adalah Woodrow Wilson dengan karyanya “The Study of
Administration”(1887) serta F.W. Taylor dengan bukunya “Principles of Scientific
Management”.
dalam bukunya tersebut, Wilson berpendapat bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
pemerintah eksekutif adalah rendahnya kapasitas administrasi. Untuk menciptakan birokrasi
yang efektif dan efisien maka perlu adanya pembaharuan administrasi pemerintahan dengan
meningkatkan profesionalisme manajemen administrasi negara. Untuk itu, diperlukan ilmu
yang mengarah pada usaha reformasi birokasi dengan mencetak aparatur yang profesional dan
non-partisipan. Oleh sebab itu, inti dari pemikiran Wilson pada paradigma ini adalah aparat
atau birokrasi yang netral dari politik. Sebab menurut pemikiran Wilson administrasi negara
harus didasari oleh prinsip-prinsip manajemen ilmiah yang terpisah dari hiruk-pikuk
kepentingan politik. Inilah yang disebut dengan konsep dikotomi politik dan administrasi.
Dra. Tri Kadarwati, S. U. (1952). Pengertian dan Ruang Lingkup Perbandingan Administrasi
Negara. Pengertian Dan Ruang Lingkup Perbandingan Administrasi Negara, 1–34.
Kurniawan, T. (2007). Pergeseran Paradigma Administrasi Publik: Dari Perilaku Model Klasik
dan NPM ke Good Governance. Jurnal Administrasi Negara, 7(23), 1–23.
https://www.academia.edu/32760116/Pergeseran_Paradigma_Administrasi_Publik_Dari
_Perilaku_Model_Klasik_dan_Npm_ke_Good_Governance