Hepatitis D (sering disebut Hepatitis Delta) adalah suatu peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis D (HDV). Virus Hepatitis D (HDV) adalah virus RNA yang secara structural tidak terkait
dengan virus hepatitis A, B, atau C. Kondisi klinis bervariasi dan berkisar dari infeksi akut sampai
kegagalan hati fulminan akut. Infeksi hati kronis dapat mengakibatkan stadium akhir penyakit hati (end-
stage liver disease).
HDV ditularkan parenteral, khususnya risiko penggunaan narkoba suntikan dan beberapa transfusi
darah. Transmisi seksual atau perintal jarang terjadi. Infeksi HDV terjadi lebih umum di kalangan orang
dewasa daripada anak-anak. Hal ini diamati lebih umum di antara pasien dengan riwayat penggunaan
narkoba suntikan. Sekitar 15 juta orang terinfeksi di seluruh dunia. Daerah dengan prevalensi tertinggi
termasuk bagian selatan Italia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan pulau-pulau Pasifik Selatan, China,
Japan, Taiwan dan Myanmar memiliki prevalensi tinggi infeksi HBV, tetapi tingkat infeksi HBV dan HDV
ko-infeksi adalah hasil yang paling umum. Infeksi HDV pada pasien sudah HbsAg positif dikenal sebagai
superinfeksi dan mengakibatkan kegagalan hati fulminan dalam 5% pasien. Sekitar 80-90%
mengembangkan infeksi HDV kronis. Pasien kemudian mengalami progresivitas lebih cepat untuk
mengembangkan sirosis dan dapat mengembangkan karsinoma hepatoseluler.
Patofiologi
Infeksi HDV akut dan kronis melibatkan proses peradangan hati. HDV dapat bereplikasi secara
independen dalam hepatosit, tetapi membutuhkan antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) untuk
memberikan respons propagasi. Virus ini meklakukan koinfeksi dengan HBV sehinggan infeksi HBV
bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul kemudian pada individu yang mengidap infeksi
kronik HBV. Kematian sel-sel hati dapat timbul kemudian efek sitoksik langsung HDV atau melalui
mediasi respons imunitas. Virus hepatitis delta ini meningkatkan risiko timbulnya hepatitis fulminan,
kegagalan hati, dan kematian. Kondisi infeksi virus hepatitis D memberikan berbagai masalah
keperawatan yang muncul pada pasien dan memberikan implikasi pada asuhan keperawatan.
Komplikasi
Kondisi hepatitis D dapat memberikan berbagai komplikasi, meliputi: gagal hati, Hepatocellular
carcinoma/HCC (Hepatoma)
Diagnosis Keperawatan
Rencana keperawatan disusun sesuai dengan tingkat toleransi individu. Untuk intervensi nyeri dan
kecemasan dapat disesuaikan dengan masalah yang sama pada gangguan gastrointestinal lainnya. Untuk
intervensi intoleransi aktivitas, hipertermi, actual risikp gangguan intergritas integument, dan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat disesuaikan dengan hepatitis A dan
hepatitis B.
Kriteria Evaluasi:
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang Dengan mengetahui tingkat pengetahuan tersebut
kondisi penyakit dan rencana perawatan perawat dapat lebih terarah dalam memberikan
rumah pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan pasien
secara efisien dan efektif.
Cari sumber yang meningkatkan Keluaarga terdekat dengan pasien perlu dilibatkan
penerimaan informasi dalam pemenuhan informasi untuk menurunkan
risiko misinterprestasi terhadap informasi yang
diberikan.
- Anjurkan untuk memenuhi diet dan Makanlah yang bervariasi, diet sehat, ambil bagian
istirahat dalam beberapa aktivitas fisik setiap hari dan
mendapatkan banyak istirahat
- Beritahu untuk melakukan control Pasien dengan hepatitis D harus disarankan untuk
(follow-up) menggunakan kondom selama hubungan seksual
Follow up yang direkomendasikan paling sedikit 6
bulan untuk menentukan apakah HBV kronis dan
infeksi HDV berkembang
Ajarkan pasien untuk meningkatkan Minum banyak cairan bening untuk mencegah
intake cairan dehidrasi
Hindari minuman berakhohol, obat yang Alkohol akan masuk ke intestinal dan harus
bersifat hepatoksik dimetabolisme di hati sehingga memperberat fungsi
hati. Menghindari alcohol dan obat-obatan yang
dapat merusak hati dapat membantu
memperlambat laju perkembangan penyakit.
Hindari obat-obatan dan zat-zat yang dapat
menyebabkan kerusakan hati seperti asetaminofen
atau parasetamol dan preparat yang mengandung
asetaminofenn, serta obat-obat seperti non-steroid
anti inflammatory drugs (seperti Brufen, Aleve,
Advil) yang dapat berbahaya pada orang dengan
penyakit hati
Beritahu pasien dan keluarga apabila Intervensi penting untuk mencegah risiko kerusakan
didapatkan perubahan klinik untuk segera hati yang lebih parah. Jika pasien memiliki gejala,
memeriksakan diri maka istirahat fisik sampai gejala membaik. Jika
gejala memburuk pada setiap saat, hubungi dokter.
Semakin baik mengurus diri sendiri, semakin besar
kemungkinan penekanan aktivitas dari HDV.
Evaluasi
Etiologi
Penyebab dari hepatitis E adalah HEV. Hepatitis E memiliki banyak kesamaan dengan hepatitis A. infeksi
hepatitis E baru-baru ini telah dikataitkan dengan hepatitid kronis pasca-penerimaan transplantasi
organ. Hepatitis E virus (HEV) adalah suatu infeksi menular enteric. Virus ini menyebar dari feses dan
mengontaminasi air di dalam daerah endemic.
HEV ditemukan dalam tinja mikroskop elektrin yang terkontaminasi dengan enterik non-A, non B