Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan. Oleh karena itu, perlu
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi pada
pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Menkes
RI, 2016).
sarana dalam bentuk pelayanan yang komperhensif meliputi pelayanan obat dan
langsung oleh apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi
dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
dispensing sediaan steril dan pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD)
dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum. Dengan demikian,
Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan
Visite adallah kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter
dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan visite adalah menilai rasionalitas obat
dengan cara pemilihan obat, menerapkan secara langsung pengetahuan
obat yang digunakan sesuai idikasi, efektif, aman, terjangkau oleh pasien ( Depkes
RI, 2009)
mahasiswa calon apoteker perlu diberi pembekalan dalam bentuk praktik kerja
profesi di rumah sakit. Praktik kerja profesi di rumah sakit menerapkan salah satu
dan menyelesaikan masalah terkait obat dan masalah yang berhubungan dengan
(PPOSR) yang dilaksanakan pada bagian penyakit dalam. Studi kasus dilakukan
diabetic foot
1.3. Tujuan
Foot
Foot.
1.4 Manfaat
diabetic foot
diabetic foot.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jiwa jika tidak ditangani secara baik. Diabetes Melitus merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul yang diakibatkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah
karena kekurangan insulin baik absolut maupun relative (Batubara, dkk. 2010)
secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau keduanya.
Gangguan metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu pertama karena
kerusakan pada sel- sel beta pankreas karena pengaruh dari luar seperti zat kimia,
virus, dan bakteri. Penyebab yang kedua yaitu penurunan reseptor glukosa pada
kalenjar pankreas dan yang ketiga karena kerusakan reseptor insulin si jaringan
Insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas berfungsi untuk mengatur
kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang tinggi akan
menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresikan insulin. Sel beta pankreas
yang tidak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada kurangnya sekresi
insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan sel
beta pankreas sangat banyak seperti contoh penyakit autoimun dan idipatik
(Niddk, 2014)
resistensi insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor, pre
reseptor dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak dari
pemakaian glukosa di jaringan otot dan lemak serta menekan produksi glukosa
Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada proses filtrasi
darah masuk ke urin (glukosuria) sehingga terjadi diuresis osmotic yang ditandai
keluar menimbulkan sensasi rasa haus (polidipsia). Glukosa yang hilang melalui
urin dan resistensi insulin menyebabkan kurangnya glukosa yang akan diubah
lelah dan mengantuk jika tidak ada kompensasi terhadap kebutuhan energi
a. Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus yang berlebih)
yang disebabkan karena osmolalitas serum yang tinggi akibat kadar glukosa
b.Anoreksia dan polifagia (rasa lapar yang berlebih) yang terjadi karena
glukosa oleh sel menurun.d.Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat
Melitus adalah :
1. Gaya
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Obesitas (kegemukan)
menimbulkan gejala akut yaitu banyak minum, banyak kencing dan mudah lelah (
Fitriani, 2012)
Gejala kronik DM adalah kulit erasa panas, kebas, seperti tertusuk – tusuk
jarum, rasa tebal pada kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, penglihatan
memburuk (buram) yang ditandai dengan sering berganti lensa kcamata, gigi,
mudah goyah dan mudah lepas, keguguran pada ibu hamil dan ibu melahirkan
sebagai berikut :
Diabetes Melitus yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pankreas
kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara
absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun danidiopatik.
Penyebab Diabetes Melitus tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin.
Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi didalam tubuh. Defisiensi insulin
juga dapat terjadi secara relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin
Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan oleh efek
genetic fungsi sel beta, efek genetic kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati pankreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan imunologi, dan sindrom
Diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul pada masa kehamilan, dan
hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi di usia
kehamilan berapa pun, namun lazimnya berlangsung di minggu ke-24 sampai ke-
ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa
(gula) dalam darah pada masa kehamilan. Kondisi tersebut dapat membahayakan
ibu dan anak, namun dapat ditekan bila ditangani dengan cepat dan tepat.
patokan kadar gula darah dalam mendiagnosis Diabetes Melitus dengan cara
berikut ini :
Tabel 2.1 Kadar Glukosa darah dalam mendiagnosis DM
1. Postprandial
2. Hemoglobin glikosilat
Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah selama
140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
Ulkus adalah luka yang terletakpada permukaan kulit atau selaput lender
dimana terjadi kematian jaringan yang luas dan disertai invasive kuman saprofit.
juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan
nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli paruh besar arteri
pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagain akibat
Ulkus kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah atau bagian tubuh
selalu tertekan akibat diabetes melitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki DM
menurunkan sensasi nyeri kaki, sehingga ulkus dapat terjadi tanpa terasa.
tumpu yang menyebabkan ulserasi kaki. Angiopati akan mengganggu aliran darah
ke kaki; penderita dapat merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak
Bakteri ini akan menghasilkan gas, yang disebut gas gangrene ( Waspadji, 2011)
kulitdan terjadi edema. Selain itu, kaki penderita menjadi keringdanmudah timbul
menimbulkan deformitas seperti Hammer toes, claw toes, dan Charcot. Bersama
Clayton, 2009).
15makro angiopati tampak sebagai obstruksi pada pembeuluh darah besar yaitu
kejadian ulkus diabetik terinfeksi (diabetik foot infection). Sedangkan akibat dari
yang menyebabkan ulkus kaki diabetik yang lebih lanjut disebabkan oleh
umur lebih dari 60 tahun, diabetes mellitus yang sudah lebih dari 10 tahun,
Ulkus kaki baru menampakkan gejala apabila sudah melebar dan semakin dalam.
Pada tahap ini, tendon dan tulang dapat terlihat. Selain itu, luka pasien juga dapat
1. Kesulitan berjalan
3. Kulit kemerahan
4. Pembengkakan
5. Demam
7. Nyeri
8. Bisul
(neuropati periferal) dan gangguan sirkulasi. Saat saraf pada anggota gerak bawah
rusak, maka bagian tersebut akan mati rasa. Pasien tidak merasakan nyeri atau
sensasi apapun bahkan saat menginjak benda tajam atau saat kakinya terluka.
Kecuali pasien memeriksa telapak dan kaki setiap hari, mereka tidak akan
sirkulasi adalah keadaan di mana beberapa bagian tubuh tidak menerima pasokan
darah yang mencukup, sehingga sel kekurangan oksigen. Keadaan ini dapat
menyebabkan ulkus kaki diabetik karena sirkulasi yang buruk pada arteri kaki
membuatnya lebih rentan terhadap cedera. Selain kedua faktor yang telah
Jaringan yang rusak akibat gangrene sudah tidak bisa lagi diperbaiki, namun ada
Dokter akan memilih dari beberapa tindakan berikut ini, tergantung dari
dengan tekanan tinggi dan hanya terdapat gas oksigen. Tekanan oksigen yang
4.
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan mengecek kondisi fisik dan
luka pasien, serta menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Untuk
seperti:
1. Tes darah. Jumlah sel darah putih yang tinggi bisa menjadi tanda adanya
infeksi. Tes darah juga dilakukan untuk mengecek apakah ada bakteri atau
2. Tes pencitraan. Foto Rontgen, CT scan atau MRI dilakukan untuk melihat
kondisi organ dalam, dan untuk mengetahui sejauh mana gangrene menyebar.
Tes ini juga bisa membantu dokter mengetahui apakah ada gas di bawah kulit.
Selain 3 tes ini, ada juga tes angiografi, yaitu tes untuk melihat adanya arteri
yang tersumbat.
3. Bedah. Tindakan operasi bisa dilakukan untuk mengetahui luasnya
obat bius.
4. Kultur cairan dan jaringan. Dokter akan mengambil sampel cairan dan
perfringens atau tidak. Dokter juga bisa melihat sampel jaringan melalui
1. Cairan Nacl
ditemui. Cairan ini mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan
2.Ceftriaxon
kandung empedu dan saluran pencernaan, infeksi tulang, persediaan dan jaringan
lunak.
Efek Samping : sakit kepala, pusing, demam, gangguan saluran cerna, reaksi kulit.
Dosis : Ringan hingga sedang 1-2 g/hari IV dalam dosis harian tunggal atau
3.Ketorolak
Ketorolak Adalah obat golongan OAINS yang mempunyai efek antiinflamasi dan
sebagai analgesic yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap
reseptor opiat.
Indikasi : penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat
Kontra Indikasi : riwayat alergi terhadap acetosal atau OAINS lain, ulkus
hipersensitivitas.
Dosis : 10 mg terapi IV atau IM selama 4-6 jam, Dosis maksimum : 40mg sehari
(Pionas, 2014)
5. Dexametason
aktivasi pelepasan zat-zat tertentu di dalam tubuh yang dapat menyebabkan reaksi
peradangan.
Indikasi : sebagai antiinflamasi atau imunosupresan, misalnya pada penyakit sendi
Kontra indikasi : pada pasien yang dilaporkan hipersensitif terhadap obat ini atau
kortikosteroid lainnya.
Efek Samping : Berat badan bertambah, meningkat, sakit kepala dan pusing
6. Furosemid
mengurangi cairan berlebih dalam tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi
seperti gagal jantung, penyakit hati, dan ginjal. Obat ini juga digunakan untuk
menyebabkan Anda menjadi lebih sering buang air kecil untuk membantu
Indikasi : Pasien dengan retensi cairan yang berat ,edema paru akut, edema pada
sindrom nefrotik.
menurunkan HDL.
Dosis : Dewasa: 20–50 mg suntikan IM/IV atau tablet 40 mg per hari. Dosis
maksimal 1.500 mg suntikan IM/IV per hari atau tablet 80 mg per hari. Anak:
organ hati. Dengan menurunkan kadar kolesterol dan lemak jahat dalam darah
dan stroke. Untuk lebih memaksimalkan kerja Atorvastatin, selain dengan diet
yang tepat, Anda juga dianjurkan untuk berhenti merokok bila Anda merokok,
teratur berolahraga, perubahan gaya hidup dan menurunkan berat badan bila over
dan 40 mg.
Dosis : awal: 10–20 mg 1 kali sehari. Dosis dapat disesuaikan dengan respons
tubuh pasien terhadap pengobatan dalam 2–4 minggu. Dosis lanjutan: dosis dapat
8. Omeprazole
Efek Samping : mual, muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, nyeri
Dosis : tukak lambung dan tukak duodenum (termasuk yang komplikasi terapi
AINS), .20 mg satu kali sehari selama 4 minggu pada tukak duodenum atau 8
minggu pada tukak lambung, pada kasus yang berat atau kambuh tingkatkan
20 mg seharri bila gejala muncul kembali. Anak – anak : injeksi intravena selama
5 menit atau dengan intravena. Usia 1 bulan 12 tahun dosis awal 500
mg/kg/bb ( maks 40 mg) jika diperlukan, Usia 12-18 tahun, 40 mg satu kali sehari
(Pionas, 2014).
9. Natrium Diklofenak
seperti nyeri perut saat haid, nyeri yang berkaitan dengan operasi gigi, nyeri yang
sendi yang disebabkan oleh peradangan sendi. Natrium Diklofenak juga dapat
Dosis : oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan. Injeksi
9. Spironoklaton
tubuh dan menjaga kadar kalium dalam darah agar tidak terlalu rendah, sehingga
bermanfaat untuk mencegah stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal, yang
merupakan komplikasi dari hipertensi. Obat ini adalah obat keras yang
terlebih dahulu.
Dosis : Dewasa: Dosis awal 25 mg, sekali sehari, dengan dosis maksimal 50 mg
per hari. Lansia: Diawali dengan dosis terendah, kemudian dosis dapat ditambah
jika diperlukan. Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam
10. Allopurinol
urat dan batu ginjal (gumpalan kecil dalam ginjal yang merupakan penumpukan
dari mineral dan asam urat). Allopurinol juga digunakan untuk mencegah
peningkatan kadar asam urat pada pasien yang menerima kemoterapi kanker.
Indikasi : hiperurisemia, seperti artritis gout, tofus, nefrolitiasis, kondisi maligna
penggunaannya. Dosis allopurinol bisa berubah, sesuai dengan kondisi pasien, dan
respons tubuh terhadap obat. Untuk dewasa, dosis adalah 100-600 mg dikonsumsi
sebanyak 1-2 kali per hari. Dosis maksimal 900 mg per hari.
11. Candesartan
dapat mengalir lebih mudah. Selain itu, obat Candesartan adalah obat yang
juga biasa dipakai untuk melindungi ginjal dari kerusakan karena diabetes,
Indikasi : gagal jantung atau nefropati akibat diabetes, batuk yang persisten
Kontra Indikasi : menyusui, stenosis arteri renalis, bilateral batau stenosis pada
Efek Samping : gagal jantung, sirosis hepatis, pusing, sakit kepala, diare,
12. Cilostazol
kelelahan otot, sakit atau kram pada saat aktivitas yang disebabkan karena adanya
Indikasi : mengobati gejala – gejala iskemia pada ulkus, rasa sakit dan dingin pada
Efek Samping : ruam, palpilasi, takikardi, muka merah dan panas, sakit kepala,
Dosis : Dewasa: diminum 2 kali sehari 1 tablet. Kaji ulang terapi setelah 3 bulan.
