Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etiket berasal dari bahasa Perancis (etiquette) yaitu tata cara
pergaulan yang baik antar sesama manusia. Istilah etiket lebih menitik
beratkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara duduk,
cara menerima tamu di rumah maupun di kantor,sopan santun dan lainnya.
Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata karma yang baik dalam
menggunakan bahasa maupun tingkah laku.
Manusia adalah makhluk yang memiliki hubungan sosial dengan
manusia yang lainnya. Manusia yang satu dengan yan lain saling berinteraksi
dan berkomunikasi satu sama lain sehingga tercipta hubungan yang terjalin di
antara manusia. Salah satu interaksi manusia dengan manusia yang lain adalah
dengan mengunjungi rumah antara yang satu dengan yang lain. Yang satu
datang bertamu dan yang lainnya lagi menerima tamu yang datang
berkunjung.
Bertamu atau berkunjung ke tempat orang adalah suatu hal yang wajar
dan biasa dilakukan. Setiap manusia pasti pernah bertamu atau menerima
tamu, entah dari kalangan kerabat, tetangga, teman sejawat, atau yang lainnya.
Demi menjaga hubungan baik antara orang yang kedatangan tamu dengan
orang yang menjadi tamu, maka kedua belah pihak harus saling memahami
tugas dan tanggung jawab masing-masing serta memahami satu sama lain.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membuat makalah tentang
“Etiket dalam Kehidupan Sehari-hari yaitu Bertamu dan Menerima Tamu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan etiket?
2. Apakah yang dimaksud dengan tamu?
3. Bagaimana etiket dalam bertamu?
4. Bagaimana etiket dalam menerima tamu?
C. Tujuan
Dalam uraian masalah di atas tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etiket.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tamu.
3. Untuk mengetahui etiket dalam bertamu.
4. Untuk mengetahui etiket dalam menerima tamu.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Menambah pengetahuan tentang etiket dalam dalam kehidupan sehari-hari
yaitu bertamu dan menerima tamu.
2. Sebagai sumber ilmu dalam proses belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etiket
Etika berasal dari kata Yunani Ethos berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan
hidup yang baik, yaitu baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Secara harfiah, etika berarti sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia sosial dalarn sebuah adat
kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang baik dan
terulang dalam kurun waktu yang lama (Keraf, 1998 : 8).
Etiket Memrut Kasmir (2005 : 79) etiket sering disebut dengan etika
yang artinya tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Etiket berasal
dan bahasa Perancis "etiquette " yang artinya suatu undangan yang biasa
dipakar raja bila mengadakan pesta resepsi yang mengundang tamu tertentu
dan kalangan orang-orang tertentu.
B. Etiket bertamu
Menurut bahasa kamus besar bahasa Indonesia bertamu adalah datang
atau berkunjung melawat dan sebagainnya. ertamu merupakan fungsi sosial di
masyarakat dan tidak asing lagi bagi semua orang. Namun tidak bisa
seseorang datang bertamu begitu saja ke rumah orang yang dianggap dekat
sekalipun. Ada hal-hal yang harus diperhatikan bila Anda datang bertamu ke
rumah seseorang. 
1. Beritahu Lebih Dahulu 
Di kota besar seperti Jakarta, di mana banyak penghuni rumah sibuk
bekerja, sebaiknya beritahu dulu lewat telepon bila ingin bertamu. Bagi orang
yang dikunjungi, ini jadi semacam pemberitahuan, dan dia akan merasa
dihargai bila ditanya lebih dulu. Bisa saja pada waktu Anda datang, dia ada
acara lain atau tidak mau diganggu tamu. Bagi Anda, akan mendapat
kepastian, apakah si penghuni ada di rumah dan siap Anda kunjungi.
2. Tepat Waktu 
Bila Anda berjanji datang jam sekian, usahakan tepat waktu. Ini akan
memberi kesan yang baik kepada tuan rumah. Dan memudahkan tuan rumah
mengatur waktu. Bisa saja ia punya kegiatan yang amat sangat padat,
sehingga ketika menyetujui Anda datang pada waktu tertentu, hanya itu waktu
yang ia punya untuk Anda.
3. Masuk Bila Sudah Dipersilakan 
Bila ternyata rumah yang Anda datangi pagarnya dalam keadaan
terkunci, cari bel pintu, dan tekan sekali dua kali, jangan berkali-kali.
