DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V :
Sri Rahayu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Fi‟il Madhi, Mudhori
dan Amr atau yang lebih khususnya membahas tentang Fi‟il Madhi, Mudhori dan
Amr dan contohnya, Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang Fi‟il Madhi, Mudhori dan Amr.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan inti dari ajaran Islam karena ajaran-ajaran Islam
sebagian besar memakai bahasa Arab. Bahasa Arab dalam dunia Islam
bagaikan air bagi ikan, karena memang salah satu keunggulan bahasa Arab
adalah tentang kekhasannya yang paling cocok untuk mengungkapkan
tentang hal-hal keagamaan dan ketuhanan karena beberapa keunggulan yang
dimiliki oleh bahasa Arab itu sendiri.
Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu sangatlah penting
karena dari situlah bisa mempelajari bahasa arab dengan mudah. Selain itu,
mempelajari Ilmu Nahwu sangat penting untuk memahami Al-Qur‟an, artinya
karena menurut kaidah hukum Islam, mengerti Ilmu Nahwu bagi mereka
yang ingin memahami Al-Qur‟an hukumnya fardlu „ain.
Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari
kesalahan dan biasa faham artinya Al-Qur‟an dan Hadits maka oleh karena
itulah Ilmu Nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu dibanding
ilmu yang lain karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan pernah dapat dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana penjelasan serta contoh – contoh pada Fiil Madhi ?
2. Bagaiamana penjelasan serta contoh – contoh pada Fiil Mudhori‟ ?
3. Bagaiamana penjelasan serta contoh – contoh pada Fiil Amr ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang Fiil Madhi serta contoh – contohnya
2. Menjelaskan tentang Fiil Mudhori‟serta contoh – contohnya
3. Menjelaskan tentang Fiil Amr serta contoh – contohnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fiil Madhi
1. Pengertian Fi’il Madhi
Secara terpisah fi‟il berarti kata kerja. Sedangkan madhi berarti yang
telah lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi‟il madhi ialah kata kerja
yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu
lampau.1
Pengertian kalimat fiil madhi secara bahasa adalah “kata kerja yang
lampau”, maksudnya adalah sebuah kata kerja yang menunjukan masa
lampau. Pengertian fiil madhi secara bahasa ini sejalan dengan
pengertiannya menurut istilah ilmu nahwu dalam bentuk bahasa arab yaitu
َ َضً َوا َْق
ًض َ َيا دَ َّل
ٍ َػهً َحذ
َ ز َي
Artinya : Lafadz yang menunjukan kejadian di masa lampau. Jadi,
setiap kejadian yang terjadi di masa lampau maka itulah yang dimaksud
dengan fiil madhi. Contohnya : : Saya membaca buku
2
b) Diakhiri dengan Ta’ ta’nits yang mati (Ta’ yang berharakat sukun,
untuk menunjukkan bahwa pelaku perbuatan itu adalah muannats /
perempuan), seperti:
َخ ْان َىنَذ
ْ ص َر
َ ََ (Dia satu orang perempuan telah menolong seorang anak
laki-laki)
c) Bersambung dengan Na fa’il (Nun alif, yang menunjukkan fa’ilnya /
pelakunya adalah kami / kita), seperti:
