Anda di halaman 1dari 15

PHarmacoECONO

MICs

Apt. Hanung Puspita Adityas, S.Farm., M.Si.


Discounting

1.
Perhitungan discounting/penyesuaian
nilai
Pengukuran Outcome

Efek pada fisik, sosial, emosional


misalnya kepuasan pasien, QALYs

Mortalitas, morbiditas, disabilitas,


nilai klinis misalnya tekanan darah,
serum, kadar glukosa darah
Impact pada nilai guna sumber daya
Kesehatan dan biaya, misalnya tabungan
biaya pemeliharaan pada saat
pelayanan farmasi klinis.
Konsep evaluasi ekonomi

Analisis yang membandingkan alternatif baik dari segi biaya (cost) maupun outcome
Outcome
Outcome: luaran atau hasil akhir dari sebuah
perawatan dan/atau intervensi

Klinis Ekonomis Humanistik


• ↓ tekanan darah • Cost (Rp) • Health related quality
• ↓ HbA1c of life
• Tingkat kesembuhan • Kepuasan pasien
penyakit infeksius
• Jumlah kekambuhan
• Mortalitas
Jenis evauasi ekonomi

Cost Outcome
Cost minimization Rp -
analysis
Cost benefit analysis Rp Rp
cost effectiveness Rp Outcome klinis pada natural unit
analysis Mis:
penurunan mmHg,
kematian yang dicegah,
fraktur yang dicegah
Cost utility analysis Rp Outcome pada common unit
Mis: QALY
Outcome assessment

1. Outcome kesehatan merupakan salah satu komponen terpenting dalam


Health Technology Assessment (HTA)

2. Outcome yang digunakan pada HTA harus diukur dari sampel yang relevan
dengan desain penelitian yang baik

3. Karakteristik outcome yang diinginkan

a. Kualitas validitas, reliabilitas

b. Komprehensif mencakup semua literatur yang terkait

c. Relevansi efikasi vs efektivitas, kriteria inklusi vs eksklusi


Outcome klinis

Treatment/Intervensi Outcome
Skrining TB Jumlah kasus yang dapat dicegah

Obat anti hypercholesterolemia Life year gained


% penurunan LDL
% peningkatan HDL
Perawatan glaucoma Penurunan tekanan intra-ocular
Year of avoided visual disability
Perawatan osteoporosis Jumlah fraktur yang dapat dicegah

Perawatan asma Episode free day


PRO
1. Dapat diukur dengan mudah dan dapat dipahami dengan baik oleh tenaga kesehatan.
KONTRA
1. Tipe outcome klinis yang berbeda tidak bisa dibandingkan.
2. Kemungkinan tidak sesuai jika obat/intervensi dihasilkan dalam beberapa aspek
outcome.
Efficacy vs effectiveness
Efikasi outcome klinis yang diperoleh dari penggunaan produk farmasetikal atau teknologi.
Biasanya merupakan RCT fase III
Perhatian utama adalah pada validitas
“Can it work under ideal conditions?”

Efektivitas seberapa baik treatment atau teknologi kesehatan dapat dijalankan pada kondisi real
di luar konteks RCT, dimana eksperimen tidak lagi dilakukan.
Perhatian utama pada generalizability atau transferability
“Does it work under real circumstances?”

• Menurut “Pharmacoeconomic Guidelines Around the World” oleh ISPOR, 23 dari 32 guideline
menyatakan bahwa outcome kesehatan harus diukur dalam efektivitas daripada efikasi.
• Efikasi harus disesuaikan untuk merefleksikan data efektivitas.
• Beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika menyesuaikan data:
a. Kepatuhan
b. Sensitivitas atau spesivitas tes diagnostik
c. Coverage rate
d. Health professional skill
Contoh penyesuaian efikasi

CEA eradikasi H pylori


Outcome: kekambuhan ulcer
Outcome yang diukur:
1. RCT: kekambuhan yang dilihat dari endoscopy
2. Practice: gejala yang mengganggu sehingga perlu berkunjung ke dokter

Kemungkinan beberapa kasus ulcer yang dideteksi dengan endoscopy merupakan gejala
yang asimptomatik atau silent.

Penyesuaian: sekitar 75% kekambuhan yang ditentukan dengan endoscopy adalah


simptomatik

Drummond et al, 2005


Intermediate (surrogate)
outcome
Intermediate outcome didefinisikan sebagai “pengukuran laboratorium atau tanda fisik
yang digunakan sebagai pengganti untuk endpoint hasil klinis yang mengukur secara
langsung sebagaimana yang pasien rasakan, fungsikan, atau bertahan”.

Contoh surrogate outcome:


a. BP untuk CHD dan stroke
b. Serum cholesterol untuk CHD
c. Bone density untuk hip fracture
d. CD4 untuk AIDS-terkait kematian

Anti aritmia: Eccainide, Flecainide (CAST trial)


a. Endpoint klinis: survival
b. Surrogate endpoint: ventricular aritmia
c. Aritmia ventricular berhubungan dengan 4 kali peningkatan resiko kematian
CVD.
d. Penurunan aritmia seharusnya menurunkan resiko kematian.
e. Namun demikian, obat anti aritmia ternyata dihubungkan dengan peningkatan
kematian!
Final vs intermediate
outcome
Final outcome: kematian, kehilangan penglihatan, MI, CHD death, LYG, QALY
Keterbatasan: durasinya yang lama, mahal

Intermediate outcome: jumlah sel CD4, tekanan darah, kadar kolesterol, microalbuminuria,
hasil lab yang lain
Keuntungan: durasi pendek, tidak mahal
Keterbatasan: proses penyakit dapat mempengaruhi outcome klinis melalui
beberapa jalur penyebab.

Menurut “Pharmacoeconomic Guidelines Around the World” oleh ISPOR, 19 dari 32


guideline menyatakan bahwa outcome health technology assessment adalah final
outcome.

Jika surrogate outcome digunakan, harus ditunjukkan oleh bukti yang menyatakan
adanya hubungan antara surrogate dan endpoint yang penting.
Final vs intermediate
outcome

Hasil pengobatan tidak diukur dalam unit moneter, melainkan didefinisikan dan diukur
dalam unit alamiah, baik yang secara langsung menunjukkan efek suatu terapi atau obat.
Outcome tersebut dapat berupa intermediate outcome (misalnya, penurunan kadar LDL
darah dalam mg/dL, penurunan tekanan darah diastolik dalam mm Hg) maupun hasil
selanjutnya dari efek terapi tersebut atau final outcome (misalnya, jumlah kematian atau
serangan jantung yang dapat dicegah, radang tukak lambung yang tersembuhkan)
THANKS

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik and
illustrations by Storyset

Anda mungkin juga menyukai