Bersabarlah sampai ada yang datang membukakan pintu. Kalaupun pintu
rumah tak terkunci, jangan sembarangan masuk, ketuklah atau bunyikan bel,
dan masuk bila sudah dipersilakan.
4. Ucapkan Salam 
Bila bertemu penghuni rumah, ucapkan salam. Sebagai penghormatan
kepada pemilik rumah, sekaligus tanda Anda sudah datang. Begitu juga ketika
Anda hendak pamit, ucapkan pula salam.
5. Ingat Waktu 
Sedekat apa pun Anda dengan penghuni rumah, namanya bertamu
harus ingat waktu. Lain soal, bila Anda berniat menginap dan sudah disetujui
penghuni rumah. Tapi bila hanya kunjungan biasa, jangan merasa terlalu
santai dan berlama-lama. Katakan langsung tujuan Anda datang. Ada tuan
rumah yang amat sangat ramah, sehingga kelihatannya senang dengan
kunjungan Anda, tapi sebenarnya ia punya kesibukan yang harus dikerjakan.
Jelilah melihat situasi.
6. Jangan Pegang Barang 
Selama bertamu, jangan memegang barang-barang yang ada di rumah
tamu, seperti hiasan, album foto atau majalah, sebelum mendapat izin dari
pemilik rumah. Ada tuan rumah yang tak suka barang-barangnya dipegang.
Namun, ada juga yang senang pamer. Cara paling jitu, ya bertanya. Atau
pancing dengan pujian tentang barangnya. Bila reaksinya ramah, tak masalah.
Tapi bila sikapnya enggan, jangan memaksa. Apalagi ini kunjungan pertama
dan hubungan Anda dengan tuan rumah tidak dekat.
7. Jaga Sikap dan Omongan 
Bersikaplah sopan selama bertamu, terutama bila Anda baru
berkenalan. Misalnya, Anda baru pindah ke suatu kompleks dan bertamu ke
rumah tetangga untuk berkenalan. Cari topik umum yang aman dibicarakan,
sambil memperkenalkan keluarga atau penghuni rumah Anda. Jaga omongan
Anda, misalnya, jangan sekali-kali mengritik interior rumahnya, seberantakan
apa pun itu.
8. Situasi Rumah 
Ada kalanya, situasi rumah yang Anda datangi sedang tak enak.
Misalnya, terjadi pertengkaran antara penghuni rumah. Meski pertengkaran
sudah usai, tetap akan tercipta suasana tidak enak. Bila ini terjadi, sebaiknya
Anda segera pamit. Begitu juga bila ada salah satu anggota keluarga yang
sedang sakit dan memerlukan perhatian dari tuan rumah, sebaiknya segera
mohon diri.
9. Tamu Lain 
Bila ternyata di rumah yang Anda kunjungi ada tamu lain yang datang
sebelum Anda, perkenalkan diri Anda kepada tamu tersebut. Dan lihat situasi,
apakah kunjungan Anda bisa lama atau tidak. Dan apakah yang hendak Anda
bicarakan dengan tuan rumah bisa dikemukakan di depan tamu itu, atau
sebaiknya ditunda.
C. Etiket Menerima Tamu
1. Menerima Tamu
Menurut kamus bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamuan)
adalah kedatangan orang yang bertamu, melewat atau berkunjung. Secara
istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara
penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut adat maupun agama
dengan maksud yang menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar
keyakinan untuk mendapatkan rahmad dan rida dari Allah SWT.
Dalam kehidupan sosial, apabila kita menerima tamu berarti kita
menerima seseorang atau sekelompok orang yang ada di rumah kita, dan
mereka harus kita sambut dengan ramah. Tamu organisasi atau perusahaan
bisa seseorang atau sekelompok orang dengan membawa suatu atau
beberapa kepentingan, baik itu kepentingan dirinya sebagai pribadi
maupun kepentingan pihak lain, termasuk kepentingan organisasi tertentu
karena mereka adalah utusan organisasi tersebut.