َص ْرََا ْان َىنَذ
َ ََ )kami telah menolong seorang anak laki-laki)
d) Didahului dengan ْ قَذyang berarti sungguh. Contoh:
ُ صالَج
َّ ( قَذْ قَا َي ِح انSungguh telah didirikan shalat)
e) Secara bentuk dapat diketahui berdasarkan seluruh wazan fi’il madhi.2
2
A. Shohib Khaironi; Metode Mustaqilli, cara cepat untuk membaca kitab dan
menguasai bahasa arab, WCM Press, Jatibening, 2006, h. 86
3
7 Kamu (lk) telah menulis + ــد
َ ْ ـpada huruf
َ َْ َ ا
ـد َ َكرَث
ْـد
terakhir
8 Kalian (lk) telah menulis + ـْــر ُ ًَـاPada huruf
ا َ َْر ُ ًَـا َكر َ ْثرًُـَا
terakhir
9 Kalian (lk) telah menulis + ـْــر ُ ْىpada huruf
ا َ َْرُـ ْى َكر َ ْثرُـ ْى
terakhir
10 Kamu (pr) telah menulis +د
ِ ـْـpada huruf
ِا َ َْـد ِ َكرَثْـ
د
terakhir
11 Kalian (pr) telah menulis + ـْر ُ ًَـاpada huruf
ا َ َْر ُ ًَـا َكر َ ْثر ُ ًَا
terakhir
12 Kalian (pr) telah menulis َّ ُ ـْـرpada huruf
+ ٍـ
َّ ُ ا َْر
ٍـ َّ ُ َكر َ ْثر
ٍـ
terakhir
13 Saya telah menulis + ُ ـْــدpada huruf
اَََـا َُكرَثْـد
terakhir
14 Kami, kita telah menulis + ــْـَُـاpada huruf
ٍُ ََْح َكرَثْـَُا
terakhir3
3
A. Shohib Khaironi, Op. Cit. h. 67
4
5. Pola Fi’il Madhi
1) Fi’il Madhi Tsulatsy, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari tiga
huruf. Polanya
َ َفَــؼ
ـم َ َ كَـف,ـر
ـر َ صَ َ َ ,ب
َ ض َر
َ
َ فَــ ِؼ
ـم ـى
َ ػـ ِه َ فَ ِه
َ ،َ شَـ ِهـذ،ــى
َ ُفَـؼ
ــم َتَـؼُـذ، َــر َو
ُ ك،ــر َو
ُ َح
2) Fi’il Madhi Ruba’i, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari empat
huruf. Antara lain bentuknya yaitu:
1 فَؼَّــ َم صــهَّ َى
َ ,ػـهَّ َى
َ ,َــز َلَّ َ
2 َ َأ َ ْفـؼ
ـم أ َ َْــزَ َل, أَصْــهَ َى,صــ َم
َ أ َ ْر
3 ـم
َ ػَ فَـا َ قَـاذ,ص َى
َـم َ خَـا,صــافَ َر
َ
3) Fi‟il Madhi Khumasi, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari lima
huruf. Polanya antara lain yaitu:
1 َ َاِ َْفَـؼ
ــم َ َ اِ َْق, َطهَــق
طـ َغ َ َْ ِ ا,ةَ َاِ َْقَـه
2 َ َاِ ْفرَؼ
ـــم َ َُ اِ ْجر, اِ ْجر َ ًَــ َغ,ب
َـة َ اِ ْقر
َ َــر
3 َ ذَفَــ َّؼ
ـم َ ذ َــأ َ َّخ, ــى
ذَقَــذ ََّو,ــر َ َّذَؼَه
4 ـم
َ ػَ ذَفَــا ذ َ َجـــا َه َم,ضـــاهَـ َم َ َضــاق
َ َ ذ,ف َ َذ
4) Fi‟il Madhi Sudasi, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari enam
huruf. Contoh polanya di antaranya yaitu:
Pola Contoh
َ َاِ ْصر َ ْفؼ
ـــم َ اِ ْصر َْخ,ــــر
ــر َج َ َ اِ ْصر َ ْغف,َــىر
َ ْاِ ْصرَح
Contoh Perubahan Fi’il madhi, rubai, khumasi, dan sudasi4
Sudasi Khumasi Ruba’i Dhomir
َ َاِ ْصر َ ْفؼ
ـــم ـم
َ َّذ َفــؼ اِ ْفرَؼَـــ َم اِ َْفَـ َؼــ َم أ َ ْفـؼَـ َم فَؼَّــ َم
َ َاِ ْصر َ ْغف
ــر ذَقَــذ ََّو َ َاِ َْق
اِجْ ر َ ًَــ َغ
طـ َغ صــ َمَ َــز َل أ َ ْر
َّ َ ُه َى
4
M. Abdul Manaf Hamid, Op. Cit., h. 134-138
5
6. Contoh kalimat Fi’il Madhi
Terdapat banyak contoh kalimat Fi‟il Madhi dalam sebuah tasrifan Fi‟il :
Fi‟il Madhi Artinya
َ قَ َرأ Membaca
َ َكر
َة Menulis
َ ََجه
ش Duduk
ب
َ ض َر
َ Memukul
B. Fiil Mudhori’
1. Pengertian Fii’l Mudhori
Fi‟il Mudhari adalah kata kerja atau kalimat yang menunjukkan
makna sedang dilakukan atau yang akan dilakukakn (hal dan istikbal).
