Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ILMU EKONOMI

Memahami Bank Penrkreditan Rakyat & Bank Perkreditan Rakyat Syariah

DOSEN PEMBIMBING :

HEIDY PARAMITA DEVI, S.Pd., M.Si.

DISUSUN OLEH :

ERLINDA ARDELIA (2003101048)


VANIA EKA S (2003101033)
VADILLA RAHMADANI (2003101063)
NAILA RIZKA (2003101060)
SHERLY ALDENIA (2003101035)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukursenantiasa kami panjatkankepada Allah SWT, karenaberkatrahmat dan


karunia-Nya kami dapatmenyelesaikanmakalahlembagakeuangansyariahini. Adapun maksud dan
tujuan kami disiniuntukmenyajikanbeberapahal yang menjadimateridarimakalah kami.

            MakalahinimembahasmengenaiBank PerkreditanRakyat dan Bank PerkreditanRakyat


Syariah. Makalahini juga menggunakanbahasa yang mudahdimengertiuntuk para pembacanya.
Kami menyadaribahwadidalammakalah kami inimasihbanyakkekeurangan , kami
mengharapkankritik dan saran demi menyempurnakanmakalah kami agar lebihbaik dan
dapatbergunasemaksimalmungkin.

            Akhir kata kami mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembantu proses


penyusunan dan penyempurnaanmakalahini.

Madiun, 23 Maret 2021

Penyusun
1. Bank Perkreditan Rakyat (disingkatBPR) adalahlembagakeuanganbank yang
melaksanakankegiatanusahasecarakonvensionalatauberdasarkanPrinsip Syariah yang
dalamkegiatannyatidakmemberikanjasadalamlalulintaspembayaran.
2. Kegiatan BPR jauhlebihsempitjikadibandingkandengankegiatan bank umumkarena BPR
dilarangmenerimasimpanangiro, kegiatanvalas, dan perasuransian.Berikutusaha yang
dapatdilaksanakan oleh BPR:
 Menghimpun dana darimasyarakatdalambentuksimpananberupadepositoberjangka,
tabungan, dan ataubentuklainnya yang dipersamakandenganitu.
 Memberikankredit.
 Menyediakanpembiayaan dan penempatan dana
berdasarkanPrinsipSyariah,sesuaidenganketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
 MenempatkandananyadalambentukSertifikat Bank Indonesia (SBI),
depositoberjangka, sertifikatdeposito, dan atautabungan pada bank lain.
3. Program Uji KompetensiSertifikasiProfesi
Sertifikasikompetensikerjadimaksudkan 1) untukmemastikan dan
memeliharakompetensikerjasumberdayamanusia Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencakupaspekpengetahuan, keterampilan dan/
ataukeahliansertasikapkerja yang relevandenganpelaksanaantugas dan syaratjabatan yang
ditetapkan; dan 2) Meningkatkankualitas dan dayasaingsumberdayamanusia BPR dan BPRS
menujuterciptanyaindustri BPR dan BPRS yang sehat, kuat, efisien, dan berkesinambungan.
PedomanpelaksanaansertifikasiTahun 2017, sebagaiberikut:
1. PeraturanOtoritas Jasa Keuangan No.62/POJK.03/2020 tanggal 16 Desember 2020
tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR), bahwaanggotaKomisaris dan
Direksiwajibmemilikisertifikatkelulusan yang masihberlaku yang dikeluarkan oleh
Lembaga SertifikasiProfesi.
2. PeraturanOtoritas Jasa Keuangan No.44/POJK.03/2015 tanggal 21 Desember 2015
tentangSertifikasiKompetensiKerjaBagiAnggotaDireksi dan Anggota Dewan Komisaris
BPR dan BPR Syariah, bahwa BPR atau BPRS wajibmemilikianggotaDireksi dan
anggota Dewan Komisaris yang seluruhnyamemilikiSertifikatKompetensiKerja yang
diterbitkan oleh Lembaga SertifikasiProfesi.
3. Keputusan Menteri KetenagakerjaanRepublik Indonesia Nomor 322 Tahun 2016
tentangPenetapanStandarKompetensiKerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), bahwamenetapkan SKKNI BPR Nomor 322 Tahun 2016, dan
Kepmenakertran RI Nomor KEP.263/MEN/XI/2004 tentangPenetapan SKKNI BPR
dicabut dan dinyatakantidakberlaku.
4. Keputusan RapatKoordinasi Nasional (Rakornas) Perbarindotanggal 7 April 2017 di
Labuan Bajo NTT, bahwaimplementasi SKKNI BPR Nomor 322 Tahun 2016
mulaidiberlakukansejaktanggal 1 Juni 2017.

4. Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah adalah transaksi jual beli valuta asing terhadap
rupiah dalam bentuk:
a.transaksi spot, termasuk transaksi yang dilakukan dengan valuta today dan/atau valuta
tomorrow;
b.transaksi derivatif valuta asing terhadap rupiah yang standar (plain vanilla) dalam bentuk
forward, swap, option, dan transaksi lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu
BANK PERKREDITAN RAKYAT
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR
dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian.
Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat
Berikut usaha yang dapat dilaksanakan oleh BPR:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Memberikan kredit.
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah,sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

PrinsipKehati-hatianBagi BPR
Usaha perbankankhususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalahusaha yang beresiko,
dimanasebagianbesar dana dihimpundarimasyarakatdisalurkandalambentukkredit yang
diberikan, sehinggawajibmenerapkanprinsipkehati-hatianatau yang juga dikenaldengan prudent
principles. Setiap rupiah yang disalurkandalambentukkredit, bank
harusberkeyakinanbahwaakandigunakan oleh debitursesuaidenganperjanjian dan
debiturmausertamampumengembalikannyakepada bank sesuaidenganwaktu dan jumlah yang
sudahdiperjanjikan. Bank juga harussecarahati-hatidalampengelolaanportofolio yang dimiliki,
sehinggaselaludalamkondisibaik. Sebagaiotoritasperbankan, Bank Indonesia
menetapkanberbagaiaturan yang terkaitdenganpenerapanprinsipkehati-hatianbagi bank.
Berdasarkan SK DIR BI No.26/20/KEP/DIR, Tanggal 29 Mei 1993 dan SE BI No.26/2/BPPP
Tanggal 29 Mei 1993, CakupanPrinsipKehati-hatian, meliputi :
1. KewajibanPenyediaan Modal Minimum (KPMM)
2. KualitasAktivaProduktif (KAP)
3. PenyisihanPenghapusanAktivaProduktif (PPAP)
4. Batas MaksimumPemberianKredit (BMPK)
KetentuanUmumPasal 33
Denganmencontoh negara-negara tetangga yang
mendahulukankepentinganpembangunanekonomikerakyatandaritingkatterbawahsepertiJepang,
Korea, China, Singapura, dan Malaysia, Indonesia sudahsepatutnyamelakukanhal yang
sanasejaksemula.
Namun, kenyataannyatidakdemikian. Sistemekonomi Indonesia sejakkemerdekaan, yang sudah
66 tahunumurnya, praktissamasajadengankitaselamasekianabadberada di bawahpenjajahanasing.
Sistemekonomi yang berkembangsampaisaatinimasihbersifat liberal-kapitalistik-pasar bebas,
sekaloigus dualistic.
Padahal UUD 1945 menyatakann, “Perekonomiandisusunsebagaiusaha Bersama
berdasaratasasaskekeluargaan” (Pasal 33 Ayat 1); “Cabang-cabangproduksi yang pentingbagi
negara dan yang menguasaihajathidup orang banyakdikuasai oleh negara” (Pasal 33 Ayat 2);
“Bumi dan air dan kekayaanalam yang terjandung di dalamnyadikuasai oleh negara dan
dipergunakanuntuksebesar-besarnyakemakmuranrakyat” (Pasal 33 Ayat 3); dan
“Perekonomiannasionaldiselenggarakanberdasaratasdemokrasiekonomidenganprinsipkebersama
an, efisiensiberkeadilan, berkelanjutan, berwawasanlingkungan, kemandirian,
sertadenganmenjagakeseimbangankemajuan dan kesatuanekonominasional” (Pasal 33 Ayat 4).
Pengertian BPR Syariah
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalahlembagakeuangan Bank yang dibawahi oleh
dewan kebijakanmoneter, yang melakukankegiatanekonominyaberdasarkanprinsip Islam atau
Syariah, tanpamenghalalkanadanyaribaatausukubunga yang berorientasi pada masyarakat di
tingkatdesaataupunkecamatan. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) didirikanberdasarkan
UU No 7 tahun 1992 tentangperbankan dan Peraturanpemerintah (PP) no.72 tahun1992 tentang
bank berdasarkanprinsipbagihasil. Serta berdasarkan pada butir 4 pasal 1 UU. No 10 tahun 1998,
pengganti UU no 7 tahun 1992 tentangPerbankandisebutkanbahwa Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakankegiatanusahaberdasarkanprinsip Syariah, yang
dalamkegiatannyatidakmemberikanjasalalulintaspembayaran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
yang melakukankegiatanusahaberdasarkanprinsip Syariah
selanjutnyadiaturmenurutsuratkeputusanDirektur Bank Indonesia No.32/36/KEP/DIR/1999.
Tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkanprinsip Syariah.
RapatUmumPemegangSaham
RapatUmumPemegangSahamatau RUPS adalah agenda tahunan yang
biasadilakukansebuahperusahaan. Biasanyaperusahaan yang melakukanrapatiniberasaldari
Perseroan Terbatas (PT)
RUPS
tersebutkemudianakanmenjadiwadahbagipemegangsahamuntukmenyampaikanpendapatmerekase
cara formal berdasarkanketeranganataulaporan yang sudahdiberikan. Pendapat juga
patutdidengar oleh pemegangsahamlain, direksi, dan komisaris. Jikadisetujui di RUPS
masukkantersebutakanmenjadiperintah paten yang harusdilakukankedepannya.
Masa depansebuah perusahaansangatbergantung pada RapatUmumPemegangSahamini. Karena
itulah, RUPS tidakdiadakansecarasembarangan.
 Jenis-Jenis RUPS
1. RUPS Tahunan
2. RUPS LuarBiasa
 Tata Cara Melakukan RUPS
1. MelakukanPelaporan pada Pengadilan Negeri
2. MemanggilPemegangSaham
 SiapaSaja yang BolehMengajukan RUPS?
1. Dewan Komisaris
2. PemegangSaham