2. Macam-macam Tamu
Menurut Dewi (2011 : 76-78) Tamu yang datang dapat dikelompokLan
menjadi berbagai macaln, yaitu:
a. Tamu yang sudah mengadakan perjanjian terlebih dahulu
Seorang resepsionis harus dapat membantu tamu yang datang atas
dasar perjanjian terlebih dahulu karena ini sangat penting untuk
menghemat waktunya
b. Tamu yang belum mengadakan perjanjian
Tamu ini harus dilayani dengan sikap sopan kepada siapa saja
walaupun orang tersebut tidak mempunyai jabatan atau kedudukan
karena pandangan mereka terhadap perusahaan sangat ditentukan oleh
sikap resepsionis yang ditunjukan. Seorang resepsionis harus
mengetahui keperluan tamu agar dapat mengambil keputusan yang
tepat. Tanyakan secara bijaksana nilma tamu, perusahaan tempat
bekerja dan keperluannya.
c. Tamu relasi pimpinan
Tamu yang biasa menemui pimpinan, bisa datang dengan membuat
janji terlebih dahulu atau tanpa perjanjian.
d. Tamu instansi pemerintah
Tamu yang biasaya berasal dari kantor pajak, Depnaker atau
departemen yang lain yang bekerjasama dengan perusahaan. Tamu tnr
tidak langsung bertemu dengan pimpinan karena ada bagian tertentu
yang dapat menangani masalah. Pimpinan pun dapat menemui tamu
tersebut, untuk menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintahan
e. Tamu Pegawai sendiri
Jika pimpinan tidak sedang menerima tamu, kita persilahkan rekan
kerja kita masuk ke ruang pimpinan. Bila belum dapat menemur
pimpinan, diharapkan dapat menunggu atau kembali datang saal
senggang.
f. Tamu yang ingin membeli barang
Tamu ini adatah customer dari perusahaan mendatangkan
keuntunganuntuk itu diarahkan ke bagian yang lain misalnya
penjualan.
g. Tamu yang meminta sumbangan
Tamu ini dapat diarahkan ke bagian lain, atau resepsionis dapat
meminta identitas pribadi dan maksud kedatangannya.
h. Tamu menawarkan barang
Tamu ini dapat diarahkan ke bagian pembelian yang menanganr
masalah tersebut, fflmun pimpinan tetap harus mengetahui hal inr agar
pimpinan tertarik dengan barang yang ditawarkan.
i. Tamu luar negeri
Biasanya tamu ini sudah membuat perjanjian terlebih dahulu
sehinggga resepsionis dapat mempersiapkan hal-hal lain. j. Tamu
keluarga pimpinan Tamu ini merupakan keluarga pimpinan yang
biasanya langsung dipersilahkan menemui pimpinan sepanjang tidak
menerima tamu yang lain.
3. Adab Menerima Tamu
Adab menerima tamu ialah tata cara seseorang memperlakukan
tamu yang berkunjung ke rumahnya sesuai aturan yang berlaku di
masyarakat. Aturan tersebut lebih mengarah pada nilai kesopanan, akhlak
atau kebaikan budi pekerti. Dalam rangka berinteraksi sosial dan
bersilaturahmi, setiap orang akan saling mengunjungi, bertamu dan
menerima tamu.
4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menerima Tamu
a. Menjawab Salam
Jika ada orang yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam, sunah
hukumnya untuk menjawab salam. Oleh karena itu, jika ada yang
mengetuk pintu dan mengucap salam hendaknya kita jawab salamnya.
Selain itu, jika ada tamu yang dating sedangkan Anda tidak
mengetahui nama atau siapa dia, Anda diizinkan untuk
menanyakannya.
b. Berpakaian yang Pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya
mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan
tamunya.
c. Menerima Tamu dengan Sikap yang Baik
Hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik,
misalnya dengan wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya.
Menggunakan tutur kata yang santun. Sekali-kali jangan acuh, apalagi
memalingkan muka dan tidak mau memandangnya secara wajar.
Memalingkan muka atau tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap
sombong yang harus dijauhi.
d. Jangan Menbeda-bedakan Tamu
Tidak membeda-bedakan tamu dalam arti bisa menghormati siapa saja
yang datang bertamu, memberikan sikap yang ramah dan baik kepada
siapa saja yang datang untuk bertamu.
e. Menjamu Tamu Sesuai Kemampuan dan Tidak Perlu Mengada-
adakan
Memberi jamuan kepada tamu merupakan salah satu cara
menghormati tamu. Jika hanya mampu memberikan air putih maka air
putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah
menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah.
f. Antarkan Sampai ke Pintu Halaman Jika Tamu Pulang
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila
tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu
akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan
kehadirannya diterima dengan baik.