Ataupun (kata kerja bentuk sedang atau akan) kata kerja yang menunjukan
kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan
untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung. tulah sebabnya
Fi‟il Mudhori selalu diterjemahkan “sedang atau akan” misalnya kita
ambil dari Fi‟il Madhi (sudah terjadi) menjadi Fi‟il Mudhori (akan terjadi).
Misalnya يكرةmenjadi “ كرةkataba : telah membaca menjadi yaktubu :
sedang membaca”. 5
Fiil mudhari mempunyai 14 macam Dhomir yaitu :
Subject انضًير
Dia seorang laki-laki ( satu orang ) هى
Dia laki-laki-laki ( 2 orang ) هًا
Dia para laki-laki ( 3 orang atau lebih ) هى
Dia perempuan ( satu orang ) هي
Dia perempuan ( 2 orang ) هًا
5
Aceng Zakaria, 2004. ILMU NAHWU PRAKTIS . Tarongong Garut: Ibn azka press. Hal 44
6
Dia para perempuan( 3 orang atau lebih) ٍه
Kamu seorang laki-laki أََد
Kamu dua orang laki-laki أَرًا
Kamu sekalian laki-laki ( 3 atau lebih) أَرى
Kamu seorang perempuan ِ ََأ
د
Kamu dua orang perempuan أَرًا
Kamu sekalian perempuan ( 3 atau lebih ) ٍأَر
Saya أَا
Kami ٍَح
Contohnya adalah dari kata kerja : Menjaga atau menghafal : ُع – َي ْحفَع
َ َح ِف
Dia seorang laki-laki Menjaga ( satu orang ) ُ َيَ ْحف
ع هى
Dia laki-laki-laki Menjaga ( 2 orang ) ٌيحفظا هًا
Dia para laki-laki Menjaga ( 3 orang atau lebih ) ٌيحفظى هى
Dia perempuan Menjaga ( satu orang ) ذحفع هي
Dia perempuan Menjaga ( 2 orang ) ٌذحفظا هًا
C. Fiil Amr
1. Pengertian فِ ِع ْل األ َ َم ْر
فِ ِؼم ال َ َي ْرadalah kata kerja yang mengandung perintah dengan
tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah
ungkapan atau fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan
oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar
(Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau
"orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan
7
َ َْ َ د – أ
tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: د ِ َْ َ أ- أ َ َْر ُ ًَا- أ َ َْر ُ ْى- ٍَّ ُ أَ َْرkamu
berdua lk/pr, kamu sekalian lk, kamu sekalian pr, kamu lk, kamu pr.6
2. Cara membuat فِ ِع ْل األ َ َم ْر
a. Tsula Tsiy Mujarrod
Cara membuat ِف ِؼ ْم ال َ َي ْرbagi fi‟il yang asli tiga huruf ialah
berpedoman kepada fi‟il mudhori‟nya dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Ya‟ mudhori‟ dibuang. Bila setelah dibuag ya‟nya, huruf
pertamanya sukun, maka harus ditambah hamzah washol
didepannya. Harokatnya: bila huruf kedua sebelum akhir dlomah,
maka harokatnya dlomah.bila huruf kedua sebelum akhirnya
fathah atau kasroh maka harokatnya: kasroh (hamzah washol itu,
bila ditegah kalimat, maka tidak terbaca) Contoh:
ُ ُ يَ ْكر- ْ أ ُ ْكرُة- ْ = فَ ْكرُةTulislah
ة
b) Bila setelah dibuang ya‟ mudlora‟ahnya, huruf permulaanya ,
terdiri dari huruf hidup (dlomah atau fathah atau kasroh) maka
langsung itulah yang menjadi fi‟il amarnya tanpa ada tambahan.