13. Sulcrafat
Sucralfat adalah obat yang digunakan untuk mengobati tukak lambung dan
menyembuhkan tukak atau luka pada lambung. Sucralfate bekerja dengan cara
melindungi lapisan saluran cerna terhadap asam peptik, pepsin, dan garam
empedu dengan mengikat protein bermuatan positif dalam eksudat membentuk zat
Dosis : 1 gram, 4 kali sehari, atau 2 gram, 2 kali sehari, selama 4–12minggu.
Dosis maksimal adalah 8 gram per hari. 1 gram, 4 kali sehari, atau 2 gram, 2 kali
14. Cefixime
Cefixime adalah obat untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Obat ini
Indikasi : infeksi saluran napas atas ( faringitis, tonsililitis), infeksi saluran napas
kulit
Dosis : Dosis cefixime yang biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk pasien
dewasa adalah 200-400 mg per hari. Sedangkan untuk anak-anak usia di atas 6
bulan dengan dosis yang biasanya direkomendasikan adalah 9 mg/kgBB per hari.
Dosis : Total kebutuhan setiap orang terhadap insulin ini dapat berbeda-
beda. Biasanya dosisnya berada pada kisaran 0,5 sampai 1 unit/mL per
membutuhkan 0,05 unit hingga 1 unit/mL per kilogram berat badan per
hari.
pasien dianjurkan untuk melakukan pola diet yang tepat dan latihan fisik
Dosis : Dosis awal: 0.2 – 0.4 unit/kg. Mulai dengan 1/3 total insulin harian,
sementara 2/3 dosis sisanya gabungkan dengan insulin short acting. Titrasi insulin
PENATALAKSANAAN UMUM
Umur : 51 tahun
BB : 50 kg
Pekerjaan : Wiraswasta
dengan berat badan 50 kg masuk Rumah Sakit Umum Deli Serdang Lubuk
Pakam pada tanggal 24 Maret 2021 pukul 13.20 wib melalui Instalasi Gawat
Darurat dengan nyeri, tekanan darah tinggi, luka pada bagian kaki kiri , gula darah
tinggi. Pasien menerima penangan awal dari tenaga medis dan mendapat obat dari
IGD yaitu :
A. Nacl
B. Ceftriaxone 1 gr
C. Ketorolac
Diabetes Mellitus
Selama di rawat di Rumah Sakit Umum Deli Serdang Lubuk Pakam , pasien telah
klinik.
Selama dirawat di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, pasien telah menjalani
pemeriksaan fisik.
Keterangan: BP= blood preasure, HR= heart rate, RR= respiratory rate, T=
temperature.
Hasil Laboratorium
No Parameter Rentang Normal
24/03/2021 26/03/2021
1. Hematologi
Darah Rutin:
Hemoglobin 11.7-15.5 7.21g/dl 10.06 g/dl
Hematokrit 35-47 22.0% 30.2%
Eritrosit 3.8-5.2 2.28 10ˆ6/µL 3.18
10ˆ6/µL
Leukosit 3.6-11.0 7.63 10ᶟ/µL 8.06 10ᶟ/µL
Trombosit 150-440 356.9 10ᶟ/µL 363.9 10ᶟ/µL
Index Eritrosit
MCV 80-100 96.5 fL 95.1fL
MCH 26-34 31.6 pg 31.6 pg
MCHC 32-36 32.8 g/dl 33.3 g/dl
RDW 11.5- 14.5 14.8 % 14.4 %
MPV 7.0-11.0 8.2 fL 8.3 fL
H/itung Jenis (dff)
Basofil 0-1 0.6 % 0.2 %
Eosinofil 2-4 6.71% 0.41 %
Segmen/ Neu 50-70 60.77 % 88.78 %
Limfosit 25-40 24.75 % 9.25 %
Monosit 2-8 7.18 % 1.36 %
SOAP FARMASI
Interaksi :
Sulcrafat + furosemid
sukralfat menurunkan efek furosemid dengan menghambat
absorpsi GI. Berlaku hanya untuk bentuk oral dari kedua agen.