5. Etika Melayani Tamu
Menurut Dwiantara (2000) dalam menerima tamu kita perlu
memerhatikan etika dalam menerima tamu, yaitu tata karma. Berikut etika
melayani tamu:
a. Bersikap sopan dan tenang terhadap tamu.
b. Bersikap ramah dan bersahabat terhadap setiap tamu yang datang
tanpa mamandang status sosial.
c. Usahakan tamu merasa senang, bila harus menunggu jangan sampai
tamu merasakan suasana yang membosankan.
d. Menjaga penampilan (memberikan penampilan menarik), baik sikap
maupun tutur kata.
e. Beri penjelasan yang memuaskan jika pimpinan tidak dapat menemui
tamu.
f. Jangan menolak tamu tanpa perintah pimpinan.
g. Hormati tamu dan ekspresikan penyesalan jika harus menolak
kehadirannya.
6. Etika Menerima Tamu di Kantor
Ada etika dan aturan tersendiri dalam menerima tamu. Dalam
menerima tamu ada etika-etika yang harus kita ketahui, untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan dilingkungan kerja tersebut
agar tamu merasa nyaman dan mempunyai kesan baik ketika melakukan
kerjasama. Dalam dunia kerja, tentunya kita sering menerima tamu atau
bertamu ke kantor rekan karena adanya urusan seperti rapat atau lainnya.
Agar tamu terkesan dengan sambutan yang kita berikan, berikut adalah
etika menerima tamu dalam kantor:
a. Sambut dengan Tulus
1) Sambutlah tamu dengan ramah, sopan dan bersemangat secara
tulus, buang semua kepura-puraa, karena umumnya tentu akan
mengetahui jika kita hanya berpura-pura tulus.
2) Jika kita berada di ruangan tertutup, beranjaklah untuk
membukakan pintu untuk tamu. Lakukan segera mungkin sebagai
tanda penghormatan kita terhadap tamu yang datang berkunjung.
3) Sebenarnya tak salah jika menerima tamu sambil duduk, tapi akan
lebih sopan jika menerima tamu sambil berdiri kemudian
memberikan salam dan berjabat tangan.
b. Cara Duduk
1) Jika di kantor tersedia ruangan khusus untuk menerima tamu,
segera persilahkan tamu untuk ke ruang tamu dan mempersilahka
duduk.
2) Jika kita menerima di kursi atau sofa panjang, tempatkan tamu
disebelah kanan kita, barulah kemudian kita menanyakan identitas
dan maksud tujuan tamu tersebut.
c. Janji Temu
1) Jika kita sudah mengetahui identitas tamu dan sudah memiliki janji
tamu, maka tak perlu lagi menanyakan tersebut.
2) Sebaiknya kita langsung menunjukkan bahwa kita sudah
menunggu kehadirannya dan langsung mempersilahkan masuk ke
ruangan yang di tuju.
3) Bila posisi kita adalah sekretaris asisten pimpinan, sebaiknya
hubungi pinpinan terlebih dahulu sebelum mempersilahkan tamu
masuk untuk mengetahui apakah pimpinan sudah siap untuk
menerima tamu.
4) Jika tamu diharuskan menunggu sebentar dan kita memiliki
beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan, ungkapkan dengan baik
dan sopan.
d. Perlakukan dengan Baik
1) Perlakukan tamu dengan baik, bahkan jika tamu salah alamat
sekalipun atau datang hanya untuk mengajukan complain terhadap
kantor kita.
2) Jika tamu diharuskan menunggu, bila kondisinnya memungkinkan
berikan tamu suguhan baik berupa minuman atau makanan ringan.
e. Mengantar Tamu
1) Selalu ucapkan terimakasih kepada tamu yang datang karena sudah
berkunjung ke kantor kita. Jika memungkinkan antarkan tamu
hingga ke pintu keluar
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai Seorang Mahasiswa, wajib hukumnya untuk menerapkan


etika kepribadian dalam kehidupan sehari-hari, karena mahasiswa adalah
generasi penerus bangsa dan sebagai contoh bagi masyarakat. karena
mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang dapat mempengaruhi
perubahan sosial dan memainkan peran politik. Maka etika bisa dijadikan
sebagai alat kontrol agar perilakunya tidak menyimpang. Dengan etika
mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dan dapat berperilaku sopan dan
santun terhadap siapa pun dan apapun itu.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Kesekretariatan. Jakarta: PT. Prestasi


Pustakaraya.

Dwiantara, R.H. 2000. Sekretaris Profesional. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai