Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN

NO. UU NO 9 TAHUN 1990 UU NO 10 TAHUN 2009


1. KURANG SPESIFIK DAN TIDAK MENGIKUTI LEBIH PANJANG DAN BANYAK ISINYA SERTA
PERKEMBANGAN KEPARIWISATAAN SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
KEPARIWISATAAN
2. DIJELASKAN DALAM MENIMBANG BAHWA TUJUAN PARIWISATA BAGI USAHA
TUJUAN DARI PARIWISATA UNTUK PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN
KEMAKMURAN DAN KESEJAHTERAAN KEPARIWISATAAN
RAKYAT SEBAGAIMANA TERKANDUNG
DALAM PANCASILA DAN PEMBUKAAN

3. MENGINGAT Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 2009 MENGINGAT Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-
ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Dasar 1945. 1945
4. TIDAK DIJELASKAN MENIMBANG DAN MENJUNJUNG TINGGI HAK
ASASI MANUSIA DALAM BERPARIWISATA
5. TIDAK ADA TUJUAN DALAM PARIWISATA SALAH SATUNYA
YAITU MENGANGKAT CITRA BANGSA
6. TIDAK ADA DI JELASKAN Daerah tujuan pariwisata yang
selanjutnya disebut
Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis
yang
berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan
7. TIDAK DIJELASKAN DI JELASKAN LARANGAN, KEWENANGAN
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

8. TIDAK DIJELASKAN JELASKAN MENGENAI BADAN PROMOSI


PARIWISATA

9. TIDAK DIJELASKAN DIJELASKAN MENGENAI GABUNGAN USAHA


PARIWISATA INDONESIA, PELATIHAN SDM

10. TIDAK DIJELASKAN Pengusaha Pariwisata adalah orang atau


sekelompok
orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata

11 TIDAK ADA/ TIDAK DIJELASKAN Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha


pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan
pariwisata
12. TIDAK ADA/ TIDAK DIJELASKAN Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan
yang
memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki
potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau
lebih
aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan
budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan.
13 TIDAK ADA/ TIDAK DIJELASKAN Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata
untuk
mengembangkan profesionalitas kerja
14 TIDAK ADA/ TIDAK DIJELASKAN Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
kepada
usaha dan pekerja pariwisata untuk mendukung
peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan,
dan
pengelolaan kepariwisataan
15. TIDAK ADA/ TIDAK DIJELASKAN DIJELASKAN MENGENAI STANDARISASI,
KETENAGAKERJAAN, SERTA ADANYA
PENDANAAN DAN SANKSI ADMINISTRATIF

16. wisata adalah kegiatan perjalanan atau Wisata adalah kegiatan perjalanan yang
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
secara sukarela serta bersifat sementara mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
untuk menikmati objek dan daya tarik rekreasi,
wisata pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara
17. pariwisata adalah segala sesuatu yang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
berhubungan dengan wisata, termasuk wisata
pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
serta usaha-usaha yang terkait di bidang yang
tersebut disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah,
dan Pemerintah Daerah
18 kepariwisataan adalah segala sesuatu Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
yang berhubungan dengan terkait dengan pariwisata dan bersifat
penyelenggaraan multidimensi
pariwisata serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama
wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha
19 TERDIRI DARI 10 BAB 40 PASAL TERDIRI DARI 17 BAB 70 PASAL

20. BAB II TENTANG ASAS DAN TUJUAN BAB II TENTANG ASAS, FUNGSI, DAN TUJUAN

21 PASAL 2 Penyelenggaraan kepariwisataan PASAL 2 Kepariwisataan diselenggarakan


dilaksanakan berdasarkan asas manfaat, berdasarkan asas:
usaha bersama a. manfaat;
dan kekeluargaan, adil dan merata, b. kekeluargaan;
perikehidupan dalam keseimbangan, dan c. adil dan merata;
kepercayaan pada d. keseimbangan;
diri sendiri e. kemandirian;
f. kelestarian;
g. partisipatif;
h. berkelanjutan;
i. demokratis;
j. kesetaraan; dan
k. kesatuan
22 PASAL 3 TUJUAN KEPPARIWISATAAN PASAL 3 FUNGSI KEPARIWISATAAN

23 PASAL 4 MERUPAKAN BAGIAN DARI BAB PENAMBAHAN PASAL 4 DALAM BAB II TENTANG
III TUJUAN KEPARIWISATAAN UNTUK
meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus
kemiskinan;mengatasi
pengangguran;melestarikan alam, lingkungan,
dan sumber daya;memajukan
kebudayaan;mengangkat citra bangsa;memupuk
rasa cinta tanah air;memperkukuh jati diri dan
kesatuan bangsa; dan mempererat persahabatan
antarbangsa
24 BAB III OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BAB III PRINSIP PENYELENGGARAAN
KEPARIWISATAAN
25 BAB IV USAHA PARIWIUSATA BAB IV PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

26 BAB V PERAN SERTA MASYARAKAT BAB V


KAWASAN STRATEGIS

27 BAB VI BAB VI
PEMBINAAN USAHA PARIWISATA

28 BAB VII BAB VII


PENYERAHAN URUSAN HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN

29 BAB VIII BAB VIII


KETENTUAN PIDANA KEWENANGAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH
DAERAH

30 BAB IX BAB IX
KETENTUAN PENUTUP KOORDINASI

31 TIDAK ADA BAB X


BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA

32 - BAB XI
GABUNGAN INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

33 - BAB XII
PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA,
STANDARDISASI,
SERTIFIKASI, DAN TENAGA KERJA

34 - BAB XIII
PENDANAAN

35 - BAB XV
KETENTUAN PIDANA
36 - BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN

37 - BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP

38. Pasal 8 Pasal 14


Usaha jasa pariwisata meliputi penyediaan AYAT (1) Usaha pariwisata meliputi, antara lain:
jasa perencanaan, jasa pelayanan, dan a. daya tarik wisata;
jasa b. kawasan pariwisata;
penyelenggaraan pariwisata. c. jasa transportasi wisata;
Pasal 9 d. jasa perjalanan wisata;
(1) Usaha jasa pariwisata dapat berupa e. jasa makanan dan minuman;
jenis-jenis usaha: f. penyediaan akomodasi;
a. jasa biro perjalanan wisata; g. penyelenggaraan kegiatan hiburan dan
b. jasa agen perjalanan wisata; rekreasi;
c. jasa pramuwisata; h. penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
d. jasa konvensi, perjalanan insentif, dan insentif,
pameran; konferensi, dan pameran; jasa informasi
e. jasa impresariat; pariwisata;
f. jasa konsultan pariwisata, j. jasa konsultan pariwisata;
g. jasa informasi pariwisata. k. jasa pramuwisata;
(2) Pemerintah dapat menetapkan jenis l. wisata tirta; dan
usaha jasa pariwisata selain sebagaimana m. spa.
dimaksud (2) Usaha pariwisata selain sebagaimana
dalam ayat (1). dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
39

Anda mungkin juga menyukai