Modifikasi Terapi / Pantau Secara Dekat. Pemberian sukralfat dan
injeksi furosemid secara bersamaan dapat mengurangi efek
natriuretik dan antihipertensi dari furosemid; pasien yang menerima
kedua obat harus diamati dengan cermat untuk menentukan apakah
efek diuretik dan / atau antihipertensi yang diinginkan dari
furosemid tercapai; asupan furosemid dan sukralfat harus
dipisahkan paling sedikit 2 jam.
candesartan + furosemide
candesartan meningkat dan furosemid menurunkan kalium
serum. Pengaruh interaksi tidak jelas, gunakan hati-hati. Gunakan
Caution / Monitor.
deksametason + furosemid
deksametason, furosemid. Mekanisme: sinergisme
farmakodinamik. Kecil / Signifikansi Tidak Diketahui. Risiko
hipokalemia, terutama dengan aktivitas glukokortikoid yang kuat.
deksametason + omeprazol
deksametason akan menurunkan kadar atau efek omeprazol
dengan mempengaruhi metabolisme enzim hati / usus CYP3A4.
Kecil / Signifikansi Tidak Diketahui
1. Disarankan kepada perawat memberi jarak waktu untuk
pemberian obat furosemide +candesartan untuk menghindari
terjadi nya kalium
2. Disarankan kepada perawat memberi jarak waktu untuk
Plan pemberian injeksi furosemide dan candesartan oral untuk
menghindari terjadi nya kalium.
3. Pantau vital sign
4. Disarankan pasien untuk pengecekkan kadar gula darah sebelum
operasi
SOAP FARMASI
HARI ke-3 tanggal 26 Maret 2021
Pasien mengatakan nyeri pada bagian kaki sebelah kiri, pasien
Subjek
mengatakan kedinginan
TD :130/80mmhg. HR : 80x/I, RR : 20 x/I, Temp: 36,8℃, K/u
Objek
lemah,pasien tampak mengigil, Glukosa sewaktu : 280
Terapi yang diberikan :
Inf. NacL 20gtt/i
Inj. Ketorolak 300mg
Assesment Inj. Transamin 500mg
Inj. Ceftriaxon 1 gr
Ulkus Diabetik,
Post Debridement
1. Pantau keadaan umum pasien
2. Pantau vital sign pasien
Plan 3. Disarankan untuk pemeriksaan kadar gula darah
4. Pantau intake – output pasien, berikan pasien selimut yang tebal
matikan AC ruang pemulihan
SOAP FARMASI
HARI ke-4 tanggal 27 Maret 2021
Subjek Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi
TD :130/80mmhg. HR : 80x/I, RR : 20 x/I, Temp: 36,8℃, K/u
Objek
lemah,
Assesment
Terapi yang diberikan :
Inf. NacL 20gtt/i
Inj. Ketorolak 300mg
Inj. Ceftriaxon 1 gr
Ulkus Diabetik,
Post Debridement + skin graft
1. Pantau keadaan umum pasien
Plan 2. Pantau vital sign pasien
SOAP FARMASI
HARI ke-5 tanggal 28 Maret 2021
Interaksi
spironolakton + furosemid
Assesment
spironolakton meningkat dan furosemid menurunkan kalium serum.
Plan 1.Disarankan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien dengan insial M.P masuk RSUD Deli Serdang pada tanggal 24
Maret 2021 pukul 13.20 WIB dari Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien dating
dengan keluhan adanya di bagian sebelah kaki kiri dan nyeri di bagian kaki
mempunyai riwayat penyakit asam urat dan kolesterol. Pasien memiliki riwayat
penyakit Diabetes. Pasien dipindahkan di ruang IGD keruangan Seroja 3.3 Kelas
I. Selama dib rawat diRSUD Deli Serdang Pasien telah menjalankan pemeriksaan
kiri , tekanan darah tinggi, pasien lemas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Laboratorium.
tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan waspada efek samping obat.
Terapi obat yang diterima oleh pasien selama dirawat di RSUD Deli Serdang
yaitu : infus Nacl 0,9%, injeksi ketorolak30mg/ml, Inj. Furosemid 10mg/ml, inj.
Dexametason 5mg/ml, Inj. Ceftriaxon1 gr,atorvastatin 20mg, allopurinol 100 mg,
nama, tanggal lahir, serta nomor rekam medis (RM), pasien. Obat yang
diberikan kepadapasien juga sesuai dengan nama dan nomor rekam medis
yang tertera pada etiket serta pasie telah diidentifikasi dengan cara meminta
Setiap obat memiliki spectrum terapi spesifik maka pemberian obat harus
sesuai dengan gejalanya. Pengkajian tepat indikasi disajika pada table 4.1