Dewan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BPR Syariah

Dewan direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas syariah merupakan organ-organ
perusahaan yang sangat penting dalam lembaga keuangan syariah. Peran setiap organ
perusahaan sangat penting dalam pelaksanaan kinerja dan pengawasan untuk menghindari
penyimpangan-penyimpangan atau kepentingan pribadi yang dilakukan dalam perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dewan direksi, dewan komisaris dan
dewan pengawas syariah terhadap kinerja keuangan BPRS di Jawa Tengah tahun 2013-2014.
Variabel dalam penelitian ini yaitu ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan
ukuran dewan pengawas syariah, sedangkan kinerja keuangan diproksikan dengan ROA.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh BPRS yang beroperasi selama periode 2013-2014,
dan telah mempublikasikan laporan keuangannya di website Bank Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan. Sedangkan jumlah sampel sebanyak 48diambil dengan menggunakan metode
nonprobabilitas (secara tidak acak) berdasarkan kriteria (purposive sampling).Teknik
pengumpulan data diambil berdasarkan teknik dokumentasi. Metode analisis data dalam
penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensial.

GCG BPR Syariah

Pengertian dari Good Corporate Governance (GCG) Adalah suatu tata kelola BPR yang
menerapkan prinsip‐prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independence), dan kewajaran (fairness).

Prinsip Kehati-hatian BPR Syariah :

Berdasarkan SK DIR BI Nomer.26 /20/KEP/DIR tanggal 29 Mei 1993 dan SE BI


Nomer.26/2/BPPP tanggal 29 Mei 1993, Cangkupan Prinsip Kehati-hatian, meliputi :

 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)


 Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
 Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Pengertian dari Good Corporate Governance (GCG) Adalah suatu tata kelola BPR yang
menerapkan prinsip‐prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independence), dan kewajaran (fairness).

Saran

Apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan kami
mohon maaf kammi sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSAKA

https://www.google.com/search?
q=Dewan+komisaris+dan+dewan+pengawEWAN+DIREKSI&oq=Dewan+komisaris+dan+dew
an+pengawEWAN+DIREKSI+&aqs=chrome..69i57.12461j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?
q=pengertian+gcg+bprs&oq=pengertian+gcg+bprs&aqs=chrome..69i57.8348j0j7&sourceid=chr
ome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai