Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN KELAUTAN
Kapal Terkena Badai/Gelombang Laut

DOSEN MK:
Ns. Yanerit Purba, S.Kep., M.Kep
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 (A3/V keperawatan)
Sharon V. Tukimin (1814201076)
Villia E.G.J Kani (1814201078)
Juanandreas Wuntu (1814201070)
Olivia Makapile (1814201267)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari kelompok 2 yang telah bekerja sama dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………...................................
A. Latar Belakang

BAB II
PEMBAHASAN TEORI………………………………………………………………………..
A. PENGERTIAN
B. PENYEBAB
C. FAKTOR RESIKO TERJADINYA MASALAH
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN KEPERAWATAN
F. TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT
G. CARA KHUSUS PENANGANAN PROSEDUR DARURAT

BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………..
A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau
sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah
dilakukan usaha supaya dapat menghindarinya. Manajemen harus memperhatikan
ketentuan yang diatur dalam Health and Safety work Act, 1974 untuk melindungi semua
orang yang berada di dalam kapal dan mencegah resiko-resiko dalam melakukan suatu
aktivitas di atas kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan semua orang,
baik dalam keadaan normal maupun darurat.
Suatu keadaan darurat biasanya terjadi sebagai akibat tidak bekerja normalnya suatu
sistem secara procedural ataupun karena gangguan alam.
BAB II
PEMBAHASAN TEORI

A. Pengertian dari keadaan darurat kapal karena gelombang/badai laut


- Keadaan darurat
Keadaan yang lain dari keadaan yang normal yang mempunyai kecendurungan atau
potensi tingkat yang membahayakan baik bagi keselamatan manusia, harta , benda,
maupun lingkungan.

- Gelombang laut
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
disebabkan oleh angin. Angin diatas lautan mentransfer energinya ke perairan,
menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai
gelombang.

- Keadaan darurat kapal karena gelombang laut yaitu keadaan yang membahayakan
keselamatan manusia, harta, benda, maupun lingkungan yang disebabkan oleh faktor
alam/cuaca buruk .

B. Penyebab
Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada kecepatan
bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu, akan
mengalami problematika yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cuaca,
keadaan alur pelayaran, manusia, kapal dan lain-lain yang belum dapat diduga oleh
kemampuan manusia dan akhirnya menimbulkan gangguan pelayaran dari kapal.

C. Faktor Resiko terjadinya masalah


faktor yang menyebabkan terjadinya masalah di atas yaitu faktor alam/cuaca : faktor
cuaca buruk merupakan permasalahan yang seringkali dianggap sebagai penyebab utama
dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang
yang tinggi yang dipengaruhi oleh musim/ badai , arus yang besar, kabut yang
mengakibatkan jarak pandang yang terbatas dan dapat mengalami resiko kapal
mengalami tubrukan, kandas, bahkan juga kebocoran/tenggelam.
D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi Klinis yang muncul pada pasien/ penumpang kapal yang tenggelam akibat
terkena badai atau gelombang laut :
Tanda dan gejala yang sering muncul ialah pada sistem kardiorespiratori dan neurologis.
Distres respiratori awalnya tidak terlihat, hanya terlihat adanya perpanjangan nilai RR
tanpa hipoksemia. Pasien yang lebih parah biasanya menunjukkan tanda
hipoksemia,retraksi dinding dada, dan suara paru abnormal. Manifestasi neurologis yang
muncul seperti penurunan kesadaran, pasien mulai meracau , iskemik-hipoksia pada
sistem saraf pusat seingga menunjukkan tanda peningkatan ICP

Sedangkan menurut sumber lain manefestasi akibat tenggelam yang muncul antara lain :
 Frekuensi pernafasan berkisar dari pernafasan yang cepat dan dangkal sampai
apneu.
 Syanosis
 Peningkatan edema paru
 Kolaps sirkulasi
 Hipoksemia
 Asidosis
 Timbulnya hiperkapnia
 Lunglai
 Postur tubuh deserebrasi atau dekortikasi
 Koma dengan cedera otak yang irreversible.

E. PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN KEPERAWATAN


1. Bantuan hidup dasar
Penanganan ABC merupakan hal utama yang harus dilakukan, dengan fokus
utama perbaikan jalan nafas dam oksigenasi buatan. Penilaian pernapasan dilakukan
dengan 3 langkah :
a. Look yaitu melihat adanya pergerakan dada
b. Listen yaitu mendengar suara nafas
c. Feel yaitu merasakan ada tidaknya hembusan nafas
Penanganan pertama yang tidak sadar dan tidak bernafas dengan normal setelah
pembersihan jalan nafas yaitu kompresi dada lalu pemberian napas buatan dengan rasio
30:2.
Penanganan utama untuk korban tenggelam adalah pemberian nafas buatan untuk
mengurangi hipoksemia. Melakukan pernafasan buatan dari mulut ke hidung lebih
disarankan karena sulit untuk menutup hidung korban saat pemberian nafas mulut ke mulut.
Pemberian nafas buatan dianjurkan hingga 10-15 kali sekitar1 menit. Kompresi dada
diindikasikan pada korban yang tidak sadar dan tidak bernafas dengan normal, karena
kebanyakan korban tenggelam mengalami henti jantung akibat hipoksia.
2. Bantuan hidup lanjut
Bantuan hidup lanjut pada korban tenggelam yaitu pemberian oksigen dengan
tekanan tinggi, yang dapat dilakukan dengan BVM (Bag Valve Mask) atau tabung
oksigen. Oksigen yang diberikan memiliki saturasi 100%. Jika setelah pemberian oksigen
ini keadaan korban belum membaik maka dapat dilakukan intubasi trakeal.

F. Tindakan Dalam Keadaan Darurat

Sijil Bahaya atau Darurat


Dalam keadaan darurat atau bahaya, setiap awak kapal wajib bertindak sesuai ketentuan
sijil darurat, oleh sebab itu sijil darurat senantiasa dibuat dan diinformasikan pada seluruh
awak kapal. Sijil darurat di kapal perlu digantungkan ditempat yang strategis, mudah
dicapai, mudah dilihat dan mudah dibaca oleh seluruh pelayar dan memberkan perincian
prosedur dalam keadaan darurat, seperti :
1. Tugas – tugas khusus yang harus ditanggulangi di dalam keadaan darurat oleh setiap
anak buah kapal
2. Sijil darurat selain menunjukkan tugas-tugas khusus, juga tempat berkumpul (kemana
setiap awak kapal harus pergi)
3. Sijil darurat bagi setiap penumpang harus dibuat dalam bentuk yang ditetapkan oleh
pemerintah.
4. Sebelum kapal berangkat, sijil darurat harus sudah dibuat dan salinannya
digantungkan di beberapa tempat yang strategis di kapal, terutama di ruang ABK.
5. Didalam sijil darurat juga diberikan pembagian tugas yang berlainan bagi setiap
ABK, misalnya :
 Menutup pintu kedap air, katup-katup, bagian mekanaisme dari lubang-lubang
pembuangan air di kapal.
 Perlengkapan sekoci penolong termasuk radio jinjing maupun perlengkapan
lainnya.
 Menurunkan sekoci penolong.
 Persiapan umum alat-alat penolong / penyelamat lainnya.
 Tempat berkumpul dalam keadaan darurat bagi penumpang.
 Alat-alat pemadam kebakaran termasuk panel kontrol kebakaran.
6. Selain itu dalam sijil darurat disebutkan tugas-tugas khusus yang dikerjakan oleh
anak buah kapal , seperti :
 Memberikan peringatan kepada penumpang
 Memperhatikan apakah mereka memakai rompi renang secara semestinya.
 Mengumpulkan para penumpang di tempat berkempul darurat
 Mengawasi gerakan dari para penumpang dan memberikan petunjuk di gang-
gang atau di tangga.
 Memastikan bahwa persediaan selimut telah dibawah sekoci/ rakit penolong.

Untuk mampu bertindak dalam situadi darurat maka setiap awak kapal juga harus
mengetahui dan gunakan perlengkapan keselamatan jiwa di laut dan mampu
menggunakan dan cakap menggunakan peralatan keselamatan.

G. CARA KHUSUS PENANGANAN PROSEDUR DARURAT SESUAI SOP


Pada kasus kegawatdaruratan pada kapal terkena gelombang/badai laut ada beberapa
resiko keadaan darurat yang bisa terjadi , yaitu : tubrukan akibat kabut yang
menyebabkan jarak pandang yang kurang , kandas/terdampar, dan resiko terbesarnya
yaitu kapal tenggelam yang memakan banyak korban jiwa. Semua keadaan darurat itu
mempunyai tata cara khusus dalam prosedur keadaan darurat .

1. Kebocoran/tenggelam (Flooding)
a. Sirine bahaya dibunyikan (eksternal dan internal)
b. Siap-siap dalam keadaan darurat
c. Pintu-pintu kedap air ditutup
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berbagai penyebab terjadinya musibah di atas kapal salah satunya yaitu faktor alam atau
cuaca , cuaca yang tidak bisa diprediksi menjadi salah satu faktor terjadinya musibah
dalam transportasi laut. Faktor alam juga menjadi salah satu faktor utama terjadinya
kecelakaan di lautan .

B. SARAN

Perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencegah kecelakaan kapal baik sebelum dan sedang
berlabuh , yaitu dengan : (a)memperbaiki manajemen yang terkait dengan etos kerja para
aparat yang bertugas, (b)melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait, (c)
pemberian kredit lunak terhadap pembelian kapal-kapal baru sehingga kapal-kapal yang
lebih bagus dan dirancang sesuai perkembangan standarisasi internasional, (d)pelatihan
sumber daya pelaut anak buah kapal (ABK), perwira kapal, dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dan tanggungjawab serta mempunyai keterampilan dan keahlian
dengan berdasarkan sertifikat yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/78843028-Penanganan-prosedur-darurat-pada-kapal-abstrak.html

https://www.its.ac.id/tkelautan/gelombang-laut/

https://www.researchgate.net/publication/298736505_ANALISIS_PENYEBAB_TERJADINYA_KECE
LAKAAN_KERJA_DI_ATAS_KAPAL_MV_CS_BRAVE

Kusna Djaya, Indra. 2008. TEKNIK KONTRUKSI KAPALBAJA JILID 2. Jakarta : Depdiknas

Digilib.mercubuana.ac.id_MANAJEMEN_KESELAMATAN_MARITIM_DAN_UPAYA_PENCEGAHAN
_KECELAKAAN_KAPAL (PDF)

Anda mungkin juga menyukai