Contoh :
= يَقُ ْى ُل – قُ ُمKatakanlah
c) Apabia setelah dibuang ya mudlora‟ahnya itu huruf permulaanya,
terdiri dari hamzah sukun, maka boleh mengikuti cara pertama,
atau mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara kedua dengan
membang hamzah sukun itu7. Contoh :
= يَأ ُك ُم – اُأْ ُك ْم – ا َ ْو ُك ْمMakanlah
b. Tsula Tsiy Mazid dan Ruba’iy
Bagi fi‟il tsula tsiy mazid dan ruba‟iy, cara membuat fi‟il amarnya
sama, yaitu dengan memperhatikan fi‟ il madhi‟ dan fi‟il mudhori‟nya.
6 Aceng Zakaria,.2004. ILMU NAHWU PRAKTIS . Tarongong Garut: Ibn azka press. Hal 34.
7 Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger. Hal 22
8
Jumlah huruf dan harokat fi‟il amar, sama dengan fi‟il madhi‟nya. Hanya
saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi‟il mudhori‟nya. Contoh
masing-masing wazan:
a) Wazan af‟ala يُ ْف ِؼ ُم – ا َ ْف ِؼ ْم-ا َ ْفؼَ َم b) Wazan fa‟ala فَ ِؼّ ْم فَؼَ َم – يُ ْف ِؼّ ُم
ص َم – ي ُْر ِص ُم – ا َ ْر ِص ْم
َ = ا َ ْرKirimlah ػ ِهّ ْى
َ - ػهَّ َى – يُؼَ ِهّ ُى
َ = Ajarkanlah
3. Ciri – Ciri Fi’il Amar
a. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.
a) Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi‟il Mudha‟af
Contoh:
ْة – ا ُ ْكرُة ُ ُ َة – يَ ْكر َ َكر
ْ اِ ْق َرأ- ُ قَ َرأ َ – يَ ْق َرأ
ْ َش – اِجْ ه
ش َ ََجه
ُ ش – يَجْ ِه
b) Membuang huruf akhirnya, bagi huruf „ilat (alif, wawu , dan ya‟)
Contoh:
ُػ ْى – اُدْع
ُ ْػا – يَذ
َ َد
َرأَي – يَ َري – َر
c) Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha‟af, yaitu fi‟il yang
kelihatannya tasydid.8
Contoh:
ُ – ٍُّ ظ
ٍُّ ظ ُ َظ ٍَّ – ي
َ
ش
َّ ش – َي
َّ ًَ َش – ي
َّ َي
فِ ُّر- فَ َّر – يَ ِف ُّر
b. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan
perintah itu.
Contoh:
َ ًَ فً ْان
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar طانَؼَ ِح ِ ٌَّ َاِجْ ر َ ِهذ
ْ ُا
Sungguh, diamlah kamu semua ٍَّ ُ ص ُكر
8
H. Abdullah Ma‟shun. Kitab Al Amtsilatut – tsyrifiyah. Semarang. CV. Pustaka Al
Alawiyah Hal 33
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara terpisah fi‟il berarti kata kerja. Sedangkan madhi berarti yang telah
lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi‟il madhi ialah kata kerja yang
menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau.
Contoh kalimat Fi‟il Madhi :َ قَ َرأ
Fi‟il Mudhari adalah kata kerja atau kalimat yang menunjukkan makna
sedang dilakukan atau yang akan dilakukakn (hal dan istikbal). Misalnya يكرة
B. Saran
Demikian pembahasan makalah ini yang berjudul “Al-Mubtada Wal
Khabar”, semoga dapat menambah wawasan bagi kita semua terutama bagi
penulis. Sebagai penulis, sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini tidak luput dari kehilafan dan salah, itulah kodrat manusia. Sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan makalah selanjutnya. Akhir kata billahi taufik wal hidayah
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
10
DAFTAR PUSTAKA
Hamid Manaf Abdul M., 2006, Pengantar ilmu shorof ishtilahi-lughowi, Fathul
Mubtadi‟in, Nganjuk
Khaironi Shohib, A., 2006, Metode Mustaqilli, cara cepat untuk membaca kitab
dan menguasai bahasa arab, WCM Press, Jatibening
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.”
Zakaria Aceng, 2004. Ilmu Nahwu Praktis, Tarongong Garut: Ibn azka press
11